PEMBAHASAN
4.1.Pembahasan
Dalam hal ini penulis akan menguraikan antara tinjauan teoritis pada Bab
II dengan tinjauan kasus da bvn pada Bab III tentang asuhan keperawatan pada
Tn. E dengan gangguan Sistem Kardiovaskuler e.t causa CHF FC IV
(Funcional Class) di RSUD dr. Slamet Garut dari tanggal 25 Oktober sampai 28
Oktober 2017.
Dalam proses keperawatan yang penulis lakukan terhadap pasien tersebut
diatas ditemukan beberapa perbedaan dan persamaan antara tinjauan teoritis
dan tinjauan kasus yang penulis buat.
77
78
Gejala penyakit CHF yaitu mengalami sesak napas saat berbaring, sesak
bila melakukan aktivitas, sesak napas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk,
dada berdebar-debar, mudah lelah dan batuk-batuk. Gangguan klinis gagal
jantung kiri terdapat adanya sianosis, edema, suara sesak (dyspnea), bunyi nafas
mengi, ronchi basah, irama gallop atrial (S3), gallop ventrikel (S4), takikardi,
dan kelaninan foto rongent, gelisah dan cemas, mudah lelah, batuk. Sedangkan
gangguan klinis gagal jantung kanan terdapat adanya pitting edema, tekanan
vena jugularis (JVP) meningkat, gangguan gastrointestinal, anoreksia, mual,
umtah, kembung, gangguan ginjal, albumin, kadar ureum meninggi (60-100%),
oliguria, nocturia, hiponatremia, hypokalemia, hipoklorimia, kelemahan
(Jayanti, 2010).
Hasil pengkajian pada Tn. E didapatkan data yaitu pasien mengeluh sesak
napas. Pasien mengatakan sesak napas dirasakan ketika banyak gerak ditempat
tidur, apabila diistirahatkan sesak napas berkurang. Sesak napas seperti tertimpa
benda berat dibagian dada. Skala sesak berada pada angka 2 dari hitungan 0-4,
skala sesak 2 yaitu sesak sedang dimana pada saat sesak harus berhenti untuk
bernapas saat berjalan biasa. Waktu sesak dirasakan ketika siang dan malam
hari. Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan adanya keringat dingin, pola nafas
takipneu, resfirasi 24x/menit, hasil pemeriksaan jantung pada saat di asukultasi
S1 dan S2 lup dup, pemeriksaan muskuloskeletal tidak ada udema di
ekstremitas bawah dan atas, dengan kekuatan otot ekstremitas atas 3 dan
ekstremitas bawah 4. Psikologi pasien terkait emosi pasien merasa gelisah,
serba salah, dan sedikit marah-marah, perasaan pasien tidak nyaman pada saat
muncul sesak dan batuk.
Pada pemeriksaan penunjang selama 2 kali tahapan pemeriksaan
mengalami penurunan hematokrit dengan hasil dari 43% menjadi 23%,
trombosit mengalami penurunan dengan hasil dari 141.000/mm3 menjadi
136.000/mm3, eritrosit mengalami peningkatan dengan hasil dari 5,20
juta/mm3 menjadi 5,34 juta/mm3, laju endap darah dengan hasil 48/65
79
4.1.3 Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan di mulai setelah data terkumpul,
analisa data dan masalah sudah diidentifikasi serta telah dirumuskan menjadi
suatu diagnosa.
Pada tahap perencanaan penulis menyusun tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah yang muncul serta situasi dan kondisi pasien yang mendukung
guna mencapai tujuan intervensi dalam tindakan dan pelaksanaan. Penulis
mengambil dari berbagai teori yang disesuaikan dengan kebutuhan paseien saat
ini. Adapun rencana tindakan yang disusun pada pasien Tn. E yaitu :
TGL/ Diagnosa Keperawatan NOC NIC
JAM
25/10 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan Cardiac care :
/17 b.d perubahan tindakan 1. Kaji status
kontraktilitas. keperawatan 1x24 kardiovaskuler
07.10 Yang ditandai dengan : jam pasien 2. Kaji status
Ds : diharapkan tidak pernafasan
- Pasien mengeluh terjadi penurunan yang
sesak napas curah jantung menandakan
- Pasien mengeluh dengan gagal jantung
tidur terganggu di Kriteria hasil : 3. Kaji abdomen
malam hari - Tidak sebagai
- Pasien mengeluh mengeluh indicator
81
Interpretasi : jntung
sinus ritm 10. Lakukan dan
hitung
frekuensi dan
irama
pernapasan
oksigenasi
6. Informasikan
pada pasien
dan keluarga
tentang teknik
relaksasi untuk
memperbaiki
pola napas dan
ajarkan teknik
relaksasi
5. pasien/keluar
ga dalam
beraktivitas.
6. Kaji respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual.
28/10 Cemas b/d penyakit Setelah dilakukan 1. Nyatakan
/17 kritis. Yang ditandai tindakan dengan jelas
11.00 dengan : keperawatan harapan
Ds : selama 1x24 jam terhadap
- Pasien bertanya pasien diharapkan kesembuhan
tentang kondisi tidak adanya cemas penyakit
dan pengobatan atau cemas hilang pasien
- Pasien dengan kriteria 2. Pahami
mengatakan tidak hasil : prespektif
ada perubahan, - Pasien tidak pasien terhdap
keluhan yang mengeluh situasi stres
dirasakan terus susah tidur 3. Anjurkan
menerus adanya - Pasien bisa kepada
sesak tidur siang dan keluarga untuk
- Pasien mengeluh malam hari temani pasien
sulit tidur - TD, RR, dan untuk
- Tidak bisa tidur N normal mengurangi
siang dan malam - Pasien tidak takut
gelisah 4. Berikan
Do :
- Pasien tampak informasi
- TD : 140/90
rileks faktual
mmHg
86
- RR : 41x/menit mengenai
- Pasien tampak diagnosis,
gelisah tindakan
- Pada saat diajak prognosis
bicara pasien 5. Dorong
tampak menutup keluarga untuk
mata tidak rilek menemani
- Pasien terlihat pasien
sedih 6. Identifikasi
tingkat
kecemasan
7. Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
8. Anjurkan
kepada
keluarga untuk
melakukan
lantunan
kalimat
toyibah dan
melakukan
pijat punggung
kepada pasien
untuk
mengatasi
87
cemas
9. Kolaborasi
dan barikan
obat untuk
mengurangi
kecemasan
4.1.4 Pelaksanaan
Pada tahap ini, penulis dapat melaksanakan rencana tindakan sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan karena banyak hambatan di temukan
sehingga perencanaan yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan lancar.
Penulis tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam penuh
karena keterbatasan dalam waktu dan tenaga, selanjutnya penulis menyerahkan
kepada perawat ruangan tentang rencana tindakan yang akan diberikan dan
yang telah dilaksanakan. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan semua
tindakan sesuai dengan rencana kebutuhan kondisi pasien pada saat itu.
4.1.5 Evaluasi
Pada tahap ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Penulis dapat melaksanakan evaluasi melalui observasi langsung kepada pasien
dan didukung oleh data – data dan keluarga pasien, perawat ruangan dan rekam
medik pasien.
Evaluasi yang didapatkan penulis dalam melakukan tindakan
keperawatan selama empat hari yang ditetapkan berdasarkan respon pasien dan
tinjauan teoritis antara lain :
Diagnosa I : Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraklitilitas
masalah yang belum teratasi yaitu masih adanya sesak, keringat dingin, dan
pemeriksaan laboratorium belum ada perkembangan baik.
88
Diagnosa II : Pola nafas tidak efektif b.d keletihan otot pernafasan. Pola
nafas belum teratasi karena sesak semakin memburuk dan terdapatnya, cuping
hidung, serta terdapatnya pergerakan pada dada dengan resfirasi 42x/menit.
Diagnosa III : Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen. Belum teratasi karena pasien belum mampu melakukan
aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri, dan riwayat psikologi pasien belum
membaik karena pasien belum bisa mengendalikan diri dengan adanya timbul
sesak.
Diagnosa IV : Cemas b.d penyakit kritis. Masalah teratasi sebagian
karena pasien mendapatkan dukungan dari keluarga.
89
BAB V
4.1. Kesimpulan
intervensi yang sesuai dengan diagnosa yang muncul serta situasi dan kondisi
kondisi klien saat itu dan rencana tindakan pada masing-masing diagnosa.
selama 4 hari adalah masalah yang belum teratasi adalah penurunan curah
jantung b.d perubahan kontraklitilitas, pola nafas tidak efektif b.d keletihan
otot pernafasan, intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
4.2. Rekomendasi
Ruang Agate Atas RSUD dr. Slamet Garut pada Tn. E dengan gangguan Sistem
rekomendasi kepada :
spontan dan mengurangi cemas sehinggan frekuensi nafas tetap terjaga dengan
baik. Dan keluarga diharapkan dapat membantu dan memotivasi pasien dalam
peningkatan kesehatan.
91
DAFTAR PUSTAKA