Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk
untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan
penyakit. Menurut undang-undang yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan atau
campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperindah tubuh atau bagian tubuh manusia.
Sediaan obat dibuat dan disimpan sedemikian rupa dengan memperhatikan sifat bahan obat yang
digunakan, sehingga efektivitas optimal dan sifat tidak merusaknya, terjamin. Konsentrasi dan
jumlah bahan penolong yang digunakan dalam pembuatannya harus tersatukan dengan bahan
aktifnya (Voigt, 1994).
Dewasa ini sediaan tablet semakin popular pemakaiannya dan merupakan sediaan yang
paling banyak diproduksi. Tablet merupakan salah satu sediaan yang banyak mengalami
perkembangan baik formulasi maupun cara penggunaannya. Beberapa keuntungan sediaan tablet
diantaranya adalah sediaan lebih kompak, biaya pembuatannya lebih sederhana, dosisnya tepat,
mudah pengemasannya, sehingga penggunaannya lebih praktis jika dibandingkan dengan sediaan
yang lain (Lachman, et al., 1994).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja (Ditjen POM, 1995). Tablet dicetak dari serbuk kering,
kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai,
dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang, atau
cakram, serta bentuk seperti telur atau peluru. Garis tengah tablet pada umumnya 5-17 mm,
sedangkan bobot tablet 0,1-1 g (Voigt, 1995).
Metode Pembuatan Tablet
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol atau
mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan
aliran campuran dan atau kemampuan kempa (Ditjen POM, 1995). Butiran granulat yang
diperoleh, partikel-partikelnya mempunyai daya lekat. Daya alirnya menjadi lebih baik sehingga
pengisian ruang cetak dapat berlangsung secara kontiniu dan homogen. Keseragaman bentuk
granulat menyebabkan keseragaman bentuk tablet (Voigt, 1995).
a. Granulasi basah
Zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan
pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40-50°C. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin
tablet (Anief, 1994).
b. Granulasi kering
Metode ini digunakan pada keadaan dosis efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung,
obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban, atau keduanya (Lachman, et al., 1994).
Setelah penimbangan dan pencampuran bahan, serbuk di slugg atau dikompresi menjadi
tablet yang besar dan datar dengan garis tengah sekitar 1 inci. Kempaan harus cukup keras
agar ketika dipecahkan tidak menimbulkan serbuk yang berceceran. Tablet kempaan ini
dipecahkan dengan tangan atau alat dan diayak dengan lubang yang diinginkan, pelicin
ditambahkan dan tablet dikempa (Ansel, 1989).
c. Kompresi Langsung
Beberapa bahan obat seperti kalium klorida, kalium iodida, amonium klorida, dan metenamin
bersifat mudah mengalir, sifat kohesifnya juga memungkinkan untuk langsung dikompresi
tanpa memerlukan granulasi(Ansel, 1989). Istilah kempa langsung telah lama digunakan
untuk memperkenalkan pengempaan senyawa kristalin tunggal (biasanya garam anorganik
dengan struktur kristal kubik seperti natrium klorida, natrium bromida, atau kalium bromida)
menjadi suatu padatan tanpa penambahan zat-zat lain. Hanya sedikit bahan kimia yang
mempunyai sifat alir, kohesi, dan lubrikasi di bawah tekanan untuk membuat padatan seperti
ini (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Keuntungan tablet dibandingkan dengan sediaan yang lain:
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang
rendah.
2. Ongkos pembuatannya paling rendah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah?
2. Evaluasi apa saja yang dilakukan untuk pengujian tablet CTM ?

1.3 Tujuan Percobaan


Mahasiswa mampu membuat sediaan tablet CTM dengan metode granulasi basah.
BAB II
PREFORMULASI

2.1 Dasar Teori


A. CTM
Struktur Kimia

BM : 390,87
Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%) p dan 10 bagian
kloroform p , sukar larut dalam eter p.
pH Kelarutan : 4,0 sampai 5,0
Kegunaan : Antihistamin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

B. Corn Starch
Pemerian : Serbuk sangat halus dan putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dengan air an dengan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya

C. Laktosa
Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; rasa agak manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut
dalam etanol (95%), praktis tidak laru dalam kloroform p dan dalam eter p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

D. Avicel Ph 102
Pemerian : Bagian selulosa yang terdepolimerasi berbentuk putih, bersih, serbuk.
Kelarutan : Sukar larut dalam 5 %, w/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak larut
dalam air.
E. Talk
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih/putih kelabu.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, etanol dan dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat/ baik

F. Mg Stearate
Pemerian : Serbuk halus ; putih ; licin ; dan mudah melekat pada kulit ; bau lemah khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) p dan eter p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2.2 Formulasi Obat


Formula
Jenis Zat Nama Zat
Pertablet
Zat Aktif CTM 4 mg
Corn starch
Pengikat sol 11%
Aqua Qs
Penghancur
Avicel ph 102 20%
Dalam
Pengisi Laktosa **
Penghancur Avicel ph 102 10%
Luar
Glidan / Anti Talk 2%
Adheren Mg stearate 0,80%
BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
 Ayakan Mesh 12
 Ayakan Mesh 30
 Ayakan Mesh 8
 Baskom
 Batang Pengaduk
 Beker Gelas
 Disintegration tester
 Hardness tester
 Kain batis
 Kantong plastik
 Moisture balance
 Penangas air
 Spektrofotoetri
 Thermometer
 Timbangan
B. Bahan
 Avicel Ph 102
 Aquadest
 Corn starch sol
 Laktosa
 Mg stearate
 Serbuk CTM
 Talk
3.2 Formulasi

Formula
Jenis Zat Nama Zat
Pertablet
Zat Aktif CTM 4 mg
Corn starch
Pengikat sol 11%
Aqua Qs
Penghancur
Avicel ph 102 20%
Dalam
Pengisi Laktosa **
Penghancur
Avicel ph 102 10%
Luar
Glidan / Anti Talk 2%
Adheren Mg stearate 0,80%

3.3 Penimbangan
Nama Zat Formula Formula Per Tab Formula Per Batch
Ctm 4 Mg 4 mg (4 mg x 1000) + 5 % = 4.200
mg = 4,2 gram
Corn Starch 11% 11/100 x 300 mg =16,5mg 16,5 mg x 1000 = 16. 500 mg
= 16,5 gram
Aqua Qs Qs qs
Avicel Ph 20% 20/100 x 150mg = 30mg 30 mg x 1000 = 30. 000 mg
102 =30 gram
Lakktosa ** 150mg - (4mg + 16,5 mg + 80,3 mg x 1000 = 80.300mg
30mg + 15 mg + 3 mgr + 1,2 = 80,3 gram
mg) = 80,3 mg
Avicel Ph 10% 10/100 x 150 mg = 15 mg 15 mg x 1000 = 15.000 mg
102 = 15 gram
Talk 2% 2/100 x 150 mg = 3 mg 3 mg x 1000 = 3.000 mg
= 3 gram
Mg Stearate 0,80% 0,8/100 x 150 mg = 1,2 mg 1,2 mg x 1000 = 1200mg
= 1,2 gram
3.4 Metode Kerja
1. Pembuatan larutan pengikat
a. Dituang air kedalam wadah gelas, sambil di aduk suspensikan kedalamnya bahan
pengikat
b. Ditambahkan air mendidih (95 o C), diteruskan pengadukan hingga diperoleh cairan
yang jernih.
c. Dilarutkan pewarna dan essence dalam 5ml alkohol 96%.
d. Dimasukkan larutan ini ke dalam larutan pengikat dan diaduk hingga homogen.
2. Granulasi basah
a. Diayak zat aktif, bahan penghancur dan pengisi sebelum di campur menggunakan
ayakan mesh 30.
b. Di tuang zat aktif, bahan pengisi dan penghancur kedalam wadah baskom.
c. Di aduk homogen selama 5 menit.
d. Ditambahkan larutan pengikat (suhu 60o C / hangat), diaduk hingga menjadi massa yang
kompak. Bila perlu dapat ditambahkan air hangat.
e. Diayak dengan ayakan 8 mesh atau 12 mesh hingga terbentuk granul yang baik.
f. Dikeringkan granul di dalam lemari pengering yang telah di alasi kain batis pada suhu
40-50o C. Semalaman.
g. Di uji kadar air granul dengan alat Moisture Balance (kadar ai granul < 5%).
3. Pencampuran akhir
a. Di ayak granul yang telah kering dengan ayakan 12 mesh atau 16 mesh.
b. Dimasukkan granul kedalam kantung plastik.
c. Ditambahkan kedalamnya bahan penghancur, glidan dan anti
adheren yang telah di ayak dengan mesh 30.
d. Dikocok kantung plastik selama 5 menit.

3.5 Evaluasi granul


A. Uji aliran granul
1. Ditimbang 20 – 30 g massa, dilewatkan kedalam corong.
2. Dicatat waktu seluruh massa melewati corong.
3. Dilakukan 2x (duplo).
B. Uji pemampatan granul
1. Ditimbang 20 – 30g massa, dimasukkan ke dalam gelas ukur. Dimasukkan granul
diatas alat uji kemampatan dengan waktu kurang lebih 60 detik.
2. Dihitung tinggi awal dan akhir massa dalam gelas ukur.
3. Dilakukan 2x (duplo).
C. Hasil akhir granul
1. Ditimbang seluruh massa granul yang telah dibuat.
2. Kadar air

3.6 Evaluasi mutu tablet


1. Dicetak granul kedalam mesin tablet sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
2. Dilakukan evaluasi mutu tablet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


A. Evaluasi Granul
- Uji alir granul
No Massa Waktu
1
2
X

Syarat : > 10 bebas mengalir


4 - 10 mudah mengalir
1,4 – 4 kohesif
< 1,4 sangat kohesif
F = massa
F

- Uji kemampatan
Syarat < 20 %
No T0 T1
1
2
X

T0 – T1 x 100 %
T0

- Uji kadar air


Syarat < 5 %
% Kadar
No Peralatan
Air
1 1
2 1
X 1

- Hasil akhir granul


Dik : berat akhir granul =
Berat teoritis =
Berat akhir granul x 100 %
Berat teoritis

B. Evaluasi Tablet

Nama Produk Tablet CTM

Kelompok / Formulasi/ Tab Zat Aktif : Ctm


Zat Tambahan
- Penghancur Dalam : Avicel Ph 102
- Pengikat : Corn Starch 11 %
- Pegisi : Laktosa
- Penghancur Luar : Avicel Ph 102
- Glidan : Talk
- Antiadhereen : Mg Stearate
Berat Bersih Dibuat 1000 Tab = 150 Mg

Warna / Bentuk Warna : Hijau


Bentuk : Pipih Bulat
Cetakan Sisi Atas : Polos Rata
Sisi Bawah : Polos Rata
Diameter Nyata
1,6 1,9 1,5 1,5 1,4
1,5 1,5 1,5 1,6 1,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Range
Rata-Rata/20 = 1,475
Tebal ( 20 Data ) Nyata
0,9 1 0,9 0,9 1
1 0,9 1 1 1
1 0,9 1 0,9 1
0,9 1 1 0,9 0,9
Range
Rata-Rata / 20 = 0,955
Frabilita Dilakukan masing-masing 10 tab
Perlakuan B awal B akhir
1 6,44 6,35
2 6,44 6,34
Syarat < 1 %
Frabilitas :
B awal – B akhir x 100 %

B awal

6,42 – 6,34 x 100 % = 0,012 %

6,42

Memenuhi syarat

Waktu hancur Nyata


Syarat tablet yang baik friabilitas < 1 % syarat 15 menit
Tablet Waktu hancur
1 0,35
2 0,46
3 0,55
4 0,57
5 1,03
6 1,45
Kekerasan Nyata
79,25 68,3 72,09 54,16 48,65
30,15 60,69 79,16 46,27 55,15
56,72 73,04 55,46 68,21 82,17
79,16 53,18 45,26 52,57 88,9
Uji disolusi - Prosedur disolusi :
Dilakukan penetapan jumlah CTM yang terkarut dengan
mengukur serapan filtrat larutan uji jika perlu diencerkan
dengan media disolusi dan serapan larutan baku CTM
BPFI dalam media yang pada panjang gelobang max 243
nm.
- Toleransi : Dalam waktu 30 menit harus larut
- Waktu
- Media disolusi : air 500 ml
- Alat tipe 2 : disolution tester
- Besar absorbansi

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Atas 0,512 0,538 1,616 1,636 2,19 2,134
Tengah 0,523 0,536 1,588 1,623 2,05 2,027
Bawah 0,524 0,533 1,548 1,612 1,985 1,974

Perhitungan :
a. Tabung 1
Atas : 0,525
Tengah : 0,529
Bawah : 0,528
X : 0,522 (Au)
Batch formula @ 150 mg
150 mh ~ 4 mg
1 tab 610 mg ~ X mg
X = 4 mg x 750 mg
150mg
= 20 mg (C teoritis)
Absorbansi larutan baku : 0,613
C uji = A uji x cp x fp
A pembanding
= 0,527 x 20 ppm
0,613
= 17,19 mg/100ml X 10 -4
= 0,00179 gr/100ml
= 1,719 mg/100ml ( C terukur)
% disolusi = C terukur X 100 %
C teoritis
= 1,719 X 100 % = 8,59 %
20 G
b. Tabung 2
Atas : 1,6255
Tengah : 1,6055
Bawah : 1,58
X : 1,592 (Au)
Batch formulasi @ 150 mg
150 mg ~ 4 mg
1 tab 750mg ~ X mg
X = 4 mg x 750 mg
150 mg
= 20 mg ( Cteoritis)
Absorban larutan baku : 0,613 (Ap)
C uji = A uji x cp x fp
A pembanding
= 1,592 x 20 ppm
0, 613
= 51,94 mg/100ml x 10-4
= 0,005194 gr/100ml
= 5,194 mg
% disolusi : C terukur x 100%
C teoritis
= 5, 194 mg x 100 %
20 mg
= 25,97 %
c. Tabung 3
Atas : 2,118
Tengah : 2,038
Bawah : 3, 959
X : 2,705 (Au)

Batch formula @ 150 mg


150 mg ~ 4 mg
1 tab 750 mg ~ x mg
X = 4 mg x 750 mg
150 mg
= 20 mg ( C teoritis)
Absorbansi larutan baku : 0,63 (Ap)
C uji = A uji x cp x fp
A pembanding
= 2,705 x 20ppm
0, 613
= 88, 25 mg/100ml x 10-4
= 0,008825 gr/100ml
= 8,825 mg/100ml
% disolusi : C terukur x 100 %
C teoritis
: 8, 825 mg x 100 %
0, 613

: 44,125 %

4.2 Pembahasan

Pada praktikum teknologi farmasi sediaan padat, pada percobaan tablet CTM dengan
metode granulasi basah didapatkan hasil yang cukup baik, bahan tambahan lain yang digunakan
dalam pembuatan tablet CTM ini yaitu corn starch yang bertindak sebagai pengikat bahan, agar
partikel satu dengan yang lain dapat terikat menjadi massa granul dan tablet CTM yang kompak,
digunakan avicel sebagai bahan penghancur serta talk dan mg stearat yang berfungsi untuk
memperbaiki laju alir serbuk, dan laktosa digunakan sebagai pengisi.

Hasil tablet CTM dari beberapa evaluasi granul CTM yang sama seperti pada evaluasi
granul tablet lainnya , yaitu pada uji aliran granul ini cukup baik menghasilkan granul dengan aliran
mudah mengalir yang sebelumnya kohesif, tetapi dengan sedikit reformulasi granul, dihasilkan alir
granul yan kurang cukup baik yaitu degan hasil granul bersifat kohesif, sehingga merupakan hasil
yang kurang baik untuk proses pencetakan tablet nantinya, semakin bagus bentuk granul dan aliran
granul ,

granul lebih mudah dicetak sehingga dihasilkan tablet yang kuat karena masa

yang terikat satu sama lain meningkatkan kemudahan proses pencetakan tablet.

Selanjutnya uji pemampatan granul yaitu dihasilkan presentase sebesar 14, 035%.

Hasil ini memenuhi syarat, memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia yaitu

syarat aliran granul yang baik yaitu dengan range &lt;20%. Selanjutnya yaitu hasil

akhir granul, granul yang dihasilkan sebesar ……. gr untuk 1000 tablet, setiap

bobot tablet 300mg. presentase hasil akhir granul sebesar ........... %, hasil akhir

granul ini cukup baik meskipun dengan berarti terdapat bobot granul yang hilang

sebesar ......... %, hasil ini cukup baik untuk pembuatan tablet skala laboratorium,
proses granulasi yang kurang baik dan pencampuran bahan bahan yang tidak

diperhatikan secara detil merupakan beberapa factor yang dapat mempengaruhi

hasil bobot akhir granul Rosella. Rosella yang cukup halus dan ikatan partikel

satu sama lain yang kurang / rendah, merupakan alasan utama zat pengikat sangat

penting untuk pembuatan tablet bahan alam.

Pengujian terakhir terhadap granul Rosella yaitu pengujian kadar air, kadar air

menentukan bobot dari tablet dan kemudahan pencetakan serta pengempaan yang

dapat mempengaruhi bentuk tablet yang dihasilkan jika tinggi nya kadar air,

massa yang akan dicetak akan lengket dan mudah menempel pada mesin cetak

tablet serta menyebabkan mudah ditumbuhi jamur jika terlalu lembab/ kadar air

tinggi sehingga kerusakan pada tablet tidak dapat dihindari selama penyimpanan.

Hasil kadar air pada granul Rosells cukup baik yaitu dengan presentase 2,59%

dengan menggunakan alat moisture balance. Hasil ini memenuhi persyaratan

Farmakope Indonesia yaitu pada persyaratan kadar air Rosella memenuhi

persyaratan kurang dari 5%. Kadar air ini sangat diperlukan untuk ikatan antar

partikel granul, proses granulasi basah dan porses pencetakan tablet.

Proses pencetakan tablet dilakukan pada skala laboratorium dengan single

punch, cukup menghasilkan tablet yang baik, diketahui dari evaluasi pertama

dilakukan pada tablet yaitu pengujian berdasarkan pengamatan secara visual dari

segi bentuk, warna, ukuran dan keseragaman bobot tablet yang dihasilkan, serta

evaluasi diameter dan tebal tablet untuk menghasilkan mutu tablet yang baik

terbentuk sesuai dengan acuan atau refrensi persyaratan pada Farmakope

Indonesia. Ketebalan dan diameter tablet memenuhi persyaratan karena telah

terukur pada mesin cetak tablet. Rata-rata diameter tablet Rosella memenuhi

persyaratan, sedangkan ketebalannya yaitu 0,3265. Selanjutnya perbandingan

berat tablet dengan persyaratan bobot tiap tablet, hasil dari bobot tablet memenuhi

syarat Farmakope Indonesia, dengan bobot rata-rata sebesar 0, 3055 g. hasil ini

memenuhi persyaratan sesuai dengan Farmakope Indonesia.


Pengujian Kerapuhan tablet (Friability) terhadap tablet bahan alam Rosella

kurang baik tetapi tidak terlalu rapuh, pengujian kerapuhan tablet dilakukan

bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan ketahanan terhadap gesekan selama

proses pembuatan, pengemasan produk, transportasi hingga sampai ke tangan

konsumen, dari dua kali pengujian kerpuhan pada tablet Rosella dihasilkan

13,541%. Hasil teoritis seharusnya &lt;1%, Hasil kerapuhan tablet yang kurang baik

ini disebabkan karena hasil granul yang dihasilkan kurang baik dari hasil uji aliran

granul dan massa masih terbentuk serbuk, tidak menghasilkan massa granul.

Pengujian kerapuhan tablet ini dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan

kekerasan tablet, dan menambah zat pengikat serta meningkatkan kekuatan

kompresi/ pengempaan, sehingga hasil uji kerapuhan tablet dapat &lt;1%.

Evaluasi terhadap tablet Rosella selanjutnya yaitu waktu hancur dari

pengujian 3 tablet, didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan Farmakope

Indonesia dihasilkan kurang dari 15 menit, yaitu rata-rata waktu hancur tablet

hanya selama 40 detik . Hasil ini memenuhi persyaratan farmakope Indonesia,

yaitu untuk tablet tanpa salut waktu hancur kurang dari 15 menit dan untuk tablet

salut kurang dari 30 menit. Hasil ini sangat berpengaruh terhadap pelepasan tablet

bahan alam Rosella dalam tubuh. Tablet yang telah dilakukan pengujian dapat

dilakukan proses selanjutnya yaitu pengemasan tablet, pengemasan tablet

dilakukan dengan wadah dan suhu penyimpanan yang sesuai agar mutu tablet

dapat terjaga selama waktu penyimpanan dan distribusi tablet.

Anda mungkin juga menyukai