Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rosani Chaerunnisa Ikhsan

NIM : A31115035
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
A. Ketentuan Umum
Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang “Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan” adalah UU No. 6 tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 tahun 1994,
dengan UU No. 16 tahun 2000, terakhir dengan UU No. 28 tahun 2007. Undang-undang tentang
“Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan” dilandasi falsafah Pancasila dan UUD 1945. UU No. 28
tahun 2007 pada dasarnya mengatur hak dan kewajiban Wajib Pajak, wewenang dan kewajiban aparat
pemungut pajak, serta sanksi perpajakan. Sistem perpajakan yang dianut di Indonesia adalah self
assesment, yaitu Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk mendaftarkan diri, menghitung pajak yang
terutang, menyetornya, serta melaporkan penghitungan dan penyetoran pajak tersebut, sedangkan
fungsi Direktorat Jenderal pajak adalah melakukan pengawasan atas sistem self assesment tersebut agar
Wajib Pajak melaksanakannya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan. Penghitungan pajak
yang terutang diatur dalam undang-undang material perpajakan sebagaimana tersebut dalam UU PPh
dan UU PPN. Sementara itu pendaftaran, penyetoran, dan pelaporan pajak, serta wewenang Direktorat
Jenderal pajak diatur dalam undang-undang formal perpajakan sebagaimana tercantum dalam UU No. 6
Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut UU KUP), yang mengatur tentang hak dan kewajiban Wajib
Pajak serta wewenang Direktorat Jenderal Pajak, termasuk sanksi perpajakan apabila Wajib Pajak tidak
memenuhi kewajiban perpajakan.

B. NPWP, NPPKP, dan SPT


1. NPWP
 Pengertian NPWP
Menurut Undang-undang nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan yang berlaku disebutkan pengertian NPWP adalah nomor yang diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya. NPWP terdiri dari 15 digit yang masing-masing memiliki arti sendiri-sendiri.
 Fungsi NPWP Bagi Wajib Pajak
Dari pengertian tersebut terkandung juga fungsi NPWP dalam administrasi perpajakan
yaitu:
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak, hal ini karena satu nomor NPWP
hanya untuk satu Wajib Pajak. Sehingga tidak mungkin ada NPWP yang sama untuk lebih
dari satu orang di seluruh Indonesia.
b. Untuk menjaga ketertiban dalam administrasi perpajakan sehingga memungkinkan Wajib
Pajak untuk memenuhi hak dan kewajibannya sebagai Wajib Pajak.
 Pendaftaran NPWP
Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan subjektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan system self
assessment. Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai
subjek pajak dalam undang-undang pajak penghasilan 1984 dan perubahannya. Persyaratan
objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau
diwajibkan untuk melakukan pemotongan/ pemunguttan sessuai dengan ketentuan undang-
undang pajak penghasilan 1984 dan perubahannya. Kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk
memproleh NPWP dibatasi jangka waktunya,karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang
dan kewajiban mengenakan pajak terutang, jangka waktu pendaftarannya NPWP adalah:
a. Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan uasaha yang menjalankan bebas dan wajib
pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat satu bulan setelah saat usaha mulai
dijalankan.
b. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak melakukan
pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang
disetahunkan telah melebihi penghasilan tidak kena pajak, wajib mendaftarkan diri paling
lambat pada akhir bulan berikutnya.
c. Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan
dikenakan sangsi perpajakan.

2. NPPKP
 Pengertian NPPKP
NPPKP (No. pengukuhan pengusaha kena pajak) adalah setiapwajib pajak sebagai
pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN)berdasrkan undang-undang PPN wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkanpengusaha kena pajak (PKP) dan atau pengusaha yang
dikukuhkan sebagai pengusahakena pajak memiliki suratpengukuhan kena pajak yang berisi
identitas dan kewajban perpajakan Pengusahakena pajak.

 Fungsi NPPKP

1. Untuk mengetahui identitas pengusaha kena pajak yang sebenarnya.


2. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah.
3. Untuk pengawasan terhadap administrasi perpajakan.
 Tempat Pengukuhan NPPKP

Bagi wajib pajak sebagai mana yang memenuhi syarat sebagai PKP wajib melaporkan
usahanya kekantor pelayanan pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha wajib
pajak atau kekantor pelayanan pajak tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Dalam hal tempat tinggal berada dalam 2 wilayah tempat kerja kantor pelayanan
pajak, direktur jendral pajak dapat menempatkan kantor pelayanan pajak tempat wajib pajak
terdaftar.

3. SPT
 Pengertian SPT
Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan atau pembayaran pajak , objek pajak atau bukan objek pajak, atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuuan peraturan - undangan perpajakan.

 Fungsi SPT

Fungsi SPT bagi wajib pajak , pajak penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang dan untuk melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak.
c. Harta dan kewajiban.
d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain
dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Bagi pengusaha kena pajak, fungsi surat pemberitahuan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang meewah yang sebenarnya terutang dan
untuk melaporakan tentang :
a. Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh pengusaha
kena pajak sesuai dengan ketentuan p[eraturan anperundang-undangan perpajakan
 Prosedur Penyelesaian SPT
a. Wajib pajak sebagaimana mengambil sendiri surat pemberitahuan ditempat yang
ditetapkan oleh direktur jendral pajak atau ,mengambil dengan cara lain yang tata
cara pelaksanaannya diatur dengan peraturan mentri keuangan.
b. Setiap wajib pajak wajib mengisi surat pemberitahuan dengan benar,lengkap dan
jelas, dalam bahasa indonesiua dengan menggunakan huruf latin, angka arab, dsatuan
mata uang rupiah dan menandatangani serta menyampaikannya kekantor direktur
jendral pajak tempat wajib pajak terdaftar atau di kukuhkan Atau tempatr lain yang di
tetapkan oleh direktur jendral pajak.
c. Wajib pajak yang telah mendapat izin dari menteri keuangan untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang
selain rupiah.
d. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa .
e. Bukti-bukti yang harus dilampiirkan pada SPT antara lain :
 Untuk wilayah pajak yang mengadakan pembukuan laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untuk
menghitung besarnya penghasilan kena pajak.
 Untuk SPT masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah dasar pengenaan
pajak, jumlah pajak keluaran, jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan,
dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
 Untuk wajib pajak yang menggunakan norma perhitungan jumlah peredaran
yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan.

C. Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan Pajak
http://agung-saifuddin.blogspot.co.id/2015/11/ketentuan-umum-dan-tata-
cara-perpajakan.html

Anda mungkin juga menyukai