Anda di halaman 1dari 166

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan juga
mempertahankan hidupnya profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper 1996). Untuk
mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal,
dan etik. Semua ketrampilan ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
klien.Praktek keperawatan profesional dengan ciri praktek yang didasari dengan keterampilan
intelektual, teknikal, interpersonal dapat dilaksanakan dengan menerapkan suatu metode asuhan
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan untuk praktek profesional
tersebut adalah proses keperawatan, suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun
diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi.
Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan
menggunakan patient care delivery system. Patient care delivery system yang diterapkan adalah
asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Berdasarkan survey masalah yang
dilakukan di beberapa rumah sakit jiwa ditemukan ada 7 masalah keperawatan utama pasien yang
dirawat meliputi:
Risiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan
Gangguan sensori persepsi: halusinasi
Isolasi sosial : Menarik diri
Gangguan proses pikir: waham
Risiko bunuh diri
Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan/minum, toileting
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Berdasarkan hasil survey tersebut maka patient care delivery system diterapkan dalam bentuk:
Pedoman proses keperawatan
Pedoman asuhan keperawatan pada 7 kasus
Pedoman pendidikan kesehatan keluarga

Hasil survey didapatkan data bahwa terdapat tujuh masalah keperawatan yang paling sering
ditemukan di rumah sakit ini. Ketujuh masalah keperawatan tersebut adalah: Resiko Perilaku
Kekerasan, Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, Isolasi Sosial, Perubahan Proses Pikir: Waham,
Resiko Bunuh Diri, Defisit Perawatan Diri (berpakaian, berhias, kebersihan diri, makan, aktivitas
sehari-hari, toileting),dan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah. Sehingga ditetapkanlah
pedoman asuhan keperawatan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Prov.Sumsel terdiri dari tujuh masalah
keperawatan.

1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu:
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan harga diri rendah
b. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan isolasi sosial
c. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi
d. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan gangguan proses
pikir:waham

1|Diklat RS.ERBA
e. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan resiko perilaku
kekerasan
f. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan resiko bunuh diri
g. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan defisit perawatan
diri
h. Memberikan terapi aktivitas kelompok kepada pasien
i. Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga

1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan
merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan
menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan
masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu
manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian
pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metoda
pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.

1.4 Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam
pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik sentral dalam proses
penyelesaian masalah ini.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk
memberikan asuhan keperawatan professional, baik untuk individu, kelompok, keluarga dan
komunitas. Berdasarkan prinsip inilah, tim pengembang modul ini menyusun pedoman pemberian
asuhan keperawatan yang dapat diterapkan baik pada individu pasien, kelompok pasien, individu
keluarga, dan kelompok keluarga pasien.
Selanjutnya, Craven dan Hirnle (2000) menyatakan bahwa proses keperawatan memiliki
enam fase yaitu: pengkajian, diagnosa, tujuan, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Tim
pengembang modul memasukkan tujuan kedalam fase diagnosa sehingga proses keperawatan
diruang ini terdiri dari lima fase, yaitu; pengkajian, diagnosa, rencana tindakan, implementasi, dan
evaluasi.
Untuk pengkajian telah disusun suatu format beserta panduan pengisian format tersebut.
Rencana keperawatan yang mencakup diagnosa, tujuan dan rencana tindakan keperawatan dibuat
standarnya berdasarkan ketujuh masalah keperawatan utama yang telah disebutkan sebelumnya.
Sedangkan untuk implementasi telah disusun panduan tindakan keperawatan per masalah
keperawatan dengan menetapkan paket tindakan keperawatan pada tiap pertemuan dengan pasien
sebanyak tujuh buah masalah keperawatan. Format evaluasi telah dibuat dan ditujukan untuk
menilai kemampuan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah
keperawatan yang dimiliki. Format evaluasi untuk perawat juga dibuat untuk menilai kemampuan
perawat dalam memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan pasien.

1. Pedoman Pengkajian
Dalam keperawatan, pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan obyektif
secara sistematis dengan tujuan membuat penentuan tindakan keperawatan bagi individu, keluarga
dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format pengkajian yang
dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data.

2|Diklat RS.ERBA
Format pengkajian meliputi aspek-aspek identitas pasien, alasan masuk, factor
predisposisi, fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping,
masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik (lihat lampiran 1). Format
pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau, atau
yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap.

2. Pedoman Rencana Tindakan Keperawatan


Pedoman rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, tujuan umum dan khusus, dan
juga rencana tindakan. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
b. Isolasi sosial : Menarik diri
c. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
d. Perubahan proses pikir: waham
e. Resiko perilaku kekerasan/Perilaku kekerasan
f. Resiko bunuh diri
g. Defisit perawatan diri : Kebersihan diri. berdandan, Makan, ADL, Toileting

3. Pedoman Tindakan Keperawatan Pada Individu Pasien dan Keluarga


Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan langsung
kepada klien, keluarga, dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat. Berdasarkan
manajemen asuhan keperawatan maka perlu dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Sistem ini dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan prima yang
berfokus pada pelayanan pelanggan. Dengan system ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan
keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui standar pelayanan dan asuhan
keperawatan. Klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhannya terhadap tindakan
keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari:perawatan total, parsial, dan mandiri.
Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama empat jam
dengan rincian sebagai berikut:
1. Self care: kurang dari 2 jam
2. Minimal care: 2 jam
3. Moderate care: 3,5 jam,
4. Extensive care: 5-6 jam
5. Intensive care: 7 jam

Berdasarlan rincian ini maka ditetapkan tindakan keperawatan untuk pasien dibagi dalam tiga
kategori:
1. Keperawatan total: 6 jam
2. Keperawatan parsial: 4 jam
3. Keperawatan mandiri: 2 jam

Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi individu
pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk kelompok dan ADL
pasien. Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman tindakan dan
jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien. Diharapkan untuk
selanjutnya perawat memiliki panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk
setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya.
Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara individual,
kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupansehari-hari (ADL). Dengan adanya
3|Diklat RS.ERBA
rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien
masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat
didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan
SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP
setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau kegiatan yang
terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau
kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut
dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap
hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.

4. Pedoman Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


TAK merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk pasien gangguan jiwa. Pelaksanan
terapi ini merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat.Untuk mencapai hal tersebut,
telah diterbitkan buku panduan Terapi Aktivitas Kelompok untuk pasien gangguan jiwa yang
digunakan sebagi panduan pelaksanaan TAK di RS. Ernaldi Bahar Prov.Sumsel.

5. Pendidikan Kesehatan Keluarga


Pendidikan kesehatan keluarga merupakan program yang diberikan kepada keluarga pasien
gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa agar mereka mampu merawat pasien di rumah.
Tindakan keperawatan untuk individu keluarga telah terintegrasi dengan tindakan terhadap pasien
(lihat no. 3). Pendidikan kesehatan untuk kelompok keluarga diperlukan untuk memberdayakan
keluarga-keluarga pasien jiwa dalam mengatasi masalah secara bersama-sama. Isi program
disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan keluarga untuk kesembuhan pasien. Program ini
dilaksanakan dalam bentuk pertemuan antara Dokter, Perawat, dan Keluarga.

4|Diklat RS.ERBA
BAB II
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Teori 7 Diagnosa Keperawatan


a. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Risiko Perilaku Kekerasan & Perilaku
Kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stresor yang dihadapi oleh
seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan
pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-
tenaga yang profesional.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :
1. Mengkaji data perilaku kekerasan
2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah perilaku
kekerasan
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan perilaku kekerasan

Pengkajian
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk
yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku
kekerasan.

2. Tanda dan Gejala


Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara tentang
perilaku berikut ini:
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan.

Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan.

Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
5|Diklat RS.ERBA
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang
harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur bantal
b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur bantal
8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum
obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti
minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan

6|Diklat RS.ERBA
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik I

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI:
Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya A K, panggil saya A, saya perawat yang dinas
di ruangan soka in. Hari ini saya dinas pagi dari pk. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat
bapak selama bapak di rumah sakit ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?
Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang
tamu?

KERJA:
Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus,
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi ada 2 penyebab marah
bapak
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang kerumah dan istri belum
menyediakan makanan(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?
(tunggu respons pasien)
Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?
Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan
piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak. Apakerugian cara yang
bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah
cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?
Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik.
Jadi melalui kegiatan fisik disalurkanrasa marah.
Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?
Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik
napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?
Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?
Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........
(sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang
bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya
pak. Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas
dalam?, jam berapa saja pak?
Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, assalamualaikum

7|Diklat RS.ERBA
SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2
a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi
Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?
Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk
cara yang kedua
Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?
Dimana kita bicara?Bagaimana kalau di ruang tamu?

KERJA
Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal.
Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti
bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali
bapak melakukannya.
Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.
Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutinjika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidurnya

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?
Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!
Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam
berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00
sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang
kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal
serta tarik nafas dalam ini?
Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara
yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa

SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:


a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini!

8|Diklat RS.ERBA
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.

Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan
suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T,
artinya belum bisa melakukan
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

KERJA
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu
bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena minta uang sama isteri
tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.
Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan:
Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak
a. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak
dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu. Coba praktekkan. Bagus

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan
bicara yang baik?
Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari
Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan
bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti
dicoba ya Pak!
Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?
Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya

SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual


a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
dan sosial/verbal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadwal latihan sholat/berdoa

9|Diklat RS.ERBA
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi
Baik, yang mana yang mau dicoba?
Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan
ibadah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

KERJA
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?
Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat.
Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.
Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya
(untuk yang muslim).

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.
Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak
sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)
Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah
Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi
Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu
dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?
Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah bapak, setuju pak?

SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat


a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah
dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan
benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadwal minum obat secara teratur

10 | D i k l a t R S . E R B A
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik
serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya.
Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit

KERJA (perawat membawa obat pasien)


Bapak sudah dapat obat dari dokter?
Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum?
Bagus!
Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar bias tidur,
yang putih ini namanya THP agar rileks dan tidak kaku, dan yang merah jambu/ping ini namanya
HDL agar tenang dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam
7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak
bisa mengisap-isap es batu.
Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu
Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama
bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah
benar obatnya!
Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena
dapat terjadi kekambuhan.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?
Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang
benar?
Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur
ya.
Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan
sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga


a.Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,tanda dan gejala,
perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada
perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
a). Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat

11 | D i k l a t R S . E R B A
b). Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c). Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan

5) Buat perencanaan pulang bersama keluarga

SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku
kekerasan di rumah
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,tanda
dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang
lain
ORIENTASI
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Asoka ini, saya yang
akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?
Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di kantor Perawat?
KERJA
Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik Bu,
Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan,
keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?
Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya
suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa
perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?
Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga
jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga
anak-anak kecil dari bapak.
Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah sebelumnya
diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat
mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat
yaitu agar bapak tidak mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda kemarahan
itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara mengontrol
marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur.
Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji
ya bu.
TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?
Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak
Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu
Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan tadi
langsung kepada bapak?
Tempatnya disini saja lagi ya bu?

12 | D i k l a t R S . E R B A
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol Kemarahan


a) Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
b) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat
c). Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat
d) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk
latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.
Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?
Berapa lama ibu mau kita latihan?
Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih
bersama

KERJA
Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba
perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!
Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.
Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?

Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus dilakukan
bapak adalah.......?
Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar
lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba
lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani
dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali.
Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik.

Cara yang kedua masih ingat pak, bu?


Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul
kasur dan bantal.
Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali
bapak melakukannya.

Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba
praktekkan langsung kepada ibu cara bicara ini:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar, misalnya: Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan.
Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan:
Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak
dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu. Coba praktekkan.
Bagus

13 | D i k l a t R S . E R B A
Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?
Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya
rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.
Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan
kemarahan.

Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya
juga tenang, tidak ada rasa marah
Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna
obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong
selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa
sepengetahuan dokter

TERMINASI
Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara-cara
mengontrol marah langsung kepada bapak?
Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?
Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat
selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat melakukan dengan
benar ya Bu!
Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu saya
untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.
Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.

SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, karena besok Bp sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
sekarang ketemu untuk membicarakan jadual Bp selama dirumah
Bagaimana pak, bu, selama ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat Bp?
Apakah sudah dipuji keberhasilannya?
Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah, disini saja?
Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?

KERJA
Pak, bu, jadual yang telah dibuat selama B di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik
jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh bapak
selama di rumah. Kalau misalnya Bp menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster E di Puskesmas Indara
Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651)
554xxx. Jika tidak teratasi Sr E akan merujuknya ke BPKJ.
Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah

TERMINASI
Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang perlu
diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, follow up ke Puskesmas). Baiklah, silakan
menyelesaikan administrasi!
Saya akan persiapkan pakaian dan obat.

14 | D i k l a t R S . E R B A
c. Evaluasi
a. Kemampuan pasien dan keluarga
b. Kemampuan perawat

d. Dokumentasi
Berikut adalah contoh format pengkajian dari diagnosa keperawatan perilaku
kekerasan. Format pengkajian lengkap dapat dilihat di modul 7

Latihan
Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham dengan menggunakan
format yang tersedia

Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

1. Aniaya fisik [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
2. Aniaya seksual [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
3. Penolakan [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
4. Kekerasan dalam keluarga [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
5. Tindakan kriminal [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]

Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien

6. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi

[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif


Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien

7. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Mudah tersinggung

[ ] Kontak mata [ ] Defensif [ ] Curiga


Kurang

Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien

e. Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan PK adalah: TAK
stimulasi persepsi
1. Sesi I: mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Sesi II: mencegah perilaku kekerasan fisik
3. Sesi III: mencegah perilaku kekerasan sosial
4. Sesi IV: mencegah perilaku kekerasan spiritual
5. Sesi V: mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat

15 | D i k l a t R S . E R B A
f. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan
melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan
kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul
lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan
ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


DENGAN MASALAH PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : .................
Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
Sp 1
1 Menyebutkan penyebab PK
2 Menyebutkan tanda dan gejala PK
3 Menyebutkan PK yang dilakukan
4 Menyebutkan akibat PK
5 Menyebutkan cara mengontrol PK
6 Mempraktekkan latihan cara
mengontrol fisik I
SP2
7 Mempraktekkan latihan cara fisik II
dan memasukkan dalam jadual
SP3
8 Mempraktekkan latihan cara verbal
dan memasukkan dalam jadual
SP 4
9 Mempraktekkan latihan cara spiritual
dan memasukkan dalam jadual
SP 5
10 Mempraktekkan latihan cara minum
obat dan memasukkan dalam jadual
B Keluarga
SP 1
1 Menyebutkan pengertian PK dan
proses terjadinya masalah PK
2 Menyebutkan cara merawat pasien
dengan PK
SP2
3 Mempraktekkan cara merawat pasien
dengan PK
SP3
4 Membuat jadual aktivitas dan minum
obat klien di rumah (discharge
planning)

16 | D i k l a t R S . E R B A
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien
SP Ip
1 Mengidentifikasi penyebab PK
2 Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3 Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4 Mengidentifikasi akibat PK
5 Menyebutkan cara mengontrol PK
6 Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I
7 Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian
Nilai SP Ip
SP Iip
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP Iip
SP IIIp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP IIIp
SP Ivp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP Ivp
SP Vp
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP Vp
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK
3 Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
Nilai SP Ik
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK
Nilai SP Iik
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k
Nilai Total SP p + SP k
Rata-rata

17 | D i k l a t R S . E R B A
b. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Halusinasi
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang
dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Modul ini berisi panduan agar Saudara
dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan halusinasi. Saudara dapat
mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-latihan sesuai panduan sehingga Saudara
mampu menangani pasien halusinasi yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Prov.Sumsel

Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinasi
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi

Pengkajian Pasien Halusinasi


Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan
perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu saudara dapatkan adalah:
1. Jenis halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif
dapat Saudara kaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data
subjektif dapat Saudara kaji dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui
data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.

Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif


Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Dengar/suara Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang mengajak
Menyedengkan telinga ke arah bercakap-cakap.
tertentu Mendengar suara menyuruh melakukan
Menutup telinga sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar, bentuk
Penglihatan tertentu geometris, bentuk kartoon, melihat hantu
Ketakutan pada sesuatu yang atau monster
tidak jelas.
Halusinasi Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan seperti bau darah,
Penghidu membaui bau-bauan tertentu. urin, feses, kadang-kadang bau itu
Menutup hidung. menyenangkan.
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urin atau
Pengecapan Muntah feses
Halusinasi Menggaruk-garuk permukaan Mengatakan ada serangga di permukaan
Perabaan kulit kulit
Merasa seperti tersengat listrik

18 | D i k l a t R S . E R B A
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi (lihat nomor 1 diatas).

3. Waktu, frekwensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi


Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang
dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam?
Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya
sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian
tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu
terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi
terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah
terjadinya halusinasi.

4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat
dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi
timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan
pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi
timbul.

Merumuskan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang
ditemukan pada pasien

Gangguan sensori persepsi: halusinasi ..

Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi


1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

b. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.Untuk membantu pasien mengenali
halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien
tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul
dan respon pasien saat halusinasi muncul
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
a) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih
untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
mempedulikan halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan
mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak
akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi:
Menjelaskan cara menghardik halusinasi
Memperagakan cara menghardik
19 | D i k l a t R S . E R B A
Meminta pasien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien
b) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi
distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan
yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang
efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
c) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara
terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang
seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami
halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara
beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari
dalam seminggu
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi.
Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
Melatih pasien melakukan aktivitas
Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi
sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.
Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang positif.
d) Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan
jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga
akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka
untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien
perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat:
Jelaskan guna obat
Jelaskan akibat bila putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,
benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol


halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama:
menghardik halusinasi

Orientasi:
Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama Saya SS, senang dipanggil S. Nama D
siapa? Senang dipanggil apa
Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini
Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar tetapi tak
tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit

Kerja:
Apakah D mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?
Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar suara?
Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
20 | D i k l a t R S . E R B A
Apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu?
Apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?
D , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara
tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang, pergi saya tidak mau
dengar, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus D sudah bisa

Terminasi:
Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi? Kalau suara-suara itu muncul lagi,
silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya
Baiklah, sampai jumpa,Assalamualaikum

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi:
Assalammualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai
janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:
Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi kalau D mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk
diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini; tolong, saya mulai
dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak D
katakan: Kak, ayo ngobrol dengan D. D sedang dengar suara-suara. Begitu D. Coba D lakukan
seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!

Terminasi:
Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk
mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D mengalami halusinasi lagi.
Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok
pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas
terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di sini lagi? Sampai
besok ya. Assalamualaikum

21 | D i k l a t R S . E R B A
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: Assalamualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih
muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus !
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu
melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa
lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.

Kerja: Apa saja yang biasa D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita
latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa lakukan. Kegiatan ini dapat
D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari
pagi sampai malam ada kegiatan.

Terminasi: Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah
suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-
suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Coba lakukan sesuai
jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi
seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


Orientasi:
Assalammualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah
dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang
obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di
sini saja ya D?
Kerja:
D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ?
Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang D dengar dan mengganggu selama ini tidak
muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum ? (Perawat menyiapkan obatpasien) Ini yang
warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam.Agar bisa tidur dan
supaya pikiran jadi tenang. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks
dan tidak kaku. Sedangkan yang ping (HDL) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran
biar tenang. Kalau halusinasi/suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan
obat lagi. D juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya D
harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya D. Jangan keliru dengan obat milik
orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang
benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa jumlah
obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari
Terminasi:
Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita
latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita
masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa pada waktunya minta obat
pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu
lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammualaikum.

22 | D i k l a t R S . E R B A
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a. Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di
rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di
rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh.
Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di
rumah).Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien
mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika
keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk
memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung
yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di
rumah.

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi,
dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga

SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang


dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien
halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara.
Orientasi:
Assalammualaikum Bapak/Ibu!Saya SS, perawat yang merawat anak Bapak/Ibu.
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?
Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan apa
yang Bapak/Ibu bisa berikan.
Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu Bpk/Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit
Kerja:
Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bpk/Ibu lakukan?
Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab
Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.
Kalau anak Bapak/Ibu mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak
ada.
Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk
membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain:
Pertama, dihadapan anak Bapak/Ibu, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan
saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan,
tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya.
Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi
akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga
seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih anak
23 | D i k l a t R S . E R B A
Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya,
ya dan berikan pujian jika dia lakukan!
Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat
secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang
orange namanya CPZ gunanya agar bisa tidur. Di minum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang
dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks agar tidak kaku, jam
minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang warna ping namanya HDL gunanya menenangkan cara
berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ.bila halusinasi atau suara-suara sudah hilang obatnya
tidak boleh di berhentikan. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan
Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/Ibu dengan
cara menepuk punggung anak Bapak/Ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu menghardik suara
tersebut. Anak Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi.
Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil menepuk punggung anak
Bapak/Ibu, katakan: D, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-
suara itu datang? Ya..Usir suara itu, D. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu saya
tidak mau dengar. Ucapkan berulang-ulang, D
Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan
Bagus Pak/Bu
Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi anak
Bapak/Ibu?
Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/Ibu
Bagus sekali Pak/Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu
Jam berapa kita bertemu?
Baik, sampai Jumpa. Assalamualaikum

SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien


Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
Orientasi:
Assalammualaikum
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?
Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu yang sedang
mengalami halusinasi?Bagus!
Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu.
mari kita datangi Anak bapak/Ibu
Kerja:Assalamualaikum D D, Bapak//Ibu D sangat ingin membantu D mengendalikan suara-
suara yang sering D dengar. Untuk itu pagi ini Bapak/Ibu D datang untuk mempraktekkan cara
memutus suara-suara yang D dengar. D nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau
tersenyum-senyum sendiri, maka Bapak/Ibu akan mengingatkan seperti ini Sekarang, coba
Bapak/Ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Tepuk punggung D lalu suruh D mengusir suara dengan menutup telinga dan
menghardik suara tersebut (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap
pasien)Bagus sekali!Bagaimana D? Senang dibantu Bapak/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat
jadwal harian D. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang tua memberikan pujian) Baiklah,
sekarang saya dan orang tua D ke ruang perawat dulu (Saudara dan keluarga meninggalkan
pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga

24 | D i k l a t R S . E R B A
Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan anak Bapak/Ibu
Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu bila anak
Bapak/Ibu mengalami halusinas.
bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian
anak Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah. Jam berapa Bapak/Ibu bisa datang?Tempatnya di sini
ya. Sampai jumpa.

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Orientasi
Assalamualaikum Pak/Bu, karena besok D sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu untuk membicarakan jadual D selama dirumah
Bagaimana pak/Bu selama Bapak/Ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat D?
Nah sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!
Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja
Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba Bapak/Ibu
lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama D di rumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan
bapak selama di rumah.Misalnya kalau B terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu
dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal
ini terjadi segera hubungi Suster B di Puskesmas terdekat dari rumahBapak/Ibu, ini nomor telepon
puskesmasnya: (0651) 554xxx
Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau perkembangan D selama di rumah
Terminasi
Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat D di
rumah! Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya untuk dibawa
pulang. Selanjutnya silakan ibu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan D
untuk pulang

25 | D i k l a t R S . E R B A
c. Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN


DENGAN HALUSINASI

Nama pasien : .........................


Ruangan: .................................
Nama perawat: ........................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di
bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi

No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl


A Pasien
1 Mengenal jenis halusinasi
2 Mengenal isi halusinasi
3 Mengenal waktu halusinasi
4 Mengenal frekuensi halusinasi
5 Mengenal situasi yang menimbulkan halusinasi
6 Menjelaskan respons terhadap halusinasi
7 Mampu menghardik halusinasi
8 Mampu bercakap-cakap jika terjadi halusinasi
9 Membuat jadwal kegiatan harian
10 Melakukan kegiatan harian sesuai jadwal
11 Menggunakan obat secara teratur
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian halusinasi
2 Menyebutkan jenis halusinasi yang dialami
oleh pasien
3 Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
pasien
4 Memperagakan latihan cara memutus
halusinasi pasien
5 Mengajak pasien bercakap-cakap saat pasien
jadwal berhalusinasi
6 Memantau aktivitas sehari-hari pasien sesuai
7 Memantau dan memenuhi obat untuk pasien
8 Menyebutkan sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang tersedia
9 Memanfaatkan sumber-sumber pelayanan
kesehatan terdekat

26 | D i k l a t R S . E R B A
2.Kemampuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN HALUSINASI

Nama perawat: ........................


Ruangan ..........: ...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian
kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3 Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6 Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
7 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8 Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
Nilai SP I p
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP II p
SP III p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien di rumah)
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP III p
SP IV p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP IV p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
Nilai SP I k
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
Halusinasi
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
Halusinasi
Nilai SP II k
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k
Total nilai SP p + SP k
Rata-rata

27 | D i k l a t R S . E R B A
d. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan,
karenanya dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

1. Pedoman format pengkajian gangguan persepsi sensori: halusinasi


Persepsi :
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi :
.
Waktu terjadinya:
.
Frekuensi halusinasi:

Respons pasien:
.

Masalah keperawatan:
.

e. Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan halusinasi:
1. TAK orientasi realitas
TAK orientasi realitas terdiri dari tiga sesi yaitu:
a. Sesi 1: Pengenalan orang
b. Sesi 2: Pengenalan tempat
c. Sesi 3: Pengenalan waktu
2. TAK stimulasi persepsi
TAK stimulasi persepsi untuk pasien halusinasi adalah :
TAK stimulasi persepsi: halusinasi, yang terdiri dari lima sesi yaitu:
a. Sesi 1: Mengenal halusinasi
b. Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan menghardik
c. Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
d. Sesi 4: Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
e. Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format
evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok

f. Pertemuan Kelompok Keluarga


Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan
melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok
besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain.
Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di
modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.

28 | D i k l a t R S . E R B A
c. Asuhan Keperawatan pada Pasien Dewasa dengan Waham
Berbagai macam masalah kehilangan dapat terjadi pada paska bencana, baik itu
kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini
merupakan stresor yag menyebabkan stres pada mereka yang mengalaminya. Bila stress
ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan pasien dapat mengalami
waham.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :
1. Mengkaji data yang terkait masalah waham
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan waham
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan waham
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan waham
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah waham
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan waham

Pengkajian
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Tanda dan Gejala waham adalah :
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap
perilaku berikut ini:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho.. atau Saya punya
tambang emas
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh: Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka iri dengan kesuksesan saya
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Saya sakit kanker, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang
kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?

29 | D i k l a t R S . E R B A
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan
tidak nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau
menerima keyakinan pasien.

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan:
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman
saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam
rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a). Mengucapkan salam terapeutik
b). Berjabat tangan
c). Menjelaskan tujuan interaksi
d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
2) Bantu orientasi realita
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
3) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien
5) Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
6) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
7) Berdiskusi tentang obat yang diminum
8) Melatih minum obat yang benar

30 | D i k l a t R S . E R B A
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI:
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di ruang melati.
Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang hari ini. Nama abang siapa,
senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?
KERJA:
Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus bang?
Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang
bang B rasakan?
O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri abang sendiri?
Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?
Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?
Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?
O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri
Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang
Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan kalau
di rumah terus ya

TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?Apa saja tadi yang telah kita
bicarakan? Bagus
Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?
Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?
Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau di mana kita bercakap-
cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?

Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus


Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?
Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?
Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau di mana kita bercakap-
cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?

SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya

31 | D i k l a t R S . E R B A
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!
Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?
KERJA
Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?
Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley seperti itu lho B(atau
yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang dulu mengajarkannya
kepada bang B, dimana?
Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?
Wah..baik sekali permainannya
Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu bang B mau bermain
volley?
Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?
Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?
TERMINASI
Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan abang?
Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?
Besok kita ketemu lagi ya bang?
Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?
Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B minum, setuju?
Bagaimana kalau sekarang bang B teruskan kemampuan bermain volley tersebut.

SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum bang B.
Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali
Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang
bang B minum?
Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?
Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
KERJA
Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?
Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang
Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar bias tidur, yang putih ini
namanya THP gunanya agar rileks agar tidak kaku, dan yang merah jambu/ping ini namanya HDL gunanya agar
pikiran jadi tenang suara-suara/halusinasi hilang. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu mengatasinya abang bisa banyak
minum dan mengisap-isap es batu.
Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B tertulis disitu,
berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar
Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar
tidak kambuh lagi sebaiknya bang B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan dokter.
TERMINASI
Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang bang B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?
Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri
obatnya pada suster
Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bang!
bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti
biasa, jam 10 dan di tempat sama?
Sampai besok.

32 | D i k l a t R S . E R B A
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya.
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal
b. Tindakan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang:
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi,
efek samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera
6) Latih cara merawat
7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah


menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien.
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas di ruang melati ini. Saya yang
merawat bang B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?
Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara merawat B di rumah?
Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang wawancara?
Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit
KERJA
Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah dilakukan di rumah?Dalam
menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku-ngaku sebagai seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi
merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap
kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:
Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami
semua nabi sudah meninggal.
Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang baik.
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B
Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B, misalnya: Bapak/Ibu percaya B
punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan ............ (kemampuan
yang pernahdimiliki oleh anak)
Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?(Jika anak mau mencoba berikan pujian) Pak, bu, B perlu minum
obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang
Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar bias tidur, yang putih ini namanya
THP guanya supaya rilek dan tidak kaku, dan yang merah jambu/ping ini namanya HDL gunanya agar pikiran tenang
suara-suaraatau halusinasi hilang, semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang,
dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh
kembali(Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah mempunyai jadwal
minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat B di rumah?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung ke rumah sakit.
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan
langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita tadi
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu

33 | D i k l a t R S . E R B A
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi
Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari yang
lalu?
Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?
Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?
KERJA
Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan ibu
praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini
Bagus, betul begitu caranya
Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki B.
Bagus.
Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai
jadual?
Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
membesuk B
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar melakukannya
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, karena B sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadual B
selama dirumah
Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat B?
Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di sini
Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu menyelesaikan
administrasi di depan.
KERJA
Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira dapat
dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan di
rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau
melaksanakan).
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu
dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi terus menerus
dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Puskesmas terdekat dari rumah
ibu dan bapak, yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah
TERMINASI
Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap melanjutkan di
rumah?
Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk puskesmas tempat ibu dan bapak tinggal
guna mempermudah dalam merawat anak ibu dan bapak. Kalau ada apa-apaBpk/Ibu boleh juga
menghubungi kami. Silakan

34 | D i k l a t R S . E R B A
Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


DENGAN MASALAH WAHAM

Nama pasien : .................


Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................

Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di
bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian

Tgl Tgl Tgl Tgl


No Kemampuan
A Pasien
1 Berkomunikasi sesuai dengan
kenyataan
2 Menyebutkan cara memenuhi
kebutuhan yang tidak terpenuhi
3 Mempraktekkan cara memenuhi
kebutuhan yang tidak terpenuhi
4 Menyebutkan kemampuan positif
yang dimiliki
5 Mempraktekkan kemampuan positif
yang dimiliki
6 Menyebutkan jenis, jadual, dan
waktu minum obat
7 Melakukan jadwal aktivitas dan
minum obat sehari-hari
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian waham
dan proses terjadinya waham
2 Menyebutkan cara merawat pasien
dengan waham
3 Mempraktekkan cara merawat
pasien dengan waham
4 Membuat jadual aktivitas dan
minum obat klien di rumah
(discharge planning)

35 | D i k l a t R S . E R B A
1. Kemampuan perawat

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN WAHAM


Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Membantu orientasi realita
2 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3 Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP I p
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
3 Melatih kemampuan yang dimiliki
Nilai SP II p
SP III p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP III p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis
waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
Nilai SP I k
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan waham
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien waham
Nilai SP II k
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k
Total nilai: SP p + SP k
Rata-rata

Nama pasien : .................


Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................

36 | D i k l a t R S . E R B A
Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan

1. Berikut adalah pedoman pengkajian dari diagnosa keperawatan waham. Format


pengkajian lengkap dapat dilihat di modul 7

Latihan
Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham
menggunakan format yang tersedia

Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking
[ ] Kehilangan assosiasi [ ] Pengulangan bicara
Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait
[ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis

Waham
[ ] Agama [ ] Somatic [ ] Kebesaran [ ] Curiga

[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir

Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan waham adalah:
1. TAK orientasi realitas
TAK orientasi realitas terdiri dari tiga sesi yaitu:
a. Sesi 1: Pengenalan orang
b. Sesi 2: Pengenalan tempat
c. Sesi 3: Pengenalan waktu

2. TAK sosialisasi
TAK sosialisasi terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi

Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya
dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok

Pertemuan Kelompok Keluarga


Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci
panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan
format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang
membahas pertemuan keluarga.

37 | D i k l a t R S . E R B A
d. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Isolasi Sosial
Respons perilaku individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan kondisi masing-
masing. Salah satu respons perilaku yang muncul adalah isolasi sosial yang merupakan
salah satu gejala negatif pasien dengan psikotik.
Modul ini berisi panduan dalam merawat pasien dan keluarga pasien dengan masalah
keperawatan isolasi sosial, dengan menggunakan pendekatan baik secara individual
maupun kelompok. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai
dengan panduan yang diberikan, sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga
pasien gangguan jiwa dengan gejala isolasi sosial. Selamat mempelajari modul ini.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara mampu:
1. Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial

Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan
observasi kepada pasien dan keluarga.

Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
Pasien merasa tidak berguna
Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk
mendapatkan data subyektif:
Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau
tetangga)?
Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang
sekitarnya?
Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi:
Tidak memiliki teman dekat
Menarik diri
Tidak komunikatif
Tindakan berulang dan tidak bermakna
38 | D i k l a t R S . E R B A
Asyik dengan pikirannya sendiri
Tak ada kontak mata
Tampak sedih, afek tumpul

Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien.
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Berinteraksi dengan orang lain

b. Tindakan
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya,
adalah:
Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-kadang
perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena tidak mudah
bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus
konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu
upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil.
Bila pasien sudah percaya dengan Saudara program asuhan keperawatan lebih
mungkin dilaksanakan.

2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial


Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai berikut :
Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang
lain
Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan
orang lain
3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak
teman dan bergaul akrab dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara:
Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
5). Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam
berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam
39 | D i k l a t R S . E R B A
jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi
secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara pada
awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa
berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai
berikut:
Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan di hadapan Saudara
Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau
keluarga)
Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua,
tiga, empat orang dan seterusnya.
Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang
lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.

SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab


isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntunganberhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,dan mengajarkan pasien
berkenalan
Orientasi (Perkenalan):
Assalammualaikum
Saya H .., Saya senang dipanggil Ibu Her , Saya perawat di Ruang Mawar ini yang akan merawat
Ibu.
Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?
Apa keluhan S hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman S? Mau dimana
kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana kalau 15 menit
Kerja:
(Jika pasien baru)
Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S?
Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?
(Jika pasien sudah lama dirawat)
Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini
Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?
Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?
Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ?
(sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ?
(sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah S
belajar bergaul dengan orang lain ? Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain
Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka
asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak
Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?
Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali
Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S
bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.
Terminasi:
Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?
S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali
Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk
berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan
pada jadwal kegiatan hariannya.
Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana,
S mau kan?
Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaiku
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama
seorang perawat)
Orientasi :

40 | D i k l a t R S . E R B A
Assalammualaikum S!
Bagaimana perasaan S hari ini?
Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan
Suster !
Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak S mencoba berkenalan dengan
teman saya perawat N. Tidak lama kok, sekitar 10 menit
Ayo kita temui perawat N disana

Kerja :
( Bersama-sama S saudara mendekati perawat N)
Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N
Baiklah S, S bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita praktekkan kemarin
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat N : memberi salam, menyebutkan nama,
menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N . coba tanyakan tentang keluarga perawat N
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu
lagi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang nanti
Baiklah perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)

Terminasi:
Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N
S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi
Pertahankan terus apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya
perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba
dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2
kali. Baik nanti S coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.

SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-
seorang pasien)
Orientasi:
Assalammualaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?
Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain
Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang
Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi
Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?
Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O
seperti biasa kira-kira 10 menit
Mari kita temui dia di ruang makan
Kerja:
( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )
Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.
Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah S lakukan sebelumnya.
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan,
asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O
Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji
bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti
(S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
Baiklah O, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di
tempat lain)
Terminasi:

41 | D i k l a t R S . E R B A
Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O
Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat berkenalan dengan O pertahankan apa
yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti
Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita
tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan orang lain
sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan
tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi
secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?
Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang sama dan
tempat yang sama ya. Sampai besok.. Assalamualaikum

2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga


a. Tujuan:
Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
b. Tindakan:
Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu
pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu
bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan tentang:
Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
Penyebab isolasi sosial.
Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap
peduli dan tidak ingkar janji.
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan
kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela
kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi.
5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga

SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial,


penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini
Orientasi:
Assalamualaikum Pak
Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang Mawar ini
Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?
Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya
Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?
Kerja:
Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah dilakukan?
Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit
yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain.
Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk

42 | D i k l a t R S . E R B A
Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orangorang terdekat
Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi, yaitu
mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.
Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga
harus membina hubungan saling percaya dengan S yang caranya adalah bersikap peduli dengan S
dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada S
untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan
jangan mencela kondisi pasien.
Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan S.
Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga
bersama.
Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu
Begini contoh komunikasinya, Pak: S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap
dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat
perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu
bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di
mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagiamana S, kamu mau coba kan, nak ?
Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan
Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali
Sampai sini ada yang ditanyakan Pak
Terminasi:
Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?
Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial
Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial
Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut
Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar
mereka juga melakukan hal yang sama.
Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ?
Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama
Assalamualaikum

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi
sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi:
Assalamualaikum Pak/Bu
Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?
Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari yang lalu?
Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.
Sekarang mari kita temui S

Kerja:
Assalamualaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?
Bpk/Ibu S datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal kegiatannya!
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada
pertemuan sebelumnya).
Bagaimana perasaan S setelah berbincang-bincang dengan Orang tua S?
Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
43 | D i k l a t R S . E R B A
Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.
Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada S
Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat yang
sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak
Assalamualaikum

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi:
Assalamualaikum Pak/Bu
Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.
Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut disini saja
Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?

Kerja:
Bpk/Ibu, ini jadwal S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di
rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan
maupun jadwal minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak
selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan orang lain, menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi Puskesmas terdekat dari rumah Ibu dan Bapak,
Selanjutnya puskesmas tersebut yang akan memantau perkembangan S selama di rumah

Terminasi:
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk Puskesmas tempat tinggal Ibu dan Bapak guna mempermuda ibu dan bapak
membawa S untuk berobat dan memantau perkembangannya. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum
obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!

Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA

44 | D i k l a t R S . E R B A
PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL

Nama pasien : ...................


Ruangan : ...................
Nama perawat :...................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di
bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl
A Pasien
1 Menyebutkan penyebab isolasi sosial
2 Menyebutkan keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
3 Menyebutkan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
4 Berkenalan dengan satu orang
5 Berkenalan dengan dua orang atau lebih
6 Memiliki jadwal kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian
7 Melakukan perbincangan dengan orang
lain sesuai jadwal harian
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala isolasi sosial
2 Menyebutkan cara-cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
3 Mendemonstrasikan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial
4 Menyebutkan tempat rujukan yang
sesuai untuk pasien isolasi sosial

45 | D i k l a t R S . E R B A
2. Kemampuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan : ...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
3 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
4 Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5 Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
Nilai SP I p
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
3 Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
Nilai SP II p
SP III p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau
lebih
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP III p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
Nilai SP I k
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
isolasi sosial
Nilai SP II k
SP III
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k
Total nilai : SP p + SP k
Rata-rata

Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang
meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
tindakan keperawatan, dan evaluasi.

46 | D i k l a t R S . E R B A
1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial

Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti bagi pasien:
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain:

Masalah keperawatan: --------------------------------------------------------------

Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial
adalah:
1. TAK sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya
dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok

Pertemuan Kelompok Keluarga


Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci
panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan
format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang
membahas pertemuan keluarga.

47 | D i k l a t R S . E R B A
e. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Harga Diri Rendah
Peristiwa-peristiwa traumatik seperti bencana tsunami dan konflik berkepanjangan di
NAD yang dialami saudara-saudara kita telah meninggalkan dampak yang serius.
Saudara-saudara kita di NAD harus mengalami kehilangan baik pekerjaan, harta benda,
bahkan nyawa. Dampak kehilangan-kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi
individu akan kemampuan dirinya, yang berakibat dapat mengganggu harga diri
seseorang.
Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat menangani pasien dengan masalah
keperawatan harga diri rendah baik dengan menggunakan pendekatan secara individual
maupun kelompok. Modul ini juga memberikan panduan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga pasien dengan harga diri rendah. Selamat mempelajari
modul ini.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :
1. Mengkaji data yang terkait masalah harga diri rendah
2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga diri
rendah
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah

Pengkajian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Berikut
ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
Penurunan produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, saudara dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri
rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera
makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat
dengan nada suara lemah.

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan
fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa
keperawatan pada pasien sebagai berikut:
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

48 | D i k l a t R S . E R B A
Tindakan Keperawatan
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah
menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
1.Tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

b. Tindakan keperawatan :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masihdimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif
yang masih dimilikinya , perawat dapat :
Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini.
Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari
pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :
Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
49 | D i k l a t R S . E R B A
Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
kegiatan
Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan

SP 1Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam
rencana harian
Orientasi :
Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar.
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T
lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukna di rumah sakit.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih
Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?

Kerja :
T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula
kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu
? Mencuci piring..............dst.. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang
T miliki .
T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa
dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. O yang
nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan
merapihkan tempat tidur T. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat
tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala.
Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !
T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus
Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh,
tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
Terminasi :
Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach,
T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali.Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga di rumah setelah pulang.
Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T. Mau berapa kali sehari merapihkan tempat
tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu
dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita
akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai
jumpa ya

50 | D i k l a t R S . E R B A
SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Orientasi :
Assalammualaikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah
Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag? Bagus (kalau sudah
dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa
kegiatan itu T?
Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini
Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!

Kerja :
T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk
membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa-makanan.
Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran
yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni,
bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T
bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah
selesai
Sekarang coba T yang melakukan
Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
Terminasi :
Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.
Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci
piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel
Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa

Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap
kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

51 | D i k l a t R S . E R B A
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah,
menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan
cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat

Orientasi :
Assalammualaikum !
Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu Bp/Ibu?30
menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!

Kerja :
Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T
Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya
sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh
sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus
seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang
lain dan memilih mengurung diri
Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?
Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti
Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan
perawatan yang baik untuk T
Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama
dengan kemampuan yang dikatakan T)
T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual
untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai
jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya.
Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan
T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa T ke
puskesmas
Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T
Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus
sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring
Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus

Terminasi :
Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?
Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?
Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti
itu. Nanti di rumah juga demikian.
Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung
kepada T
Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.

52 | D i k l a t R S . E R B A
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga
diri rendah langsung kepada pasien
Orientasi:
Assalamualaikum Pak/Bu
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?
Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari yang
lalu?
Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.
Waktunya 20 menit.
Sekarang mari kita temui T

Kerja:
Assalamualaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?
Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang
tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa
hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan Orang tua T?
Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

Terminasi:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?
Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada T
Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu
Assalamualaikum

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Orientasi:
Assalamualaikum Pak/Bu
Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tselama di rumah
Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor

Kerja:
Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat
dilaksanakan di rumah?Pak/Bu,Terminasi:
Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?
S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali
Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga
S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam
berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.
Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya,
perawat N. Bagaimana, S mau kan?
Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaiku
Terminasi:
Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?
S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali
Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga
S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam
berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.

53 | D i k l a t R S . E R B A
Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya,
perawat N. Bagaimana, S mau kan?
Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaiku
jadwal yang telah dibuat selama T dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T selama di
rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap
diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu,
Selanjutnya puskesmas tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah

Terminasi:
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk Puskesmas yang terdekat tempat tinggal Ibu dan Bapak supaya mempermudah
Ibu dan Bapak merawat T di rumah. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada
gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!

Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH
Nama pasien: ...........................
Ruangan: ..................................
Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien mampu melakuykan kemampuan dibawah ini
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

A Pasien
1 Menyebutkan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
2 Menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan
3 Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan
4 Melatih kemampuan yang telah dipilih
5 Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih
6 Melakukan kegiatan sesuai jadwal
B Keluarga
1 Menjelaskan pengertian serrta tanda-tanda
orang dengan harga diri rendah
2 Menyebutkan tiga cara merawat pasien
harga diri rendah (memberikan pujian,
menyediakan fasilitas untuk pasien, dan
melatih pasien melakukan kemampuan)
3 Mampu mempraktekkan cara merawat
pasien
4 Melakukan follow up sesuai rujukan

54 | D i k l a t R S . E R B A
2. Kemampuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Ruangan: .................................
Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja
(No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan pasien
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan
pasien
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP I p
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan kedua
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
Nilai SP II p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
Nilai SP I k
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
Nilai SP II k
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k
Total nilai: SP p + SP k
Rata-rata

55 | D i k l a t R S . E R B A
Dokumentasikan Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat.

Latihan 4 : Dokumentasikan hasil pengkajian saudara pada pasien dengan masalah Harga
diri rendah menggunakan format yang sudah disediakan

Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien harga diri rendah :


Coba saudara dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien harga diri
rendah menggunakan format yang sudah disediakan
Berikut ini adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah :

a. Keluhan utama :..


b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan..
c. Konsep diri
- Gambaran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Identitas
- Peran
Jelaskan :...........................................................................
Masalah keperawatan :......................................................
d. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :.
Masalah keperawatan :.

e. Interaksi selama wawancara


[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang
[ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan :.
Masalah keperawatan :
f. Penampilan :
Jelaskan :..
Masalah keperawatan :..

Terapi Aktivitas Kelompok


TAK untuk pasien harga diri rendah berbentuk TAK Stimulasi Persepsi yang terdiri dari:
Sesi I: identifikasi hal positif diri
Sesi II: melatih positif pada diri

Pertemuan Kelompok Keluarga


Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci
panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan
format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang
membahas pertemuan keluarga.

56 | D i k l a t R S . E R B A
f. Asuhan KeperawatanPasien Dengan Kurang Perawatan Diri
Bencana tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu di NAD Aceh menyebabkan terjadinya
masalah kesehatan. Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah yang timbul. Pada
pasien gangguan jiwa yang kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri yang
merupakan gejala negatif hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga maupun
masyarakat.
Modul ini akan membahas cara-cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri (tidak
peduli terhadap perawatan diri) agar pasien dan keluarga mempunyai kemampuan
merawat pasien di rumah.

Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat :
1. Melakukan pengkajian pada pasien kurang perawatan diri
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien kurang perawatan diri
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri
4. Melakukan tindakan keperawatan untuk keluarga pasien kurang perawatan diri
5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat kurang
6. perawatan diri
7. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar
(BAB)/Buang Air Kecil(BAK)} secara mandiri.
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda
dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:
Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
bau, kuku panjang dan kotor.
Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :

Kurang Perawatan Diri :


- Kebersihan diri
- Berdandan
- Makan
- BAB/BAK

57 | D i k l a t R S . E R B A
Tindakan keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan:
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
b. Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan
tanapan tindakan yang meliputi:
a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-
laki tentu harus dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3) Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

58 | D i k l a t R S . E R B A
SP1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
ORIENTASI
Selamat pagi, kenalkan saya suster R
Namanya siapa, senang dipanggil siapa?
Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang akan
merawat T?
Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?
Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.
KERJA
Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ? Betul ada
kudis, kutu...dsb.
Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?
(Contoh untuk pasien laki-laki)
Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran?
Apa alat-alat yang diperlukan?. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat
cukurnya?. Nanti bisa minta ke perawat ya.

Berapa kali T makan sehari?


Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.

Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?. Iya... kita kencing dan


berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air
dan sabun.

Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan
sabun serta sisir.
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T melakukannya.
Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala
T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan
di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari
depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.

TERMINASI
Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?. Bagaimana
perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang
coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi
Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore, Mari...kita
masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri tanda kalau sudah
dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan
baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan.
Oke? Pagi-pagi sehabis makan.

59 | D i k l a t R S . E R B A
SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
ORIENTASI
Selamat pagi Pak Tono?
Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?sudah dilakukan? Sudah ditandai di
jadual hariannya?
Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ?
lebih kurang setengah jam.

KERJA
Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?apa T sudah ganti baju?
Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2x/hari.
Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu.
Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?Coba kita praktekkan, lihat ke cermin,
bagussekali!
Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali perminggu
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus ! (catatan:
janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan.
Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi..
Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari kita
masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?
Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?Sudah di tandai dijadual
harian ?
Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat cermin
dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )

KERJA
Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus.! Nachsekarang disisir rambutnya yang
rapi, bagus! Apakah T biasa pakai bedak? coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus
sekali. T, punya lipstik mari dioles tipis. Nachcoba lihat dikaca!

TERMINASI
Bagaimana perasaan T belajar berdandan
T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama jamnya
dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang
lain.

60 | D i k l a t R S . E R B A
SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
Selamat siang T,
Wow...masih rapi dech T.
Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan
ya..! Mari...itu sudah datang makanan.

KERJA
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?
Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! Bagus! Setelah
itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!.
Bagus..
Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya,
Ayo...sayurnya dimakanya.Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul..
dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus! Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta
sendiri obatnya.

TERMINASI
Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama.Apa saja yang harus kita lakukan
pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci
piring dan gelas, lalu cuci tangan.) Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita
masukkan dalam jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman
kalau jam 10.00 disini saja ya...!

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri


a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ? Baik..! sudah dijalankan jadual
kegiatannya..?
Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!
KERJA
Untuk pasien pria:
Dimana biasanya Tono berak dan kencing? Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di
WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya.
Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....
Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?
Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di
tubuh Tono. Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air
kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
61 | D i k l a t R S . E R B A
berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing
Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian sebelum
keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.

Untuk pasien wanita:


Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita
Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak
tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing
Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.

TERMINASI
Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?
Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik. Bagus...!
Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi .
Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual
kegiatannya.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


a. Tujuan
1) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kurang perawatan diri.
b. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang
baik maka Saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga
dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam
perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat Saudara lakukan:
1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual yang telah disepakati).
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam
merawat diri.
6) Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

62 | D i k l a t R S . E R B A
SP1 Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan
diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
Selamat pagi Pak / Bu, saya D, perawat yang merawat T
Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?
Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang dapat diberikan.
Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita duduk di kantor
perawat!

KERJA
Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat T ? Perawatan diri yang utama adalah
kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.
Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak
mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah
melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan
Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T juga telah mempunyai jadual pelaksanaanya untuk
berdandan, karena anak Bapak/ Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang
rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, T telah
mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan
gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat.
Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu ?Iya..., T juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.
Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T sudah bisa
mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.
Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?

TERMINASI
Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap?
Coba Pak J sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak Bapak, T dalam
merawat diri.
Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.
Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat membersihkan diri.
Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T dalam merawat
diri.

63 | D i k l a t R S . E R B A
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi
Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari
yang lalu?
Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung keT ya?
Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?

KERJA
Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk mandi,
berdandan, buang air, dan makan
Bagus, betul begitu caranya
Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T
Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadual?
Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T
Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T?
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
ibu membesuk T
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu

64 | D i k l a t R S . E R B A
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum Bapak/Ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu perlu dibicarakan jadual
T selama dirumah
Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat T?
Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?
Berapa lama bapak dan ibu punya waktu.?

KERJA
Pak,Bu...,ini jadual kegiatan T dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan
dirumah.?
Pak / Bu..jadual yang telah dibuat selama T di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik
jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu
dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk makan, minum,
dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang
lain, maka segera hubungi puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, untuk meminta
bantuan.
Selanjutnya puskesmas yang akan membantu memantau perkembangan T selama di rumah

TERMINASI
Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian T untuk dibawa pulang. Dan
ini surat rujukan untuk puskesmas tempat tinggal ibu dan bapak guna mempermudah untuk
merawat Tdi rumah..
Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang tampak.
Silahkan selesaikan administrasinya.

65 | D i k l a t R S . E R B A
Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


DENGAN MASALAH KURANG PERAWATAN DIRI

Nama pasien : .................


Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................

Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah
ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian
Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
1 Menyebutkan pentingnya kebersihan diri
2 Menyebutkan cara membersihkan diri
3 Mempraktekkan cara membersihkan diri
dan memasukkan dalam jadual
4 Menyebutkan cara makan yang baik
5 Mempraktekkan cara makan yang baik dan
memasukkan dalam jadual
6 Menyebutkan cara BAB/BAK yang baik
7 Mempraktekkan cara BAB/BAK yang
baik dan memasukkan dalam jadual
8 Menyebutkan cara berdandan
9 Mempraktekkan cara berdandan dan
memasukkan dalam jadual
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian perawatan diri
dan proses terjadinya masalah kurang
perawatan diri
2 Menyebutkan cara merawat pasien dengan
kurang perawatan diri
3 Mempraktekkan cara merawat pasien
dengan kurang perawatan diri
4 Membuat jadual aktivitas dan minum obat
klien di rumah (discharge planning)

66 | D i k l a t R S . E R B A
2. Kemampuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Nama pasien : .................
Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................

Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No
04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2 Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3 Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP I p
SP Iip
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara makan yang baik
3 Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP Iip
SP III p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3 Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam jadual
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP III p
SP IV p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara berdandan
3 Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Nilai SP IV p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis
defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri
Nilai SP I k
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit
perawatan diri
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
defisit perawatan diri
Nilai SP II k
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP IIIk
Total nilai: SPp + SP k
Rata-rata

67 | D i k l a t R S . E R B A
Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Panduan pengkajian pada pasien yang mengalami masalah kurang perawatan diri.
I. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan
..
Masalah
Keperawatan:.

II. Kebutuhan Sehari-hari


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total

3. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan
...
Masalah
Keperawatan:.

Terapi Aktivitas Kelompok


Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan masalah defisit perawatan
diri adalah: TAK stimulasi persepsi:Perawatan Diri
1. Sesi I: Manfaat Perawatan Diri
2. Sesi II: Menjaga Kebersihan Diri
3. Sesi III: Tata Cara Makan dan Minum
4. Sesi IV: Tata Cara Toileting
5. Sesi V: Tata Cara Berdandan

Pertemuan Kelompok Keluarga


Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan
pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci
panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan
format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang
membahas pertemuan keluarga.

68 | D i k l a t R S . E R B A
g. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Risiko Bunuh Diri
Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien risiko bunuh diri. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-
latihan sesuai panduan, sehingga saudara mampu menangani pasien yang berisiko bunuh
diri. Selamat mempelajari modul ini !

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian pasien yang berisiko bunuh diri
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien risiko bunuh diri
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien risiko bunuh diri
5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga pasien risiko bunuh diri
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien risiko bunuh diri

Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, kita
mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri, misalnya dengan mengatakan: Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh! atau Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya,
namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya
mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak
berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah
2. Ancaman bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati
disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh
diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan
ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan
cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat
yang tinggi.
Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap
jenisnya.Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam perilaku
bunuh diri pada halaman sebelumnya).
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan
yang mungkin muncul adalah: Harga diri rendah.Bila saudara telah merumuskan masalah

69 | D i k l a t R S . E R B A
ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga
diri pasien (selengkapnya lihat modul harga diri rendah).

Diagnosa Keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul :
Risiko bunuh diri

Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka saudara perlu segera melakukan
tindakan keperawatan untuk melindungi pasien.

Tindakan Keperawatan
Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
b. Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat
melakukan tindakan berikut:
1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan bunuh diri

SP 1 Pasien: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum A kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas di ruang Mawar ini, saya dinas
pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.
Bagaimana perasaan A hari ini?
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa
lama kita bicara?
KERJA
Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A merasa paling
menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tak berharga atau
bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk menyakiti diri
sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa A mati? Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri?
Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan? Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh
dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan
mengatakan: Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda-
benda yang membahayakan A.
Nah A, Karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, maka
saya tidak akan membiarkan A sendiri.
Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul, maka untuk
mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau
teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika
ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.
Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?

70 | D i k l a t R S . E R B A
TERMINASI
Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?
Coba A sebutkan lagi cara tersebut
Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang
( jangan meninggalkan pasien )

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga


a. Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri
b. Tindakan:
1) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendirian
2) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang
berbahaya disekitar pasien
3) Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri
4) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur
SP 2 Keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum B!, masih ingat dengan saya khan?Bagaimana perasaanB hari ini? O...
jadi B merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada perasaan ingin bunuh diri?
Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi
keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?Disini saja yah!
KERJA
Baiklah, tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk memastikan tidak
ada benda-benda yang membahayakan B.
Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup B,
maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.
Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul, maka
untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawat atau keluarga dan teman
yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian ya...
TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa yang telah
kita bicarakan tadi? Bagus B. Bagimana Masih ada dorongan untuk bunuh diri? Kalau masih
ada perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat yang lain. Kalau
sudah tidak ada keinginan bunh diri saya akan ketemu B lagi, untuk membicarakan cara
meninngkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.

Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah


1. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri
a. Tujuan:
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

71 | D i k l a t R S . E R B A
b. Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian
masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

SP 2 Pasien: Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum B!, masih ingat dengan saya khan?Bagaimana perasaanB hari ini? O... jadi
B merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada perasaan ingin bunuh diri? Baiklah
kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh
diri. Mau berapa lama? Dimana?Disini saja yah!
KERJA
Baiklah, tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri
hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk memastikan tidak ada benda-benda
yang membahayakan B.
Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup B,
maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.
Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul, maka
untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawat atau keluarga dan teman yang
sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian ya...
TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa yang telah kita
bicarakan tadi? Bagus B. Bagimana Masih ada dorongan untuk bunuh diri? Kalau masih ada
perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat yang lain. Kalau sudah
tidak ada keinginan bunh diri saya akan ketemu B lagi, untuk membicarakan cara meninngkatkan
harga diri setengah jam lagi dan disini saja.

72 | D i k l a t R S . E R B A
SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum B! Bagaimana perasaan B saat ini? Masih adakah dorongan
mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita akan membahas
tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih B miliki. Mau berapa lama? Dimana?
KERJA
Apa saja dalam hidup B yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau B
meninggal. Coba B ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan B. Keadaan yang bagaimana
yang membuat B merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan B masih ada yang baik yang patut B
syukuri.Coba B sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan selama ini.Bagaimana
kalau B mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.
TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja
yang B patut syukuri dalam hidup B? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan B
jika terjadi doronganmengakhiri kehidupan (aff B. Tindakan keperawatan pada keluarga
irmasi).Bagus B. Coba B ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih B miliki dan perlu disyukuri!
Nanti jam 12 kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana?
Baiklah. Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!

SP 4 Pasien: Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan


masalah pada pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum, B. Bagaimana perasaannyai? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi
hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana
cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. Mau berapa lama? Di saja yah ?
KERJA
Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, apalagi kira-kira
jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan kerugian
masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling
menguntungkan! Menurut B cara yang mana? Ya, saya setuju. B bisa dicoba!Mari kita buat
rencana kegiatan untuk masa depan.
TERMINASI
Bagaimana perasaan B, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah yang B akan
gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih B tadi.
Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman B
menggunakan cara yang dipilih.

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri


a. Tujuan : keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
b. Tindakan keperawatan :
1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
a) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang penah muncul
pada pasien.
b) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien
berisiko bunuh diri.
2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri
a) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
b) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:
73 | D i k l a t R S . E R B A
(1) Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat yang
mudah diawasi, jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya atau
jangan meninggalkan pasien sendirian di rumah
(2) Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan
pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti:
tali, bahan bakar minyak / bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat
yang berbahaya seperti obat nyamuk atau racun serangga.
(3) Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila
tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan
pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukan tanda dan gejala untuk
bunuh diri.
c) Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
3) Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri, antara lain:
a) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tersebut
b) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan
medis
4) Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
a) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan
b) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol secara
teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.
c) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip
lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara
penggunakannya, benar waktu penggunaannya
SP 1 Keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
Assalamualaikum Bapak/Ibu, kenalkan saya B yang merawat putra bapak dan ibu di rumah sakit ini.
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar A tetap selamat dan tidak melukai
dirinya sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincangnya Pak/Bu?Sambil kita awasi
terus A.
KERJA
Bapak/Ibu,A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat karibnya akibat
bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin mengakhiri hidupnya. Karena kondisi A yang dapat
mengakiri kehidupannya sewaktu-waktu, kita semua perlu mengawasi A terus-menerus. Bapak/Ibu dapat
ikut mengawasi ya..pokoknya kalau alam kondisi serius seperti ini A tidak boleh ditinggal sendidrian
sedikitpun
Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan A untuk bunuh
diri, seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-barang tersebut tidak boleh ada
disekitar A. Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada hal-hal positif, hindarkan pernyataan negatif.
Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seperti melakukan hobbynya bermain sepak bola, dll
supaya tidak sempat melamun sendiri
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?
Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebutBaik, mari sama-sama kita temani A, sampai keinginan
bunuh dirinya hilang.

74 | D i k l a t R S . E R B A
SP 2 Keluarga: Percakapan untuk mengajarkan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga
berisiko bunuh diri.(isyarat bunuh diri)
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum Bapak/Ibu. Bagaimana keadaan anak Bpk/Ibu?
Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara melindungi
dari bunuh diri.
Dimana kita akan diskusi.Bagiaman kalau di ruang wawancara? Berapa lama Bapak/Ibu
punya waktu untuk diskusi?
KERJA
Apa yang Bapak/Ibu lihat dari perilaku atau ucapan B?
Bapak/Ibu sebaiknya memperhatikan benar-benar munculnya tanda dan gejala bunuh diri.
Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukkan tanda melalui
percakapan misalnya Saya tidak ingin hidup lagi, orang lain lebih baik tanpa saya. Apakah B
pernah mengatakannya?
Kalau Bapak / Ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, maka sebaiknya Bapak / Ibu
mendengarkan ungkapan perasaan dari B secara serius. Pengawasan terhadap B ditingkatkan,
jangan biarkan dia sendirian di rumah atau jangan dibiarkan mengunci diri di kamar. Kalau
menemukan tanda dan gejala tersebut, dan ditemukan alat-alat yang akan digunakan untuk
bunuh diri, sebaiknya dicegah dengan meningkatkan pengawasan dan memberi dukungan
untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Katakan bahwa Bpk/Ibu sayang pada B. Katakan
juga kebaikan-kebaikan B!
Usahakan sedikitnya 5 kali sehari bapak dan ibu memuji B dengan tulus
Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya Bapak/Ibu mencari bantuan
orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah,
Bapak/Ibu perlu membantu agar B terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.
TERMINASI
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang mau ditanyakan? Bapak/Ibu dapat ulangi kembali cara-cara
merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri?
Ya, bagus. Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri
segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang akan datang tentang
cara-cara meningkatkan harga diri B dan penyelesaian masalah

75 | D i k l a t R S . E R B A
SP 3 Keluarga: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi
Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan minggu lalu?
Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?
Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?

KERJA
Sekarang anggap saya B yang sedang mengatakan ingin mati saja, coba bapak dan ibu
praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini
Bagus, betul begitu caranya
Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada B
Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadual?
Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B
Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B di rumah?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
membesuk B
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar melakukannya
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu

76 | D i k l a t R S . E R B A
SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan Pulang bersama keluarga dengan pasien risiko bunuh diri

Peragakan bersama pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, hari ini B sudah boleh pulang, maka sebaiknya kita
membicarakan jadual B selama dirumahBerapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita
diskusikan.

KERJA
Pak, bu, ini jadual B selama di rumah sakit, coba perhatikan, dapatkah dilakukan dirumah?
tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh B
selama di rumah. Kalau misalnya B terus menerus mengatakan ingin bunuh diri, tampak
gelisah dan tidak terkendali serta tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, tolong bapak dan ibu segera hubungi,
puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak.agar puskesmas dapat membantu ibu dan
bapak dalam merawat B dengan segera, puskesmas yang akan memantau perkembangan B.

TERMINASI
Bagaimanpak/bu? Ada yang belum kelas? Ini jadual kegiatan harian B untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri. Jangan lupa kontrol ke
puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang tanpak. Silahkan seloesaikan
administrasinya.

Ringkasan Tindakan Keperawatan untuk Pasien Berisiko Bunuh Diri


berdasarkan Perilaku Bunuh Diri yang Ditampilkan
Tiga macam perilaku Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan
bunuh diri untuk pasien untuk keluarga

1. Isyarat bunuh diri Mendiskusikan cara mengatasi Melakukan pendidikan


keinginan bunuh diri kesehatan tentang cara
merawat anggota keluarga
Meningkatkan harga diri yang ingin bunuh diri
pasien

Meningkatkan kemampuan
pasien dalam menyelesaikan
masalah

2. Ancaman bunuh diri Melindungi pasien Melibatkan keluarga untuk


3. Percobaan bunuh diri mengawasi pasien secara ketat

77 | D i k l a t R S . E R B A
Evaluasi
1. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


DENGAN MASALAH RISIKO BUNUH DIRI

Nama pasien : ...................


Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian
Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan

A Pasien
1 Menyebutkan cara mengamankan benda-
benda berbahaya
2 Menyebutkan cara mengendalikan dorongan
bunuh diri
3 Menyebutkan aspek positif diri
4 Menyebutkan koping konstruktif untuk
mengatasi masalah
5 Menyebutkan rencana masa depan
6 Membuat rencana masa depan
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian bunuh diri dan
proses terjadinya bunuh diri
2 Menyebutkan tanda dan gejala resiko bunuh
diri
3 Menyebutkan cara merawat pasien dengan
bunuh diri
4 Membuat jadual aktivitas dan minum obat
klien di rumah (discharge planning)
5 Memberikan pujian atas kemampuan pasien

78 | D i k l a t R S . E R B A
2. Evaluasi kemampuan perawat

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT


DALAM MERAWAT PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

Nama pasien : ...................


Nama ruangan : ...................
Nama perawat : ...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
SP I p
1 Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2 Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3 Melakukan kontrak treatment
4 Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5 Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
Nilai SP I p
SP II p
1 Mengidentifikasi aspek positif pasien
2 Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3 Mendorong pasien untuk menhargai diri sebagai individu yang berharga
Nilai SP II p
SP III p
1 Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2 Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3 Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
4 Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
5 Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian
Nilai SP III p
SP Ivp
1 Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2 Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3 Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih
masa depan yang realistis
Nilai SP IVp
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri, dan jenis
perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri
Nilai SP I k
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan risiko
bunuh diri
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien risko
bunuh diri
Nilai SP II k
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III k
Total Nilai: SP p + SP k
Rata-rata

79 | D i k l a t R S . E R B A
Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian atau pencatatan dilakukan pada semua tahap proses perawatan.
Berikut adalah panduan pengkajian pada pasien risiko bunuh diri
Pengkajian:
1. Keluhan utama _______________________________________________________
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ____________________________
3. Konsep diri : Harga diri ________________________________________________
(Umumnya pasien mengatakan hal-hal yang negatif tentang dirinya, yang menunjukan
harga diri yang rendah)
4. Alam perasaan ( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa ( ) Gembira berlebihan
(Pasien umumnya merasakan kesedihan dan keputuas asaan yang sangat mendalam)
4. Interaksi selama wawancara ( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif
( ) Mudah tersinggung ( ) Kontak mata kurang ( ) Defensif ( ) Curiga
(Pasien biasanya menunjukkan kontak mata yang kurang)
5. Afek ( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
(Pasien biasanya menunjukkan afek yang datar atau tumpul)
6. Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian masalah yang tidak baik)
( ) Minum alkohol ( ) Reaksi lambat ( ) Bekerja berlebihan
( ) Menghundar ( ) Mencederai diri ( ) Lainnya
(Pasien biasanya menyelesaikan masalahnya dengan cara menghindar dan
menciderai diri)
7. Masalah psikososial & lingkungan
( ) Masalah dengan dukungan keluarga ( ) Masalah dengan perumahan

80 | D i k l a t R S . E R B A
Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan bunuh diri adalah:
1. TAK stimulasi persepsi untuk harga diri rendah
a. Sesi 1: Identifikasi hal positif pada diri
b. Sesi 2: Melatih positif pada diri
2. TAK sosialisasi
TAK sosialisasi terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya
dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok
Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan melaksanakan pertemuan
keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan
keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan
perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.

81 | D i k l a t R S . E R B A
2.2 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Nama Klien : Diagnosa Medis :
NO. CM : Ruangan :
Tgl No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Harga diri rendah kronik 1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah bersahabat 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling
membina menunjukkan rasa senang, mengungkapkan prinsip komunikasi percaya merupakan
hubungan saling ada kontak mata, mau terapeutik. dasar untuk
percaya berjabat tangan, mau a. sapa klien dengan ramah baik verbal kelancaran hubungan
menjawab salam, klien mau maupun non verbal. interaksi selanjutnya.
duduk berdampingan b. perkenalkan diri dengan sopan.
dengan perawat, mau c. tanyakan nama lengkap klien dan
mengutarakan masalah yang nama panggilan yang disukai klien.
dihadapi. d. jelaskan tujuan pertemuan
e. jujur dan menempati janji.
f. Tunjukkan sifat empati dari menerima
klien apa adanya.
g. beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien.
h. diskusikan kemampuan & aspek (+)
yang dimiliki klien.
2. Klien dapat 2.1 Klien mengidentifikasi 2.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif Diskusikan tingkat
mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki klien kemampuan klien
kemampuan dan positif yang dimiliki: 2.1.2 Setiap bertemu klien hindarkan dari seperti menilai
aspek positif yang o kemampuan yang memberi nilai negatif. realitas, kontrol diri
dimiliki. dimiliki klien 2.1.3 Utamakan memberi pujian yang realistik. atau integritas ego
o aspek positif keluarga sebagai dasar asuhan
o aspek positif lingkungan keperawatan
yang dimiliki klien

82 | D i k l a t R S . E R B A
3. Klien dapat 3.1 Klien menilai kemampuan 3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan Diskusikan tingkat
menilai yang dapat digunakan. yang masih dapat digunakan kemampuan klien seperti
kemampuan yang selama sakit. menilai realitas, kontrol diri
digunakan. 3.1.2 Diskusikan kemampuan yang dapat atau integritas ego sebagai
dilanjutkan penggunaan. dasar asuhan keperawatan.

4. Klien dapat 4.1 Klien membuat rencana 4.1.1 Rencanakan bersama klien aktifitas Reinforcement positif akan
(menetapkan) kegiatan harian. yang dapat dilakukan setiap hari meningkatkan harga diri.
kegiatan sesuai sesuai kemampuan :
dengan - kegiatan mandiri Pujian yang realistis tidak
kemampuan yang - kegiatan dengan bantuan sebagian menyebabkan melakukan
dimiliki. - kegiatan yang membutuhkan kegiatan hanya karna ingin
Bantuantotal mendapat pujian.

4.1.2 Tingkatkan kegiatan yang sesuai Keterbukaan dan


dengan toleransi kondisi klien. pengertian tentang
kemampuan yang dimiliki
4.1.3 Beri contoh cara pelaksanaan adalah prasarat untuk
kegiatan yang boleh klien lakukan. berubah.
Pengertian tentang
kemampuan yang dimiliki
diri motivasi untuk tetap
mempertahankan
penggunaannya.

83 | D i k l a t R S . E R B A
5. Klien dapat 5.1 Klien melakukan 5.1.1 Beri kesempatan kepada klien Memberikan kesemapatan kepada
melakukan kegiatan sesuai kondisi untuk mencoba kegiatan yang klien mandiri dirumah.
kegiatan sesuai sakit dan kemampuanny. telah direncanakan.
kondisi sakit. Reinforcement positif akan
5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan meningkatkan harga diri.
klien.
Memberikan kesempatan kepada
5.1.3 Diskusikan kemungkinan klien untuk tetap melakukan
pelaksanaan dirumah. kegiatan yang biasa dilakukan.

6. Klien dapat 6.1 Klien memanfaatkan 6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada Mendorong keluarga untuk
memanfaatkan sistem pendukung yang keluarga tentang cara merawat mampu merawat klien mandiri
sistem pendukung ada dikeluarga. klien dengan harga diri rendah dirumah.
yang ada. kronik.
Support sistem keluarga akan
6.1.2 Bantu keluarga memberikan sangat berpengaruh dalam
dukungan selama klien dirawat. mempercepat proses
penyembuhan.
6.1.3Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan dirumah Meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat klien
dirumah.

84 | D i k l a t R S . E R B A
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

Nama Klien : Diagnosa Medis :


Ruang : No.CM :
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Isolasi Sosial 1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah bersahabat 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
membina menunjukkan rasa senang, mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik. merupakan dasar untuk
hubungan saling ada kontak mata, mau a. sapa klien dengan ramah baik verbal kelancaran hubungan interaksi
percaya berjabat tangan, mau maupun non verbal. selanjutnya.
menjawab salam, klien mau b. perkenalkan diri dengan sopan.
duduk berdampingan c. tanyakan nama lengkap klien dan nama
dengan perawat, mau panggilan yang disukai klien.
mengutarakan masalah d. jelaskan tujuan pertemuan
yang dihadapi. e. jujur dan menempati janji.
f. Tunjukkan sifat empati dari menerima klien
apa adanya.
g. beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2. Klien dapat 2.1 Klien dapat menyebutkan 2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku Diketahuinya penyebab akan
menyebutkan penyebab menarik diri menarik diri dan tanda-tandanya dapat dihubungkan dengan
penyebab yang berasal dari: 2.1.2 Beri kesempatan kepada klien untuk factor resipitasi yang dialami
menarik diri - diri sendiri mengungkapkan perasaan penyebab menarik klien
- orang lain diri atau tidak mau bergaul
- lingkungan 2.1.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku
menarik diri tanda-tanda serta penyebab yang
muncul
2.1.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien
dalam menggunakan perasaannya.

85 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
3. Klien dapat 3.1 Klien dapat menyebutkan 3.1.1 Kaji pengetahuan tentang manfaat dan Klien harus dicoba
menyebutkan keuntungan berhubungan keuntungan berhubungan dengan orang lain berinteraksi secara bertahap
keuntungan dengan orang lain. 3.1.2 Beri kesempatan dengan klien untuk agar terbiasa membina
berhubungan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan hubungan yang sehat
dengan orang berhubungan dengan orang lain dengan orang lain
lain dan 3.1.3 Diskusikan bersama klien tentang tentang
kerugian tidak keuntungan berhubungan dengan orang lain
berhubungan 3.1.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
dengan orang pengungkapan perasaan tentang keuntungan
lain. berhubungan dengan orang lain

3.2 Klien dapat menyebutkan 3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan Mengevaluasi manfaat
kerugian tidak berhubungan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain yang dirasakan klien
dengan orang lain 3.2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk sehingga timbul motivasi
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak untuk berinteraksi
berhubungan dengan orang lain
3.2.3 Diskusikan bersama klien tentang tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
3.2.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
pengungkapan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain

86 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
4. Klien dapat 4.1 Klien dapat 4.1.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang
melaksanakan mendemonstrasikan lain
hubungan social hubungan social secara 4.1.2 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang
secara bertahap bertahap, antara: lain melalui tahap:
KP KP
KPK K P P lain
K P Kel K P P lain K lain
K P - Klp K P Kel/Klp/Masy
4.1.3 Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah
dicapai
4.1.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.1.5 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama
klien dalam mengisi waktu
4.1.6 Motivasi klien unuk mengikuti kegiatan ruangan
4.1.7 Beri reinforcement kegiatan klien dalam ruangan

5. Klien dapat 5.1 Klien dapat mengungkapkan 5.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
perasaannya berhubungan dengan orang 5.1.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat
setelah lain : berhubungan dengan orang lain
berhubungan - Diri sendiri 5.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien
dengan orang lain - Orang lain mengungkapkan klien manfaat berhubungan dengan
orang lain.

87 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
6. Klien dapat 6.1 Keluarga dapat: 6.1.1 Bisa berhubungan saling percaya dengan Keterlibatan keluarga
memberdayakan - Menjelaskan perasaannya keluarga: sangat mendukung
system pendukung - Menjelaskan cara merawat - Salam, perkenalkan diri terhadap proses
atau keluarga klien menarik diri. - Sampaikan tujuan perubahan perilaku
mampu - Mendemonstrasikan cara - Buat kontrak klien
mengembangkan perawatan klien menarik diri - Eksplorasi perasaan keluarga
kemampuan klien - Berpartisipasi dalam 6.1.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
untuk perawatan klien menarik diri - Perilaku menarik diri
berhubungan - Penyebab perilaku menarik diri
dengan orang lain - Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik
diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.1.3 Dorong anggota kelurga untuk memberikan
dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
6.1.4 Anjurkan anggota keluara secara rutin dan
bergantian menjenguk klien minimal satu minggu
sekali
6.1.5 Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai
oleh keluarga

88 | D i k l a t R S . E R B A
TANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : Diagnosa Medis :


Ruang : No.CM :
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Perilaku 1. Klien dapat 1.1 Klien mau membalas salam 1.1.1 Beri salam/panggil nama klien Hubungan saling percaya
Kekerasan membina 1.2 Klien mau menjabat tangan 1.1.2 Sebutkan nama perawat sambil jabat merupakan landasan
hubungan saling 1.3 Klien mau menyebutkan nama tangan utama untuk hubungan
percaya 1.4 Klien mau tersenyum 1.1.3 Jelaskan maksud hubungan interaksi selanjutnya.
1.5 Klien mau kontak mata 1.1.4 Jelaskan tentang kontrak yang akan
1.6 Klien mengetahui nama perawat dibuat
1.7 Menyediakan waktu untuk 1.1.5 Beri rasa aman dan sikap empati
kontrak 1.1.6 Lakukan kontak singkat tapi sering

2. Klien dapat 2.1 Klien dapat mengungkapkan 2.1.1 Beri kesempatan untuk mengungkapkan Beri kesempatan untuk
mengidenfikasi perasaannya perasaannya mengungkapkan
penyebab perilaku 2.2 Klien dapat mengungkapkan 2.1.2 Bantu klien untuk mengungkapkan perasaannya dapat
kekerasan penyebab perasaan penyebab jengkel/kesal membantu mengurangi
jengkel/kesal (dari diri sendiri, stress dan penyebab
dari lingkungan/orang lain) perasaan jengkel/kesal
dapat diketahui

89 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Perilaku 3. Klien dapat 3.1 Klien dapat mengungkapkan 1.1.1 Anjurkan klien mengungkapan apa yang untuk mengetahui hal yang
Kekerasan mengidentifikasi apa yang dialami saat dialami saat marah/jengkel dialami dan dirasa saat jengkel
tanda-tanda perilaku marah/jengkel 1.1.2 Observasi tanda perilaku kekerasan pada Untuk mengetahui tanda-tanda
kekerasan 3.2 Klien dapat menyimpulkan klien klien jengkel/kesal
tanda-tanda jengkel/kesal yang 1.1.3 Simpulkan bersama klien tanda-tanda Menarik kesimpulan bersama
dialami jengkel/kesal yang dialami klien klien supaya klien mengetahui
secara garis besar tanda-tanda
marah/kesal

4. Klien dapat 4.1 Klien dapat mengungkapkan 4.1.1 Anjurkan klien untuk mengungkapkan Mengeksplorasi perasaan klien
mengidenfikasi perilaku kekerasan yang biasa perilaku kekerasan yang biasa dilakukan terhadap perilaku kekerasan
perilaku kekerasan dilakukan klien yang biasa dilakukan
yang biasa dilakukan 4.2 Klien dapat bermain peran 4.1.2 Bantu klien bermain peran sesuai dengan
dengan perilaku kekerasan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Untuk mengetahui perilaku
yang biasa dilakukan 4.1.3 Bicarakan dengan klien apakah cara kekerasan yang biasa dilakukan
4.3 Klien dapat mengetahui cara yang klien lakukan masalahnya selesai? dan dengan bantuan perawat
yang biasa dapat menyesuaikan bias membedakan perilaku
masalah atau tidak konstruktif dan destruktif

Dapat membantu klien dapat


mnemukan cara yang dapat
meenyelesaikan masalah

90 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Perilaku 5. Klien dapat 5.1 Klien dapat menjelaskan 5.1.1 Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan Membantu klien untuk menilai
Kekerasan mengidentifikasi akibat akibat dari cara yang klien perilaku kekerasan yang
perilaku kekerasan digunakan klien 5.1.2 Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang dilakukannya
digunakan oleh klien Dengan mengetahui akibat perilaku
kekerasan diharapkan klien dapat
merubah perilaku destruktif yana
dilakukannya menjadi perilaku yang
konstruktif

6. Klien dapat 6.1 Klien dapat melakukan 6.1.1 Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari Agar klien dapat mempelajari cara
mengidentifikasi cara cara berespon terhadap cara baru yang sehat? yang lain yang konstruktif
konstruktif dalam kemarahan secara 6.1.2 Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang Dengan mengidentifikasi cara yang
merespon terhadap konstruktif sehat konstruktif dalam merepon terhadap
kemarahan 6.1.3 Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat kemarahan dapat membantu klien
a. Secara fisik:tarik nafas dalam jika sedang menemukan cara yang baik untuk
kesal/memukul bantal/kasur atau olahraga atau mengurangi kejengkelannya
pekerjaan yang memerlukan tenaga sehingga klien tidak stress lagi
b. Secara verbal: katakan bahwa anda sedang Reinforcement positif dapat
kesal/tersinggung/jengkel(saya kesal anda memotifasi klien dan meningkatkan
berkata seperti itu; saa marah karena mama tidak harga dirinya
memenuhi keinginan saya Berdiskusi dengan klien untuk
c. Secara social: lakukan dalam kelompok cara-cara memilih cara yang lain sesuai dengan
marah yang sehat; latihan asentif. Latihan kemampuan klien
manajemen perilaku kekerasan
d. Secara spiritual; anjurkan klien sembahyang,
berdoa/ibadah lain; meminta pada Tuhan untuk
diberi kesabaran, mengadu pada Tuhan
kekerasan/kejengkelan

91 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Perilaku 7. Klien dapat 7.1 Klien dapat 7.1.1 Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk Memberikan stimulasi kepada klien
Kekerasan mendemonstrasikan cara mendemonstrasikan cara klien untuk menilai respom perilaku
mengontrol perilaku mengontrol perilaku 7.1.2 Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara dipilih secara tepat
kekerasan kekerasan: 7.1.3 Bantu keluarga klien untuk menstimulasi cara Membantu klien dalam membuat
- Fisik; tarik nafas dalam, tersebut (role play) keputusan terhadap cara yang telah
olah raga, menyiram 7.1.4 Bereinforcement positif atau keberhasilanklien dipilihnya dengan melihat
tanaman menstimulasi cara tersebut manfaatnya
- Verbal; mengatakannya 7.1.5 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah Agar klien mengetahui cara marah
secara langsung dengan dipelajari cara jengkel/marah yang konstruktif
tidak menyakiti Pujian dapat meningkatkan motivasi
- Spiritual; sembahyang, dan harga diri klien
berdoa, atau ibadah lain Agar klien dapat melaksanakan cara
yang telah dipilihnya jika ia sedang
kesal atau jengkel
8. Klien mendapat 8.1 Keluarga klien dapat; 8.1.1 Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien Kemampuan keluarga dalam
dukungan keluarga - Menyebutkan cara dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga mengidentifikasi akan
dalam mengontrol merawat klien yang terhadap klien selama ini memungkinkan keluarga untuk
perilaku kekerasan berperilaku kekerasan 8.1.2 Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien melakukan penilaian terhadap
- Mengungkapkan rasa 8.1.3 Jelaskan cara-cara merawat klien perilaku kekerasan
puas dalam merawat - Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah Meningkatkan pengetahuan keluarga
klien secara konstruktif tentang cara merawat klien sehingga
- Sikap tenang, bicara tenang dan jelas keluarga terlibat dalam perawatan
- Membantu klien mengenal penyebab ia marah klien
8.1.4 Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat
Agar keluarga dapat merawat klien
klien
dengan perilaku kekerasan
8.1.5 Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya
setelah melakukan demonstrasi

92 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Perilaku 9. Klien dapat 9.1 Klien dapat 9.1.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien Klien dan keluarga dapat
Kekerasan menggunakan obat- menyebutkan obat- pada klien keluaarga mengetahui nama-nama obat
obatan yang diminum obatan yang diminum 9.1.2 Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian yang diminum oleh klien
dan kegunaannya dan kegunaannya (jenis, berhenti minum obat tanpa seizin dokter Klien dan keluarga dapat
(jenis, waktu, dosis, waktu, dan efek) 9.1.3 Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama mengetahui kegunaan obat yang
dan efek) 9.2 Klien dapat minum obat yang tertera pada botol obat, dosis obat, waktu dikonsumsi klien
sesuai program dan cara minum) Klien dan keluarga mengetahui
pengobatan 9.1.4 Ajarkan klien minta obat dan minum tepat prinsip benar agar tidak terjadi
waktu kesalahan dalam mengkonsumsi
9.1.5 Anjurkan klien melaporkan pada obat
perawat/dokter jika merasakan efek yang tidak Klien dapat memiliki kesadaran
menyenangkan pentingnya minum obat dan
9.1.6 Beri pujian, jika klien minum obat dengan bersedia minum obat dengan
benar kesadaran sendiri
Mengetahui efek samping sedini
mungkin sehingga tindakan dapat
dilakukan sesegera mungkin
untuk menghindari komplikasi
Reinforcement positif dapat
memotivasi keluarga dank lien
serta dapat meningkatkan harga
diri

93 | D i k l a t R S . E R B A
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Nama Klien : Diagnosa Medis :


Ruang : No.CM :

Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Pasien
1 2 3 4 5 6 7
Gangguan 1. Klien dapat membina 1.1 Ekspresi wajah bersahabat, 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling
Persepsi Sensori hubungan saling menunjukkan rasa senang, ada mengungkapkan prinsip komunikasi percaya
: Halusinasi percaya kontak mata, mau berjabat terapeutik. merupakan dasar
tangan, mau menyebutkan a. sapa klien dengan ramah baik verbal untuk kelancaran
nama, mau menjawab salam, maupun non verbal. hubungan
klien mau duduk b. perkenalkan diri dengan sopan. interaksi
berdampingan dengan c. tanyakan nama lengkap klien dan selanjutnya.
perawat, mau mengutarakan nama panggilan yang disukai klien.
masalah yang dihadapi. d. jelaskan tujuan pertemuan
e. jujur dan menempati janji.
f. Tunjukkan sifat empati dan
menerima klien apa adanya.
g. beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien.
2. Klien dapat 2.1 Klien dapat menyebutkan 2.1.1 Adakah kontak sering dan singkat Kontak sering
mengenali waktu, isi, frekuensi timbulnya secara bertahap tapi singkat
halusinasinya halusinasi selain membina
hubungan saling
percaya, juga
dapat
memutuskan
halusinasi

94 | D i k l a t R S . E R B A
1 2 3 4 5 6 7
2.2 Klien dapat 1.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan Mengenal perilaku pada saat
mengungkapkan halusinasinya, bicara dan tertawa tanpa halusinasi timbul memudahkan
perasaan stimulus,memandang ke kiri atau ke kaan perawat dalam melakukan
terhadap atau ke depan seolah-olah ada teman bicara intervensi
halusinasi
1.1.3 Bantu klien mengenali halusinasinya. Mengenal halusinasi
a. Jika menemukan yang sedang halusinasi, memungkinkan klien untuk
tanyakan apakah ada suara yang menghindarkan faktor pencetus
didengar timbulnya halusinasi
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa
yang dikatakan
c. Katakan bahwa perawat percaya klien
mendengar suara itu, namun perawat
sendiri tidak mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
d. Katakan bahwa klien ada juga yang
seperti klien.

1.1.4 Diskusikan dengan klien Dengan mengetahui waktu, isi,


a. Situasi yang menimbulkan atau tidak dan frekuensi munculnya
menimbulkan halusinasi halusinasi mempermudah
b. Waktu dan frekuensi terjadinya tindakan keperawatan klien yang
halusinasi (pagi, siang, sore, dan malam akan dilakukan perawat.
atau jika sendiri, jengkel atau sedih)

1.1.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan Untuk mengidentifikasi


jika terjadi halusinasi (marah atau takut, pengaruh halusinasi klien
sedih, senang) beri kesempatan
mengungkapkan perasaannya

95 | D i k l a t R S . E R B A
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Klien dapat 3.1 Klien dapat 3.1.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan Upaya untuk memutuskan
mengontrol menyebutkan yang dilakukan jika terjadai halusinasi siklus halusinasi sehingga
halusinasinya tindakan yang biasa (tidur, marah, menyibukan diri, dll) halusinasi tidak berlanjut
dilakukan untuk 3.1.2Diskusikan manfaat cara yang dilakukan
mengendalikan klien, jika bermanfaat beri pujian.
halusinasinya. 3.1.3Diskusikan cara baru untuk memutus atau Reinforcement positif akan
mengontrol halusinasi: meningkatkan harga diri klien.
a. KatakanSaya, saya tidak mau dengar
kamu (pada saat halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain Memberikan alternative pilihan
(Perawat/teman/anggota keluarga) bagi klien untuk mengontrol
untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi
halusinasi yang terdengar.
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
agar halusinasi tidak muncul.
d. Minta keluarga tema/perawat jika
nampak bicara sendiri.
3.1.4 Bantu klien memilih dan melatih cara
memutus halusinasi secara bertahap.
Memotivasi dapat
3.2 Klien dapat meningkatkan kegiatan klien
menyebutkan cara untuk mencoba memilih salah
baru satu cara mengendalikan
halusinasi dan dapat
3.3 Klien dapat memilih meningkatkan harga diri klien
cara mengatasi
halusinasi seperti
yang telah
didiskusikan dengan
klien.

96 | D i k l a t R S . E R B A
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Klien dapat 4.1 Klien dapat membina 4.1.1 Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga Untuk mendapatkan bantuan
dukungan dari hubungan saling percaya jika mengalami halusinasi. keluarga mengontrol halusinasi.
keluarga dalam dengan perawat.
mengontrol
haslusinasi. 4.2 Keluarga dapat 4.1.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat Untuk mengetahui pengetahuan
menyebutkan berkunjung/pada saat kunjungan rumah). keluarga dan meningkatkan
pengertian, tanda dan a. gejala halusinasi yang dialami klien kemampuan pengetahuan tentang
kegiatan untuk b. cara yang dapat dilakukan klien dan halusinasi
mengendalikan keluarga untuk memutus halusinasi.
halusinasi. c. cara merawat anggota keluarga untuk
memutus halusinasi di rumah, beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan
bersama, bepergian bersama
d. beri informasi waktu follow up atau
kapan perlu mendapat bantun: halusinasi
terkontrol dan risiko mencedrai orang
lain.

5. Klien dapat 5.1 Klien dan keluarga dapat 5.1.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga Dengan menyebutkan dosis,
memanfaatkan menyebutkan manfaat, tentang dosis, frekuensi manfaat obat frekuensi dan manfaat obat.
obat dengan dosis, dan efek samping
baik. obat. 5.1.2 Anjurkan klien minta sendiri obat pada Diharapkan klien melaksanakan
5.2 Klien dapat perawat dan merasakan manfaatnya program pengobatan. Menilai
mendemonstrasikan kemampuan klien dalam
penggunaan obat secara 5.1.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang pengobatannya sendiri.
benar. manfaat dan efek samping obat yang
5.3 Klien dapat informasi dirasakan Dengan mengetahui efek samping
tentang efek samping 5.1.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat obat klien akan tahu apa yang harus
obat. tanpa konsultasi dilakukan setelah minum obat
5.1.5 Bantu klien menggunakan obat dengan
5.4 Klien dapat memahami prinsip benar Program pengobatan dapat berjalan
akibat berhenti minum sesuai rencana
obat. Dengan mengetahui prinsip
5.5 Klien dapat penggunaan obat, maka kemandirian
menyebutkan prinsip 5 klien untuk pengobatan dapat
benar penggunaan obat ditingkatkan secara bertahap.

97 | D i k l a t R S . E R B A
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Nama Klien : Diagnosa Medis :


Ruang : No.CM :
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Risiko Bunuh 1. Klien dapat membina 1. Menjawab salam 1.1 Kenalkan diri pada klien
Diri hubungan saling percaya 2. Kontak mata 1.2 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak
3. Menerima perawat menyangkal
4. Berjabat tangan 1.3 Bicara tega, jelas, dan jujur
1.4 Bersifat hargai dan bersahabat
1.5 Temani klien saat keinginan menciderai diri meningkat
1.6 Jauhkan klien dari benda-benda yang membahayakan
(seperti pisau, silet, gunting, tali kaca, dll)
2. Klien dapat mengekspresikan Menceritakan penderitaan 2.1 Dengarkan keluhan yangklien rasakan
perasaannya secara terbuka dan 2.2 Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan
konstruktif dengan orang lain keraguan, ketakutan, dan keprihatinan
2.3 Beri dorongan pada klien untuk mengungkapkan
mengapa dan bagaimana harapan karena harapan adalah
hal yang terpenting dalam kehidupan
2.4 Beri klien waktu dan kesempatan untuk menceritakan
arti penderitaan kematian dan sekarat
2.5 Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan
tentang mengapa harapan tidak pasti dan dalam hal-hal
dimana harapan mempunyai kegagalan

98 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
3. Klien dapat 1. Mengenang dan meninjau 1.1 Bantu klien untuk memahami bahwa ia dapat mengatasi
meningkatkan harga kembali kehidupan secara aspek-aspek keputusasaan dan memisahkan dari aspek
diri positif harapan
2. Mempertimbngkan nilai-nilai 1.2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
dan arti kehidupan (outonomi, mandiri, rasional pemikiran kognitif,
3. Mengekspresikan perasaan- fleksibilitas dan spriritualitas)
perasaan yang optimis tentang 1.3 Bnatu klien mengidentifikasi sumber-sumber harapan
yang ada (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk
diselesaikan)
1.4 Bantu klien mengembangkan tujuan-tujuan realitas
jangka panjang dan jangka pendek (beralih dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks, dapat menggunakan
suatu poster tujuan untuk menandakan jenis dan waktu
untuk pencapaian tujuan-tujuan spesifik)
4. Klien menggunakan 1. Mengekspresikan perasaan 4.1 Ajarkan klien untuk mengantisipasi pengalaman yang dia
dukungan sosial tentang hubungan yang positif senang melakukan setiap hari(missal; berjalan, membaca
dengan orang terdekat buku favorit dan menulis surat)
2. Mengekspresikan percaya diri 4.2 Bantu klien untuk mengenali hal-hal yang dicintai, yang
dengan hasil yang diinginkan ia saying dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain
3. Mengekspresikan percaya diri disamping tentang kegagalan dalam kesehatan
dengan diri dan orang lain 4.3 Beri dorongan pada klien untuk berbagi keprihatinan
4. Menetapkan tujuan-tujuan yang pada orang lain yang mempunyai masalah dan/atau
realistis penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman
positif dalam mengatasi tersebut dengan koping yang
efektif
5. Klien menggunakan 1. Sumber tersedia (keluarga, 5.1 Kaji dan kerahkan sumber-sumber eksternal individu
dukungan sosial lingkungan, dan masyarakat) (orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok
2. Keyakinan makin meningkat pendukung agama yang dianutnya)
5.2 Kaji system pendukung keyakinan (nilai, pengalaman
masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
Lakukan rujukan selesai indikasi (missal; konseling dan
pemuka agama)

99 | D i k l a t R S . E R B A
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES ISI PIKIR : WAHAM

Nama Klien : Diagnosa Medis :


Ruang : No.CM :
Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl No. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan Tujuan
Tindakan Keperawatan
(Umum dan Khusus)
1 Gangguan proses 1` Klien dapat membina hubungan 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien: beri salam terapeutik (panggil nama klien),
isi pikir:waham saling percaya sebutkan nama perawat, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (topik yang dibicarakan, waktu dan tempat).
1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien:
- Katakan perawat menerima keyakinan klien:Saya menerima keyakinan anda disertai
ekspresi menerima
- Katakana perawat tidak mendukung:Sukar bagi saya untuk mempercayainya disertai
ekspresi ragu tapi empati
- Tidak membicarakan isi waham klien
1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung
- Anda berada ditempat aman, kami akan menemani anda
- Gunakan keterbukaan dan kejujuran
- Jangan tinggalkan klien sendirian
1.4 Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-hari dan perawatan diri

2. Klien dapat mengidentifikasi 2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis
kemampuan yang dimiliki 2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
realistis (hati-hati terlibat diskusi tentang waham)
2.3 Tanyakan apa yang biasa klien lakukan (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan
diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini
2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada.
Perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting

100 | D i k l a t R S . E R B A
Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl No. Diagnosa
Diagnosa Tujuan
Tindakan Keperawatan
(Umum dan Khusus)
Keperawatan
1 Gangguan proses 3. Klien dapat mengidentifikasi 3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
isi pikir:waham kebutuhan yang tidak terpenuhi 3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama dirumah maupun dirumah
sakt (rasa takut, ansietas, marah)
3.3 Hubungan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan
tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal)
3.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya

4. Klien dapat berhubungan dengan 4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas orang lain, realitas
realistis tempat dan realitas waktu)
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas
4.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

5. Klien mendapat dukungan keluarga 5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang:


- Gejala waham
- Cara merawatnya
- Lingkungan keluarga
- Follow up obat
5.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1 dengan bantuan perawat

6. Klien dapat menggunakan obat 6.1Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, dan efek samping
dengan benar akibat penghentian
6.2Diskusikan perasaan klien setelah makan obat
6.3Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar

101 | D i k l a t R S . E R B A
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Nama Klien : Diagnosa Medis :
Ruang : No.CM :
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Defisit perawatan 1. Klien dapat 1.1 Klien dapat menyebutkan 1.1.1 Diskusikan bersama klien pentingnya
diri: mandi, mengenal tentang pentingnya kebersihan diri dalam kebersihan diri dengan cara menjelaskan
berpakaian, pentingnyakebersiha waktu 2 kali pertemuan: pengertian tentang arti bersih dan tanda-
makan, eliminasit n diri - Tanda-tanda bersih tanda bersih
- Badan tidak bau 1.1.2 Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5
- Rambut rapi, bersih dan tanda kebersihan diri
- tidak bau
- Gigi bersih dan tidak bau
- mulut
- Baju rapi dan tidak bau

1.2 Klien mampu menyebutkan 1.2.1 Diskusikan fungsi kebersihan diri untuk
kembali kebersihan untuk kesehatan dengan menggali pengetahuan
kesehatan klien terhadap hal yang berhubungan
dengan kebersihan diri
1.2.2 Bantu klien mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri
1.2.3 Beri reinforcement positif setelah klien
mampu mengungkapkan arti kebersihan
diri

102 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
1.3 Klien dapat menjelaskan cara 1.3.1 Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan
merawat diri, antara lain: diri seperti:
- Mandi 2 kali sehari dengan - Mandi 2 kali, pagi dan sore
sabun - Sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah
- Menggosok gigi minimal 2 makan dan sebelum tidur)
kali sehari setelah kan dan - Keramas dan menyisir rambut
akan tidur - Gunting kuku bila panjang
- Mencuci rambut 2-3 kali
seminggu dan memotong kuku
bila panjang
- Mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
2. Klien dapat 2.1 Klien berusaha untuk 2.1.1 Motivasi klien untuk mandi:
mengidentifikasi memelihara kebersihan diri, - Ingatkan caranya, evaluasi hasilnya & beri
penyebab yaitu : umpan balik
perilaku - Mandi pakai sabun dan - Bimbing klien dengan bantuan minimal
kekerasan disiram dengan air sampai - Jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada
bersih 2.1.2 Bimbing klien untuk mandi
- Mengganti pakaian bersih - Ingatkan dan anjurkan untuk mandi 2 kali
sehari sekali dan merapikan sehari dengan menggunakan sabun
penampilan - Anjurkan klien untuk meningkatkan cara
mandi yang benar
2.1.3 Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap
hari
- Anjurkan klien untuk mempertahankan dan
meningkatkan penampilan diri setiap hari
- Dorong klien untuk mencuci pakaiannya
sendiri
- Demonstrasikan cara mencuci pakaian yang
benar dengan sabun dan dibilas

103 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7

2.1.4 Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan


merapikan rambut
- Beri kesempatan pada klien untuk melakukan sendiri
- Ingatkan potong kuku dan keramas
2.1.5 Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi, dan
kebersihan kamar mandi
2.1.6 Bekerja sama dengan keluarga untuk mengadakan
fasilitas kebersihan diri sendiri seperti odol, sikat gigi,
sampo, pakaian ganti, handuk dan sandal

3. Klien dapat 3.1 Setelah satu minggu klien dapat 3.1.1 Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri
melakukan melakukan perawatan kebersihan diri secara teratur .
kebersihan perawatan secara rutin dan teratur tanpa anjuran Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi,
diri secara mandiri - Mandi pagi dan sore ganti baju dan pakai sandal.
- Ganti baju setiap hari
- Penampilan bersih dan rapi

4. Klien dapat 4.1 Klien selalu tampak bersih dan rapi 4.1.1 Beri reinforcement positif jika klien berhasil
mempertahankan 4.2 Keluarga selalu mengingat hal-hal melakukan kebersihan diri
kebersihan diri secara yang berhubungan dengan kebersihan
mandiri diri
4.3 Keluarga menyiapkan sarana untuk
membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri
4.4 Keluarga membantu dan membimbing
klien dalam menjaga kebersihan diri

104 | D i k l a t R S . E R B A
Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7

5 Klien dapat 5.1 Keluarga selalu mengingat hal- 1.1.1 Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang
dukungan keluarga hal yang berhubungan dengan minatnya klien menjaga kebersihan diri
dalam kebersihan diri 1.1.2 Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang
meningkatkan telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga
kebersihan diri kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
1.1.3 Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi
stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami RS

5.2.1 Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang


5.2 Keluarga menyiapkan sarana lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien
untuk membantu klien dalam 5.2.2 Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri menjaga kebersihan diri
5.2.3 Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien
menjaga kebersihan diri

5.3.1 Diskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang


5.3 Keluarga membantu dan dilakukan misalnya;
membimbing klien dalam - Mengingatkan klien pada waktu mandi
menjaga kebersihan diri - Sikat gigi, keramas, ganti baju, dll
- Membantu klien apabila mengalami hambatan,
memberi pujian atas keberhasilan klien

105 | D i k l a t R S . E R B A
BAB III
ATURAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

3.1 LATAR BELAKANG


Praktek Profesi Keperawatan Jiwa mahasiswa mempunyai beban 1 SKS untuk D3
Keperawatan dan S1 Keperawatan, 3 SKS Profesi Ners dengan prasyarat telah lulus teori mata
kuliah keperawatan jiwa pada tahap akademik. Materi yang harus dikuasai mahasiswa adalah teori
keperawatan jiwa dengan menggunakan komunikasi keperawatan secara terapeutik dan teori
keperawatan jiwa secara khusus yang dapat terjadi pada individu di Rumah Sakit Jiwa dan di
masyarakat. Fokus praktek profesi keperawatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan jiwa
dalam pencegahan primer, sekunder, tersier mencakup masalah biopsiko, fisik, sosial dan spiritual
termasuk masalah rehabilitasi klien ketergantungan terhadap NAPZA yang mengalami gangguan
jiwa.
Penerapan komunikasi dan hubungan terapetik digunakan selama praktek keperawatan
terutama dalam berinteraksi dengan klien dan keluarga. Pengalaman belajar praktek menggunakan
metode pelaksanaan askep secara komprehensif diskusi, pembahasan kasus, role play. Dengan
praktek keperawatan jiwa ini diharapkan mahasiswa dapat membantu klien dan keluarga
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal khususnya dalam hal kesehatan jiwa.

3.2 TUJUAN
Tujuan Umum
Pada akhir mata ajar, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan klien dengan gangguan
kesehatan jiwa
Tujuan Khusus
1. Mengintegrasikan konsep dasar keperawatan jiwa dalam pelayanan asuhan keperawatan jiwa
dan bidang keperawatan lain
2. Menampilkan pemberian pelayanan / asuhan keperawatan jiwa dengan menggunakan
komunikasi keperawatan terapeutik, penggunaan diri sendiri secara terapeutik, terapi
aktivitas kelompok , terapi modalitas keperawatan secara mandiri maupun kolaborasi melalui
pendekatan proses keperawatan
3. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan jiwa
4. Menciptakan dan menjaga hubungan kerjasama yang baik dan harmonis dengan tenaga
kesehatan di instansi rumah sakit

106 | D i k l a t R S . E R B A
3.3 PERATURAN DINAS
1. Institusi pendidikan yang bersangkutan terlebih dahulu mengirim surat pemberitahuan paling
lambat sebulan sebelum praktik yang diajukan kepada Direktur Rumah Sakit Ernali Bahar
Provinsi Sumatera Selatan
2. Jumlah maksimal peserta didik / Siswa / Mahasiswa per institusi dalam setiap pelaksanaan
praktik:
a. SMK : 45 (empat puluh lima) Siswa
b. DIII : 50 (lima puluh) Mahasiswa
b. S1 : 50 (lima puluh) Mahasiswa
3. Lama maksimal praktik:
a. SMK : 14 (empat belas) hari
b. DIII : 14 (empat belas) hari
b. S1 : Akademik : 15 (lima belas) hari
Profesi : 30 (tiga puluh) hari
4. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa bersedia ditugaskan pada pagi / sore / malam hari.
Program SMK :
- Tugas Pagi : pukul 07.30 s/d 14.00 WIB
Program DIII :
- Tugas pagi : pukul 07.30 s/d 14.00 WIB
- Tugas sore : pukul 14.00 s/d 20.00 WIB
- Tugas malam : pukul 20.00 s/d 07.30 WIB
Program S1 Akademik :
- Tugas pagi : pukul 07.30 s/d 13.59 WIB
- Tugas sore : pukul 14.00 s/d 19.59 WIB
Program Profesi NERS :
- Tugas pagi : pukul 07.30 s/d 13.59 WIB
- Tugas sore : pukul 14.00 s/d 19.59 WIB
- Tugas malam : pukul 20.00 s/d 07.29 WIB

5. Pengetahuan praktik lapangan sepenuhnya menjadi wewenang Rumah Sakit Ernaldi Bahar,
sedangkan pengetahuan teori merupakan wewenang Institusi Pendidikan sebelum melaksanakan
praktik di lapangan, dengan menggunakan Pembimbing Lahan sebagai tenaga Dosen/Pengajar
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa.

6. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa yang melaksanakan praktik hendaknya didampingi instruktur


Institusi minimal 1 (satu) orang setiap hari.

107 | D i k l a t R S . E R B A
7. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa selama bertugas harus berpakaian seragam institusi lengkap
dengan atribut identitas diri.
8. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa wajib mengumpulkan semua tugas yang telah diberikan.
9. Evaluasi pelaksanaan praktik merupakan wewenang instruktur klinik yang menentukan
keberhasilan praktik peserta didik/Siswa/Mahasiswa dengan standar penilaian yang berlaku di RS
Ernaldi Bahar.
10. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa yang tidak lulus dalam praktikdiwajibkan untuk mengulang
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Bila peserta didik / Mahasiswa tidak mengulang
dan dari pihak institusi memberikan kelulusan, maka pihak Rumah Sakit Ernaldi Bahar berhak
menolak paserta didik/Siswa/Mahasiswa institusi tersebut untuk praktik pada tahun berikutnya.
11. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa yang bertugas pada hari Senin dan Kamis diwajibkan mengikuti
apel pagi dengan memakai pakaian seragam Institusi yang dimulai pada pukul 07.30 WIB dan
pada hari Jumat pagi diwajibkan mengikuti senam bersama dengan memakai pakaian senam
seragam Institusi yang dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai selesai.
12. Bila peserta didik/Siswa/Mahasiswatidak hadir pada jadwal tugasnya, wajib menyampaikan
surat pemberitahuan dari Institusi pendidikan atau surat keterangan Dokter, apabila tanpa izin
(alpa) mengganti 3 hari, izin 2 hari, sakit sesuai harinya.
13. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa yang melakukan penelitian di RS. Ernaldi Bahar disarankan
melibatkan Pembimbing lahan dalam team penguji KTI & Skripsi, dalam penyelesaian tugasnya
wajib mengumpul CD KTI/Skripsi Mahasiswa yang bersangkutan.
14. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa KEPERAWATAN yang akan melakukan penelitian di RS.
Ernaldi Bahar, harus sudah lulus mata kuliah keperawatan.
15. Setiap Institusi Pendidikan yang mengirim peserta didik/Siswa/MahasiswaKEPERAWATAN
untuk praktik di RS. Ernaldi Bahar diharuskan/diwajibkan untuk mengikuti pembekalan materi
praktik KEPERAWATAN sebagai pedoman praktik lapangan.
16. Peserta didik/Siswa/Mahasiswa diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan petugas / karyawan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
17. Mahasiswa yang akan praktik klinik KEPERAWATAN Jiwa ke RS Erba harus sudah
mendapatkan materi Keperawatan Jiwa
18. Mahasiswa yang akan praktik klinikKEPERAWATAN Jiwa ke RS Erba harus sudah
mempersiapkan LP ( Lembar Pendahuluan ) dari kampus yang sudah di setujui oleh dosen
pendidikan

3.4 PROSES BIMBINGAN


A. Metode
1. Orientasi
Tahap orientasi dilakukan pada hari pertama (minggu pertama) praktik untuk D3,S1, dan
Profesi Ners Keperawatan. Hari pertama diawali dengan kegiatan pembekalan dan
penerimaan oleh RS. Ernaldi Bahar Prov. Sumatera Selatan (pihak Diklat dan CI Lahan).
Selanjutnya mahasiswa diantar keruangan praktek masing-masing, mahasiswa akan
orientasi ruangan dengan kepala ruangan atau yang mewakili dan dibagi pasein kelolaan
dan jadwal dinas.. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan post conference yang dipimpin
oleh coordinator mata ajar. Hari kedua dan ketiga mahasiswa masih membina hubungan

108 | D i k l a t R S . E R B A
saling percaya dengan klien. Metode yang digunakan oleh pembimbing pada tahap ini
adalah bedside teaching pre-post conference, diskusi kelompok.
2. Kerja
Hari kedua praktik sampai dengan akhir minggu praktik merupakan tahap kerja untuk D3
Keperawatan dan S1 Keperawatan, dan untuk mahasiswa Profesi Ners mulai dari hari
keempat praktik sampai dengan awal minggu ketiga merupakan tahap kerja. Mahasiswa
mencapai sasaran pemebelajaran melalui kegiatan individual dan kelompok.
a. Kegiatan Individual
Kegiatan individual meliputi pemberian asuhan keperawatan kepada klien meliputi
pengkajian,Strategi Pelaksanaan, rencana asuhan keperawatan, evaluasi
pendokumentasian asuhan keperawatan klien kelolaan (klien yang dikelola selama
praktik di ruang dan laporan berupa proses keperawatan secara lengkap) dan klien
resume (klien yang dikelola selain klien kelolaan dan laporan berupa ringkasan/resume
proses keperawatan di ruang rawat tempat praktek, di ruang rawat NAPZA, ruang IGD,
dan ruang Asoka), ADL, khusus S1 Keperawatan pembuatan analisis proses interaksi
(API) hanya 1 API, sedangkap Profesi Ners 3 API (Orientasi, Kerja, Terminasi),
kunjungan rumah untuk klien kelolaan, serta mengikuti ujian.Setiap mahasiswa
diwajibkan telah mendapatkan bimbingan individu minimal 7 kali oleh pembimbing
lahan dan akademik.
b. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok Profesi Ners meliputi kegiatan seminar (presentasi
kasus),penyuluhan, terapi aktiivtas kelompok (TAK), terapi modalitas keperawatan,
terapi lingkungan. Sedangkan kegiatan kelompok mahasiswa S1 Keperawatan dan D3
Keperawatan meliputi penyuluhan dan terapi aktiivtas kelompok (TAK).
Mahasiswa yang akan melakukan kegiatan seminar harus melakukan konsultasi untuk
makalah seminar (konsultasi dapat dimulai minggu kedua sampai dengan minggu ke
tiga) dengan pembimbing lahan dan akademik dan minggu ke empat mahasiswa
diharapkan sudah menyelesaikan makalah. Tema kegiatan seminar adalah asuhan
keperawatan, trend dan issu keperawatan jiwa atau terapi modalitas keperawatan jiwa
berbasis evidence base.
Untuk kegiatan TAK, kelompok diwajibkan membuat proposal TAK serta melakukan
konsultasi proposal 2 hari sebelum pelaksanaan dengan pembimbing lahan dan
akademik. Kegiatan TAK ini dapat dimulai pada minggu kedua. TAK dilakukan
sebanyak 6 kali dengan frekuensi 2 kali dalam 1 minggu pada mahasiswa Profesi Ners.
Sedangkan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan (1 minggu praktek) kegiatan TAK

109 | D i k l a t R S . E R B A
dimulai pada hari ke 4 dan 5 frekuensi 2 kali. Khusus D3 Keperawatan yang praktek 2
minggu, kegiatan TAK ini dapat dimulai pada minggu kedua dengan frekuensi 1 kali.
Kegiatan penyuluhan dilakukan 1 kali kesempatan di poliklinik untuk masing-masing
kelompok dengan konsultasi proposal 2 hari sebelumnya dengan pembimbing
lahan.Kegiatan terapi modalitas dilakukan pada minggu kedua / ketiga sebanyak 1 kali
untuk masing-masing kelompok dan proposal kegiatan dikonsultasikan dengan
pembimbing akademik.Kegiatan terapi lingkungan dilakukan pada minggu ke tiga atau
keempat sebanyak 1 kali untuk masing-masing kelompok dengan proposal kegiatan
sebelumnya dikonsultasikan dengan pembimbing akademik. Sebelum masuk praktek ke
RS. Ernaldi Bahar Prov. Sumatera Selatan, mahasiswa diwajibkan mengumpulkan 5
laporan pendahuluan (Defisit perawatan diri, Harga diri rendah, Resti perilaku
kekerasan, Halusinasi, Menarik diri) beserta SP1 khusus D3 Keperawatan, 7 laporan
pendahuluan (Defisit perawatan diri, Harga diri rendah, Resti perilaku kekerasan,
Halusinasi, Menarik diri, Resti bunuh diri, Waham) beserta SP1 khusus S1
Keperawatan, dan 10 laporan pendahuluan (Defisit perawatan diri, Harga diri rendah,
Resti perilaku kekerasan, Halusinasi, Menarik diri, Resti bunuh diri, Waham, Anxietas,
Berduka disfungsional, Koping individu inefektif (NAPZA) beserta SP1 khusus Profesi
Ners Keperawatan
c. Pengumpulan Tugas
Sebelum masuk praktek ke RS. Ernaldi Bahar Prov. Sumatera Selatan, mahasiswa
diwajibkan mengumpulkan 5 laporan pendahuluan (Defisit perawatan diri, Harga diri
rendah, Resti perilaku kekerasan, Halusinasi, Menarik diri) beserta SP1 khusus D3
Keperawatan, 7 laporan pendahuluan (Defisit perawatan diri, Harga diri rendah, Resti
perilaku kekerasan, Halusinasi, Menarik diri, Resti bunuh diri, Waham) beserta SP1
khusus S1 Keperawatan, dan 10 laporan pendahuluan (Defisit perawatan diri, Harga diri
rendah, Resti perilaku kekerasan, Halusinasi, Menarik diri, Resti bunuh diri, Waham,
Anxietas, Berduka disfungsional, Koping individu inefektif (NAPZA) beserta SP1
khusus Profesi Ners Keperawatan
Pada setiap akhir minggu praktik, mahasiswa D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan
(1minggu praktek) diwajibkan mengumpulkan laporan pendahuluan, pengkajian,
masalah keperawatan pasien,strategi pelaksanaan komunikasi, API fase orientasi
(khusus S1 Keperawatan), Proses keperawatan (Renpra dan SOAP), dan laporan
resume IGD dan Camar atau Poliklinik dan Camar.
Pada tahap kerja mahasiswa Profesi Ners wajib mengumpulkan tugas (laporan) pada
setiap akhir minggu 1,2 dan 3. Pada akhir minggupertama, mahasiswa mengumpulkan

110 | D i k l a t R S . E R B A
10 laporan pendahuluan yang sudah direvisi, pengkajian, Strategi pelaksanaan
komunikasi, Proses keperawatan (Renpra & SOAP), API Fase orientasi, laporan resume
pasien ke-1, Laporan TAK.Pada akhir minggu kedua, mahasiswa mengumpulkan
pengkajian masalah keperawatan pasien, Strategi pelaksanaan komunikasi, Proses
keperawatan (Renpra & SOAP), API Fase kerja, laporan resume pasien ke-2dan laporan
resume pasien ke-3 IGD dan Camar atau Poliklinik dan Camar, Laporan TAK, Laporan
penyuluhan/laporan terapi modalitas kelompok. Pada akhir minggu ketiga, (terakhir
stase) mahasiswa mengumpulkan 10 laporan pendahuluan yang sudah direvisi, seluruh
laporan strategi pelaksanaan komunikasi dari awal sampai akhir, API fase orientasi,
kerja dan terminasi, seluruh proses keperawatan (Renpra dan SOAP), dan laporan
resume pasien ke4 (NAPZA/IGD)dan pasien resume sebelumnya, seluruh laporan
TAK, laporan terapi lingkungan, laporan seminar, laporan home visit, buku ADL,
lembar kompetensi dan semua lembar penilaian. Yang menjadi PERHATIAN :
Mahasiswa wajib membuat Actiivitas Daily Living (ADL) dan Strategi Pelakasanaan
(SP) setiap hari sebelum praktek dan selalu membawanya. Bagi mahasiswa yang tidak
membawanya saat praktek di RS Ernaldi Bahar maka mahasiswa tidak diperkenankan
untuk dinas pada hari itu dan mengganti hari lainnya. Metode yang digunakan oleh
pembimbing pada tahap ini adalah bed side teaching, prepost conference, diskusi
kelompok , supervise.
3. Terminasi
Tahap terminasi berada pada akhir minggu ketiga. Fokus kegiatan mahasiswa pada tahap
ini adalah mempersiapkan dan melakukan seminar. Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok
untuk penyajian presentasi dengan topic terapi modalitas keperawatan jiwa yang berbasis
evidence base 3 kelompok dan 2 kelompok untuk penyajian presentasi asuhan keperawatan
kepada klien kelolaan.
Namun mahasiswa tetap memberikan asuhan keperawatan kepada klien kelolaan dan
resume serta tetap membuat laporan yang harus dikumpulkan pada waktu tersebut.

111 | D i k l a t R S . E R B A
3.5 PROSES PELAKSANAAN PRAKTIK
Pelaksanaan praktik mahasiswa D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan akan dibagi menjadi 2
(dua) yaitu mengelola ruangan yaitu ruangan intermediate atau tenang dan orientasi di ruangan
NAPZA, dan akut.
D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan
Individual dan Kelompok. Praktek 1 Minggu
1. Hari ke 1-3
a. Mahasiswa ditugaskan ruangan intermediate atau tenang
b. Mahasiswa diwajibkan membawa 5 laporan pendahuluan untuk D3 keperawatan, 7
laporan pendahuluan untuk S1 Keperawatan
c. Disetiap ruangan mahasiswa mendapatkan 1 (satu) klien yaitu satu klien kelolaan
d. Pendokumentasian klien kelolaan menggunakan formulir pengkajian dan rencana
tindakan keperawatan yang sudah baku dan catatan keperawatan.
e. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)/ADL, laporan pendahuluan
dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dan SOAP
2) Khusus S1 Keperawatan membuat satu APIklien kelolaan yaitu API orinetasi
3) Hari ke 3, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan, ADL,
pengkajian,strategi pelaksanaan komunikasi, API fase orientasi (S1
Keperawatan), Proses keperawatan (Renpra dan SOAP).
2. Hari ke 3-5
a. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat ADL, laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan dan SOAP
2) Mahasiswa membuat laporan TAK, proposal penyuluhan dipoliklinik, untuk
kegiatan kelompok
3) Setiap praktek di UGD, ASOKA dan NAPZA (Camar) membuat laporan klien
resume dengan menggunakan format resume, jika Pasien di UGD tidak ada
maka mahasiswa membuat resume poliklinik.
4) Hari ke 4, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan sesuai masalah
keperawatan pasien, Strategi pelaksanaan komunikasi, Proses keperawatan
(Renpra & SOAP), laporan resume pasien 3, Laporan TAK, Laporan
penyuluhan

112 | D i k l a t R S . E R B A
b. Ujian Praktik
1) Ujian praktek diruang diklat RS. Ernaldi Bahar pada Hari ke 5. Setiap mahasiswa
wajib mengikuti ujian praktek dengan penguji. Tidak ada ujian her/ ulangan, nilai
akhir ujian diambil dari nilai ujian tertinggi dari keduanya (penguji dan
pembimbing)
2) Saat ujian mahasiswa membawa lembar atau format ujian klinik/supervise
3) Nilai batas minimal lulus ujian praktik adalah 76
3. Hari ke 6
a. Pengumpulan tugas
Hari ke 6, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan, seluruh strategi
pelaksanaan komunikasi, seluruh proses keperawatan (Renpra & SOAP), API Fase
terminasi dan semua API sebelumnya yang sudah dikoreksi pembimbing dan sudah
direvisi, laporan resume pasien(NAPZA, ASOKA dan IGD atau Poliklinik, ASOKA
dan NAPZA) dan ADL, Lembar kompetensi klinik, semua laporan TAK, laporan
penyuluhan, laporan TAK.

D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan


Individual dan Kelompok. Praktek 2 Minggu
1. Hari 1- 5
a. Mahasiswa ditugaskan ruangan intermediate atau tenang
b. Mahasiswa diwajibkan membawa 5 laporan pendahuluan untuk D3 keperawatan, 7
laporan pendahuluan untuk S1 Keperawatan
c. Disetiap ruangan mahasiswa mendapatkan 1 (satu) klien yaitu satu klien kelolaan
d. Pendokumentasian klien kelolaan menggunakan formulir pengkajian dan rencana
tindakan keperawatan yang sudah baku dan catatan keperawatan.
e. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)/ADL, laporan pendahuluan
dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dan SOAP
2) Khusus S1 Keperawatan membuat satu APIklien kelolaan yaitu API orinetasi
3) Hari ke 5, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan, ADL,
pengkajian,strategi pelaksanaan komunikasi, API fase orientasi (S1 Keperawatan),
Proses keperawatan (Renpra dan SOAP).

113 | D i k l a t R S . E R B A
2. Hari 6 - 11
a. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat ADL, laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan dan SOAP
2) Mahasiswa membuat laporan TAK, proposal penyuluhan dipoliklinik, untuk
kegiatan kelompok
3) Setiap praktek di UGD, ASOKA, dan NAPZA (Camar) membuat laporan klien
resume dengan menggunakan format resume, jika Pasien di UGD tidak ada maka
mahasiswa membuat resume poliklinik.
4) Hari ke 4, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan sesuai masalah
keperawatan pasien, Strategi pelaksanaan komunikasi, Proses keperawatan
(Renpra & SOAP), laporan resume pasien 3, Laporan TAK, Laporan penyuluhan
b. Ujian Praktik
1) Ujian praktik diruang diklat RS. Ernaldi Bahar pada Hari ke 11. Setiap mahasiswa
wajib mengikuti ujian praktek dengan penguji. Tidak ada ujian her/ ulangan, nilai
akhir ujian diambil dari nilai ujian tertinggi dari keduanya (penguji dan
pembimbing)
2) Saat ujian mahasiswa membawa lembar atau format ujian klinik/supervise
3) Nilai batas minimal lulus ujian praktik adalah 76
3. Hari ke 12
a. Pengumpulan tugas
Hari ke 12, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan, seluruh strategi
pelaksanaan komunikasi, seluruh proses keperawatan (Renpra & SOAP), API Fase
terminasi dan semua API sebelumnya yang sudah dikoreksi pembimbing dan sudah
direvisi, laporan resume pasien(NAPZA, ASOKA dan IGD atau Poliklinik, ASOKA
dan NAPZA) dan ADL, Lembar kompetensi klinik, semua laporan TAK, laporan
penyuluhan, laporan TAK.

Pelaksanaan praktik Mahasiswa Profesi Ners


Individual dan Kelompok, Praktek 3 Minggu
1. Minggu I
a. Mahasiswa ditugaskan diruangan akut dan ruangan intermediate atau tenang
b. Mahasiswa diwajibkan membawa 10 laporan pendahuluan untuk Profesi Ners
c. Disetiap ruangan mahasiswa mendapatkan 3 (tiga) klien yaitu satu klien kelolaan
dan dua klien resume

114 | D i k l a t R S . E R B A
d. Pendokumentasian klien kelolaan menggunakan formulir pengkajian dan rencana
tindakan keperawatan yang sudah baku dan catatankeperawatan.
e. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat ADL, laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan dan SOAP
2) Setiap minggu membuat satu API klien kelolaan.Minggu pertama membuat
API orinetasi
3) Setiap hari membuat laporan klien resume dengan menggunakan format
resume
4) Hari sabtu minggu pertama, mahasiswa mengumpulkan pengkajian, laporan
pendahuluan sesuai masalah keperawatan pasien,strategi pelaksanaan
komunikasi, API fase orientasi, Proses keperawatan (Renpra dan SOAP), dan
laporan resume pasien pertama
2. Minggu II
a. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat ADL, laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan dan SOAP
2) Setiap minggu membuat satu API klien kelolaan.Minggu kedua membuat API
kerja
3) Setiap hari membuat laporan klien resume dengan menggunakan format resume
kedua
4) Pada minggu ke 2 mahasiswa membuat laporan TAK sebanyak 2 laporan, proposal
penyuluhan dipoliklinik, proposal terapi modalitas keperawatan untuk kegiatan
kelompok
5) Setiap praktek di UGD, ASOKA dan NAPZA (Camar) membuat laporan klien
resume dengan menggunakan format resume, jika Pasien di UGD tidak ada maka
mahasiswa membuat resume poliklinik.
6) Pada akhir minggu kedua, mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan sesuai
masalah keperawatan pasien, Strategi pelaksanaan komunikasi, Proses
keperawatan (Renpra & SOAP), API Fase kerja, laporan resume pasien ke-2,
Laporan TAK, Laporan penyuluhan dan laporan terapi modalitas
b. Ujian Praktik
1) Ujian dimulai minggu ke dua praktek diruang akut atau ruang intermediate RS
Jiwa. Setiap mahasiswa wajib mengikuti ujian praktek sebanyak 2 kali dengan

115 | D i k l a t R S . E R B A
pembimbing akademik dan pembimbing lahan. Tidak ada ujian her/ ulangan, nilai
akhir ujian diambil dari nilai ujian tertinggi dari kedua pembimbing
2) Ujian dilaksanakan sebanyak satu kali yaitu ruangan tempat mahasiswa praktek
3) Saat ujian mahasiswa membawa lembar atau format ujian klinik/supervise
4) Nilai batas minimal lulus ujian praktik adalah 76
3. Minggu III
a. Pengumpulan tugas
1) Setiap hari membuat ADL, laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan dan SOAP
2) Setiap minggu membuat satu API klien kelolaan.Minggu ketiga membuat API
terminasi
3) Pada minggu ke 3 mahasiswa membuat laporan TAK, proposal penyuluhan
dipoliklinik, proposal terapi modalitas keperawatan, proposal terapi lingkungan
dan proposal home visit.
4) Pada akhir stase, mahasiswa mengumpulkan 10 laporan pendahuluan, seluruh
strategi pelaksanaan komunikasi, seluruh proses keperawatan (Renpra & SOAP),
API Fase terminasi dan semua API sebelumnya yang sudah dikoreksi pembimbing
dan sudah direvisi, laporan resume pasien ke-3-5(NAPZA, ASOKA dan IGD atau
Poliklinik, ASOKA dan NAPZA) dan 5 laporan resume sebelumnya yang sudah
dikoreksi dan direvisi, Buku ADL, Lembar kompetensi klinik, semua laporan
TAK, laporan penyuluhan, laporan terapi modalitas, laporan terapi lingkungan,
laporan home visit.

3.6 EVALUASI
Evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran praktik jiwa adalah meliputi penilaian
individual dan kelompok. Adapun presentasi penilaian adalah sebagai berikut:
Program Profesi Ners
- LP (5%) - Resume (5%) - Sikap (10%)
- SP (10%) - Home Visite (10%) - PENKES (5%)
- ADL (5%) - ADL (5%) - TAK (10%)
- ASKEP (15%) - Supervisi (10%) - Seminar (10%)
Program S1 Keperawatan
- LP (10%) - ASKEP (30%) - TAK (10%)
- SP (10%) - Resume (10%) - Sikap (10%)
- ADL (5%) - PENKES (10%) - API (5%)

116 | D i k l a t R S . E R B A
Program DIII Keperawatan
- LP (10%) - ASKEP (20%) - TAK (10%)
- SP (10%) - Resume (10%) - Sikap (10%)
- ADL (5%) - PENKES (10%) - Responsif (15%)

3.7 PEMBIMBING

a. Pembimbing akademik
1. Melakukan ujian dan memberi penilaian Laporan pendahuluan
2. Melakukan supervisi kegiatan TAK sebanyak 1 kali untuk masing-masing kelompok
3. Memberikan bimbingan pembuatan proposal terapi modalitas keperawatan dan terapi
lingkungan
4. Memberikan bimbingan pembuatan dan berkoordinasi dengan pembimbing lahan untuk
Pembuatan proposal seminar akhir
5. Melakukan ujian praktek sebanyak 1 kali.
6. Melakukan supervise ke ruangan tempat praktek mahasiswa minimal 5 kali dalam 1 stase
7. Melakukan bed side teacing kepada mahasiswa mengenai pemberian/ pelaksanaan SP pada
pasien minimal 2 kali dari 10 masalah/ gangguan keperawatan jiwa.
keperawatan
8. Melakukan koordinasi dengan pembimbing lahan dalam memberikan bimbingan
kemahasiswa

b. Pembimbing lahan
1. Memberikan bimbingan ke mahasiswa tentang proses keperawatan pada pasien kelolaan dan
resume selama praktek dalam pre conference / post conference.
2. Melakukan bed side teacing kepada mahasiswa mengenai pemberian/ pelaksanaan SP pada
pasien minimal 2 kali dari 10 masalah/ gangguan keperawatan jiwa.
keperawatan
3. Memberikan bimbingan pembuatan TAK dan memberikan penilaian TAK sebanyak 2 kali
setiap minggunya
4. Memberikan bimbingan pembuatan proposal penyuluhan dan memberikan penilaian
5. Memberikan bimbingan pembuatan proposal home visit dan memberikan penilaian
6. Melakukan pemeriksaan terhadap pembuatan buku ADL,SP setiap harinya dan memberikan
penilaian
7. Melakukan ujian praktek sebanyak 1 kali.
8. Memberikan penilaian terhadap pengumpulan tugas individu dan kelompok setiap minggunya
9. Mengembalikan hasil koreksi pengumpulan tugas individu dan kelompok pada Hari senin
supaya bisa diperbaiki oleh mahasiswa.
10. Memberikan penilaian pembuatan API sebanyak 3 kali (API orientasi, API Kerja,API
Terminasi)
11. Memberikan penilaian etika mahasiswa selama praktek
12. Memberikan penilaian kompetensi dasar yang sudah ditandatangani pembimbing lahan /
karu.
13. Memberikan penilaian terhadap pengumpulan semua tugas akhir di minggu keempat dan
menyetorkan nilai selambatnya 1 minggu dari stase akhir kepada ka instalasi diklat

117 | D i k l a t R S . E R B A
3.8 LAMPIRAN FORMAT

A. FORMULIR PENGKAJIANKEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT ___________________TANGGAL DIRAWAT __________________

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : _________________ (L/P) TanggalPengkajian : __________________
Umur : _________________ RM No. :_________________
Informan : _________________

II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS


_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
Perilaku kekerasan
GSP : Halusinasi
Isolasi sosial : Menarik diri
GPP : Waham
.
..
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : ________________________________________________________


Masalah Keperawatan : ______________________________________________________
Masalah Keperawatan:
Berduka fungsional
Respon pasca trauma
Sindrom trauma perkosaan
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Regimen Terapetik Inefektif

118 | D i k l a t R S . E R B A
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa YaTidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

_______________________ _______________ _________________________


_______________________ _______________ _________________________
Masalah Keperawatan :
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif: ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif: kompromi
Resiko tinggi kekerasan
Harga diri rendah

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Harga diri rendah
Berduka disfungsional
Respon pasca trauma
Sindrom trauma perkosaan
..

IV.FISIK
1. Tanda vital : TD : __________ N : ________S : _________ P : _______________
2. Ukur : TB : __________ BB : _______

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan :
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

119 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah Keperawatan :
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

Masalah kesehatan :
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Defisit volume cairan
Resiko tinggi infeksi
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Potensial perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan membrane mukosa oral
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan membrane mukosa oral
Kerusakan integritas kulit
Perubahan eliminasi fekal
Perubahan pola eliminasi urin
.

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram (3 Generasi)
Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Koping keluarga tidak efektif: ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Resiko tinggi kekerasan
..

120 | D i k l a t R S . E R B A
2. Konsep diri

a Gambaran diri :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
b. Identitas :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
c. Peran :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
d. Ideal diri :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
e. Harga diri :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Gangguan citra atau gambaran tubuh
Gangguan identitas pribadi
Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

121 | D i k l a t R S . E R B A
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain :


________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Harga diri rendah
Kerusakan komunikasi verbal
Isolasi sosial : Menarik diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
b. Kegiatan ibadah :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Distress spiritual

122 | D i k l a t R S . E R B A
VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan :
Defisit perawatan diri
Isolasi sosial : Menarik diri
GSP : Halusinasi
GPP : Waham
..

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


Pembicaraan

Loghorea Echolalia
Jelaskan:
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Kerusakan komunikasi verbal
Isolasi sosial : Menarik diri
GSP : Halusinasi
Harga diri rendah
.

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

123 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Intoleransi aktifitas
Defisit aktifitas deversional/hiburan
GSP : Halusinasi
Isolasi sosial : Menarik diri
..
4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Ansietas
Harga diri rendah
Ketidakberdayaan
Resiko tinggi mencederai diri
Isolasi sosial : Menarik diri
GSP : Halusinasi
GPP : Waham

..

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

124 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Kerusakan komunikasi verbal
Isolasi sosial : Menarik diri
.

6. lnteraksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-)Defensif Curiga

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Kerusakan komunikasi
GSP : halusinasi
Isolasi sosial: Menarik diri
Gangguan konsep diri
GPP : Waham
.
7. Persepsi : halusinasi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

125 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
GSP : Halusinasi
.

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

neologisme

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
GPP : Waham
Kerusakan komunikasi verbal
Isolasi sosial : Menarik diri
GSP : Halusinasi

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

126 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Resiko tinggi perilaku kekerasan
GPP : Waham

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasistuporDisorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
MasalahKeperawatan_____________________________________________________________
___________________
________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Resiko tinggi prilaku kekerasan
GPP : Waham
GSP : Halusinasi

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Resiko tinggi prilaku kekerasan
GPP : Waham
GSP : Halusinasi

127 | D i k l a t R S . E R B A
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih Tidak mampu konsentrasiTidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Resiko tinggi prilaku kekerasan
GPP : Waham
GSP : Halusinasi

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
Masalah keperawatan
Resiko tinggi prilaku kekerasan
GPP : Waham
GSP : Halusinasi

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan
Resiko tinggi prilaku kekerasan
GPP : Waham
GSP : Halusinasi
Gangguan daya tilik diri

128 | D i k l a t R S . E R B A
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

129 | D i k l a t R S . E R B A
5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : .s/d

Tidur malam lama : s/d

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak


Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

Jelaskan :
________________________________________________________________________________

130 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan :
________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan :
_________________________________________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

131 | D i k l a t R S . E R B A
Masalah dengan pendidikan, spesifik
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah dengan pekerjaan, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah dengan perumahan, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah ekonomi, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah lainnya, spesifik


_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :
_________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________

132 | D i k l a t R S . E R B A
XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Terapi Medik :
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

Analisa Data

Data Masalah Keperawatan


Subjektif : ................................................ ..................................................................
................................................
................................................
Objektif : ................................................

................................................
................................................
Subjektif : ................................................
................................................
Objektif : ................................................
................................................
dst

XII. Daftar Masalah Keperawatan


________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

133 | D i k l a t R S . E R B A
XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan (sesuai urutan prioritas)

________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________

IX. Pohon Masalah

_____________,______________

Mahasiswa,

________________________

134 | D i k l a t R S . E R B A
CATATAN KEPERAWATAN

Nama : RM :

TGL/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


JAM KEPERAWATAN

135 | D i k l a t R S . E R B A
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pasien Keluarga

Risiko Perilaku SP Ip SP I k
Kekerasan 1. Mengidentifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK yang dirasakan keluarga
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan dalam merawat pasien
4. Mengidentifikasi akibat PK 2. Menjelaskan pengertian
5. Menyebutkan cara mengontrol PK PK, tanda dan gejala,
6. Membantu pasien mempraktekkan latihan serta proses terjadinya
cara mengontrol fisik I PK
7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam 3. Menjelaskan cara
kegiatan harian merawat pasien dengan
PK
SP IIp
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian SP II k
pasien 1. Melatih keluarga
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan mempraktekkan cara
cara fisik II merawat pasien dengan
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam PK
jadwal kegiatan harian 2. Melatih keluarga
melakukan cara merawat
SP IIIp langsung kepada pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian PK
pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan SP III k
cara verbal 1. Membantu keluarga
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam membuat jadual aktivitas
jadwal kegiatan harian di rumah termasuk
minum obat (discharge
planning)
SP IVp 2. Menjelaskan follow up
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien setelah pulang
pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan
cara spiritual
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP Vp
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan
minum obat
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

136 | D i k l a t R S . E R B A
Petunjuk Teknis Penulisan Format Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawatdan tanggal dirawat.
I. Identitas
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien tentang :
nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat
pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No RM Lihat RM
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

II. Alasan Masuk


Tanyakan kepada klien / keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ?
2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
3. Bagaimana hasilnya ?

III. Faktor Predisposisi


1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V "
pada kotak " tidak ".
2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya
apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka
beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada
gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila tidah
ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada
kotak " tidak berhasil ".
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien /
keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda "
V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah
sebagai pelaku dan korban dan saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada penjelasan.
a. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait
No. 1,2,3.
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang mengalami
gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika tidak beri tanda " V "
pada kotak " tidak ".
Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan
bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang
dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota
keluarga tersebut.
5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan
(kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh kembang) Yang
pernah dialami klien pada masa lalu.

137 | D i k l a t R S . E R B A
IV. Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;
1 Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien.
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
3. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien,
bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V " pada kotak
tidak.
4. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada.
5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

V. Psikososial
1. Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga gcncrasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga. Contoh;

= perempuan

= laki-laki

= cerai/putus hubungan

= meninggal

= orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat

= klien
45
47 = umur klien

kembar = hamil

b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang
Status dan posisi klien sebelum dirawat.
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, keompok).
Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan.

138 | D i k l a t R S . E R B A
c. Peran: Tanyakan,
Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat
Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut
d. Ideal diri : Tanyakan,
Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)
Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b, c, d.
Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
b. Mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.
c. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn masyarakat.
d. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang:
Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya
dan agama yang dianut.
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan:
Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok.
Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

VI. Status Mental


Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu
1. Penampilan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai
a. diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian tidak tepat (waktu,
tempat, identitas, situasi/ kondisi).
a. Jelaskann hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Pembicaraan
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan atau lambat
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat kekalimat lain yang tak ada
kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren.
c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

139 | D i k l a t R S . E R B A
3. Aktivitas motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.
a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.
b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,
c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.
d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien.
e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari.
f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Alam perasaan.
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas
b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir = objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.

5. Afek
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan
atau menyedihkan.

Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.


b. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.
c. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada.
d. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

6. lnteraksi selama wawancara


Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
d. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

7. Persepsi.
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak pada saat klien berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan sesuai dengan data

8. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.

140 | D i k l a t R S . E R B A
d. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.
e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
h. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

9. lsi pikir.
Data didapatkan melalui wawancara.
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi tertentu.
c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau
lingkungan.
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil/ diluar kemampuannya.
g. Waham.
Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan.
Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara
berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya
yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan.
Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal yang
dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham yang bizar


Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran
yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.


i. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

10. Tingkat kesadaran


Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor
diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui
wawancara
a. Bingung . tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak sadar.
c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang diulang,
anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung dan dipertahankan
klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungan.

141 | D i k l a t R S . E R B A
d. Orientasi waktu, tempat, orang jelas
e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara

11. Memori
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
lebih dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi.
d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan
cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Data diperoleh melalui wawancara
a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang/ tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan pada
benda-benda nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan sesuai data.

13. Kemampuan penilaian


a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien
untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika
diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil keputusan
walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk
memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi
penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
c. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

14. Daya tilik diri


Data diperoleh melalui wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan
fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/ lingkungan yang
menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat
ini.
c. Jelaskan dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan sesuai dengan data

142 | D i k l a t R S . E R B A
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/ tidak
suka/ pantang) dan cara makan.
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.

2. BAB/BAK,
Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK.
- Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
- Membersihkan diri dan merapikan pakaian

3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut,
gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.

4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian
dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian.

5. Istirahat dan tidur


Observasi dan tanyakan tentang:
- Lama dan waktu tidur siang / tidur malam
- Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.
- Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci muka dan
menyikat gigi.

6. Penggunaan obat
Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
- Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara.
- Reaksi obat.

7. Pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:
- Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.
- Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga
pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.

8. Kegiatan di dalam rumah


Tanyakan kemampuan klien dalam:
- Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
- Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel).
- Mencuci pakaian sendiri
- Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari

143 | D i k l a t R S . E R B A
9. Kegiatan di luar rumah
Tanyakan kemampuan klien
Belanja untuk keperluan sehari-hari
Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan kendaraan
pribadi, kendaraan umum)
Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/ air, kantor
pos dan bank).

VIII. Mekanisme Koping


Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V" pada kotak
koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Data didapatkan melalui wawancara pada kilen atau keluarganya. Pada tiap masalah yang
dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

X. Pengetahun
Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien
simpulkan dalam masalah.

XI. Aspek Medik


Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

XII. Daftar Diagnosis Keperawatan


1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi) berdasarkan
pohon masalah
2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama jelas
mahasiswa

144 | D i k l a t R S . E R B A
B. LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

1. D-III 5 LP (1 LP untuk Responsif dengan CI, pemilihan random, Mahasiswa diharap


menguasai seluruhnya)
a. PK/RPK
b. Halusinasi
c. Isolasi Sosial
d. Harga Diri Rendah
e. DPD

2. S-1 7 LP
5 LP DIII + 2 LP
a. + Waham
b. + RBD

3. Ners 10 LP
7 LP S1 + 3 LP
a. + Ansietas
b. + Koping Individu Tidak Efektif (NAPZA)
c. + Berduka Disfungsional

4. LP dibuat tulis tangan dikertas HVS Polio, kecuali bagian rencana tindakan keperawatan
(Renpra) boleh diketik dan di print

5. LP dikumpulkan dalam Map


a. DIII(map merah),
b. S1(map kuning),
c. Ners(map hijau)

6. Bila LP belum ada/belum legkap saat hari pertama praktik, Mahasiswa diminta membuat Lp
lengkap dan mengganti hari tersebut ( wajib) 1 hari dinas di hari lain.

145 | D i k l a t R S . E R B A
Contoh Form Penulisan Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Keperawatan :

II. Proses terjadinya masalah :


a. Pengertian
b. Faktor Predisposisi
c. Faktor Presipitasi
d. Tanda & gejala
e. Akibat
f. Rentang respon

III. a. Pohon masalah (3 tingkatan)

IV. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

No Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

DS :

DO :

V. Rencana tindakan keperawatan (sesuai SAK RS.ERBA)


(khusus rencana tindakan keperawatan boleh diketik)

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
TUM:

TUK: Kriteria hasil: - -

VI. Daftar Pustaka


- 5 buku, (masa penerbitan 10 tahun terakhir)

146 | D i k l a t R S . E R B A
C. STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

1. SP dibuat setiap hari ketika berada diruang rawat,


2. Ditulis tangan, dan
3. Dikumpul setiap hari bersamaan dengan laporan RKH/ ADL.
4. Setelah mahasiswa mempunyai pasien kelolaan (1hari setelah masuk lahan praktik),
mahasiswa harus tahu masalah utama pasien. Dalam SP bina hubungan saling percaya tidak
ada (SP BHSP sudah termasuk di setiap SP 1 Masalah Utama Pasien)

Contoh form SP

Nama pasien ( Inisial ) : Ruangan :


Tanggal lahir : Hari/Tanggal :
No.RM : Pertemuan/SP :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
DS :.
DO :.
2. Diagnosa Keperawatan :
.
3. Tujuan Khusus : .
4. Rencana Tindakan Keperawatan :
.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik :

b. Evaluasi/validasi :

c. Kontrak
Topik :......................................................................................................................................
Waktu :...................................................................................................................................
Tempat:.
2. Fase Kerja ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )

..
.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien ( subjektif ) :

Evaluasi klien (objektif setelah reinforcement)
:
b. Rencana tindak lanjut(apa yang harus dilakukan klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan) :

c. Kontrak yang akan datang
Topik :.............................................................................................................................
Waktu : ...........................................................................................................................
Tempat:............................................................................................................................

147 | D i k l a t R S . E R B A
D. RENCANA KEGIATAN HARIAN/ ADL
1. ADL diganti dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. RKH dibuat setiap hari sebelum Praktikan ke ruangan
3. RKH dikumpul bersama SP setiap hari sebelum memulai dinas
4. Bila RKH dan SP belum selesai dibuat, maka praktikan diharuskan membuatnya terlebih
dahulu, dan praktikan membayar keterlambatan waktu dikarenakan membuat RKH dan SP
hari tersebut dengan pulang lebih akhir sesuai lamanya keterlambatan.

Contoh form RKH

Nama Mahasiswa : Asal Institusi :


NIM : Ruangan :
Hari/ Tanggal :

DILAKUKAN PARAF KARU/


WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
YA TIDAK PERAWAT JAGA

Mengetahui CI Klinik

.....................................

148 | D i k l a t R S . E R B A
E. ASKEP INDIVIDU
1) Masing- masing mahasiswa praktikan wajib menyelesaikan 1 laporan kasus/ Askep individu
2) Laporan Askep individu mulai dari pengkajian, analisa data, renpra dan
implementasi/evaluasidibuat dan disusun berurut dalam bentuk laporan kasus (LK) tidak
dipisah-pisahkan.
3) Form pengkajian, petunjuk teknis pengisian, form analisa data, dan renpra d terlampir.
4) Implementasi dan Evaluasi dibuat dalam bentuk form catatan perkembangan (CP)

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR


CATATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
1. CP dibuat setiap selesai melaksanakan interaksi melaksanakan SP pada pasien
2. Kolom diagnosis
3. Kolom implementasi
4. Tulis tanggal dan jam dilakukannya tindakan
5. Tulis semua tindakan keperawatan yang dilakukan saja (sesuai dengan rencana)
tindakan perawat
tindakan perawat bersama klien
tindakan perawat bersama klien & keluarga
tindakan perawat menyiapkan lingkungan keluarga
tindakan rujukan keperawatan
6. Kalimat singkat dan jelas menggunakan kalimat laporan/berita
7. Kolom evaluasi.
a. Tulis semua respons klien/keluarga terhadap tindakan yang telah dilaksanakan, baik
objektif maupun subjektif.
b. Analisa diagnosa keperawatan (berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam SP yang
dilakukan)
c. Tuliskan rencana lanjutan, dapat berupa:
Planing Klien (Pk): Rencana kegiatan untuk pasien sesuai dengan tindakan yang
telah dilakukan
Planing Perawat (Pp):Merencanakan tindakan perawat untuk pertemuan berikut
8. Tulis nama jelas dan tanda tangan setiap selesai melaksanakan tindakan dan evaluasi.

Contoh Form CP
CATATAN PERAWATAN

Nama Pasien : No. Rekam Medik :


Tanggal Lahir : Ruangan :
Tgl / Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
S : .

O : .

A : .

P : Pasien : ..
Perawat : ..

149 | D i k l a t R S . E R B A
F. LAPORAN RESUME PASIEN
1. Untuk program DIII dan S1, laporan resume pasien diwajibkan 3 buah resume yakni; 1
laporan resume UGD/Rawat Jalan (bila ada pasien saat jaga UGD), 1 laporan resume ruang
Camar, dan 1 laporan ruang Asoka
2. Untuk program Ners, selain 3 laporan resume UGD/ Rawat Jalan, Ruang camar, dan Ruang
Asoka, ditambah dengan laporan resume pasien resume diruangan.

Contoh Standar Penulisan Resume

Resume Keperawatan Jiwa Pada Tn. .......................................


Di Ruang : .......................... RS. Eernaldi Bahar Prov. Sumsel
A. Pengkajian
- Nama : ................................
- Umur : ................................
- Jenis Kelamin : ................................
- Agama : ................................
- Pekerjaan : ................................
- Tgl. MRS : ................................

Data Subjektif : ................................


................................
................................
Data Objektif : ................................
................................
................................

B. Masalah Keperawatan
-
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. ...........................
2. ...........................
3. ...........................
4. ...........................

D. Implementasi
1. .........................
2. ..........................
3. .........................
4. .........................
E. Evaluasi
S : Data respons pasien terhadap intervensi
O : Data Observasi terhadap Pasien setelah intervensi
A : Diagnosa keperawatan
Pperawat: Intervensi selanjutnya
pasien: Anjuran klien untuk melakukan tindakan keperawatan yang sudah dibersihkan

150 | D i k l a t R S . E R B A
G. ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
1. API hanya untuk penugasan program S1 dan program Ners
2. Untuk program S1 hanya diwajibkan membuat 1 API (Fase Orientasi)
3. Untuk progran Ners diwajibkan membuat 3 API

Contoh Standar Penulisan API

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Klien : ........................................................


Tujuan Interaksi : ........................................................
Deskripsi Klien : .........................................................

Respon Verbal Respon Non Verbal Analisa Berpusat Analisa Berpusat Rasionalisasi
Pada Perawat Pada Klien

151 | D i k l a t R S . E R B A
contoh API Muhammad Bahori
NPM. 0806419024

ANALISIS PROSES INTERAKSI


Inisial Klien : Tn. S
Nama mahasiswa : Muhammad Bahori
Status Interaksi P-K : Interaksi ke-1, SP 1 Isolasi Sosial, Fase orientasi
Tanggal : 15 April 2009
Lingkungan : Pasien dan perawat sedang duduk di tangga selasar depan ruang Nakula, duduk berdampingan untuk memulai
berbincang-bincang
Jam : 09.00 09.15 WIB
Ruangan : Nakula, RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Deskripsi Klien : Ketika diobservasi, sering menyendiri, walaupun duduk dekat dengan klien lain S hanya diam menunduk atau melamun,
klien tidak berbicara dengan klien disebelahnya, tampak makan sendiri terpisah dari teman-temannya, dan aktivitas
motorik tampak lesu.
Tujuan : 1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
2. Klien dapat berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Klien dapat berdiskusi tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Klien dapat mempraktikkan cara berkenalan dengan satu orang
5. Klien dapat memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

152 | D i k l a t R S . E R B A
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisis Berpusat Pada Analisis Berpusat Rasional
Perawat Pada Klien
P: Assalamualikum, selamat P : menatap K sambil P : P akan mengajak K Salam bertujuan untuk
pagi Mas, Kenalkan saya tersenyum berkenalan untuk membuka membangun hubungan saling
Bahori, Mas bisa panggil saya K : Menatap P lalu pembicaraan percaya.
bohar. Saya mahasiswa menunduk
praktik keperawatan dari
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia yang
akan merawat bapak selama 1
minggu disini. Siapa nama
Mas?

K: S K: menatap P, bicara K berespon tidak Sikap non verbal tersenyum


sebentar lalu menunduk bersemangat dan kontak mata berarti
P: tersenyum menatap K perawat menerima klien
P: Bagaimana perasaan hari P: tersenyum menatap K P : P bersikap terbuka dan siap Pertanyaan terbuka akan
ini Mas S? K: diam dan sambil mendengarkan apa yang memberi kesempatan yang
menunduk dirasakan K lebih luas kepada K untuk
mengungkapkan perasaannya
K : ..............(diam) K: menunduk diam K berespon tidak
P: tersenyum dan menatap K bersemangat

P: Mas S ,bagaimana perasaan P: Mengulang pertanyaan, P : P mengulangi pertanyaan Sentuhan teraupetik dapat
Mas S hari ini? tersenyum dan menatap sambil memberikan sentuhan menunjukkan sikap
K,sambil menyentuh bahu K teraupetik pada K bersahabat dan perhatian pada
K: diam dan sambil Klien
menunduk

K : Baik K: menatap P, tersenyum


sebentar lalu menunduk lagi
153 | D i k l a t R S . E R B A
P: tersenyum dan menatap K
sambil menyentuh bahu K

P: Mas S, kita ngobrol- P: tersenyum dan menatap K P : P ingin mengeksplorasi K Menyampaikan topik agar
ngobrol tentang apa yang penuh perhatian, masih kegiatan lebih jelas.
dirasakan S saat ini ya? memegang bahu K
K: mulai Sentuhan teraupetik dapat
K: ya K: mengangguk lalu menunjukkan sikap menunjukkan sikap
menunduk mau menerima bersahabat dan perhatian pada
P: tersenyum menatap K perawat Klien

P : Kita ngobrol selama 15 P: tersenyum dan menatap K P : P menjelaskan kontrak Menyampaikan topik agar
menit di sini bagaimana Mas penuh perhatian lamanya akan berinteraksi pada kegiatan lebih jelas.
S? K: kontak mata kurang K

K: ya K: mengangguk lalu K tampak tidak


menunduk bersemangat dalam
P: tersenyum dan menatap K berinteraksi dengan
dengan penuh perhatian perawat

P: Bagaimana S? Mau ngobrol P: tersenyum dan menatap K P : P memberikesempatan K tampak tidak Pertanyaan terbuka akan
di mana? dengan penuh perhatian mnentukan tempat pada klien K bersemangat dalam memberi kesempatan yang
K: diam dan menunduk berinteraksi dengan lebih luas kepada K untuk
perawat menentuan pilihan
K : .(diam) K: menunduk diam Tehnik diam memberikan
P: diam sesaat, tersenyum kesempatan pada K berpikir
sambil menatap K menentukan pilihan

154 | D i k l a t R S . E R B A
P : Bagaimana kalau di sini P: tersenyum dan menatap K P : menawarkan pilihan tempat Pertanyaan tertutup untuk
saja S? dengan penuh perhatian memfokuskan pembicaraan
K: menunduk

K : ya K: mengangguk lalu diam K tampak tidak


lagi bersemangat
P: tersenyum menatap K berinteraksi dengan
perawat

Kesan Perawat:
Klien agak susah diajak berbicara dan berinteraksi. Bicara lambat lemah, kontak mata kurang, banyak menundukkan kepala, tetapi klien mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan perawat, meskipun singkat-singkat. SP 1 isolasi social dapat tercapai

155 | D i k l a t R S . E R B A
H. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
1. Proposal TAK dibuat 1 minggu sebelum pelaksanaan.
2. Mahasiswa DIII (1 kali/ruangan),
3. Mahasiswa S1 (1 kali/ruangan), dan
4. Mahasiswa Program Ners (3 kali/ruangan).
5. Proposal TAK harus disetujui oleh pembimbing sebelum pelaksanaan TAK.

Contoh Standar Penulisan Proposal TAK

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI :
SESI ...
A. Topik
B. Latar Belakang
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
D. Kriteria Anggota Kelompok (Klien)
1. Karakteristik Klien
2. Proses Seleksi
3. Antisipasi
E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
b. Waktu :
c. Alokasi waktu :
d. Tempat :
e. Jumlah Klien :
2. Tim Terapi
a. Leader :
Uraian Tugas :
b. Co-leader :
Uraian Tugas :
c. Observer :
Uraian Tugas :
d. Fasilitator :
Uraian Tugas :
3. Metode dan media
a. Metode :
b. Media :
4. Setting Tempat
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
4. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
b. Orientasi
1. Salam
2. Evaluasi/Validasi
3. Kontrak
c. Tahap kerja
d. Tahap terminasi
1. Evaluasi
2. Rencana tindak lanjut
3. Reward
4. Kontrak yang akan datang
G. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
2. Dokumentasi

156 | D i k l a t R S . E R B A
Contoh Standar Evaluasi TAK

LAPORAN HASIL KEGIATAN


SESI I TAK ..
BINA HUBUNGAN SALING PERCAYA (BHSP)

A. Waktu dan Tempat


B. Peserta
C. Evaluasi
D. Dokumentasi TAK
a. Kegiatan
b. Perawat
c. Lingkungan

157 | D i k l a t R S . E R B A
I. PENYULUHAN

Contoh Standar Penulisan Proposal Penyuluhan

BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II : Tinjauan Pustaka
a. Pengertian
b. Penyebab
c. Tanda dan Gejala
d. Rentang Respon
e. Macam-macam
f. Tindakan
BAB III : Kegiatan Penyuluhan
a. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan instruktional umum
2. Tujuan instruktional khusus
3. Topik
4. Sasaran
5. Metode
6. Media
7. Waktu dan tempat
8. Setting tempat
9. Organisasi
b. Kegiatan Penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
Leflet
Absen peserta Pendidikan Kesehatan

Standar Evaluasi Penyuluhan


I. Topik
a. Pokok Bahasan :
b. Sasaran : jumlah peserta
c. Waktu :
d. Hari tanggal :
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
III. Metode Penyuluhan
IV. Media
V. Pelaksanaan Kegiatan
1. Orientasi
2. Kerja
3. Terminasi
VI. Dokumentasi
- Foto
- Daftar Hadir

158 | D i k l a t R S . E R B A
J. HOME VISITE

1. Home visite hanya menjadi tugas program Ners


2. Idealnya dilakukan pada pasien kelolaan,
3. Apabila terjadi kendala bisa dilakukan pada pasien lain (pasien di ruangan mahasiswa
praktik), atau
4. Apabila masih ada kendala bisa dilakukan pada pasien rawat jalan.
5. Satu pasien kunjungan rumah tidak boleh dibuat laporan kunjungan rumah oleh 2/lebih
mahasiswa secara bersamaan (1 pasien 1 mahasiswa).
6. Dibuat proposal home visite, disetujui oleh pembimbing.
7. Ketika mengunjungi pasien mahasiswa membawa surat tugas dari RS.ERBA.

Contoh Standar Penulisan Proposal Home Visite

BAB I : Pendahuluan
a. Identitas Pasien
b. Latar belakang
c. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
d. Pelaksanaan Kegiatan
Hari :
Pukul :
Tempat :
Petugas :
e. Strategi Pelaksanaan
1. Perkenalan
2. Intervensi
a. Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien
b. Mengklarifikasi data klien
f. Evaluasi

BAB II : SAP
a. Topik
1. Pokok bahasan :
2. Sasaran :
3. Waktu :
4. Hari/Tanggal :
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
c. Metode Penyuluhan
d. Media
e. Pelaksanaan Kegiatan
1. Orientasi
2. Kerja
3. Terminasi
4. Leaflet

Daftar Pustaka

Leaflet

159 | D i k l a t R S . E R B A
Contoh Standar Evaluasi Home Visite (Laporan hasil evaluasi home visite)

a. Identitas Pasien
b. Tujuan Kunjungan Rumah
c. Hasil Kunjungan Rumah
d. Implementasi
e. Evaluasi
1. Subjektif
2. Objektif
f. Dokumentasi
1. Foto atau;
2. Rekaman

Catatan:
Idealnya dilakukan pada pasien kelolaan, apabila terjadi kendala bisa dilakukan pada pasien lain (pasien di ruangan
mahasiswa praktik) atau apabila masih ada kendala bisa dilakukan pada pasien rawat jalan. Satu pasien kunjungan
rumah tidak boleh dibuat laporan kunjungan rumah oleh 2/lebih mahasiswa secara bersamaan (1 pasien 1
mahasiswa). Dibuat proposal home visite, disetujui oleh pembimbing dan ketika mengunjungi pasien, mahasiswa
membawa surat tugas dari RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.

160 | D i k l a t R S . E R B A
Contoh surat keterangan home visite

SURAT KETERANGAN KUNJUNGAN RUMAH (Home Visite) PASIEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Ketua RT :
Menerangkan bahwa mahasiswa/i dibawah ini :
Nama :
NIM :
Asal Institusi :
Telah melakukan Kunjuangan Rumah pasien :
Nama Pasien :
TTL :
Alamat :
Pihak keluarga :
Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 20

Keluarga Pasien Petugas Home Visit

() ()
Mengetahui Ketua RT

()

161 | D i k l a t R S . E R B A
Petunjuk Teknis Home Visite

A. Identitas Klien

B. Tujuan kunjungan rumah

C. Rencana tindakan keperawatan


1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
b. Kajian dan atau validasi informasi tentang klien
2. Kerja (tindakan keperawatan)
a. Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga (sesuai tugas kesehatan keluarga)
3. Terminasi
a. Evaluasi respons keluarga terhadap kunjungan rumah (subyektif)
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
(obyektif)
c. Tindak lanjut: kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan (di rumah sakit atau di
rumah)
d. Rencana pertemuan berikut (di rumah sakit atau di rumah)

D. Wawancara dengan keluarga


Sosial ekonomi keluarga
1. Terbuat dari apakah rumah pasien atau keluarga ?
2. Apa pekerjaan pasien ?
3. Siapa yang menanggung biaya pengobatan ?
4. Pada umumnya pekerjaan di tempat tinggal pasien seperti apa ?
5. Apakah status rumah yang ditempati sekarang ini ?
Penerimaan keluarga terhadap keadaan pasien
1. Siapa yang mengantar pasien berobat ?
2. Siapa yang sering mengunjungi pasien di Rumah Sakit ?
3. Berapa kali kunjungan keluarga selama pasien di rawat ?
4. Menurut pendapat keluarga untuk membantu kesembuhan pasien perlukah kerja sama
dengan Rumah Sakit ?
5. Apa rencana keluarga setelah pasien pulang ?

162 | D i k l a t R S . E R B A
6. Siapa yang mengawasi obat pasien ?
7. Bila pasien tidak mau/menolak makan obat, apa yang dilakukan keluarga ?
8. Bila pasien menunjukkan tanda-tanda kekambuhan, apa tindakan keluarga?
- kepada siapa keluarga minta bantuan?
- No.telp/Hp siapa yang dihubungi, apakah keluarga?
- Apakah Keluarga memahami tindakan keperawatan (SP) yang dilakukan petugas
Home Visit kepada anggota keluarga ?
Adaptasi pasien dengan lingkungan
1. Apa rencana kegiatan pasien setelah pulang ?
2. Sudah berapa kali pasien di rawat ?
3. Apa penyebab pasien kambuh ?
4. Apa komentar keluarga bila pasien dianjurkan pulang ?
5. Bagaimana pendapat masyarakat terhadap pasien ?
6. Apakah aparat setempat mengetahui anggota masyarakatnya ada yang mengalami
gangguan jiwa ?
7. Sejauh mana kepedulian masyarakat terhadap gangguan jiwa ?
8. Apa tindakan pemerintah setempat terhadap anggota masyarakatnya yang mengalami
gangguan jiwa ?

E. Kendala/masalah yang dihadapi petugas Home Visit ?

163 | D i k l a t R S . E R B A
96 | D i k l a t R S . E R B A
96 | D i k l a t R S . E R B A

Anda mungkin juga menyukai