Praktikum Uji Coliform
Praktikum Uji Coliform
LAPORAN PRAKTIKUM
Maret 2018
A. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian kualitas air secara mikrobiologi
berdasarkan nilai MPN Coliform.
B. DASAR TEORI
Air sangat penting bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan
lainnya, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan
domestik rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan,
pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi (Soerjani, 1997).
Air tawar bersih yang layak minum, sangat langka di perkotaan. Sungai-
sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai
dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri.
Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah
terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto,
1993).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk
menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran
cernar sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan
penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak
pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori
ini, yaitu bakteri coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan
Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia
coli (Gause, 1946).
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas
air semakin baik (Fardiaz, 2001).
Eschericia coli, merupakan anggota coliform yang dapat dibedakan dari
bakteri coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu
44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan).
Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan
warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil
positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan
coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan
kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air.
Umumnya, pada feses, E. coli ada sebanyak 11% dari coliform (Slamet, 2004).
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun
secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung
dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa
memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan
tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari
suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung
hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,
perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (metode MPN) dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering
digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di
dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak
langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive
test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam
uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah,
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel
(Lim, 1998).
Meletakkan masing- masing tabung pada rak tabung dengan memberi kode
(A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3) pada masing- masing tabung.
Meletakkan masing- masing tabung pada rak tabung dengan memberi kode
yang sesuai dengan kode tabung yang positif pada uji pendugaan.
Menuangkan air sampel yang sudah diinkubasi dalam media kaldu laktosa
menggunakan pipet steril masing- masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung
kultur yang berkode sesuai dengan kode tabung yang positif.
Menginkubasi tabung kultur yang sudah diperlakukan pada suhu 450 C selama
1 x 24 jam sampai 2 x 24 jam.
3. Uji Penguat
Mengamati pertumbuhan koloni pada media EMB yang menampakkan adanya
kilau secara zig- zag.
Untuk memastikan lagi dengan mengamati iokulum dari koloni tersebut secara
langsung dengan menggunakan mikroskop.
Membuat sediaan yang diwarnai secara gram, kemudian mengamati di bawah
mikroskop. Bakteri E. Coli akan memperlihatkan sebagai bakteri berbentuk
batang, gram negatif.
1
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel x Tingkat pengenceran tengah
1
= 24 x 10−2
1
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel x Tingkat pengenceran tengah
1
= 0,11 x 10−2
= 30.100
Jumlah bakteri Coliform
Koloni 2 = Tingkat pengenceran
379
= 10−1
= 3.790
F. DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz, S. 2001. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Gause. 1946. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. Jakarta: Rajawali Press.
Lim. 1998. Microbiology, 2nd Edition. New York: McGraw-Hill.
Pudjarwoto. 1993. Water Quality Conservatiom For The Citarum River In
West Java. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Slamet, J. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Soerjani. 1997. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.