Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1.Pembahasan
Dalam hal ini penulis akan menguraikan antara tinjauan teoritis pada Bab
II dengan tinjauan kasus da bvn pada Bab III tentang asuhan keperawatan pada
Tn. E dengan gangguan Sistem Kardiovaskuler e.t causa CHF FC IV
(Funcional Class) di RSUD dr. Slamet Garut dari tanggal 25 Oktober sampai 28
Oktober 2017.
Dalam proses keperawatan yang penulis lakukan terhadap pasien tersebut
diatas ditemukan beberapa perbedaan dan persamaan antara tinjauan teoritis
dan tinjauan kasus yang penulis buat.

4.1.1 Tahap Pengkajian


Sebelum melakukan tahapan pengkajian terhadap pasien, penulis terlebih
dahulu melakukan pendekatan kepada keluarga dengan cara memperkenalkan
diri dan menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya asuhan keperawatan
kepada pasien.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara
langsung kepada pasien dan keluarga untuk mendapatkan data subjektif dan
juga melakukan langsung pengkajian mulai dari pengumpulan data identitas,
keluhan utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, data sosial, spiritual dan
data penunjang. Dalam melakukan pengkajian, pasien bisa diajak bekerja sama
dan memberikan respon yang baik dalam menyampaikan keluhan –
keluhannya.
Selain dari pasien dan keluarganya, penulis juga menanyakan kepada
perawat untuk melengkapi data tersebut dan juga melihat catatan medis pada
status pasien.

77
78

Gejala penyakit CHF yaitu mengalami sesak napas saat berbaring, sesak
bila melakukan aktivitas, sesak napas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk,
dada berdebar-debar, mudah lelah dan batuk-batuk. Gangguan klinis gagal
jantung kiri terdapat adanya sianosis, edema, suara sesak (dyspnea), bunyi nafas
mengi, ronchi basah, irama gallop atrial (S3), gallop ventrikel (S4), takikardi,
dan kelaninan foto rongent, gelisah dan cemas, mudah lelah, batuk. Sedangkan
gangguan klinis gagal jantung kanan terdapat adanya pitting edema, tekanan
vena jugularis (JVP) meningkat, gangguan gastrointestinal, anoreksia, mual,
umtah, kembung, gangguan ginjal, albumin, kadar ureum meninggi (60-100%),
oliguria, nocturia, hiponatremia, hypokalemia, hipoklorimia, kelemahan
(Jayanti, 2010).
Hasil pengkajian pada Tn. E didapatkan data yaitu pasien mengeluh sesak
napas. Pasien mengatakan sesak napas dirasakan ketika banyak gerak ditempat
tidur, apabila diistirahatkan sesak napas berkurang. Sesak napas seperti tertimpa
benda berat dibagian dada. Skala sesak berada pada angka 2 dari hitungan 0-4,
skala sesak 2 yaitu sesak sedang dimana pada saat sesak harus berhenti untuk
bernapas saat berjalan biasa. Waktu sesak dirasakan ketika siang dan malam
hari. Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan adanya keringat dingin, pola nafas
takipneu, resfirasi 24x/menit, hasil pemeriksaan jantung pada saat di asukultasi
S1 dan S2 lup dup, pemeriksaan muskuloskeletal tidak ada udema di
ekstremitas bawah dan atas, dengan kekuatan otot ekstremitas atas 3 dan
ekstremitas bawah 4. Psikologi pasien terkait emosi pasien merasa gelisah,
serba salah, dan sedikit marah-marah, perasaan pasien tidak nyaman pada saat
muncul sesak dan batuk.
Pada pemeriksaan penunjang selama 2 kali tahapan pemeriksaan
mengalami penurunan hematokrit dengan hasil dari 43% menjadi 23%,
trombosit mengalami penurunan dengan hasil dari 141.000/mm3 menjadi
136.000/mm3, eritrosit mengalami peningkatan dengan hasil dari 5,20
juta/mm3 menjadi 5,34 juta/mm3, laju endap darah dengan hasil 48/65
79

mm/jam, AST (SGOT) mengalami peningkatan dengan hasil dari 23 U/L


menjadi 113 U/L, pemeriksaan ALT (SPGT) mengalami peningkatan dengan
hasil dari 20 U/L menjadi 126 U/L. Pada pemeriksaan EKG tidak terdapatnya
gangguan dengan hasil irama reguler, HR 100x/menit menunjukan sinus ritem,
pada pemeriksaan rontgen torak didapat hasil tidak adanya pembesaran di dada
dan dijantung.
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik penulis tidak menemukan bunyi
jantung S3 dan S4 (gallop), tidak menemukan pitting edema, tidak adanya
peningkatan JPV. Dikarenakan pada saat pengkajian kepada Tn. E belum
adanya tanda-tanda yang menunjukan tingkat keparahan penyakit CHF, adapun
dari hasil laboraturium menunjukan peningkatan yang derastis terbukti dengan
hasil peningkatan AST (SGOT) yang menunjukan gangguan fungsi hepar dan
jantung karena AST merupakan enzim transaminase yang berada pada serum
dan jaringan terutama pada hati dan jantung dan ALT (SGPT) terkait gangguan
fungsi hepar (Fajar, 2016).

4.1.2 Diagnosa Keperawatan


Pada kasus ini tidak semua diagnosa keperawatan muncul sesuai dengan
teori yang terdapat di Bab II, karena dalam merumuskan masalah keperawatan
ini harus berdasarkan dengan keluhan – keluhan yang didapat dari pasien
ataupun pemeriksaan yang didapat baik secara inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien CHF FC IV yaitu :
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
Intolerasi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, pola napas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot
pernapasan, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi, kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi, cemas berhuungan dengan penyakit kritis.
80

Setelah melakukan pengkajian pada Tn. E didapatkan diagnosa antara lain


: Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraklitilitas, pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernafasan, intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, dan cemas berhubungan dengan penyakit kritis.

4.1.3 Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan di mulai setelah data terkumpul,
analisa data dan masalah sudah diidentifikasi serta telah dirumuskan menjadi
suatu diagnosa.
Pada tahap perencanaan penulis menyusun tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah yang muncul serta situasi dan kondisi pasien yang mendukung
guna mencapai tujuan intervensi dalam tindakan dan pelaksanaan. Penulis
mengambil dari berbagai teori yang disesuaikan dengan kebutuhan paseien saat
ini. Adapun rencana tindakan yang disusun pada pasien Tn. E yaitu :
TGL/ Diagnosa Keperawatan NOC NIC
JAM
25/10 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan Cardiac care :
/17 b.d perubahan tindakan 1. Kaji status
kontraktilitas. keperawatan 1x24 kardiovaskuler
07.10 Yang ditandai dengan : jam pasien 2. Kaji status
Ds : diharapkan tidak pernafasan
- Pasien mengeluh terjadi penurunan yang
sesak napas curah jantung menandakan
- Pasien mengeluh dengan gagal jantung
tidur terganggu di Kriteria hasil : 3. Kaji abdomen
malam hari - Tidak sebagai
- Pasien mengeluh mengeluh indicator
81

lelah sesak napas penurunan


- Tidur tidak perfusi
Do :
terganggu 4. Kaji adanya
- TD : 150/90
dimalam hari perubahan
mmHg
- Tanda Vital tekanan darah
R : 24x menit
dalam rentang 5. Atur istirahat
N : 110x/ menit
normal untuk
S : 36,2 C
(Tekanan menghindari
paO2 : 96 %
darah, Nadi, kelelahan
- Pasien tampak
respirasi) 6. Kaji adanya
lemah
- Dapat dyspneu,
- Tampak adanya
mentoleransi fatigue,
keringat dingin
aktivitas, tidak tekipneu dan
- Hematokrit : 23
ada kelelahan ortopneu
%
- Tidak adanya 7. Latih dan
- Leukosit : 9,750
keringat anjurkan untuk
/mm3
dingin menurunkan
- Trombosit :
stress
136.000/mm3
Vital sign
- Eritrosit : 5,34
8. Lakukan TTV
Juta/mm3
: TD, Nadi,
- Laju Endap
suhu dan
Darah : 48/65
respirasi
mm/jam
9. Lakukan
- SGOT : 113U/L
pemeriksaan
- SGPT : 126 U/L
jumlah dan
- Hasil EKG
irama jantung
Irma : reguler
dan bunyi
HR : 100
82

Interpretasi : jntung
sinus ritm 10. Lakukan dan
hitung
frekuensi dan
irama
pernapasan

26/10 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Posisikan


/17 b.d keletihan otot keperawatan pasien semi
pernafasan ditandai selama 1x24 jam fowler untuk
19.00 dengan pasien diharapkan memaksimalk
Ds : pola napas efektif an ventilasi
- Pasien mengeluh dengan kriteria 2. Auskultasi
sesak napas hasil : suara nafas,
- Pasien tidak catat adanya
Do :
mengeluh suara
- TD : 120/80
sesak napas tambahan
mmHg
- TD, R, N 3. Atur intake
- RR : 38x/ menit
normal untuk cairan
- N : 104x/ menit
- Pasien tidak mengoptimalk
- Pasien tampak
sesak an
sesak
keseimbangan.
4. Pertahankan
jalan napas
yang paten
5. Kaji adanya
kecemasan
pasien
terhadap
83

oksigenasi
6. Informasikan
pada pasien
dan keluarga
tentang teknik
relaksasi untuk
memperbaiki
pola napas dan
ajarkan teknik
relaksasi

27/10 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan 1. Kaji adanya


/17 ketidakseimbangan tindakan pembatasan
19.30 antara suplai dan keperawatan 1x24 pasien dalam
kebutuhan oksigen. jam pasien melakukan
Ditandai dengan : diharapkan aktivitas
Ds : aktivitas tidak 2. Kaji adanya
- pasien mengeluh terganggu dengan faktor yang
sesak Kriteria hasil : menyebabkan
- pasien - Pasien tidak kelelahan
mengatakan sesak mengeluh 3. Kaji nutrisi
napas dirasakan sesak dan sumber
ketika banyak - Pasien tidak energy
gerak ditempat sesak ketika 4. Lakukan dan
tidur banyak gerak kaji adanya
- pasien - Pasien tidak kelelahan fisik
mengatakan lemas dan emosi
lemas - Pasien bicara secara
- pasien jelas dan keras berlebihan.
84

mengatakan tidak - Pasien bisa 5. Tanyakan


bisa tidur malam tidur malam kepada pasien
dikarenakan sesak dengan waktu pola tidur dan
7-8 jam lamanya
Do :
- TTV normal tidur/istirahat
- Pasien tampak
- Hematokrit pasien.
lemah
normal
- Pasien bicara Aktivity Therapy
- Aktivitas tidak
tampak pelan- 1. Kolaborasikan
dibantu oleh
pelan dengan
keluarga
- TD : 140/80 Tenaga
- Nilai
mmHg Rehabilitasi
ektermitas atas
N : 104 x/ menit Medik dalam
5
R : 34 x/ menit merencanakan
Nilai
S : 36,2 C progran terapi
ektermitas
- Konjungtiva : yang tepat.
bawah 5
anemis 2. Bantu pasien
- Aktivitas dibantu untuk
oleh keluarga mengidentifik
- Ekstermitas atas : asi aktivitas
3 yang mampu
- Ekstermitas atas : dilakukan.
4 3. Bantu untuk
3 3 mendapatkan
4 4 alat bantuan
aktivitas
seperti kursi
roda.
4. Bantu
85

5. pasien/keluar
ga dalam
beraktivitas.
6. Kaji respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual.
28/10 Cemas b/d penyakit Setelah dilakukan 1. Nyatakan
/17 kritis. Yang ditandai tindakan dengan jelas
11.00 dengan : keperawatan harapan
Ds : selama 1x24 jam terhadap
- Pasien bertanya pasien diharapkan kesembuhan
tentang kondisi tidak adanya cemas penyakit
dan pengobatan atau cemas hilang pasien
- Pasien dengan kriteria 2. Pahami
mengatakan tidak hasil : prespektif
ada perubahan, - Pasien tidak pasien terhdap
keluhan yang mengeluh situasi stres
dirasakan terus susah tidur 3. Anjurkan
menerus adanya - Pasien bisa kepada
sesak tidur siang dan keluarga untuk
- Pasien mengeluh malam hari temani pasien
sulit tidur - TD, RR, dan untuk
- Tidak bisa tidur N normal mengurangi
siang dan malam - Pasien tidak takut
gelisah 4. Berikan
Do :
- Pasien tampak informasi
- TD : 140/90
rileks faktual
mmHg
86

- RR : 41x/menit mengenai
- Pasien tampak diagnosis,
gelisah tindakan
- Pada saat diajak prognosis
bicara pasien 5. Dorong
tampak menutup keluarga untuk
mata tidak rilek menemani
- Pasien terlihat pasien
sedih 6. Identifikasi
tingkat
kecemasan
7. Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
8. Anjurkan
kepada
keluarga untuk
melakukan
lantunan
kalimat
toyibah dan
melakukan
pijat punggung
kepada pasien
untuk
mengatasi
87

cemas
9. Kolaborasi
dan barikan
obat untuk
mengurangi
kecemasan

4.1.4 Pelaksanaan
Pada tahap ini, penulis dapat melaksanakan rencana tindakan sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan karena banyak hambatan di temukan
sehingga perencanaan yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan lancar.
Penulis tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam penuh
karena keterbatasan dalam waktu dan tenaga, selanjutnya penulis menyerahkan
kepada perawat ruangan tentang rencana tindakan yang akan diberikan dan
yang telah dilaksanakan. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan semua
tindakan sesuai dengan rencana kebutuhan kondisi pasien pada saat itu.

4.1.5 Evaluasi
Pada tahap ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Penulis dapat melaksanakan evaluasi melalui observasi langsung kepada pasien
dan didukung oleh data – data dan keluarga pasien, perawat ruangan dan rekam
medik pasien.
Evaluasi yang didapatkan penulis dalam melakukan tindakan
keperawatan selama empat hari yang ditetapkan berdasarkan respon pasien dan
tinjauan teoritis antara lain :
Diagnosa I : Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraklitilitas
masalah yang belum teratasi yaitu masih adanya sesak, keringat dingin, dan
pemeriksaan laboratorium belum ada perkembangan baik.
88

Diagnosa II : Pola nafas tidak efektif b.d keletihan otot pernafasan. Pola
nafas belum teratasi karena sesak semakin memburuk dan terdapatnya, cuping
hidung, serta terdapatnya pergerakan pada dada dengan resfirasi 42x/menit.
Diagnosa III : Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen. Belum teratasi karena pasien belum mampu melakukan
aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri, dan riwayat psikologi pasien belum
membaik karena pasien belum bisa mengendalikan diri dengan adanya timbul
sesak.
Diagnosa IV : Cemas b.d penyakit kritis. Masalah teratasi sebagian
karena pasien mendapatkan dukungan dari keluarga.
89

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan

Asuhan keperawatan yang komprehensif merupakan hal yang penting


dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. E dengan gangguan
Sistem Kardiovaskuler e.t causa CHF FC IV (Funcional Class) di Ruang Agate
Atas RSUD dr. Slamet Garut dari tanggal 25 Oktober sampai 28 Oktober 2017.
Asuhan keperawatan dilaksanakan meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn. E dengan
gangguan Sistem Kardiovaskuler e.t causa CHF FC IV (Funcional Class) di
Ruang Agate Atas RSUD dr. Slamet Garut dapat diambil kesimpulan : Pada
saat setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu
pasien mengeluh sesak nafas dengan resfirasi 24x/ menit dengan menunjukan
kondisi memburuk dengan resfirasi di hari ke empat 41x/menit dan alat bantu
yang di gunakan untuk menangani sesaknya menggunakan binasal dan diganti
dengan non breathing mask. Dan ketersediaan tabung oksigen diruangan sangat
terbatas. Dari hasil pemeriksaan laboratorium terakhir pada tanggal 24 Oktober
2017 menunjukan gangguan fungsi hati dan jantung secara meningkat
berdasarkan pemeriksaan SGOT dengan hasil 113 U/L.
Diagnosa keperawatan setelah melakukan pengkajian pada Tn. E
didapatkan diagnosa antara lain : Penurunan curah jantung b.d perubahan
kontraklitilitas, pola nafas tidak efektif b.d keletihan otot pernafasan,
intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, dan cemas b.d penyakit kritis.
90

Perencanaan Pada tahap perencanaan, penulis menetapkan suatu

intervensi yang sesuai dengan diagnosa yang muncul serta situasi dan kondisi

yang mendukung untuk mencapai tujuan. Dan melaksanakan tindakan

keperawatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan melihat

kondisi klien saat itu dan rencana tindakan pada masing-masing diagnosa.

Hasil yang didapatkan dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan

selama 4 hari adalah masalah yang belum teratasi adalah penurunan curah

jantung b.d perubahan kontraklitilitas, pola nafas tidak efektif b.d keletihan

otot pernafasan, intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen.

4.2. Rekomendasi

Setelah penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan selama 4 hari di di

Ruang Agate Atas RSUD dr. Slamet Garut pada Tn. E dengan gangguan Sistem

Kardiovaskuler e.t causa CHF FC IV (Funcional Class) , penulis memberikan

rekomendasi kepada :

1. Pasien dan keluarga

Agar pasien lebih memperhatikan cara mengatasi sesak nafas secara

spontan dan mengurangi cemas sehinggan frekuensi nafas tetap terjaga dengan

baik. Dan keluarga diharapkan dapat membantu dan memotivasi pasien dalam

peningkatan kesehatan.
91

2. Perawat Ruangan dan Rumah Sakit

a. Perawat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

berfikir secara kritis serta dapat melaksanakan asuhan keperawatan kepada

pasien dengan gangguan Sistem Kardiovaskuler e.t causa CHF FC IV

(Funcional Class) secara komprehensif yang meliputi aspek bio, psiko,

sosio, dan spiritual.

b. Rumah sakit diharapkan mengadakan pelatihan seminar dan pembinaan

bagi perawat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan

khususnya mengenai penyakit Sistem kardiovaskuler serta dapat

menyediakan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

a. Diharapkan dapat menyediakan literatur yang lebih lengkap mengenai

sistem Kardiovaskuler terutama tentang CHF FC IV (Congesti Heart

Failure Functional Class IV)


92

DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada


Usia Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari -
Desember 2006. Semarang: UNDIP
Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-
kongestif/ (diakses pada tanggal 21 Oktober 2017)
Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)
Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Rilantono, Lily. 2012.5 RahasiaPenyakitKardiovaskular (PKV). Jakarta:
BadanPenerbitFakultasKedokteranUniversitas Indonesia
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Udjianti, Wajan J. 2011. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
medika

Anda mungkin juga menyukai