Pendahuluan
beberapa dasa warsa ini merupakan faktor utama acuan seluruh kebijakan
pertumbuhan penduduk yang tinggi serta kualitas sumber daya manusia yang
kemiskinan.
pertumbuhan ekonomi yang berjalan lambat, akan tetapi termasuk juga angka
pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi, Sebagai contoh pada tahun
2009 tamatan SMK se Jawa Tengah sebanyak ± 135.000 siswa, dari jumlah 1022
jumlah tamatan tesebut diatas yang terserap di DU/DI baru sebesar 80,06 %.
demikian laju pertumbuhan angkatan kerja baik yang dihasilkan oleh pendidikan
perubahan industri dan jabatan dalam dunia kerja, perubahan teknologi di dalam
demikian menjadikan pemikiran dan perhatian bagi semua pihak, terutama bagi
kesempatan kerja baru serta penempatannya. Penempatan tenaga kerja ini sangat
dipengaruhi oleh pasar kerja yang merupakan suatu pasar yang mendistribusikan
tenaga kerja kepada pekerjaan, secara umum merupakan suatu pasar yang
pemerintah, lembaga pendidikan, dan dunia usaha atau dunia industri. Apabila hal
ini tidak secara cepat diantisipasi, maka akan terjadi akumulasi jumlah
kerja (pencari kerja) dengan pemberi kerja (pengguna tenaga kerja) supaya tenaga
kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya serta pemberi kerja memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan
pemerintah saja akan tetapi perlu adanya keterlibatan semua pihak secara terpadu
dan terkoordinasi.
menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
martabat, hak asasi dan perlindungan hukum. Disamping itu dalam penempatan
penempatan tenaga kerja yang bukan hanya dari Instansi Pemerintah yang
hukum akan tetapi pelayanan penempatan tenaga kerja juga dilakukan dilembaga
satuan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dan pelatihan yang disebut
Bursa Kerja Khusus (BKK) yang dalam pelayanan penempatan khusus bagi para
tamatannya, para siswa yang putus sekolah dan siswa yang masih aktif.
konseptual. Oleh karena itu, model ini sering dikenal dengan model teoritis.
Model ini kemudian dikembangkan melalui beberapa tahap sesuai dengan tahapan
Administrasi Kelembagaan
Manajemen Bursa
Kerja Khusus
(BKK) meliputi BKK SMK Pemasaran tenaga
perencanaan, Model kerja lulusan SMK
pengorganisasian, ke Du/Di
pelaksanaan, dan
pengawasan
adalah adanya kebutuhan dunia kerja. Semakin ketatnya persaingan di dunia kerja
tenaga yang siap secara mental dan skill untuk terjun di dunia kerja. SMK sangat
tanggap menghadapi kenyataan ini. Karena itu SMK semakin terpacu unuk
mendidik para siswanya agar mampu bersaing di dunia kerja. Sebagai lembaga
pendidikan yang menyiapkan tenaga kerja terdidik, SMK telah memiliki segala
fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran tersebut. Dengan
segala fasiltas yang ada itu, SMK semakin percaya diri bahwa ke depan akan
mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja dengan tenaga kerja terdidik yang
dengan kualifikasi skill yang tinggi. Untuk menunjang semua itu, kombinasi
kurikulum lebih banyak praktik, yakni mencapai 55 persen praktik dan 45 persen
teori. Dengan cara tersebut, lulusan SMK benar-benar mampu diandalkan saat
perkembangan teknologi dan industri yang begitu cepat, maka yang harus
lapangan, temuan-temuan hasil penelitian yang relevan, serta mengacu pada teori-
teori yang relevan seperti: model manajemen yang dikemukakan oleh Terry,
selanjutnya.
Model manajemen BKK ini membahas secara spesifik tiga aspek dalam
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) BKK, dan (3) pembiayaan BKK.
pengelolaan BKK SMK. Selain itu, aspek pembiayaan juga tidak luput dalam
Sumber pembiayaan BKK SMK juga harus jelas seperti tertuang dalam RAPB
Sekolah. Dengan adanya kejelasan sumber dana maka BKK akan berjalan sesuai
C. Model Pengembangan
dan pemetaan BKK, serta analisis reflektif terhadap peran dan fungsi BKK serta
BKK di SMK terjadi proses berupa serangkaian aktivitas berdaur ulang (siklus)
komponen seperti Kepala Sekolah, Ketua BKK, Pengelola BKK, Guru, Siswa,
dalam pelaksanaan BKK secara faktual di SMK antara lain: (1) BKK belum
berjalan dengan optimal sesuai dengan tugas dan fungsinya, (2) pola komunikasi
dan arus informasi yang belum optimal dan tepat sasaran, (3) pasifnya BKK
dalam menjalin kerjasama dengan pihak Du/Di, (4) belum ada manajemen
dan pengawasan.
komponen sebagai berikut: (1) visi, misi, dan tujuan model, (2) latar belakang
BKK di SMK, (3) prosedur pendirian BKK SMK, (4) tugas BKK SMK, (5) ruang
pengelola BKK SMK, (8) pembiayaan BKK SMK, (9) evaluasi model, (10)
menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
martabat, hak asasi dan perlindungan hukum. Disamping itu dalam penempatan
penempatan tenaga kerja yang bukan hanya dari Instansi Pemerintah yang
hukum akan tetapi pelayanan penempatan tenaga kerja juga dilakukan dilembaga
satuan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dan pelatihan yang disebut
Bursa Kerja Khusus (BKK) yang dalam pelayanan penempatan khusus bagi para
tamatannya, para siswa yang putus sekolah dan siswa yang masih aktif.
dengan visi dan misi yang jelas. Visi BKK adalah mewujudkan keterserapan
tamatan.
berinteraksi antara tamatan SMK dan DU/DI untuk menawarkan kompetensi yang
wawasan tamatan SMK tentang peluang kerja di DU/DI, sehingga tamatan dapat
kesuksesan sebuah SMK tidak hanya berdasar pada tingkat kelulusan yang tinggi
tetapi juga oleh jumlah keterserapan di Dunia Usaha/ Dunia Industri atau
berwirausaha.
dunia usaha dan dunia industri secara kelembagaan maupun pendekatan antar
penyuluhan dan bimbingan jabatan serta penyaluran dan penempatan tenaga kerja.
antar kerja kepada siswa dan mahasiswa serta tamatan satuan Pendidikan
pelayanan antar kerja, perencanaan tenaga kerja, informasi pasar kerja dan
analisis jabatan .
pemanduan bursa kerja disatuan pendidikan tersebut diatur oleh dirjen dikdasmen
dan binapenta, sedangkan untuk pendidikan tinggi diatur oleh dirjen dikti & dijen
binapenta.
lain disebutkan bahwa Terbentuknya Bursa Kerja ditujukan kepada pencari kerja
bagi siswa dan tamatan Sekolah Menengah yang bersangkutan dalam rangka
pengelolaan BKK adalah : Undang undang nomor 7 tahun 1981 tentang wajib
lowongan kerja, Keppres nomor 36 tahun 2002 tentang pengesahan konvensi ILO
no. 88 th. 1948 tentang lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja, dan
th. 08 tentang penempatan tenaga kerja dan Keputusan Dirjen PPTKDN No. Kep-
syarat legal formal berdirinya BKK, dengan mengikuti prosedur pendirian BKK
Tenaga Kerja domisili BKK yang akan didirikan; 2) Surat permohonan dilampiri
analisis jabatan serta tata usaha BKK, c) Keterangan fasilitas kantor BKK yang
dimiliki untuk melakukan kegiatan antar kerja, d) Foto copy sertifikat Pemanduan
BKK, i) Denah lokasi dan ruang BKK, j) Surat ijin pendirian dan operasional bagi
Satuan Pendidikan Menengah dan pendidikan Tinggi serta Lembaga Kerja Swasta
dari Instansi yang Berwenang; 3) Memasang papan nama dengan ukuran 100 x 60
cm, dengan dasar putih dan tulisan hitam bagi BKK yang telah memiliki ijin
Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK memiliki tugas utama sebagai berikut:
kerjasama antara sekolah, dinas terkait dan Dunia Usaha dan Dunia Industri, 3)
calon tenaga kerja atas permintaan baik dari Depnaker, dinas terkait, atau DU/DI,
4) Membina hubungan antara alumni yang telah bekerja atau berwirausaha dalam
berhubungan dengan ketenagakerjaan yang meliputi hard skill dan soft skill.
kerja dalam rangka mengisi lowongan kesempatan kerja berdasarkan Sistem Antar
Transmigrasi dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten serta instansi
terkait dalam rangka mencari Informasi Pasar Kerja (IPK), Bursa Kerja dan
Salah satu sasaran atau tujuan dari Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK
pekerjaan yang sesuai minat, bakat dan kompetensi yang dimiliki. Untuk
dan inovatif serta dukungan dari pimpinan sekolah atau yayasan yang
bersangkutan. Dengan demikian agar tujuan tersebut dapat tercapai suatu proses
Pengendalian Pengorganisasian
Proses
Menentukan prestasi, Mengkonfigurasikan
membandingkan dengan Manajemen tugas, pelaksana dan alat-
sasaran dan jika alat lainnya untuk
diperlukan mengarahkan melaksanakan rencana
Pengawasan
Mengawasi dan
menginspirasi
para pelaksana dan
kelompok
kerja
Bagan 4.2. Proses Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
ditetapkan sebelumnya.
yang mendefinisikan tata cara pengerjaan suatu kegiatan secara kronologis; (3)
metode adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan; (4) standar adalah suatu gambaran
anggaran yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu
direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan;
yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tersebut; (3) melakukan
alternatif-alternatif rencana; (6) memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-
alternatif yang ada; (7) menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci
b. Pengorganisasian (Organizing)
yang ditetapkan.
Suatu organisasi yang baik mempunyai ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri
tersebut antara lain: (1) adanya tujuan yang jelas; (2) adanya kesatuan arah dalam
organisasi; (3) adanya kesatuan perintah; (4) adanya keseimbangan antara tugas,
mungkin; (6) pola dasar organisasi harus mantap (mampu menghadapi berbagai
situasi); (7) setiap orang yang telah berjasa harus mendapatkan imbalan setimpal
sesuai dengan jasa yang telah diberikan kepada organisasi; (8) menetapkan orang
bersama dan menyelaraskan kegiatan dan usaha; (b) menurut Terry, koordinasi
suatu sasaran. Secara fisik organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran
wewenang.
kerja yang ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui jalur koordinasi.
Khusus (BKK):
PELINDUNG
KA. DINAS NAKERTRANS
KA. DINAS PENDIDIKAN PROV
PEMBINA TEKNIS
KA. DINAS NAKERTRANS
KA. DINAS PENDIDIKAN KOTA
PENANNGGUNG JAWAB
KEPALA SEKOLAH
KETUA BKK
SEKRETARIS BENDAHARA
pendidikan da pelatihan tentang soft skill dan hard skill, 3) Menganalisa jenis
pekerjaan dan jabatan yang akan dimasuki oleh calon tenaga kerja, 4) Memberi
layanan konsultasi kepada tamatan yang sudah bekerja, 5) Melayani calon tenaga
kerja yang ingin berkonsultasi, 6) Melakukan tes wawancara calon tenaga kerja.
c. Pelaksanaan (Actuating)
yang sudah terorgansir dengan baik. Pada dasarnya prinsip dalam proses
sumber daya yang dimiliki (man, material, machine, methode, money) secara
profesional.
sumber daya manusia yang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki (kreatif dan
agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Dalam hal ini terkadang usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar dapat
pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik, dan
bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan dalam suatu organisasi; (3)
pengukuran dan pencatatan administrasi setiap aktivitas yang dilakukan; (5) selalu
lain sebagai berikut: (1) rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang
yang masihdapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin
banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi juga semakin sulit.
Namun harus diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga
sehingga perintah atau informasi jangan sampau terlambat atau menyimpang; (3)
d. Pengawasan (Controlling)
proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan
Pengendalian biaya
rencana, maka proses manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus
lembaga, maka perlu kontrol dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan sejauh
mana kegiatan itu berjalan sesuai dengan program yang direncanakan atau
sesuai tidaknya dengan tujuan awal organisasi yang termuat dalam AD/ART.
data tamatan SMK yang valid sesuai dengan kualifikasi alumni. Sehingga
diharapkan dapat mengetahui sejauh mana jumlah tamatan yang telah terserap di
DU/DI, 4) Adanya data penelusuran tamatan, yaitu untuk mengetahui keberadaan
dan yang belum bekerja, Kegiatan ini dilakukan secara periodik, 5) Tercapainya
adanya MoU, baik berkaitan dengan proses rekruitmen maupun MoU dalam
bidang yang lain, 6) Terjalinnya hubungan alumni SMK dengan sekolah yang
masuk dunia kerja dengan menghadirkan nara sumber dari perusahaan atau biro
konsultasi.
pelaksanaan kegiatan pengelolaan BKK, sumber dana yang bisa digunakan dari
dibebankan pada pemberi kerja (2) biaya penempatan tenaga kerja dapat dipungut
dari tenaga kerja untuk golongan dan jabatan tertentu, pasal 5 (2) golongan atau
pemberi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), ditetapkan sesuai
dengan kesepakatan antara pemberi dan BKK/LPTKS, (2) Pemberi kerja dilarang
membebankan biaya penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Pasal 7 (1) Besarnya biaya penempatan tenaga kerja yang dipungut dari
1) RAPB Sekolah dalam rangka memenuhi tujuan utama SMK yaitu keterserapan
disepakati kedua belah pihak sejak awal proses perekrutan sehingga tidak
pihak sebelum dilakukan proses rekruitmen atau secara sukarela, 4) Hasil usaha
yang sah dari kegiatan organisasi serta dari sumbangan/hibah yang sifatnya tidak
mengikat.
E. Penutup
dan penyempurnaan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan Du/Di. Oleh sebab
berbagai sumber. Namun, pendanaan BKK SMK harus tercantum dalam RAPBS