BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui cara analisis kadar protein metode Lowry pada bahan pangan dan
hasil pertanian
b. Untuk menetapkan kadar protein dengan metode Lowry.
2.1 Protein
Protein adalah zat makanan yang paling kompleks. Protein terdiri dari karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur, dan biasanya fosfor. Protein sering disebut sebagai
zat makanan bernitrogen karena protein merupakan satu-satunya zat makanan yang
mengandung unsur nitrogen. Protein esensial untuk pembangunan protoplasma hidup karena
terdiri dari unsure karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Protein terkandung dalam
makanan nabati dan hewani, tetapi protein hewani paling bernilai untuk tubuh manusia
sebagai materi pembangun karena komposisinya sama dengan protein manusia. Di lain pihak
protein nabati lebih murah. Protein ini lebih bermanfaat sebagai bahan bakar tubuh daripada
sebagai pembangun tubuh, tetapi menyediakan asam amino lebih murah yang dibutuhkan
tubuh untuk membangun jaringan (Watson, 2002).
Semua protein dibuat dari substansi lebih sederhana, yang disebut asam amino.
Terdapat kira-kira 20 asam amino, tetapi masing-masing protein mengandung hanya
beberapa asam amino tersebut. Asam amino seperti huruf yang dapat membentuk kata.Setiap
kata merupakan kombinasi huruf yang berbeda-beda. Protein dalam bahan makanan yang
berbeda mengandung kombinasi asam amino yang berbeda.Sepuluh asam amino esensial
ditemukan dalam protein manusia. Asam amino tersebut merupakan asam amino yang tidak
dapat diproduksi oleh tubuh. Protein yang mengandung ke- 10 asam amino tersebut disebut
protein lengkap, misalnya albumin, myosin, dan kasein. Protein yang tidak mengandung ke-
10 asam amino itu disebut protein tidak lengkap, misalnya gelatin yang terkandung dalam
semua jaringan fibrosa dan diekstraksi dari tulang dan kaki anak sapi dalam pembuatan sup
dan agar-agar. Protein hewani seperti telur, susu, dan daging tidak hanya mengandung semua
asam amino yang dibutuhkan tubuh, tetapi juga semua asam amino dalam proporsi yang baik,
yang disebut protein kelas pertama dan merupakan materi pembangun paling baik untuk
jaringan tubuh. Protein nabati, seperti ketan dan polong-polongan, mengandung hanya
sejumlah kecil asam amino, yakni satu atau asam amino dari sepuluh yang esensial untuk
tubuh, dan dengan demikian disebut protein kelas kedua, karena asam amino tersebut bukan
merupakan zat pembangun yang baik (Watson, 2002).
2.2.2 Tempe
Tempe adalah salah satu produk pangan di Indonesia yang proses pembuatannya
dengan cara memfermentasi kacang kedelai atau kacang-kacangan lainnya oleh kapang
Rhizopus oligosporus. Tempe merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi daripada bahan dasarnya. Tempe dibuat dengan cara fermentasi, yaitu dengan
menumbuhkan kapang Rhizopus oryzae pada kedelai matang yang telah dilepaskan kulitnya.
Inkubasi / fermentasi dilakukan pada suhu 25˚-37˚C selama 36-48 jam. Selama inkubasi
terjadi proses fermentasi yang menyebabkan perubahan komponen-komponen dalam biji
kedelai. Persyaratan tempat yang dipergunakan untuk inkubasi kedelai adalah kelembaban,
kebutuhan oksigen dan suhu yang sesuai dengan pertumbuhan jamur (Hidayat, dkk. 2006).
Tempe mempunyai nilai gizi yang tinggi. Tempe dapat diperhitungkan sebagai sumber
makanan yang baik gizinya karena memiliki kandungan protein, karbohidrat, asam lemak
esensial, vitamin, dan mineral. Gizi utama yang hendak diambil dari tempe adalah proteinnya
karena besarnya kandungan asam amino (Muhajirin, 2007). Kadar protein dalam tempe 18,3
gram per 100 gram. Tempe juga mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan tubuh
manusia. Secara umum komposisi zat gizi kedelai kuning kering dan tempe dapat dilihat
pada tabel berikut:
Komponen Kimia Komposisi
Kalori (kal) 149
Protein (g) 18,3
Lemak (g) 4,0
Hidrat arang (g) 12,7
Kalsium (mg) 129
Besi (mg) 10
Vitamin B1 (mg) 0,17
Air (g) 64
Sumber: (Santoso, 1993)
a. Pisau
b. Telenan
c. Mortar
d. Wajan
e. Kompor
f. Spatula
g. Sendok
h. Serok
i. Wadah
j. Neraca analitik
k. Penjepit
l. Pipet
m. Bulp pipet
n. Pipet ukur
o. Pipet mikro
p. Labu ukur 100 ml (2 buah)
q. Beaker glass 150 ml (2 buah)
r. Labu ukur 10 ml (9 buah)
s. Spektrofometer
t. Botol sentrifugasi (AM) (2 buah)
u. Sentrifugator
v. Corong
3.1.2 Bahan
a. Ayam goreng
b. Ayam mentah
c. Susu
d. Kuning telur
e. Tempe
f. Minyak goreng
g. BSA (50,100,150,200,250,300) µ mL
h. Folin
i. Lowry
j. Aquades
k. Plastik
l. Tissue
m. Kertas saring (2 buah)
n. Aluminium voil
BAB 4. PEMBAHASAN
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Protein adalah zat makanan yang paling kompleks karena terdiri dari karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur, dan biasanya fosfor
b. Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing)
pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya.
c. Tempe adalah salah satu produk pangan di Indonesia yang proses pembuatannya
dengan cara memfermentasi kacang kedelai atau kacang-kacangan lainnya oleh
kapang Rhizopus oligosporus
d. Telur kuning sekitar setengahnya mengandung uap basah (moisture) & setengahnya
adalah kuning padat (yolk solid).
e. Koagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika molekul protein yang
didenaturasi membentuk suatu massa yang solid.
f. Denaturasi diartikan suatu proses terpecahnya ikatan Hidrogen, interaksi hidrofobik,
ikatan garam, dan terbukanya lipatan atau win molekul
g. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube
h. Metode Kjeldahl merupakan salah satu dari uji kadar protein yang memiliki tingkat
kepercayaan lebih tinggi dalam menentukan kandungan nirogen (N) dalam susu
i. Turbodimetri merupakan analisis berdasarkan pengukuran berkurangnya kekuatan
sinar melalui larutan yang mengandung partikel tersuspensi.
j. Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba.
5.2 Saran
a. Pada saat menjelaskan teori lebih jelas agar praktikan lebih paham
b. Selesai meggunakan alat laboratorium, segera dicuci dan kembalaik ke tempat
semula.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Davide CL. 1977. Laboratory Guide in Dairy Chemistry Practical. Laguna: FAO Regional
Dairy Deveploment adn Training and Reserch Inst Univ of Philiphines at Los Banos Coll.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan. 1972. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharat. Jakarta.
57pp.
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Khopkhar,S.M. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press).
Khomsan A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Lowry , Rosenbrough , Farr, Randall. 1951. Protein Measurement with the Folin Phenol Reagent.
New York: Kluwer Academic Publishers.
Sudarmadji, Slamet. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberti.
Vaclavik, Vickie. A dan Elizabeth W. Cristian. 2008. Essential of Food Science Third Edition.
New York : Springer Science + Business Media.
Winarno F.G. 1990. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Yamamoto M, Matsumoto R, Okudai N, and Yamada Y. 1997. Aborted
anthers of Citrus result from gene-cytoplasmic male sterility. Sci Hortic 70:9-14
Lowry hey
3 Pembahasan
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada besarnya nilai
absorbsi suatu zat terhadap radiasi sinar elektromagnetik. Prinsip kerja spektrofotometri
adalah dengan menggunakan spektrofotometer yang pada umumnya terdiri dari unsur-unsur
seperti sumber cahaya, monokromator, sel, fotosel, dan detektor. Spektrofotometer adalah
alat untuk mengukur transmitansi atau absorbs cahaya (pernyerapan) oleh suatu sampel
sebagai fungsi dari panjang gelombang dan dibandingkan dengan standart tertentu. Selain itu
juga digunakan untuk mengukur sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal.
Meskipun ada yang menggunakan sinar rangkap, tetapi peralatan sama seperti sistem sinar
tunggal.
Prinsip kerja alat spektrofotometer yaitu cahaya dari sumber cahaya yang masuk ke
ditransmisikan melalui sel sampel dalam tempat sampel dan jatuh pada detector, kemudian
pembentukan cahaya senyawa berwarna dengan pereaksi-pereaksi tertentu dan setiap warna
spektrofotometer.
mengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya
sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam
persentase (%T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T.
Pada percobaan ini digunakan telur ayam kampung. Hal ini disebabkan karena telur
ayam kampung yang asli mempunyai kelebihan protein yang tinggi dibandingkan telur ayam
yang lain, sehingga memudahkan dalam pengujian protein. Analisis kimia pada dasarnya
terbagi menjadi dua pekerjaan utama yang dikenal dengan analisis secara kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui
warna larutan sampel pada tabung reaksi. Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang
bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel. Contohnya perhitungan
konsentrasi.
Reaksi Biuret merupakan reaksi atau metode yang digunakan untuk mengetahui atau
membuktikan keberadaan ikatan peptida pada suatu larutan. Keberadaan ikatan peptida ini
menunjukkan bahwa larutan tersebut mengandung salah satu sumber energi bagi tubuh yaitu
protein. Perubahan warna ungu pada larutan putih telur menunjukkan larutan tersebut
mengandung protein. Pada masing-masing tabung, mengalami perubahan warna menjadi biru
setelah ditetesi biuret. Semakin pekat warna biru, semakin tinggi pula kadar protein yang
dikandungnya