Anda di halaman 1dari 24

RENCANA KEGIATAN PRATIKUM ADMINISTRASI

PENYULUHAN PERTANIAN DI BPP SELAAWI KABUPATEN


GARUT

ADMINISTRASI PENYULUHAN PERTANIAN

PENI KANIA

04.1.15.0734

3B

PENYULUHAN PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Rencana
kegiatan pratikum administrasi penyuluhan pertanian di bpp selaawi kabupaten
garut. Dalam penyusunan tugas ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Opik Ahmad Taopik, S. Pd., M. Pd selaku Dosen mata kuliah Administrasi


Penyuluhan Pertanian.
2. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini.

Dalam segala hal tidak ada kata yang sempurna, termasuk dalam pembuatan
tugas makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang bersifat membangun. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umunya.

Bogor, Febuari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ............................................................................ 2
C. Kegunaan Praktikum ....................................................................... 2
D. Waktu Dan Tempat Praktikum ......................................................... 3
BAB II TIJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
A. unsur – unsur administrasi ................................................................. 4
B. Organisasi Penyuluhan Pertania ........................................................ 5
C. Tata Hubungan Kerja Organisasi Penyuluhan Pertanian ................... 6
BAB III Metode Praktikum ......................................................................... 9
A. Metode Dasar Praktikum ..................................................................... 9
B. Metode Penentuan Lokasi ................................................................... 9
C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 9
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 9
BAB IV Kondisi Umum Wilayah ................................................................ 10
A. Letak Dan Batas Wilayah..................................................................... 10
B. Iklim Dan Curah Hujan ........................................................................ 10
C. Keadaan Tanah ..................................................................................... 11
D. Kelembagaan Petani ............................................................................ 11
BAB V Hasil Dan Pembahasan .................................................................... 12
A. Unsur –unsur Administrasi Penyuluhan Pertanian ............................. 12
B. Organisasi Penyuluhan Pertanian ........................................................ 13
C. Tata Hubungan Kerja Organisasi Penyuluhan Pertanian ..................... 17
D. Mekanisme Penyusunan Anggaran Penyuluhan Pertanian .................. 17
E. Monitoring Kegiatan Penyuluhan Pertanian ........................................ 18
BAB VI Kesimpulan Dan Saran .................................................................. 19
A. Kesimpulan ......................................................................................... 19

ii
B. Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai program-program atau kebijakan-kebijakan dilaksanakan
untuk menyejahterahkan kehidupan petani dan keluarganya. untuk itu
pemerintah berupaya membantu para petani melalui program-program tersebut
demi meningkatkan pendapatan mereka. Dalam melaksanakan program
tersebut, petani dihadapkan pada masalah-masalah yang seringkali muncul
yaitu baik masalah teknis, ekonomis maupun sosial, disinilah peranan
penyuluh sangat penting bagi mereka.
Petani tidaklah sendiri dalam menghadapi masalah tersebut. Petani
mendapat bantuan dari pihak-pihak lain yaitu penyuluh atau mitra tani.
Penyuluh bertugas sebagai fasilitator dimana penyuluh berfungsi sebagai
jembatan antara pemerintah dengan petani. Sehingga peran penyuluh sangat
diharapkan agar dapat membantu petani dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang sedang dihadapi petani.
Penyuluh sebagai fasilitator berusaha untuk bisa menyelesaikan
masalah yang dihadapi petani salah satu caranya yaitu membuat administrasi
penyuluhan. Administrasi berupa rencana-rencana pembukuan struktru
organisasi yang jelas serta pembiayaan. Menurut Kaliski (1983) dalam
Departemen Kehutanan (1996) mengartikan bahwa administrasi sebagai
menejemen operasi atau salah satu fungsi menejemen untuk merencanakan,
melaksanakan, mengorganisasi dan mengawasi fungsi-fungsi menejemen yang
lain. Fungsi administrasi adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
pemimpin atau ”manejer”. Karena itu seorang pemimpin atau manejer sering
pula disebut dengan istilah ”administrator”.
Dengan administrasi penyuluhan, kita akan lebih diperjelas mengenai
tugas-tugas dan fungsi penyuluhan. Adapun beberapa fungsi administrasi
penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah (1) Administrasi personalia, (2)
kemudahan dan perlengkapan bagi penyuluhan, (3) administrasi keuangan, (4)

1
pelaporan dan evaluasi, (5) hubungan dengan lembaga-lembaga terkait lainnya
(Departemen Kehutanan, 1996).
Praktikum administrasi penyuluhan dan komunikasi
pertanian dilakukan untuk mengetahui lebih dalam sistem administrasi yang
ada pada suatu lembaga penyuluhan sehingga mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dengan melakukan
praktek langsung. Di samping itu agar mahasiswa mendapat pengalaman dalam
berkomunikasi dengan pihak birokrasi penyuluhan.
B. Tujuan Pratikum

Adapun Tujuan Praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui unsur-unsur yang terkandung


dalam Administrasi Penyuluhan Pertanian
2. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui organisasi penyuluhan
pertanian termasuk tugas dan wewenangnya
3. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui hubungan kerja antara bagian-
bagian yang terkandung dalam suatu organisassi penyuluhan pertanian
4. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui dan tata cara penyusunan
anggaran termasuk penggunaan anggaran dalam penyuluhan perrtanian
5. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui sistem monitoring yang
dilakukan oleh lembaga disuatu wilayah penyuluhan pertanian
C. Kegunaan Pratikum
1. Bagi praktikan, praktikum ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
pengalaman disamping untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Administrasi Penyuluhan.
2. Bagi instansi yang terkait, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang terkait administrasi penyuluhan.
3. Bagi pembaca, dapat dijadikan pengetahuan dan informasi tentang
administrasi penyuluhan

2
D. Waktu Dan Tempat Pratikum
Praktikum Administrasi Penyuluhan Pertanian ini dilaksanakan pada
hari Jum’at 09 Maret 2018 di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan
Selaawi Kabupaten Garut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Unsur – Unsur Administrasi
Kaliski dalam Departemen Kehutanan (1996), mengartikan
administrasi sebagai manajemen operasi, atau salah satu fungsi manajemen
untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengawasi fungsi-
fungsi manajemen yang lain. Fungsi administrasi adalah tugas yang harus
dilakukan oleh setiap pemimpin atau manajer. Karena itu seorang pemimpin
atau manajer sering pula disebut dengan istilah administrator.
Sedangkan untuk unsur–unsur yang ada dalam suatu administrasi
tersebut baik berupa faktor situasional dan kondusional maupun sumber daya-
sumber daya tertentu, menurut Surakhmad (1994) menyebutkan sebagai
berikut:
1. Organisasi, yang akan menjadi wadah/wahana, struktur dan rangka dasar
(frame work) dari administrasi.
2. Lingkungan, yaitu yang mengelilingi administrasi “berada” di dalam
organisasi terdiri atas berbagai lapisan antara lain: geografis, fisik, biologis
(flora, fauna), sosial, budaya, ekonomis, psikologis, politik dan teknologis.
3. Situasi, yaitu seperangkat faktor-faktor lingkungan yang secara langsung
atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap per keadaan,
perkehidupan dan gerak–gerak administrasi(organisasi).
4. Lokasi, yaitu bagian dari lingkungan yang terdiri atas semua faktor yang
mempunyai relevansi (hubungan kepentingan) dengan administrasi
(organisasi) dan mempunyai arti lerak dengan diukur menurut jarak
transportasi dan komunikasi.
5. Wilayah operasi
6. Mesin dan peralatan (equipment), terdiri atas semua barang modal yang
merupakan “hardware” dari administrasi (organisasi).

4
7. Program–program usaha ( software dan mission ), terdiri atas peraturan-
peraturan dan prosedur–prosedur konstitusional yang merupakan kerangka
dan rangka dasar berpikir dan berusaha.
8. Legitimitas, yaitu kekuatan sosial, politik-yuridis yang berasal dari
undang-undang.
9. Pimpinan
10. Personil.
B. Organisasi Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya,
memberi pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Van Den Ban
dan Hawkins, 1996).
Penyuluhan Pertanian adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan
politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat
melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan
perilaku pada diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan) yang
terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang
semakin berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara
berkelanjutan (Mardikanto, 2001).
Penyuluhan pertanian di sini mempunyai peranan untuk
mempersiapkan petani dan untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada
petani. Atau lebih tepatnya, penyuluhan pertanian mempunyai peranan untuk
menyadarkan petani tentang adanya alternatif-alternatif baru atau metode-
metode lain untuk mengusahakan pertanian mereka ke arah yang lebih baik
(Sastraatmadja, 1993).
Organisasi penyuluhan tentu saja tidak sepantasnya untuk
mengharapkan “peranan yang menentukan” dalam menerapkan peraturan
karena dengan mengambil keputusan, penyuluh akan kehilangan kepercayaan
dari petani sehingga menyebabkan peranan agen penyuluhan menjadi tidak
efektif. Organisasi penyuluhan hanya dapat memainkan peranan yang

5
berhubungan dengan kebijakan pemerintah apabila memiliki kaitan erat dengan
pembuat kebijakan dan pelaku-pelaku lain yang terlibat
(Van den Ban dan Hawkins, 1996).
C. Tata Hubungan Kerja Organisasi Penyuluhan Pertanian

Secara umum, organisasi dapat diartikan sebagai himpunan yang terdiri


dari kelompok-kelompok orang yang saling bekerjasama di dalam suatu
struktur tata hubungan antar kelompok-kelompok (unit kegiatan) yang
melaksanakan fungsi masing-masing demi tercapainya tujuan (bersama)
tertentu yang menjadi tujuan organisasi yang bersangkutan. Pemahaman
tentang organisasi seperti itu, mengandung pengertian bahwa organisasi
merupakan :

1. Himpunan dari kelompok-kelompok orang atau lembaga yang saling


bekerjasama untuk kepentingan tercapainya tujuan tertentu.
2. Setiap organisasi terbagi menjadi kelompok-kelompok atau unit-unit
kegiatan yang melaksanakan fungsi-fungsi tertentu.
3. Setiap organisasi memiliki struktur tata hubungan antar kelompok yang
jelas. (Mardikanto, 1993),

Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat


pedesaan terpusat pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yang bertugas
menyelenggarakan penyusunan programa dan kegiatan penyuluhan pertanian
bagi keluarga tani menuju bertani yang lebih produktif, berusaha tani yang lebih
menguntungkan dan hidup yang lebih sejahtera. Hubungan kerja antara BPP
dengan pemerintah Daerah Tingkat II diatur oleh Kepala Daerah yang
bersangkutan. Bimbingan teknis kegiatan penyuluhan pertanian diberikan oleh
Departemen Pertanian (BPLPP) (Adjid, 2001).

Suatu bentuk struktur organisasi yang terbukti menunjukkan


“keberhasilannya” di banyak negara yang kurang berkembang, memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

6
1. Kepala Kantor Penyuluhan, selain mengawasi langsung para staf
administrasi juga mengawasi kegiatan para penyuluh spesialis.
2. Para penyuluh dan peneliti, diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
antara mereka dapat terjalin hubungan yang mudah dan akrab.
3. Lembaga-lembaga penelitian di Perguruan Tinggi, melalui suatu perjanjian
kerjasama, memiliki kaitan dengan organisasi penyuluhan pertanian.
4. Kantor penyuluhan memiliki hubungan jalur komando dengan para
Penyuluh Spesialis di setiap wilayahnya untuk melakukan supervisi
terhadap para Penyuluh Lapangan.
5. Seluruh Penyuluh Spesialis sampai tingkat propinsi tidak berkewajiban
memberikan laporannya kepada penguasa atau politikus setempat, tetapi
merupakan bagian dari dinas penyuluhan yang professional (Mardikanto,
1993).

Wewenang organisasi adalah hak untuk bertindak atau memberi


perintah ataupun untuk menimbulkan tindakan-tindakan dari orang lain. Setiap
pejabat dalam organisasi apapun melaksanakan tugas dan kewajibannya yang
didasarkan pada wewenang yang melekat pada jabatan baru yang
dipanggulnya. Dengan perkataan lain suatu jabatan baru mempunyai arti
setelah padanya diberi wewenang organisasi. Sumber-sumber dari wewenang
formal dalam organisasi, antara lain adalah :

1. Peraturan perundangan-undangan yang berlaku.


2. Posisi seseorang dalam konstelasi organisatoris yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Pelimpahan wewenang.
4. Perintah yang datang dari pejabat yang lebih tinggi (Widjaja, 1991).

Meskipun tidak dinyatakan secara tegas (eksplisit), struktur organisasi


kelompok tani telah memberikan gambaran yang emplisit menunjukkan tentang
adanya pembagian tugas yang jelas diantara: kontak tani/staff pengurus, petani
maju dan petani pengikutnya.Pembagian tugas/fungsi organisasi tersebut

7
mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan program kerja maupun dalam
pelaksanaan program kerja itu sendiri. Tentang hal ini, sejak dikembangkannya
program Supra Insus (1989), tugas kontak tani atau staff pengurus semakin jelas
dalam bentuk perumusan, RDK (Rencana Definitif Kelompok) dan RDKK
(Rencana Daftar Kebutuhan Kelompok) (Mardikanto, 1993).

8
BAB III
METODE PRATIKUM
A. Metode Dasar Pratikum
Metode dasar yang dipakai dalam pelaksanaan praktikum
Administrasi Penyuluhan yaitu menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu metode yang memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada
pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan,
dianalisis dan disimpulkan dalam konteks teori-teori yang ada dari
penelitian terdahulu. (Mardikanto, 2001).
B. Metode Penentuan Lokasi
Metode penentuan lokasi yang digunakan dalam pelaksanaan
praktikum Administrasi Penyuluhan dilakukan secara purposive yaitu di
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Model Palur di kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum Administrasi
Penyuluhan meliputi data primer dan data sekunder:
1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan
cara wawancara secara langsung maupun dibantu dengan menggunakan
kuesioner.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait atau
lembaga yang berhubungan dengan praktikum.

D. Metode Pengumpulan Data


Wawancara, mahasiswa mendatangi responden-responden
melakukan wawancara dipandu dengan kuesioner yang telah tersedia. Data
yang didapatkan harus objektif. Untuk data penunjang dapat diperoleh dari
masyarakat baik mengenai sejarah desa, maupun fenomena sosial yang ada.

9
BAB IV

KONDISI UMUM WILAYAH

A. Letak Dan Batas Wilayah


Wilayah BPP Kecamatan Selaawi memiliki batas-batas berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cibugel Kabupaten
Sumedang
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Balubur Limbangan
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Malangbong
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Balubur Limbangan
Wilayah BP3K Kecamatan Selaawi seluruhnya 3.216 Ha.Yang terdiri dari
luas lahan sawah 935 Ha. Lahan darat 2.281 Ha.Untuk lebih jelasnya
mengenai wilayah kerja BPP Kecamatan Selaawi dapat dilihat pada
Lampiran.
B. Iklim Dan Curah Hujan
Iklim merupakan sesuatu hal yang sangat mempengaruhi terhadap
tumbuhan komoditas tanaman di dalam suatu daerah.Wilayah BPP
Kecamatan Selaawi memiliki tipe iklim agak basah dengan curah hujan
rata-rata per tahun 2.182 mm/tahun, sedangkan pada tahun 2016 curah
hujan mencapai 2.547 mm. Rata-rata bulan basah 8 bulan dan bulan kering
4 bulan.
Data curah hujan selama lima tahun ke belakang secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran. Berdasarkan penggunaannya, keadaan lahan
pertanian di wilayah BPP Kecamatan Selaawi Tahun 2016 dapat dilihat
pada Tabel 1.

10
Tabel 1. Data Rata-Rata Curah Hujan Selama 5 Tahun Wilayah Kecamatan
Selaawi Tahun 2016
Rata-Rata 5
2016 Ket
No Bulan Tahun
H.Hujan Ch/mm H.Hujan Ch/mm
1 Januari 20 316 22 294.6
2 Februari 23 579 20 445.4
3 Maret 22 278 21 331.4
4 April 15 353 19.4 417.6
5 Mei 15 229 12.2 163.6
6 Juni 9 85 5.5 79
7 Juli 16 209 5.8 103.8
8 Agustus 13 168 5.4 39.8
9 September 18 323 4.4 65.8
10 Oktober 22 456 10 120.6
11 Nopember 22 375 17.5 348.4
12 Desember 19 346 23.8 461
Jumlah 214 3.717 179.2 2762.7
Tabel ini menunjukan bahwa wilayah BPP Selaawi berpotensi untuk
pengembangan usahatani tanaman padi sawah, padi gogo, palawija,
tanaman obat dan peternakan.
C. Keadaan Tanah

Jenis tanah yang ada di wilayah Kecamatan Selaawi umumnya jenis


tanah mayoritas latosal coklat sampai asosiasi latosal coklat kemerahan,
dengan karakteristik lahan dan fisik sebagai berikut :
 Keasaman tanah dengan pH berkisar antara 4 sampai 6
 Kemiringan lahan berkisar dari 15 % sampai 39%
Keadaan atau kedalaman gambut sebesar 1,5
D. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani yang ada di wilayah BPP Kecamatan Selaawi terdiri
dari 153 Kelompok Tani, 19 Kelompok Tani Hutan, 21 Kelompok Wanita Tani,
7 Gapoktan Desa, 12 Kelompok GP3K/P3A, 12 Kelompok UPJA dan LKM.
Untuk lebih lengkapnya mengenai Sumberdaya Kelembagaan Petani di
Kecamatan Selaawi dapat dilihat pada Lampiran.

11
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Unsur – unsur Administrasi Penyuluhan Pertanian

Secara umum unsur-unsur yang terdapat dalam administrasi


penyuluhan, diantaranya adalah: Administrasi personalia, kemudahan dan
perlengkapan bagi penyuluhan, administrasi keuangan, pelaporan dan
evaluasi, dan hubungan dengan lembaga-lembaga terkait lainnya.
1. 1 orang koordinator/ pengelola
2. 2 orang penyuluh PPL
3. 1 orang penyuluh THL
4. 1 orang POTP
Tabel 2. Data Sumber Daya Manusia wilayah BPP Selaawi Tahun 2016

Status
Nama Umur Masa Tugas Pendidikan
No Nama Penyuluh (PNS Luas WKPP (ha)
Kecamatan (thn) (thn) terakhir
/THL)
1 Selaawi Iwan Kurnia 47 thn 5 thn PNS S2 UPT Pertanian
2 Selaawi Ahmad Yani 42 thn 13 thn PNS S1 Kasubag TU
Koordinator
3 Selaawi Hidayat 62 thn 35 thn PNS SPMA
Penyuluh
Penyuluh Wilayah
Tantan Binaan Desa Mekar
4 Selaawi 34 thn 8 thn PNS S1
Kertanugraha Sari, Cirapuhan, dan
Selaaawi
Penyuluh Wilayah
5 Selaawi Asep Muldiana 47 thn 8 thn THL S1 Binaan Desa Pelita
Asih dan Samida
6 Selaawi Hendri 36 tahun 11 thn THL S1 POPT
7 Selaawi Empon J 45 thn 20 thn - SMEA Staf Administrasi
Penyuluh Wilayah
Binaan Desa
8 Selaawi Sri Dwi Rahayu 29 thn 8 thn PNS SMA
Cigawir dan
Putrajawa

SDM di BPP Selaawi yaitu: 1 orang sebagai koordinator BPP, 2 Petugas


PPL dan 1 petugas Tenaga Harian Lepas (THL) dan 1 POPT.Tugas seorang

12
penyuluh di sini yaitu melaksanakan programa penyuluhan pertanian yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan petani dan menjalin kerjasama dengan petani.
Wilayah Binaan di BPPSelaawi membawahi beberapa kelompok tani di tujuh
Desa. Kelompok-kelompok tani inilah yang menjadi bimbingan para PPL yang
terdapat di BPP Selaawi tersebut. BPP Selaawi membawahi 64 kelompoktani
yang tersebar ditiap Desa.
Penyuluh membawahi Wilayah binaan yang berada di Kecamatan
Selaawi. Kantor BPP Selaawi lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau
karena berada di dekat jalan raya di jalur transportasi umum. Dalam
melaksanakan tugas, penyuluh membutuhkan beberapa informasi, adapun media
informasi yang berada di BPP Selaawi terdiri dari surat kabar, brosur, majalah,
leaflet,dll, yang biasanya diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut.
Fasilitas yang tersedia di BPP Selaawi terdiri atas: kursi, meja, almari, rak
buku, soundsistem,whiteboard, papan struktur organisasi, printer, komputer, peta
Desa,dll.
B. Organisasi Penyuluhan Pertanian
Untuk mengetahui posisi struktural ataupun fungsional dari BPP Palur
dapat dilihat dari struktur Organisasi Kantor BPP Rajapolah, Kabupaten
Tasikmalaya sebagai berikut :

Pimpinan Balai
Hidayat

Staf Administrasi Penyuluh POPT


Empon - Tantan Kertanugraha
Hendri
- Asep Muldiana
- Sri Dwi Rahayu

13
 Adapun tugas pokok BPP adalah :
1. Menyusun programa bersama keluarga tani dan masyarakat pelaku agribisnis
sesuai dengan kebutuhan lokalita.
2. Melaksanakan penyuluhan pertanian agribisnis dan ketahanan pangan secara
partisipatif.
3. Memberikan berbagai rekomendasi dan mengikhtiarkan akses kepada
sumber-sumber informasi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh keluarga tani
dan masyarakat pelaku agribisnis.
4. Membantu masyarakat pelaku agribisnis dalam memilih dan mengambil
keputusan usaha dibidang pertanian yang menguntungkan.
5. Memfasilitasi berbagai kegiatan pertemuan/ sarasehan/ mimbar yang
diselenggarakan oleh keluarga petani dan masyarakat pelaku usaha.
6. Mengembangkan organisasi petani menjadi organisasi sosial ekonomi yang
tangguh.
7. Mengembangkan kepemimpinan petani dan masyarakat pelaku agribisnis.
8. Merakit dan menyebarluaskan informasi yang dibutuhkan keluarga petani
dan masyarakat pelaku agribisnis melalui berbagai media informasi.
9. Memfasilitasi pengembangan media yang dibuat oleh keluarga petani dan
masyarakat pelaku agribisnis.
10. Melakukan kerjasama dengan lembaga dan pihak-pihak lain dalam
pelaksanaan penyuluhan pertanian.
11. Melaksanakan pelatihan bagi penyuluh pertanian/ kehutanan secara
berkala.
12. Memfasilitasi kaji terap dan studi yang dilakukan kleuarga petani dan
masyarakat pelaku agribisnis.
13. Memelihara sarana dan prasarana penyuluhan pertanian.
14. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan penyuluh pertanian sesuai
dengan peraturan yang berlaku
15. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dibidang agribisnis.
16. Mengembangkan kemitraan agribisnis antara petani dengan dunia usaha.

14
17. Memberikan umpan balik kepada pemerintah kabupaten.
18. Melakukan bimbingan/ supervisi, monitoring dan evaluasi penyuluh
pertanian diwilayah kerjanya.
19. Mengelola kebun/ lahan BPP dengan baik.
20. Melaksanakan administrasi dan pelaporan BPP.
 Sedangkan peran dan fungsi BPP adalah :
1. Memfasilitasi tersusunnya programa dan Rencana Kegiatan Penyuluhan
Pertanian (RKPP) secara tertib.
2. Mengupayakan tersedianya dan tersebarkannya informasi teknologi, sosial
dan ekonomi dalam rangka penyelenggaraan agribisnis dan ketahanan pangan.
3. Memfasilitasi terselenggarakannya kerjasama antara peneliti, penyuluh,
petani/ kontak tani dan pelaku agribisnis dalam pengembangan teknologi
spesifik lokalita.
4. Memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dan forum pertemuan bagi petani
dan penyuluh.
5. Memfasilitasi terselenggaranya kegiatan percontohan dan model-model
usaha agribisnis dan ketahan pangan.
6. Sebagai basis penyuluh dalam melaksanakan kegiatan revitalisasi
penyuluhan pertanian.
Tugas dan fungsi Penyuluh:
 Pimpinan balai
1. Penanggungjawab operasional kegiatan BPP
2. Mengkoordinasi antar penyuluh
3. Penyusun programa penyuluhan pertanian dan Rencana Kegiatan
Penyuluhan Pertanian (RKPP) di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian
(WKPP)
4. Membantu mengendalikan pelaksanaan kegiatan pertanian di WKPP
5. Bertanggungjawab tersusunnya programa BPP
6. Mendorong penyuluhan pertanian dan THL untuk melakukan penyuluhan

15
 Urusan ketata usahaan
1. Melaksanakan sebagian tugas pimpinan balai dalam hal memberikan
pelayanan teknis dan administrativ
2. Menyusun rencana dan program kerja
3. Menyusun anggaran dan pengelolaan keuangan
4. Melaksanakan adminnistrasi
5. Mengelola kepegawaian dan perlengkapan yang ada di BPP
 Penyuluh yang menangani urusan programa
1. Melakukan supervisi penyuluh ke setiap BP3K secara berkesinambungan
2. Memfasilitasi proses penyuluha pelaku utama dan pelaku usaha
3. Melakukan identifikasi potensi wilayah dan identifikasi kebutuhan media
penyuluhan pertanian
4. Menyusun rancangan programa penyuluhan pertanian
5. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan tahunanan penyuluh
pertanian
 Penyuluh yang menangani urusan sumber daya
1. Penyusunan dan perencanaan program kegiatan dibidang sumber daya
2. Perumusan kebijakan dalam bidang sumber daya
3. Pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang sumber daya
4. Perumusan bahan binaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis
dalam bidang pertanian, kelautan, dan perikanan, kehutanan, perkebunan
dan ketahanan pangan
5. Perumusan bahan binaan, bimbingan, pengendalian, dan pengaturan teknis
dalam bidang sumber daya
 Penyuluh yang menangani urusan supervisi
1. Melakukan supervisi penyuluh ke setiap BP3K
2. Melaksanakan kunjungan ke kelompoktani perorangan dan massal
3. Melakukan monitoring dan evaluasi kesetiap BP3K tentang pelaksaaan
program

16
4. Melakukan kegiatan evaluasi, analisa, dan merumuskan dampak
penyuluhan
C. Tata Hubungan Kerja Organisasi Penyuluhan Pertanian
BPP Selaawi berfungsi sebagai penyuluhan pertanian dan home base
bagi para penyuluh pertanian di tingkat kecamatan. BPP Rajapolah
memiliki 2 pegawai yang statusnya adalah PPL, serta 1 THL dan 1 POPT..
Bentuk organisasi BPP Selaawi yaitu organisasi campuran antara
hubungan struktural dan fungsional. Hubungan struktural nampak dari
adanya pembagian kerja menurut struktur organisasi yang telah ditetapkan,
sedangkan hubungan fungsional nampak adanya peran dari PPL, THL dan
POPT yang berfungsi memberikan pendampingan bagi para kelompok tani
di wilayah binaan masing-masing.
D. Mekanisme Penyusunan Anggaran Penyuluhan Pertanian
Pendanaan BPP Rajapolah berasal dari pusat, dana tersebut satu
paket dengan program yang dilaksanakan. Pusat sudah menentukan
besarnya uang serta paket-paket kegiatan penyuluhan yang harus
dilaksanakan.
Adapun kegiatan BPP Rajapolah dalam 1 tahun diantaranya:
 Pelaksanaan PRA
 Identifikasi Kebutuhan Informasi Pertanian
 Pendamping Penyusunan Rencana Kegiatan Kelompok (RKK),
Rencana Usaha Kelompok (RUK), Rencana Difinitif Kelompok
(RDK) dan Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)
 Rembug petani, kelompok dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
di tingkat Desa dan Kecamatan
 Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian
 Penumbuhan organisasi petani dan pos penyuluhan
 Menumbuhkembangkan jasa konsultasi agribisnis
 Percontohan di BPP, yaitu Demplot Padi dan Demplot Hortikultura
 Study Banding baik untuk penyuluh dan petani

17
 Penilaian kemampuan organisasi petani
 Penilaian penyuluh dan petani yang berprestasi
 Penyebaran informasi dan teknologi
 Pelatihan petani, kelompok tani, dan gapoktan di BPP
 Perakitan materi, media dan alat bantu penyuluhan spesifik lokasi
Supervisi, evaluasi dan penilaian kinerja penyuluh oleh koordinator
penyuluh di BPP.
E. Monitoring Kegiatan Penyuluhan
Monitoring kegiatan di BPP Selaawi dilaksanakan langsung oleh
pusat. Dinas Pertanian Pusat memonitoring program setiap satu bulan
sekali. Monitoring yang dilaksanakan misalnya terkait pelaksanaan pupuk
bersubsidi, pelaksanaan benih bersubsidi dan pendanaan.
Monitoring hasil maupun dampak penyuluhan yang diberikan kepada
petani dilakukan oleh penyuluh. PPL yang berada di masing-masing
wilayah binaan bertanggung jawab dalam melakukan monitoring,
kemudian melaporkan langsung kepada kepala BPP Selaawi. Adapun
Mekanismenya yaitu melalui kontak tani yang berada di masing-masing
kelompok. Dimana dari pimpinan BPP kepada penyuluh yang dibawahi
lebih bersifat sebagai supervisi. Monitoring kepada penyuluh tersebut
mengenai kegiatan penyuluhan, apakah kegiatan penyuluhan tersebut
dilakukan secara tepat waktu atau ada keterlambatan dalam
pelaksanaannya.

18
BAB VI

Penutup

A. Kesimpulan
administrasi sebagai manajemen operasi, atau salah satu fungsi
manajemen untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan
mengawasi fungsi-fungsi manajemen yang lain. Adapun unsur-unsur yang ada
dalam suatu administrasi yaitu: Organisasi, lingkungan, situasi, lokasi, wilayah
operasi, mesin dan peralatan, program-program usaha, legitimasi, dan juga
personil .
Tata hubungan kerja BPP Selaawi, BPP ini berfungsi sebagai
penyuluhan pertanian dan home base bagi para penyuluh pertanian di tingkat
kecamatan. BPP tersebut memiliki 2 pegawai yang statusnya adalah PNS, serta
1 THL dan 1 POPT. Adapun untuk meningkatkan kualitas SDM setiap satu
bulan sekali diadakan kegiatan pelatihan.
Bentuk organisasi BPP Selaawi yaitu organisasi campuran antara
hubungan struktural dan fungsional. Hubungan struktural nampak dari adanya
pembagian kerja menurut struktur organisasi yang telah ditetapkan, sedangkan
hubungan fungsional nampak adanya peran dari PPL, THL dan POPT yang
berfungsi memberikan pendampingan bagi para kelompok tani di wilayah
binaan masing-masing. Dalam hal mekanisme penyusunan anggaran,
pendanaan BPP Selaawi berasal dari pusat, dana tersebut satu paket dengan
program yang dilaksanakan. Pusat sudah menentukan besarnya uang serta
paket-paket kegiatan penyuluhan yang harus dilaksanakan.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini mengenai mekanisme penyusunan
anggaran perlu dijelaskan lebih rinci, supaya mahasiswa lebih paham apa saja
unsur-unsur penting yang ada dalam mekanise penyusunan anggaran tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA
Adjid, D. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani.
Jakarta
Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat
Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan RI dan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Jakarta.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press. Surakarta.
2001. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Prima Theresia
Pressindo. Surakarta
Sastraatmadja, E. 1993. Penyuluhan Pertanian Falsafah, Masalah dan Strategi.
Alumni. Bandung.
Sekaran. 2002. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. PT Dian Rakyat. Jakarta
Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah Desa, Metode dan Teknik.
Tarsindo. Bandung
Van Den Ban dan Hawkins, H.S. 1996. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Widjaja. 1991. Administrasi Kepercayaan Suatu Pengantar. CV Rajawali.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai