Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat saya selesaikan.
Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, saya tidak lepes dari buku-
buku dan browsing internet. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita jadikan
pedoman di kehidupan sehari-hari.
Saya juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di perlukan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhirnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman khususnya dan kita semua pada umumnya.

Palu, 6 April 2016

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………...………………………………………..………………………..1

Daftar isi …………………………………………..……………………………………………...………………………….2

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………….………….……………….…………..…………………………….3

A. Latar belakang……………………………………………………………………,.………………………………..3
B. Tumusan masalah……………………………………………………………….,………………………………..3
C. Tujuan …………………………..…………………….……….……..……………………………………………….3

BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………….…..…………………………..4

A. kayu Luminasi ……………………………………………………………………………………………………..4


B. manfaat kayu luminasi …………….…………………………………………….…….….……………………4
C. kerugian kayu luminasi……………………….………………………………,…………….…….……………6
D. cara pembuatan…………………………………………………………………………………………………….6
E. jenis kayu luminasi………………………………………………………………………………………………..8

BAB 3 PENUTUP …………………………….……………………………….……………………………..…….………………..11

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………,……………………………11
B. Saran ……………………………….………………………………………...………….…………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……………………………………….………….………….12

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak industri menggunakan kayu-kayu berdiameter kecil, kayu rakyat, kayu
yang kurang diminati, kurang dikenal) dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, serta dari imbah
penggergajian dan pemanenan yang pada umumnya berkualitas rendah. Salah satu upaya
untuk memanfaatkan kayu berkualitas rendah adalah dengan membuat kayu laminasi sebagai bahan
baku bermutu tinggi untuk berbagai keperl uan. Kayu laminasi bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan kayu struktural berdimensi besar. Kayu-kayu berukuran kecil dibentuk menjadi bentuk
tertentu (lurus atau melengkung) kemudian disatukan dengan perekat dan dikempa panas maupun
dingin sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dengan modifikasi bentuk dan dimensi, kayu laminasi
akan memiliki fungsi peruntukan yang lebih luas. Berdasarkan pengaturan susunan lamina-laminanya,
kayu laminasi dikelompokkan menjadi dua yaitu kayu laminasi simetris dan kayu laminasi asimetris.
Kayu laminasi simetris telah banyak diproduksi, namun produksi kayu laminasi asimetris masih
sedikit. Kayu lami nasi simetris yaitu kayu laminasi yang bagian face dan back -nya dibuat dari material
yang sama dengan ukuran tebal yang sama pula sedemikian sehingga garis netral berada tepat di
tengah-tengah core. Sedangkan kayu laminasi disebut asim etris apabila garis netralnya tidak berada
di tengah-tengah core. Komponen dinding sekat meliputi dinding sekat itu sendiri, pintu dan dusen.
Dinding sekat pada umumnya memerlukan suatu konstruksi yang mampu meredam suara dan cukup
mampu menahan beban sedang. Kayu laminasi asimetris dapat menjadi alternatif pemenuhan
kebutuhan khusus seperti itu dengan menambahkan bahan yang memiliki sifat peredam, refleksi dan
refraksi yang baik seperti Styrofoam sebagai lapisan pembentuk kayu laminasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kayu luminasi ?
2. Bagaiman proses pengawetan kayu luminasi ?
3. Apa saja jenis kayu luminasi ?
C. TUJUAN
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang kayu luminasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan keyu luminasi
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan kayu laminasi pada bangunan

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAYU LUMINASI

Material kayu, sebenarnya merupakan salah satu material konstruksi yang dapat diperbaharui
dan sangat mendukung program ecogreen. Tanaman dan hutan kayu dapat menjadi paru-paru dunia dan
produksi material kayu konstruksi menghasilkan emisi gas karbon yang paling sedikit dibandingkan
material konstruksi lainnya. Sayangnya, saat ini penebangan dan penanaman kembali tanaman kayu belum
mencapai keseimbangan. Masih banyak tanaman kayu yang ditebang dibandingkan dengan penanaman
kembali (reboisasi). Hal itu tentu menyebabkan ketersediaannya menjadi sangat berkurang, apalagi untuk
tanaman kayu jenis kayu keras dan lama tumbuhnya. Harga kayu menjadi melambung tinggi. Oleh karena
itu, upaya mencari alternatif material kayu sebagai pengganti kayu keras perlu dilakukan. Ketersediaannya
dipenuhi dengan menanam tanaman kayu yang cepat tumbuh dan cepat untuk dapat digunakan sebagai
material konstruksi seperti sengon, jati kebon, akasia, pinus dan kayu konifer lainnya. Konsekuensi
tanaman kayu yang cepat tumbuh tentunya akan menghasilkan kayu yang kurang keras dan mempunyai
berat jenis yang tidak tinggi, serta mempunyai bentuk geometri penampang yang tidak besar karena umur
tanaman yang relatif cepat.

Salah satu upaya adalah membuat kayu laminasi, atau terkadang ada yang menyebut sebagai kayu
glulam (glue laminated). Lembaran papan-papan kayu atau potongan kayu-kayu yang relatif kecil disusun
dan direkatkan dengan lem dengan arah serat yang sejajar. Laminasi papan-papan kayu ini akan
menyebabkan dimensi dan penampang kayu menjadi lebih besar dan dengan memampatkan juga akan
diperoleh berat jenis yang lebih besar. Disamping itu, dengan dibuat lembaran-lembaran papan, maka
kualitas dan kadar air (kekeringan) kayu dapat dikontrol dengan baik.

Laminasi kayu atau dalam istilah Inggris disebut structural glued laminated timber merupakan
teknologi pengolahan kayu yang telah lama dikenal. Teknologi ini dilakukan dengan prinsip menyatukan
beberapa lapis kayu dengan bahan perekat dan tekanan. Structural glued laminated timber dilakukan
searah panjang kayu untuk hasil dengan bentuk sesuai keinginan. Ketebalan kayu yang umum digunakan
adalah 25-50 mm (meski ada yang lebih tipis lagi). Teknologi ini biasa diterapkan pada multipleks hingga
wood panneling (panel kayu).

B. MANFAAT LUMINASI

Dibandingkan kayu alami (gergajian) dan bahan lainnya, berikut ini keuntungan wood lamination:

1. Ukuran kayu yang dilaminasi bisa lebih besar dibanding kayu gergajian. Apalagi saat ini banyak orang
yang memanen pohon dengan diameter lebih kecil. Teknologi laminasi memungkinkan ukuran kayu
yang lebih besar tanpa menunggu waktu panen yang lama.

4|Page
2. Memungkinkan bentuk unik untuk mendukung rancangan arsitektural. Misal kayu lapis dapat
dibentuk melengkung dan dilaminasi dengan rancangan yang unik.

https://www.google.co.id

3. Bentuk penampang kayu yang lebih bervariasi sesuai kebutuhan terkait kekuatan dan kekakuan kayu.

Gambar b.1
http://jahemerah.net

5|Page
4. Variasi kualitas kayu lebih beragam. Lapisan kayu yang dilaminasi bisa sama atau berbeda kualitasnya
sehingga memberikan opsi lebih beragam.

Gambar B.4
http://1.bp.blogspot.com

5. Ramah lingkungan. Dibanding material lain seperti plastik, penggunaan kayu laminasi lebih baik
karena tidak mencemari alamI

C. KERUGIAN KAYU LAMINASI


1. Sensitif terhadap air sehingga kurang baik untuk pemakaian eksterior.
2. Mengakibatkan peregangan pada sambungan bila terkenatemperatur tinggi
3. Tidak baik diaplikasikan pada permukaan yang tidak memiliki pori

D. CARA PEMBUATAN

Pembuatan kayu laminasi (glulam timber) harus mengikuti standar nasional untuk menyamakan
nilai kualitasnya. Kualitas kayu dan kekuatan perekat harus mampu menunjukkan keseimbangan dalam
pengaplikasiannya pada suatu struktur. Proses pembuatan kayu laminasi dapat dibagi menjadi 4 langkah,
yaitu :
 Pengeringan dan klasifikasi kayu;
 Penyambungan kayu;
 Perekatan antar lapisan papan kayu;
 Penyempurnaan dan fabrikasi.

1. Pengeringan dan klasifikasi kayu


Untuk meminimalisir perubahan dimensi pada saat pembuatan dan untuk meningkatkan
kekuatan strukturalnya, maka kayu perlu dikeringkan dengan baik. Kadar air maksimum yang
diperbolehkan berdasarkan standar ANSI adalah 16%. Perbedaan maksimum kadar air pada masing –
masing lapisan papan kayu yang diperbolehkan adalah 5%. Hal ini untuk mencegah dan meminimalisir
perubahan dimensi yang berbeda – beda dari tiap lapisan pada saat proses pembuatan. Kayu yang
banyak digunakan untuk membuat kayu laminasi biasanya memiliki kadar air sekitar 12%, alasannya

6|Page
adalah kayu dengan kadar air tersebut akan mempermudah proses penyambungan kayu
(menghasilkan rekatan yang lebih kuat).
Terdapat 2 cara untuk mengklasifikasi kayu yang digunakan sebagai kayu laminasi, yaitu
visual grading dan E-rating. Visual grading adalah klasifikasi kayu yang dilakukan secara visual
dengan memperhatikan keberadaan retak, mata kayu, kemiringan serat, dan beberapa karakteristik
lainnya. Sedangkan E-rating adalah klasifikasi kayu dengan memperhatikan kombinasi dari tingkat
kekakuan kayu serta penampakan kayu secara visual diuji tingkat kekakuannya melalui proses
tertentu, setelah itu kayu – kayu tersebut diperiksa secara visual untuk menentukan apakah kayu
tersebut layak digunakan sebagai kayu laminasi.

2. Penyambungan kayu
Untuk membuat kayu laminasi dengan panjang tertentu (melebihi panjang kayu masif pada
umumnya) diperlukan proses penyambungan kayu. Cara penyambungan kayu yang paling banyak
digunakan adalah fingerjoint. Keuntungan dari metode fingerjoint ini adalah cara ini hanya
mengurangi sedikit bagian kayu untuk membuat sambungan tersebut, serta peralatan pembuatan
fingerjoint ini sudah banyak tersedia, sehingga dapat dilakukan dengan mudah dan berkelanjutan.
Sebelum proses penyambungan, dipastikan pada ujung kayu tidak terdapat cacat yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan. Setelah itu, ujung – ujung kayu dipotong dengan alat potong
khusus, kemudian diberi bahan perekat. Lalu kayu – kayu tersebut disatukan, kemudian bahan
perekat tersebut akan bekerja dengan bantuan tekanan. Fingerjoint ini memiliki kekuatan
setidaknya 75% dari kekuatan kayu biasa.

Gambar D.2
http://kedaimebeljati.com

3. Perekatan antar lapisan kayu


Langkah terbaik dalam menyatukan dua sisi lapisan laminasi adalah meratakan dan
menyamakan kedua sisi papan kayu tersebut sebelum proses perekatan, dengan tujuan untuk
menghasilkan kayu yang presisi dan tekanan yang diberikan dapat terdistribusi secara merata.

7|Page
Setelah itu, bahan perekat dioleskan secara merata. Bahan perekat yang biasa digunakan adalah
phenol resorcinol. Kemudian kedua lapisan kayu tersebut disatukan dan diberi tekanan. Metode yang
biasa digunakan untuk memberi tekanan tersebut adalah dengan menggunakan clamping beds, yang
menggunakan sistem mekanika dan atau hidraulik.

4. Penyempurnaan dan fabrikasi


Terdapat 3 jenis klasifikasi penyempurnaan, tergantung dari tujuan penggunaan kayu
laminasi tersebut. Jenis klasifikasi tersebut adalah industrial, arsitektural, serta premium. Pada
klasifikasi industrial, penampilan dari kayu tidak diperhatikan (tidak menjadi prioritas). Kemudian
pada klasifikasi arsitektural, penampilan dari kayu merupakan persyaratan yang penting dan perlu
diperhatikan. Sedangkan klasifikasi premium merupakan klasifikasi tertinggi. Langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah fabrikasi. Pada proses fabrikasi ini, kayu dibentuk menjadi bentuk akhirnya,
kayu dibor untuk membuat lubang – lubang yang digunakan untuk alat sambung (connectors), dan
kemudian semua alat sambung dipasang.

5. Proses pengawetan kayu


Jika keadaan sekitar dari penggunaan kayu laminasi mencapai atau melebihi 20%, maka kayu
laminasi perlu diberi perlakuan tambahan untuk mengawetkan kayu. Terdapat 3 cara untuk
mengawetkan kayu laminasi tersebut, yaitu creosote solutions, oilborne treatments, dan waterborne
treatments.

E. JENIS KAYU LAMINASI

1. Struaktur lentur

Gambar E.1
https://encrypted-tbn0.gstatic.com

Merupakan laminasi untuk komponen yang terpasang horizontal. Jenis laminasi ini tersusun dari kayu
dengan kualitas berlainan untuk menahan gaya lentur tapi tetap ekonomis. Kayu berkualitas
ditempatkan di bagian sisi luar terutama atas dan bawahnya.

8|Page
2. Struktur tekan

Merupakan teknologi laminasi untuk menahan tekanan sekaligus gaya lentur yang searah dengan lebar
laminasi. Aplikasinya biasa digunakan pada komponen vertikal. Kualitas kayu yang digunakan
seragam.

gambar D. 1
http://thumbs.dreamstime.com

3. Struktur lengkung

Kombinasi kualitas material kayu yang efisien pada jenis laminasi struktur lengkung hampir sama
dengan kayu pad struktur horizontal. Tegangan serta tekanan dianalisa sebagai gaya tangensial yang
bekerja di bagian lengkung struktur.

Gambar D.3
http://4.bp.blogspot.com

4. Struktur runcing

Balok kayu laminasi diruncingkan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan arsitektur, mempermudah
pengeringan, menyediakan atap lengkung, serta untuk memenuhi persyaratan dinding yang harus
lebih rendah di ujung tiangnya.

9|Page
5. Standart pembuatan luminasi

ANSI/AITC A190.1
Merupakan standar Amerika Serikat yang mencakup peraturan produksi, pengujian,
hingga sertifikasi laminasi.

ASTM D3737 (ASTM 1997b) Merupakan


standar yang mencakup prosedur menentukan design value untuk kayu laminasi struktural.

10 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.
Laminasi adalah penyatuan beberapa lapis kayu denganlem pada kedua sisinya kemudian diberi
tekanan. Proses pengeleman ini dilakukanmengikuti arah panjang kayu. Bahan kayu laminasi
adalah kayu–kayu lapis yangtelah dibentuk dan disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
disatukan menjadibentuk kayu yang diinginkan. Ketebalan kayu yang diijinkan mencapai 50
mm.Namun biasanya kayu laminasi dibuat dari kayu dengan tebal antara 25 sampai 50mm. Karena
kerumitan dalam pembuatannya, Standar Amerika Utara mewajibkankayu laminasi diproduksi
oleh pabrik yang sudah diakui. Ukuran laminasi yangdihasilkan dapat disesuaikan dengan
keinginan namun hal ini dibatasi olehkemampuan pabrik dan sarana transportasi.
2. Proses pengawetan kayu
Jika keadaan sekitar dari penggunaan kayu laminasi mencapai atau melebihi 20%, maka
kayu laminasi perlu diberi perlakuan tambahan untuk mengawetkan kayu. Terdapat 3 cara untuk
mengawetkan kayu laminasi tersebut, yaitu creosote solutions, oilborne treatments, dan
waterborne treatments.

3. Jenis kayu laminasi

Struktur lentur
Struktur tekan
Struktur lengkung
Struktur runcing
Standart pembuatan luminasi

B. SARAN
Sebagai saran dari kesimpulan diatas diharapkan oleh para mahasiswa arsitektur yang telah
membaca untuk mengaplikasikan kayu laminasi saat membuat konsep suatu bangunan, dan
kemudian diharapakan ktitikan dari makalah yang telah disusun agar materi yang dibuat
dapat diperbaiki kembali

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://www.distrodoc.com/6275-pembuatan-kayu-laminasi

http://www.lemkayu.net/teknologi-laminasi-kayu-130.html

http://www.supplierbahanbangunan.com/blog/kayu-laminasi-kayu-olahan-yang-murah-dan-kuat

http://dok.joglosemar.co/baca/2014/05/25/material-kayu-laminasi.html

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai