Tim Penyusun:
Setiap bidang studi atau disiplin ilmu memiliki karakteristik yang khas, demikian
juga dengan struktur materi pembelajarannya. Struktur materi pembelajaran pada setiap
bidang studi pada umumnya terdiri dari fakta, konsep, prinsip atau generalisasi, dan
prosedur. Menurut Shulman (1986), pengetahuan yang harus dimiliki guru terdiri dari tiga
aspek yaitu pengetahuan tentang konten materi ajar (subject matter knowledge),
pengetahuan kurikuler (curricular knowledge) dan pengetahuan tentang pedagogi konten
materi ajar (pedagogical content knowledge/ PCK). Menurutnya, PCK merupakan
pengetahuan guru tentang bagaimana mengajarkan konten materi ajar tertentu sehingga
konten tersebut dapat dipahami oleh siswa dan tertanam lama pada skemata siswa.
The most useful forms of content representation..., the mos powerful analogies,
illustrations, examples, explanations, and demonstrations -- in a world, the ways of
representing and formulating the subject that makes it comprehensible for others.
(Shulman, 1986)
Menurutnya, pembelajaran yang reflektif selalu dilakukan oleh guru melalui kegiatan
memeriksa ulang dan mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung secara terus
menerus dan berkelanjutan terkait dengan sikap guru, praktik pembelajaran dan efektivitas
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Orlich (2010) yang menyatakan bahwa “
Reflection is an active mental process that master teachers use consistently as they interact
with students and the curriculum”. Menurutnya, refleksi merupakan proses mental aktif
yang dilakukan oleh guru secara berkelanjutan tentang interaksinya dengan siswa dan
kurikulum. Kurikulum ini merupakan segala hal yang terkait dengan pembelajaran supaya
tujuan pembelajaran tercapai dan kompetensi siswa terkuasai.
Refleksi seorang guru merupakan proses pemecahan masalah pembelajaran dan
pengambilan keputusan-keputusan strategis yang terpadu dalam aktivitas kerja seorang
guru agar proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya lebih baik daripada pertemuan
sebelumnya. Dengan demikian, refleksi pembelajaran dilakukan oleh guru dalam rangka
memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Refleksi pembelajaran dapat dimulai dengan
pertanyaan-pertanyaan reflektif seorang guru yaitu “apa”, “mengapa” dan “bagaimana”
terkait proses pembelajaran yang telah berlangsung.
“ Apa yang telah saya lakukan selama pembelajaran?”
“ Apa yang telah siswa kerjakan selama proses pembelajaran?”
“ Kesulitan belajar apa yang siswa temui selama pembelajaran?”
“ Mengapa hal tersebut terjadi?”
“ Bagaimana seharusnya guru mengajar dan siswa belajar?”
Menurut pendapat Ryan & Cooper (2010) di atas, PCK merupakan pengetahuan
guru tentang bagaimana mempersembahkan topik-topik, masalah, isu-isu tertentu pada
siswa sehingga siswa dapat memahaminya. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, cara
atau jalan yang ditetapkan oleh guru untuk menyampaikan sebuah topik pembelajaran
tersebut disebut sebagai metode pembelajaran. Guru yang memiliki PCK yang rendah
cenderung mengalami kesulitan dalam menetapkan metode pembelajaran, pada akhirnya
guru tersebut keliru dalam menetapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan materi ajar. Kekeliruan tersebut mengakibatkan kesulitan belajar
siswa dalam mempelajari topik tertentu yang berujung kepada miskonsepsi siswa tentang
topik tersebut dan topik-topik berikutnya seperti ilustrasi berikut.
METODE
KESULITAN MISKONSEPSI
PEMBELAJARAN
BELAJAR SISWA SISWA PADA
YANG TIDAK
PADA TOPIK 1 TOPIK 1
TEPAT TENTANG
TOPIK 1
MISKONSEPSI KESULITAN
SISWA PADA BELAJAR SISWA
dst. TOPIK 2 PADA TOPIK 2
REFLEKSI PEMBELAJARAN
Stringer (2009) menyatakan bahwa “ They understand the need to take into account
the diverse abilities and characteristics of their students, the complex body of knowledge
and skills that students must acquire, and the diverse learning activities that need to be
engaged”. Guru yang berpengalaman akan memulai pembelajaran dengan mengidentifikasi
kemampuan awal siswa dan karakteristiknya, sehingga proses pembelajaran bukan
merupakan transfer informasi atau pengetahuan yang telah diketahui oleh guru, tetapi
merupakan proses memperoleh informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan siswa. Guru
yang berpengalaman memahami pentingnya mempertimbangkan perbedaan kemampuan
dan karakteristik siswa di dalam kelas. Guru tersebut akan menyadari bahwa semakin
kompleks pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai siswa, maka semakin
beragam aktivitas belajar yang harus dilalui siswa selama pembelajaran. Dengan demikian,
aktivitas belajar siswa yang difasilitasi oleh guru sangat berhubungan dengan kompleksitas
dan jenis pengetahuan yang harus dikuasai siswa.
Jenis pengetahuan yang harus dikuasai siswa menurut Anderson terdiri dari
pengetahuan faktual berupa fakta, pengetahuan konseptual berupa konsep dan prinsip,
pengetahuan prosedural berupa prosedur dan pengetahuan metakognisi. Tulisan ini akan
memfokuskan pembahasan kepada jenis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural.
Sapriya, dkk. (2009) menyatakan bahwa fakta merupakan informasi yang ada/ terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang terjamin kebenarannya. Fakta merupakan dasar dari
konsep, prinsip dan teori. Fakta menunjukkan kebenaran dan keadaan sesuatu. Fakta
diperoleh dari hasil observasi, maka fakta merepresentasikan apa yang dapat diamati.
Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, benda-benda, atau gejala yang memiliki
sifat tertentu atau lambang atau label yang dapat membantu seseorang mengenal, mengerti
dan memahami tentang sesuatu. Prinsip merupakan hasil generalisasi dari hubungan
beberapa konsep. Prosedur terkait dengan bagaimana melakukan atau melaksanakan suatu
aktivitas tertentu.
Guru yang berpengalaman akan menetapkan metode pembelajaran sesuai dengan
karakteristik struktur materi ajarnya. Joyce (2009) menyatakan bahwa pembelajaran
memiliki dua sasaran yaitu sasaran materi dan sasaran proses. Sasaran materi mencakup
informasi, konsep, teori, cara berpikir, nilai, dan materi lain yang harus dipelajari siswa.
Sasaran proses meliputi cara-cara belajar siswa yang difasilitasi oleh guru sehingga siswa
berpartisipasi aktif dan efektif. Menurutnya, proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dengan sasaran materi pembelajaran yang hendak dikuasai oleh siswa. Tabel berikut
memberikan gambaran tentang hubungan antara metode pembelajaran dengan karakteristik
struktur materi pembelajaran atau jenis pengetahuan yang hendak dikuasai siswa.
STRUKTUR MATERI METODE PEMBELAJARAN
Fakta Pengamatan, Simulasi
Konsep Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Penemuan
Prinsip Percobaan, Pengamatan, Penemuan
Prosedur Demonstrasi
MATA PELAJARAN
STRUKTUR
Bahasa
MATERI Matematika IPA IPS
Indonesia
Fakta Dadu memiliki Syair memiliki Meja didorong Jakarta
6 sisi rima a a a a bergeser merupakan kota
dengan penduduk
terpadat di
Indonesia
Konsep Sisi adalah Rima adalah Gaya adalah Penduduk adalah
bagian terluar bunyi dari akhir tarikan dan sekumpulan
sebuah bangun setiap baris dorongan individu yang
dalam syair menempati
tempat tertentu
Ind 2
Ind 1
Ind 2 Met 2
Met 1
Ind 1 Met 2
Met 1
Ind 2
Met 2 KD
Ind1 KP 3
Met 1
KP 2
KP1
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa siswa di dalam kelas memiliki pengetahuan
awal yang beragam tentang topik tertentu. Guru yang berpengalaman akan
mengidentifikasi pengetahuan awal siswa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran
untuk topik inti yang terkandung dalam kompetensi dasar, sehingga guru mengetahui benar
harus mulai darimana pembelajaran akan dilakukan. Ilustrasi berupa tangga di atas
menggambarkan bahwa ketercapaian kompetensi dasar (KD) pada anak tangga paling atas
sangat bergantung pada ketercapaian kompetensi-kompetensi prasyaratnya (KP1, KP2 dan
KP3). Proses belajar siswa mulai dari anak tangga paling bawah sampai pada anak tangga
KD melalui beberapa langkah yang disebut sebagai model pembelajaran, sementara anak
tangga merupakan jalan yang difasilitasi oleh guru supaya siswa mampu mencapai tangga
KD yang selanjutnya disebut sebagai metode pembelajaran. Ketercapaian KP dan KD
tersebut ditandai oleh kemunculan beberapa indikatornya setelah proses pembelajaran yang
menerapkan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan indikator tersebut. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Borich (2011).
...some of the characteristic s of your learners that will influence your instruction
are their specific abilities, prior knowledge, learning styles, and home and family
lives. These are the “windows” through which you will see the special needs of your
learners and begin to plan for them. (Borich, 2011).
Berikut adalah salah satu contoh implementasi proses analisis kompetensi dasar
sampai menjadi antisipasi aktivitas pembelajaran (anticipatory learning experience) untuk
bidang studi Matematika tentang topik Ciri-ciri Bangun Ruang Sederhana Berbentuk
Kubus dan Balok dengan Kompetensi Dasar yaitu Memahami ciri-ciri bangun ruang
sederhana berbentuk kubus dan balok.
Sebelum guru memulai pembelajaran tentang Ciri-ciri Bangun Ruang Sederhana
Berbentuk Kubus dan Balok, guru harus menyadari bahwa siswa tidak akan mampu
menguasai ciri-ciri bangun ruang tersebut jika siswa tidak mengenal atau mengetahui
benda-benda yang berbentuk kubus dan balok, serta unsur-unsur pembentuk bangun ruang
seperti sisi, rusuk dan titik sudut. Dengan demikian, guru perlu memikirkan kompetensi
prasyarat yang harus dikuasai siswa sebagai prasyarat terkuasainya kompetensi dasar
tersebut. Tabel berikut merupakan ilustrasi keterkaitan dimensi pengetahuan dengan enam
dimensi kompetensi menurut Anderson terkait kompetensi dasar tersebut di atas.
Dimensi
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi
Pengetahuan
Faktual X
Konseptual X
Prosedural
Metakognitif
Pada tabel di atas, kompetensi prasyarat untuk kompetensi dasar tersebut terdiri dari dua
kompetensi prasyarat yaitu:
1. Mengingat contoh bangun ruang berbentuk kubus dan balok
Indikator:
Menyebutkan contoh bangun ruang berbentuk kubus
Indikator
Capaian Materi Struktur Antisipasi
Aktivitas Guru
Kompetensi Prasyarat Materi Aktivitas Siswa
Prasyarat
Menyebutkan Contoh Fakta Guru bertanya Siswa berpikir
contoh bangun bangun ruang kepada siswa dan menjawab
ruang berbentuk berbentuk secara klasikal pertanyaan dari
kubus kubus tentang contoh guru
bangun ruang
berbentuk kubus
(Tanya jawab)
Guru Beberapa siswa
memberikan menyampaikan
kesempatan jawabannya
kepada beberapa sementara siswa
orang siswa lain
untuk mendengarkan
menyampaikan dan
jawabannya menanggapinya
Guru Siswa
memberikan mendengarkan
penguatan penjelasan guru
dengan tentang contoh-
menyebutkan contoh bangun
contoh-contoh ruang berbentuk
bangun ruang kubus
berbentuk kubus
(Ceramah)
2. Mengingat bagian sisi, rusuk dan titik sudut pada bangun ruang berbentuk kubus dan
balok
Indikator:
Menunjukkan unsur-unsur pada bangun ruang berbentuk kubus dan balok (sisi, titik sudut
dan rusuk)
Indikator
Capaian Materi Struktur Antisipasi
Aktivitas Guru
Kompetensi Prasyarat Materi Aktivitas Siswa
Prasyarat
Menunjukkan Unsur-unsur Fakta Guru Siswa secara
unsur-unsur pada pada bangun memfasilitasi klasikal
bangun ruang ruang siswa secara mengamati
berbentuk kubus berbentuk klasikal untuk kotak kapur dan
dan balok (sisi, kubus dan mengamati kotak kotak pensil
titik sudut dan balok (sisi, kapur dan kotak
rusuk) titik sudut pensil
dan rusuk) (Pengamatan)
Guru Beberapa siswa
menugaskan menunjukkan
beberapa siswa bagian sisi,
untuk rusuk dan titik
menunjukkan sudut pada
bagian sisi, rusuk kotak kapur dan
dan titik sudut kotak pensil
pada kotak kapur
dan kotak pensil
Guru Siswa
memberikan memperhatikan
penguatan guru ketika
dengan menunjukkan
menunjukkan bagian sisi,
bagian sisi, rusuk rusuk dan titik
dan titik sudut sudut pada
pada kotak kapur kotak kapur dan
dan kotak pensil kotak pensil
Kompetensi Dasar: Memahami ciri-ciri bangun ruang berbentuk kubus dan balok
Indiaktor:
Indikator
Capaian Materi Struktur Antisipasi
Aktivitas Guru
Kompetensi Pokok Materi Aktivitas Siswa
Dasar
Menjelaskan Ciri-ciri Konsep Guru Siswa
ciri-ciri bangun mengondisikan mengamati
bangun ruang ruang siswa untuk ulang benda
berbentuk berbentuk mengamati ulang berbentuk kotak
kubus kubus dan benda berbentuk kapur dan kotak
Menjelaskan balok kotak kapur dan pensil
ciri-ciri kotak pensil
bangun ruang (Pengamatan)
berbentuk Guru Seluruh siswa
balok memfasilitasi membilang
siswa untuk banyaknya sisi
membilang pada kotak
banyaknya sisi kapur dan kotak
pada kotak kapur pensil
dan kotak pensil
(Diskoveri)
Guru Seluruh siswa
memfasilitasi membilang
siswa untuk banyaknya
membilang rusuk pada
banyaknya rusuk kotak kapur dan
pada kotak kapur kotak pensil
dan kotak pensil
(Diskoveri)
Guru Seluruh siswa
memfasilitasi membilang
siswa untuk banyaknya titik
membilang sudut pada
banyaknya titik kotak kapur dan
sudut pada kotak kotak pensil
kapur dan kotak
pensil
(Diskoveri)
Guru Siswa
memberikan mendengarkan
penguatan penjelasan guru
dengan tentang ciri-ciri
menyebutkan bangun ruang
ciri-ciri bangun berbentuk kubus
ruang berbentuk dan balok
kubus dan balok
Membangun
Mengamati Menanya Menalar Mencoba
Jejaring
P
Rationalism E
Empiricicm N
D G
U E
G T
A A
A H
N U
A
N
e. Prinsip-prinsip
Beberapa prinsip pembelajaran di sekolah dasar yang menerapkan pendekatan
saintifik adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa dalam mengamati, menanya, menalar,
mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan.
2) Pembelajaran mengarah kepada penemuan dan pengembangan pengetahuan oleh
siswa dan terhindar dari verbalisme (transfer pengetahuan).
3) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan keterampilan
proses ilmiah (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba,
mengasosiasi dan mengomunikasikan).
5) Adanya proses validasi terhadap konsep, prinsip atau teori yang dikonstruksi siswa
baik melalui penguatan oleh guru maupun siswa.
b. Kegiatan Menanya
1) Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan membuat dan mengajukan pertanyaan,
tanya jawab dan sebagainya.
2) Kegiatan ini merupakan perwujudan dari rasa ingin tahu siswa terhadap apa yang
tidak dipahaminya.
3) Pada saat siswa menanya, guru harus memfokuskan pada pertanyaan yang sesuai
dengan cakupan materi.
4) Bentuk pertanyaan dari siswa dapat berupa pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural atau hipotetik.
a) Contoh Pertanyaan Faktual:
“ Apa nama benda itu?”
“ Dimana itu terjadi?”
“ Kapan kejadiannya?”
Jawabannya berupa Fakta
b) Contoh Pertanyaan Konseptual:
“ Apa yang dimaksud dengan ...?”
“ Pengertian dari gaya itu apa?”
Jawabannya berupa Konsep
c) Contoh Pertanyaan Prosedural:
“ Bagaimana caranya?”
“ Bagaimana menggunakannya?”
“ Bagaimana melakukannya?”
Jawabannya berupa Prosedur
d) Contoh Pertanyaan Hipotetik
“ Mengapa bisa begitu?”
“ Mengapa itu terjadi?”
Jawabannya berupa Prinsip atau Generalisasi
e. Kegiatan Mengomunikasikan
1) Kegiatan ini dapat dilakukan melalui presentasi, pajang karya, menyajikan laporan
secara lisan atau tertulis mulai dari proses, hasil dan kesimpulan.
2) Guru harus merumuskan indikator-indikator bahwa siswa mengomunikasikan
dengan tepat
3) Guru harus menilai proses ketika siswa melakukan kegiatan mengomunikasikan
Guru Kreatif
Kreativitas guru menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan
pembelajaran. Guru yang kreatif akan memilih dan mengembangkan pembelajaran
yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan kemampuan guru dan
karakteristik mata pelajaran, kompetensi dasar, materi pembelajaran dan siswa serta
bentuk pertanyaan siswa. Berikut adalah prosedur penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran.
1) Kenalilah kemampuan guru sendiri, karakteristik siswa, kompetensi dasar, mata
pelajaran yang terkait dengan tema, materi ajar dan bentuk pertanyaan siswa!
2) Pilihlah pendekatan saintifik yang akan diterapkan dalam pembelajaran sesuai
dengan karakteristik di atas (pendekatan saintifik berbasis penelitian atau
pendekatan saintifik dengan kegiatan 5M yang tidak terurut)!
3) Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan pendekatan saintifik berbasis
penelitian, maka terapkanlah pendekatan saintifik dengan kegiatan 5M yang tidak
terurut!
4) Kembangkanlah kelima kegiatan pokok pada pendekatan saintifik sesuai dengan
karakteristik di atas!
5) Kelima kegiatan pokok pada pendekatan saintifik dilakukan oleh siswa, guru
bertugas sebagai fasilitator agar kegiatan 5M berjalan dengan baik.
B. Bahan Aspek Praktik
Praktik kegiatan In1 untuk materi Pedagogi Praktis dan Pedagogical Content
Knowledge mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Materi Pedagogi
1. Narasumber menyampaikan materi tentang Pedagogical Content Knowledge (PCK),
Analisis Kompetensi Dasar, Learning Experience dan refleksi.
2. Narasumber mengelompokkan peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jenjang kelas (Contoh: Kelompok kelas 11, 12 dan 13).
3. Narasumber menugaskan setiap kelompok untuk menetapkan Kompetensi Dasar pada
jenjang kelas sesuai kelompoknya yang akan dipelajari pada pertemuan-pertemuan
pembelajaran di sekolah berikutnya.
4. Setiap kelompok melakukan analisis kompetensi dasar sesuai dengan format sehingga
dihasilkan beberapa indikator capaian kompetensi sesuai dengan KD yang dianalisisnya
5. Sesuai dengan indikator capaian kompetensi, setiap kelompok membuat peta learning
experience siswa sesuai dengan format dan mengembangkannya menjadi LKS (Lembar
Kerja Siswa).
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, sementara kelompok lain
menanggapinya.
7. Narasumber memberikan penguatan.
8. Setiap kelompok melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Materi Konten
1. Narasumber menyampaikan materi tentang Struktur Materi Pelajaran dan Analisis
Materi Pelajaran.
2. Setiap kelompok sesuai pengelompokkan pada saat materi Pedagogi melakukan analisis
materi pelajaran sesuai dengan KD pada saat materi Pedagogi.
3. Setiap kelompok mengembangkan bahan ajar/ handout sesuai dengan hasil analisis
materi pelajaran.
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, sementara kelompok lain
menanggapinya.
5. Narasumber memberikan penguatan
6. Setiap kelompok menetapkan guru model untuk praktik peerteaching.
7. Guru model dari setiap kelompok mempraktikkan seluruh hasil kerjanya sesuai dengan
KD pada kelompoknya dalam peerteaching, dan langsung diikuti dengan kegiatan
refleksinya.
8. Narasumber memberikan penguatan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Format Analisis Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar :
Dimensi
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi
Pengetahuan
Faktual X
Konseptual X
Prosedural
Metakognitif
Indikator
Struktur
Capaian Materi Antisipasi
Materi Aktivitas Guru
Kompetensi Prasyarat Aktivitas Siswa
Prasyarat
Prasyarat
............................. ..................... ............... ........................ ........................
............................ ..................... ....................... ........................
............................ ..................... ....................... ........................
Indikator
Struktur
Capaian Materi Antisipasi
Materi Aktivitas Guru
Kompetensi Pokok Aktivitas Siswa
Pokok
Dasar
............................. ..................... ............... ........................ ........................
............................ ..................... ....................... ........................
............................ ..................... ....................... ........................
Format Analisis Materi Pelajaran
Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar :
PETA KONSEP
No. ASPEK
1 KETERKAITAN MATERI
a. Materi Prasyarat
1) Fakta:
....
....
....
2) Konsep:
....
....
....
3) Prinsip:
....
....
....
4) Prosedur:
....
....
....
b. Materi Pokok
1) Fakta:
....
....
2) Konsep:
....
....
3) Prinsip:
....
....
4) Prosedur:
....
....
c. Materi Penunjang/ Pengembangan
1) Fakta:
.....
2) Konsep:
.....
3) Prinsip:
.....
4) Prosedur:
.....
2 KETERURUTAN
.......
.......
.......
.......
3 KELUASAN
.......
.......
.......
.......
4 KEDALAMAN
.......
.......