Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari dan menyebabkan kecemasan. Terdapat banyak
gangguan yang bisa terjadi, di antaranya adalah masalah gangguan haid yang
sering dialami oleh remaja putri pada setiap bulannya. Gangguan tersebut dapat
berupa dismenorea, oligomenorea, menoragia dan metroragia. Dismenorea adalah
yang paling sering terjadi (Verma et al., 2011).
Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee
dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2008). Panjang siklus haid
yang normal atau dianggap sebagai suatu siklus yang klasik adalah 28 hari , tetapi
cukup bervariasi tidak sama untuk setiap wanita (Guyton, 2006). Lama haid
biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit- sedikit dan ada
yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Rata-
rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia
43 tahun 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari (Wiknjosastro,
2008).
Siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain tidak
berada pada interval pola haid pada rentang waktu kurang dari 21 atau lebih dari 35
hari dengan interval pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari7 hari
disebut siklus menstruasi/haid yang tidak teratur (Berek, 2002). Gangguan Haid
digolongkan atas 4 bagian yaitu kelainan banyaknya darah dan lamanya
pendarahan pada haid, kelainan siklus, perdarahan di luar haid, gangguan haid yang
ada hubungannya dengan haid (Wiknjosastro, 2008).Menurut Berek (2002) ada
enam jenis gangguan menstruasi yang termasuk kedalam siklus menstruasi yang
tidak teratur adalah oligomenorea, polimenorea, menoragia, metroragia,
menometroragia, hipomenorea.
Perubahan pola haid dipengaruhi usia seseorang (Wiknjosastro, 2008),
pemakaian kontrasepsi (Llewellyn, 2005), penyakit pada ovarium misalnya:

1
tumor,kelainan pada sistem saraf pusat- Hipotalamus dan Hipofisis (Benson, Ralph
C. dan Pernoll, Martin L., 2009). Perubahan pola haid normalnya terjadi pada kedua
ujung siklus haid ,yaitu waktu remaja dan menjelang menoupause. Dalam siklus haid
masa remaja dan menjelang menoupase, dinding rahimnya hanya dirangsang
pertumbuhannya oleh estrogen.Hanya hormon FSH saja yang dikeluarkan oleh
kelenjar bawah otak.Akibatnya siklus haid tidak teratur (Llewellyn, 2005).

B. Tujuan penelitian
1) Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Kebidanan pada gangguan kesehatan reproduksi
dengan pendokumentasiannya menggunakan SOAP.
2) Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif pada klien dengan gangguan
kesehatan reproduksi
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada klien dengan gangguan
kesehatan reproduksi
c. Mampu menganalisis data pada klien dengan gangguan kesehatan
reproduksi
d. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada klien dengan gangguan
kesehatan reproduksi
e. Mampu mengevaluasi setelah dilakukan tindakan pada klien dengan
gangguan kesehatan reproduksi

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan
gangguan kesehatan reproduksi
2. Untuk Lahan Praktik
Diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan terutama yang berkaitan
dengan pelayanan reproduksi sehingga pasien dapat merasa aman dan
nyaman.

2
3. Untuk Pendidikan
Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan peserta didik agar dapat
memberikan asuhan kebidanan pada gangguan kesehatan reproduksi secara
tepat kepada klien.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah pengeluaran darah dari rahim perempuan sehat, yang
lamanya adalah 3-6 hari dengan siklus berkisar 25-31 hari sekali, darah berwarna
kecoklatan, dalam satu hari dapat berganti pembalut dua kali. Terjadi karena
penurunan kadar progesteron yang mengakibatkan ovum melepaskan telur yang
disebut ovulasi (Baziad, 2008).
Pada dasarnya, menstruasi adalah proses katabolisme yang dipengaruhi
oleh hormon hipofise dan ovarium. Rentang waktu dalam satu siklus menstruasi
rata-rata 3-7 hari atau lebih. Interval dalam satu periode menstruasi 28 hari, tetapi
interval 24-32 hari masih dianggap normal. Jumlah darah yang dikeluarkan pada
periode menstruasi normal adalah 35-90 ml. Pada umumnya menstruasi pertama
atau disebut menarche berlangsung pada usia 8-13 tahun. Berhentinya menstruasi
atau disebut menopause berlangsung pada wanita yang umumnya berusia 49-50
tahun (Benson, dkk. 2009).
Menstruasi atau haid berlangsung dalam 24 hingga tidak melebihi 35 hari
sekali, yang lamanya 3-7 hari dengan jumlah darah haid selama berrlangsung tidak
lebih dari 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali perhari (Prawiriharjo, 2011).

B. Siklus menstruasi
Menurut Benson (2011), terdapat perubahan histologik endometrium yang
terdiri dari beberapa fase sehingga menyebabkan terjadinya pengeluaran darah.
Beberapa fase diantaranya adalah :
1) Fase Proliferasi
Fase proliferatif memiiki durasi yang cukup panjang yaitu sekitar 14 hari pada
siklus 28 hari, dibagi menjadi 3 fase :
a) Fase proliferatif dini (hari ke 4 – hari ke 7)
b) Fase midproliferatif ( kira-kira hari ke 10)
c) Fase proliferatif lanjut (kira-kira hari ke 14)

4
2) Fase Sekresi
Pengaruh dari hormon esrogen dan progesteron mengakibatkan endometrium
terus mengalami pertumbuhan, namun ketebalan dan struktur relatif tetap.
Aktifitas sekresi berlangsung sejak hari ke-7 pasca ovulasi. Panjang fase
sekresi kurang lebih berkisar antara 12-14 hari.
3) Fase Ovulasi
Fase ovulasi berlangsung pada hari ke-14 yang disertai ovulasi. Karena tidak
ada perubahan yang cukup besar dalam 24-36 jam setelah ovulasi, maka
ovulasi dapat baru dapat diamati dengan jelas pada hari ke 16.
4) Fase Sekretoris
Pada hari ke-17-18 tampak jelas sekresi cairan dalam kelenjar. Pada hari ke-22
merupakan puncak dari akifitas persiapan dinding rahim untuk implantasi. Dan
pada hari ke-24 sampai dengan hari ke- 27, sekresi pada kelenjar mulai
berkurang sehingga terjadi nekrosis dan peluruhan
5) Fase Menstruasi
Nefrosis mengakibatkan pembuluh darah pada endometrium robek dan
menghasilkan perdarahan. Perdarahan berlangsung selama 4-7 hari dan akan
terhenti karena adanya konstriksi dan trombosis sisa pembuluh yang tidak
rusak. Apabila terjadi pelebaran pada pembuluh yang berada pada dinding
endometirum, darah yang keluar relatif banyak dan lebih lama (Wiknjosastro,
2011).

C. Gangguan menstruasi
Menurut Prawiroharjo (2011), perdarahan haid dipengaruhi oleh hipofise,
ovarium dan uterus serta faktor dari luar lainnya. Maka gangguan haid dapat berasal
dari berbagai sebab. Beberapa klasifikasi gangguan haid pada masa reproduksi:
1) Gangguan haid berdasar lama dan jumlah darah haid
a) Hipermenorea (menoragia), adalah perdarahan haid dengan jumlah darah
yang lebih banyak dan atau lamanya lebih lama dari normal dari siklus yang
teratur.

5
b) Hipomenorea, adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih sedikit
dan atau lamanya lebih pendek dari normal.
2) Gangguan haid berdasarkan siklus
a) Polimenorea, adalah siklus haid yang lebih pendek yaitu kurang dari 21
hari.
b) Oligomenorea, adalah haid dengan siklus yang lebih panjang yaitu lebih
dari 35 hari.
c) Amenorea, tidak terjadinya haid pada wanita pada kurun waktu tertentu.

Gangguan reproduksi adalah kegagalan seorang wanita dalam manajemen


kesehatan reproduksinya (Manuaba, 2008). Masalah kesehatan reproduksi pada
wanita dapat meliputi gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi, penyakit
yang menyangkut sistem reproduksi seperti Penyakit Menular Seksual (PMS),
HIV/AIDS dan tumor (Irianto, 2014).
Gangguan menstruasi dapat dipengaruhi oleh karena ketidakseimbangan
hormon yang berperan dalam sistem reproduksi. Misalnya adalah pada penyakit
tumor berupa mioma, berasal dari satu sel otot yang kemudian membesar oleh
karena respon terhadap hormon estrogen (Benson, dkk. 2009)

D. Pengertian Oligomenorhea
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari (Jones,
2002). Perdarahan pada oligomenore biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus
oligomenore kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus
menstruasi biasanya ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya
(Simanjuntak, 2009).
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita
yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung
selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea
sekunder. Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan

6
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut
menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga
menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun
pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya
menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi
normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis
dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama,
perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea
kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya
juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena
kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur.
Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel &
fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran
hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang
produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir
masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang
tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan
oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi
dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami
PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita
lain. Pada atlet wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia
nervosa, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan
turun sangat jauh.

7
E. Penyebab Oligomenorhea
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan
hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut
menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid
menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama
setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.
Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga
disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus,
dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenore sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada
wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan
androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal.
Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit
kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat
juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium
folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut.
Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau
pengaruh penyakit.Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan
variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus,
hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya
menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
a. Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
b. Stres dan depresi
c. Sakit kronik
d. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
e. Penurunan berat badan berlebihan
f. Olahraga berlebihan, misal atlit
g. Adanya tumor yang melepaskan estrogen

8
Beberapa penyebab lain yang bias menjadi faktor penyebab teradinya
oligomenorhea:
a. Remaja dan wanita usia menopause
Oligomenorea umumnya dialami remaja dan wanita yang memasuki masa
menopause. Namun, oligomenorea yang dialami remaja dan wanita yang
memasuki masa menopause tidak perlu dikhawatirkan karena terbilang wajar
sebagaimana kondisi ini merupakan dampak dari aktivitas hormon yang
sedang tidak stabil.
b. Efek samping kontrasepsi hormonal
Pada kasus-kasus yang sering terjadi, oligomenorea diakibatkan oleh efek
samping penggunaan kontrasepsi hormonal. Sebagian wanita akan
mengalami menstruasi yang semakin sedikit selama 3-6 bulan setelah
menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Bahkan ada yang menyebabkan
menstruasi terhenti sepenuhnya.
c. Olahraga berlebihan
Wanita muda yang melakukan olahraga berat dapat mengalami
oligomenorea.
d. Diabetes atau penyakit tiroid
Oligomenorea juga bisa terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau
penyakit tiroid. Wanita yang tinggi prolaktin dalam tubuhnya juga dapat
mengalami gangguan menstruasi oligomenorea.
e. Anoreksia nervosa dan bulimia
Wanita yang menderita anoreksia nervosa dan bulimia lebih mungkin
mengalami gangguan menstruasi oligomenorea dikarenakan adanya
defisiensi nutrisi pada tubuh mereka.
f. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat
pengeluaran darah haid
g. Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada
beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke

9
dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih
dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.

F. Manifestasi Klinik
a) Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya
didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
b) Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapa wanita
yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk
hamil.
c) Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga
memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

G. Penanganan
a. Mengubah gaya hidup
Olahraga memang baik untuk kesehatan, hanya saja, olahraga berlebihan
bisa berdampak buruk kepada siklus menstruasi. Karena itu, bagi Anda yang
terlalu banyak berolahraga dan mengalami gangguan menstruasi, mulailah
untuk mengurangi frekuensi dan intensitas olahraga agar menstruasi dapat
kembali normal. Selain itu, perhatikan berat badan Anda. Perubahan berat
badan secara drastis juga dapat memicu ketidakteraturan siklus menstruasi.
b. Mengganti alat kontrasepsi
Siklus menstruasi tidak teratur setelah tiga bulan menggunakan KB
hormonal, segera konsultasikan kepada dokter dan meminta rekomendasi
alat kontrasepsi jenis lain.
c. Hormon estrogen dan progesterone
Ketidakseimbangan hormon tertentu dalam tubuh sering kali menjadi
penyebab siklus menstruasi tidak teratur. Anda dapat mencoba
menggunakan Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron
untuk membantu mengontrol siklus menstruasi yang tidak teratur. Bagi

10
wanita yang siklus menstruasinya jarang, dapat menggunakan obat hormon
progestin untuk memicu timbulnya menstruasi.
d. Pengobatan PCOS
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS dan hipotiroidisme merupakan
penyebab umum menstruasi tidak teratur. Wanita penderita PCOS dapat
diberikan pil KB atau hormon lain yang dapat mengembalikan keseimbangan
hormon tubuh. Sedangkan kondisi penderita hipotiroidisme dapat diatasi
dengan suplemen hormon tiroid.
e. Pembedahan
Pembedahan dilakukan jika ada jaringan parut atau masalah struktural rahim
(tuba fallopi) yang menjadi penyebab menstruasi tidak teratur. Langkah ini
khususnya diperuntukkan bagi wanita yang ingin memiliki anak.

H. Teori Pendokumentasian SOAP


Pada asuhan kebidanan ini penulis menggunakan pendokumentasian 4
langkah yang menggunakan SOAP. Metode ini merupakan inti sari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan 7 langkah Varney (JHPIEGO, 2003).
Pendokumentasian manajemen kebidanan dengan metode SOAP yaitu :
a) Data Subyektif
Data Subyektif ( S ) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data) terutama data
yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan
masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis
yang akan disusun.
b) Data Obyektif
Data Objektif ( O ) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium atau diagnostic lain. Catatan medic dan

11
informasi darikeluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosis.
c) Assesment
Analysis atau assessment ( A ) merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan karena keadan pasien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analysis atau assessment (
A ) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah ke-2, ke-3 dan ke-4 sehingga mencakup hal-hal berikut ini
: diagnosis atau masalah kebidanan, diagnosis atau masalah potensial
serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk
antisipasi diagnosis atau masalah potensial dan kebutuhan tindakan
segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi tindakan
mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.
d) Planning
Planning atau perencanaan ( P ) adalah membuat rencana asuhan saat ini
dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil
analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa
mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas tertentu. Tindakan
yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain
antara lain dokter. Meskipun secara istilah P adalah Planning atau
perencanaan saja, namun P dalam metode SOAP ini juga merupakan
gambaran pendokumentasian implementasi dan evaluasi. P dalam SOAP
meliputi manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah ke-5, ke-6
dan ke-7. Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluasi atau

12
evaluation yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk
menilai keefektifan asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi
berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan focus ketepatan
nilai tindakan atau asuhan (Muslihatun, 2009).
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
Adapun SOAP digunakan untuk pendokumentasian karena :
a. Pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi
yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan
menjadi suatu rencana asuhan.
b. Metode ini merupakan penyaringan dari intisari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan.
c. SOAP merupakan urut-urutan yang membantu dalam mengorganisir
pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
(Pusdiknas, 2003)

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI


PADA NY “N” DENGAN OLIGOMENORHEA
DI RSUD KABUPATEN LOMBOK UTARA
TANGGAL 20 FEBRUARI 2018

 Tanggal / waktu pengumpulan data : 20 Februari 2018, pukul 09.40 WITA


 Nomor register pasien : 05.52.44
 Tempat pengumpulan data : Poli Kandungan RSUD KLU
A. DATA SUBYEKTIF (S)
1. Identitas/ biodata
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn.G
Umur : 23 tahun Umur : 26 tahun
Suku /bangsa : Bali Suku/Bangsa : Bali
Agama : Hindu Agama : Hindu
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Selelos Alamat : Selelos

2. Anamnesa
a. Keluhan Utama : Ibu mengeluh siklus haid tidak teratur lebih dari 1 bulan
sekali, serta keluar darah lebih dari 1 minggu. Ibu mengatakan tidak
mengalai nyeri perut saat haid.
b. Riwayat Menstruasi
- Umur menarche : 17 tahun
- Lamanya haid : 12-14 hari
- Jumlah darah haid : 3-4 kali ganti pembalut
- Haid terakhir : 10 Februari 2018

14
- Gangguan haid : Siklus haid tidak teratur
c. Riwayat perkawinan
- Pernikahan yang ke : 1
- Lama : 6 bulan
d. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hamil Usia Tempat Jenis BBL Komplikasi/masalah
Penolong JK Usia Ket
Ke- khmln persl. persl. (kg) Hamil Persl. Nifas
-

e. Riwayat penyakit yang lalu/operasi


- Pernah dirawat :Tidak ada
- Pernah dioperasi : Tidak ada
f. Riwayat penyakit keluarga
- Kanker : Tidak ada
- Penyakit hati : Tidak ada
- Hipertensi : Tidak ada
- DM : Tidak ada
- Penyakit ginjal : Tidak ada
- Alergi : Tidak ada
- Kelainan bawaan : Tidak ada
- Hamil kembar : Tidak ada
- TBC : Tidak ada
- Epilepsi : Tidak ada
- Penyakit jiwa : Tidak ada
g. Riwayat Ginekologi
- Infertilitas : Tidak ada
- Infeksi virus : Tidak ada
- PMS : Tidak ada
- Cervicitis kronis : Tidak ada
- Endometriosis : Tidak ada

15
- Myoma : Tidak ada
- Polip servix : Tidak ada
- Kanker kandungan: Tidak ada
- Operasi kandungan: Tidak ada
- Perkosaan : Tidak ada
h. Riwayat Keluarga Berencana
- Metode KB yang pernah dipakai : Tidak ada
- Lama :-
- Komplikasi dari KB :-
i. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Nutrisi
- Frekuensi makan/minum : Makan 3 kali, Minum 8 gelas
- Jenis makanan/minuman : Makan nasi, lauk dan sayur
Minum Air putih
- Porsi makan/minum : Makan 1 piring, Minum 1 gelas
- Pantangan makanan/minuman : Tidak ada
- Masalah dalam makan/minum : Tidak ada
- Personal hygiene
- Mandi : 2 kali
- Gosok gigi : 2 kali
- Cuci rambut : 2-3 kali seminggu
- Ganti pakaian : 2 kali
- Kebersihan organ genetalia : Bersih
- Pola Eliminasi
- BAB
1) Frekuensi : 1 kali
2) Warna : Kecoklatan
3) Konsistensi : Padat lunak
4) Gangguan : Tidak ada

16
- BAK
1) Frekuensi : 4-5 kali
2) Warna : Kuning
3) Bau : Khas
4) Gangguan : Tidak ada

- Pola Aktifitas
- Kegiatan sehari-hari : Bekerja, melakukan pekerjaan rumah
- Aktivitas olahraga : Jarang
- Istirahat : Tidur ± 8 jam sehari
- Keluhan : Tidak ada

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan/tinggi badan : 52 kg/ 154 cm
d. Pemeriksaan tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,6 º C
Pernafasan : 21 x/menit

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan rambut
1) Simetris : Simetris
2) Kebersihan : Bersih
3) Warna : Hitam
4) Massa : Tidak ada

17
b. Wajah
1) Ekspresi : Normal
2) Kerutan : Tidak ada
3) Pucat : Tidak ada
4) Oedema : Tidak ada
c. Mata
1) Konjungtiva : Tidak pucat
2) Sclera : Tidak ikterus
3) Pengelihatan : Normal
d. Telinga
1) Simetris : Simetris
2) Serumen : Tidak ada
e. Hidung
1) Simetris : Simetris
2) Secret : Tidak ada
3) Nyeri tekan : Tidak ada
4) Polip : Tidak ada
f. Mulut dan gigi
1) Kebersihan : Bersih
2) Sariawan : Tidak ada
3) Warna gusi : Kemerahan
g. Leher
1) Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
2) Vena jugularis : Tidak ada bendungan
3) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
h. Payudara
1) Simetris : Simetris
2) Massa : Tidak ada
3) Kekencangan: Normal
4) Puting susu : Menonjol
5) Nyeri tekan : Tidak ada

18
i. Abdomen
1) Luka operasi : Tidak ada
2) Massa : Tidak ada
3) Nyeri tekan : Tidak ada
j. Genetalia
1) Kebersihan : Bersih
2) Normalitas : Normal
3) Vagina : Normal
k. Ekstremitas atas dan bawah
1) Simetris : Simetris
2) Fraktur : Tidak ada
3) Oedema : Tidak ada
4) Lutut : Normal
5) Persendian : Normal
6) Refleks patella: +/+
l. Kulit
1) Warna : Normal
2) Elastisitas : Normal
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Diagnostik
- USG : Kesan panggul, uterus, ovarium tampak normal tidak ada
gangguan

C. ANALISA (A)
a. Diagnosa : Oligomenorhea
b. Diagnosa Potensial : Infertilitas
c. Kebutuhan : Tidak ada

19
D. PENATALAKSANAAN Tanggal 20 Februari 2018, pukul 09,45 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
pada ibu yaitu Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 86 x/menit, Suhu 36,6 º C
dan Pernafasan 21 x/menit.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan pada bu
2. Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dengan pemeriksaan Ultrasonografi. Hasil pemeriksaan USG
yaitiu kesan panggul, ovarium dan uterus normal dan tidak tampak ada
kelainan atau masalah.
Pemeriksaan USG sudah dilakukan dan ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan.
3. Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk terapi obat yang akan
diberikan. Sesuai advice dokter terapi Pil KB 1 x 1 hari untuk mengatur siklus
menstruasi.
Ibu bersedia konsumsi pil KB.
4. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan melakukan
olahraga ringan rutin setiap hari untuk membantu mengatasi keluhan dan
gangguan menstruasi.
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran dokter dan bidan.
5. Memberitahukan ibu mengenai jadwal kunjungan ulang apabila masalah
yang dialami ibu belum teratasi atau ibu memiliki keluhan yang lain.
Ibu sudah mengetahui jadwal kontrol ulang.

20
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan pemeriksaan pada Ny “M” dengan diagnosa


Oligomenorhea di Ruang Poli KB/Kandungan RSUD Kabupaten Lombok Utara pada
tanggal 20 Februari 2018 pukul 09.50 WITA, terdapat beberapa hal yang dapat
dibahas antara teori dan kasus, antara lain:
a. Pada teori oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih
jarang daripada biasanya. Pada kasus yang ditemukan pada Ny. M mengalami
siklus haid lebih dari 35 hari.
b. Pada teori Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan
hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi
memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering
terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun
menjelang terjadinya menopause. Oligomenore biasanya berhubungan
dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti
kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab
sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Namun pada kasus Ny. M ia
sudah melakukan pemeriksaan tes kehamilan nmun hasil negative, ibu sedang
tidak dalam keadaan hamil.
c. Pada teori penanganan yang bias dilakukan untuk mengatasi Oligomenorhea
yaitu Mengubah gaya hidup dengan Olahraga dan menjaga berat badan
normal, Mengganti alat kontrasepsi karena Siklus menstruasi tidak teratur
setelah tiga bulan menggunakan KB hormonal, ketidakseimbangan Hormon
estrogen dan progesterone yang bias dikatakan sebagai penyebab siklus
menstruasi tidak teratur, anda dapat mencoba menggunakan Pil KB yang
mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk membantu mengontrol
siklus menstruasi yang tidak teratur. Pada kasus Ny. M ia dianjurkan untuk

21
rutin berolahraga ringan, dan diberikan terapi pil KB untuk membantu
mengatur siklus mentruasi ibu.
Pada kasus Ny. M setelah dilakukan beberapa perbandingan dengan teori
dalam pembahasan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam pelaksanaan
teori dan praktik.

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pemeriksaan pada Ny “M” dengan diagnosa
Oligomenorhea di Ruang Poli Kandungan/KB RSUD Kabupaten Lombok Utara
pada tanggal 20 Februari 2018 pukul 09.55 WITA dapat disimpulkan bahwa:
a) Pengkajian data subyektif pada klien dengan gangguan kesehatan
reproduksi sudah dilakukan
b) Pengkajian data obyektif pada klien dengan gangguan kesehatan
reproduksi sudah dilakukan
c) Analisis data pada klien dengan gangguan kesehatan reproduksi sudah
dilakukan
d) Pelaksanakan Asuhan Kebidanan pada klien dengan gangguan
kesehatan reproduksi sudah dilakukan
e) Evaluasi setelah dilakukan tindakan pada klien dengan gangguan
kesehatan reproduksi sudah dilakukan

B. Saran
1) Untuk Mahasiswa
Diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan
gangguan kesehatan reproduksi
2) Untuk Lahan Praktik
Diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan terutama yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan reproduksi sehingga pasien
dapat merasa aman dan nyaman.
3) Untuk Pendidikan
Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan peserta didik agar dapat
memberikan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi secara tepat
kepada klien

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Oligomenorhea.https://kupdf.com/download/oligomenorea_59d9a2c708
bbc5c263435678_pdf. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018.

Anonim., http://rhosbiges.blogspot.co.id/2014/02/kti-oligomenore-haid-yang-tidak-
teratur.html. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018

Benson. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Berek, Jonathan S. Breast Cancer in Novak‟s Gynecology. 13th ed. North

Manuaba, Candradinata.. 2008 . Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Dan Obstetri


Ginekologi Social Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta; PT. Bina Pustaka

Wiknjosastro, H. 2008. , Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

24

Anda mungkin juga menyukai