Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS MATERI PELATIHAN (AMP)

Materi : Cara Belajar AUD


Jumlah JP : 6 JP ( teori 3 JP; praktek 3 JP) @45 menit
Kompetensi Dasar : Memahami Hakikat Bermain dan Anak
Rumusan Indikator : 1. Menjelaskan Asas-asas Pembelajaran Anak Usia Dini
2. Menjelaskan Sistem Pembelajaran Anak Usia Dini
3. Menjelaskan Hakikat Bermain
4. Menjelaskan Jenis Main
5. Menjelaskan Pijakan Main dan Manfaatnya untuk Pengembangan Kemampuan Anak Usia Dini
6. Menjelaskan pendekatan sainstifik dalam proses pembelajaran
Master (Pengampu) : Eni Sustini, M. Pd
Reviever :
Trainer :
Co Trainer : (Trainer Representatif di Daerah)
JP Point-point esensial dalam Ppt
ke Indikator Pencapaian Kompetensi Referensi Buku Sumber Soal PG / Uji Kompetensi / Pos Test
No. PPt Pokok Teori
Menjelaskan Asas-asas Pembelajaran Anak
1 Usia Dini
YULIANI N. S ,2009: 94-95

Asas perbedaan individu


• Perbedaan individu menjadi asas karena setiap anak
itu bersifat unik, berbeda dengan anak yang lain.
2–6 Asas yang berperan ketika
pembelajaran menggunakan audio
Asas kekonkretan Yuliani N.S. 2009.Konsep visual ataupun model nyata adalah...
Dasar Pendidikan Anak a. Asas kekonkretan
• Melalui interaksi dengan objek-objek nyata dan
Usia Dini. Hal 94-95 b. Asas apersepsi
pengalaman konkret, pembelajaran perlu
c. Asas motivasi
menggunakan berbagai media dan sumber belajar d. Asas kemandirian
agar apa yang dipelajari anak menjadi lebih e. Asas perbedaan individu
bermakna
(jawaban: a)
Asas apersepsi
• Kegiatan mental anak dalam mengolah hasil belajar
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki sebelumnya.

Asas motivasi
• Belajar akan optimal jika anak memiliki dorongan untuk
belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang
sesuai dengan kebutuhan, minat , dan kemauan anak.

Asas kemandirian
• Kemandirian merupakan upaya yang dimaksudkan untuk
melatih anak dalam memecahkan masalahnya.

Asas keterpaduan
• Korelasi menjadi asas karena aspek pengembangan
diri anak yang satu dengan aspek perkembangan diri
yang lain saling berkaitan.

Asas Kerjasama
• Kerja sama menjadi asas karena dengan bekerja sama
keterampilan sosial anak akan berkembang optimal.

Asas Belajar Sepanjang Hayat


• Belajar sepanjang hayat menjadi asas karena proses
belajar anak tidak hanya berlangsung di PAUD, tetapi
sepanjang hayat anak.
Asas keterpaduan
• Korelasi menjadi asas karena aspek pengembangan
diri anak yang satu dengan aspek perkembangan diri
yang lain saling berkaitan.

Asas Kerjasama
• Kerja sama menjadi asas karena dengan bekerja sama
keterampilan sosial anak akan berkembang optimal.

Asas Belajar Sepanjang Hayat


• Belajar sepanjang hayat menjadi asas karena proses
belajar anak tidak hanya berlangsung di PAUD, tetapi
sepanjang hayat anak.
Menjelaskan Sistem Pembelajaran Anak Usia
Dini Yuliani N.S.2010. Konsep
SISTEM AMONG DAN PENGASUHAN
Dasar Pendidikan Anak
BERSAMA
Usia Dini. Hal126
Salah satu tokoh yang mendukung
bahwa sistem pembelajaran sebaiknya
1. Menurut Yuliani (2009; 126), sistem among adalah sistem among yaitu...
yaitu metode pembelajaran pendidikan yang a. Ki Hajar Dewantara
berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care
and dedication based on love). b. Vygotsky
2. Pembelajaran yang diberikan kepada anak c. Gardner
didik tidak bersifat paksaan bahkan perilaku d. Bruner
memimpin kadang tidak perlu dilakukan,,
para pendidik harus bersikap ngemong atau e. Seafeld
among.
(jawaban: a)
TRI SENTRA SISTEM (KELUARGA, SEKOLAH Yuliani N.S.2010. Konsep
DAN MASYARAKAT) Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Hal126

 Ki Hajar Dewantara beranggapan


bahwa pendidikan harus dilakukan
melalui tiga lingkungan pendidikan
yaitu: keluarga, sekolah dan
lingkungan sosial (masyarakat).

 Keluarga merupakan pusat pendidikan


yang pertama dan terpenting
Yuliani (2010; 126)
SISTEM KLASIKAL
 Menurut Parkhurst dalam pembelajaran tidak
hanya mementingkan aspek pengembangan
individu tetapi juga mengembangkan aspek
sosial anak didik.

 Pembelajaran harus merupakan keterpaduan


antara bentuk klasikal dan bentuk kegiatan
individual.

 Situasi tertib dan disiplin dapat tercipta oleh


kesadaran dari anak dan bukan paksaan dari
guru. (Yuliani ,2010:126)
SISTEM BERMAIN SAMBIL BELAJAR
 Ki Hajar Dewantara menerapkan konsep belajar
sambil bermain, karena melalui bermain anak dapat
melakukan minatnya sendiri tanpa dipengaruhi faktor
luar dan dapat mengembangkan pengetahuan
melalui permainan yang dilakukannya.

 Konsep tersebut sangat cocok diterapkan dalam


pendidikan di kelompok belajar dan taman kanak-
kanak.

Yuliani , 2009 : 110

Menjelaskan Hakikat Bermain Salah satu manfaat dari bermain adalah


12 – 17 Pengertian Bermain 1. Bermain, Mainan dan untuk meningkatkan kreativitas (daya
Permainan , Mayke S. cipta) anak, kemampuan berbahasa ,
 aktivitas bermain merupakan suatu
Tedjasaputra (2001: 4) daya ingat dan daya nalar. Hal tersebut
kegiatan yang spontan (Carol Seefeldt 2. Bermain Kreatif berbasis termasuk untuk pengembangan pada
&Nita Barbour, 2005)
kecerdasan jamak, aspek?
yuliani nurani sujiono a. Aspek kognisi
 Bermain berfungsi untuk memperkuat &bambang sujiono b. Aspek emosi atau kepribadian
instink yang dibutuhkan guna (2010: 36)
kelangsungan hidup di masa mendatang
c. Aspek sosial
(Karl Groos) 3. Konsep Dasar d. Aspek fisik
Pendidikan Anak Usia e. Aspek motorik halus dan kasar
Dini, Yuliani N. S (2009: (jawaban: a)
146)
Fungsi dan Tujuan Bermain
4. Bermain, Yunus Abidin
(2009: 28)
• Memelihara perkembangan
atau pertumbuhan optimal

Tujuan anak usia dini (yuliani,


145:2009)

• Mengembangkan seluruh
aspek perkembangan (nilai

Fungsi agama dan moral, fisik


motorik,kognitif, bahasa,
sosial emosional, dan seni)
(Yuliani, 36:2010)

Karakteristik Bermain

1. Ber main muncul dalam diri anak


2. Ber main harus bebas dari aturan yang
mengikat
3. Ber main adalah aktivitas nyata atau
sesungguhnya
4. Ber main harus difokuskan pada proses
daripada hasil
5. Ber masin harus didominasi oleh pemain
6. Ber main harus melibatkan peran aktif dari
pemain
Tahapan dan Perkembangan
Bermain

Parten (1932) : Unoccupied Play, Jean Piaget (1962) : Sensory Motor


Solitary Play (Bermain Sendiri), Play (± ¾ bulan – ½ tahun), Symbolic
Onlooker Play (Pengamat), Oarakek atau Make Belive Play (± 2-7 tahun),
Okat (Bermain Paralel), Assosiative Social Play Games with Rules (± 8
Play (Bermain Asosiatif), Cooperative tahun – 11 tahun), Games With Rules
Play (Bermain Bersama) & Sports (11 tahun keatas)

Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan


Hurlock (1981) : Tahap Penjelajahan Smilansky (1968) : Bermain
(Exploartory stage), Tahap Mainan Fungsional (Functional Play), Bangun
(Toy Stage), Tahap Bermain (Play Membangun (Constructive Play),
Stage), Tahap Melamun (Daydream Bermain pura-pura (Make-believe
Stage) Play), Permainan Dengan Peraturan
(Games with rules)

Tahapan dan Perkembangan Bermain


Menurut Parten dan Rogers

 Uncopied atau tidak menetap


 Onlooker atau penonton/ pengamat
 Solitary independent play atau bermain
sendiri
 Parallel activity atau kegiatan paralel

 Assosiative play atau bermain dengan


teman
 Cooperative or organized supplementary
play atau kerjasama dalam bermain dengan
aturan
1. Menjelaskan Jenis Main 18 – 22
Kegiatan bermain dibagi menjadi 2
macam yaitu bermain aktif dan bermain
pasif. Perbedaan yang paling mendasar
Gerakan bebas otot besar dan kecil dari dua kegiatan tersebut adalah...
serta menggunakan seluruh inderanya a. Kegiatan bermain aktif
untuk melatih tubuh dan fungsi- 1. Bermain, Yunus menggunakan seluruh tubuh
fungsi Abidin (2009: 10-14)
sensorimotornya
sedangkan kegiatan bermain pasif
tidak menggunakan seluruh tubuh
Menangkap rangsangan b. Kegiatan bermain aktif
melalui penginderaan mengembangkan aspek membaca
dan menghasilkan sedangkan bermain pasif tidak
Anak main dengan benda gerakan sebagai mengembangkan aspek membaca
untuk membangun persepsi.
reaksinya c. Bermain aktif hanya bisa dilakukan
diluar ruangan sedangkan bermain
pasif bisa diluar maupun didalam
MAIN PEMBANGUNAN
ruangan
d. Bermain aktif membutuhkan alat
permainan sedangkan bermain pasif
Anak bermain dengan benda untuk
mewujudkan ide/gagasan yang
tidak membutuhkan alat permainan
dibangun dalam pikirannya menjadi e. Bermain aktif berfungsi hanya
sesuatu bentuk nyata. untuk aspek sensorik saja
Saat anak menghadirkan dunia mereka sedangkan bermain pasif bisa untuk
melalui main pembangunan, mereka seluruh aspek
berada di posisi tengah antara main dan (jawaban: a)
kecerdasan menampilkan kembali
(merefleksikan)
Anak bermain dengan benda untuk
menghadirkan konsep yang dimiliki

Main peran juga disebut


i. main simbolik, role play,
pura-pura, make-
believe, fantasi,
imajinasi, atau main
drama

MAIN KEAKSARAAN
 Membaca merupakan salah satu kegiatan bermain pasif yang
secara psikologis mempunyai manfaat positif bagi anak-anak.
 Dengan membaca anak akan lebih percaya diri, akan mendapatkan
pengetahuan baru, dan biasanya anak akan lebih mandiri, tidak
menggantungkan diri pada orang lain untuk memperoleh hiburan
atau kesenangan, menambah pembendaharaan kata pada anak.

Awalnya anak hanya mampu membaca cerita


sederhana dengan kata-kata atau kalimat yang
mudah dipahami. Dengan meningkatnya usia,
bertambahnya pembendaharaan kata serta
kemampuan membaca lebih lancar, anak dapat
membaca buku yang lebih majemuk.
2. Menjelaskan Pijakan Main dan Manfaatnya
untuk Pengembangan Kemampuan Anak
Usia Dini PIJAKAN PENATAAN LINGKUNGAN MAIN
Sebelum anak-anak datang ke
sentra, guru atau pendidik telah
menata lingkungan main dengan
menyiapkan sejumlah tempat
main.

Usahakan paling tidak ada 3


tempat main anak agar anak
bebas memilih permainan.

Guru perlu menyediakan waktu yang cukup


agar anak-anak dapat memilih dan
menikmati ke-3 jenis pengalaman-
pengalaman main (main sensorimotor, main
peran, main pembangunan) paling sedikit 1
jam bagi anak untuk bermain.

PIJAKAN SEBELUM MAIN

Ketika kegiatan
Anak diminta
Guru menyuruh anak-anak untuk
Anak-anak boleh memperlihatkan
memilih salah satu
main sudah
dilaksanakan,
atau menceritakan membereskan bahan-bahan dan alat-alat
atau beberapa kepada guru apa
kegiatan main yang
akan dilakukan
kegiatan tersebut
agar diselesaikan
saja pengalaman
dan kegiatan yang
yang telah digunakana saat bermain
oleh anak
telah dimainkan
adalah tahapan ketika?
23 – 27 a. Pijakan setelah bermain
b. Pijakan saat main
Anak dipersilahkan
memilih kegiatan
Ajak anak untuk
beres-beres dan
merapikan kembali
http: //wikipedia.com// c. Pijakan sebelum bermain
main lainnya alat dan kegiatan
tersebut
d. Pijakan lingkungan main
ketempatnya
e. Pijakan lingkungan rumah
(jawaban: a)
PIJAKAN SAAT MAIN

Ketika anak-anak
Jika anak hanya bermain, guru harus
Ketika anak mulai terpaku pada senantiasa memberikan
nemilih sebuah kegiatan main perhatian kepada
kegiatan guru harus menuang dan semua anak dengan
berpindah dari satu
mencatat apa yang mengisi pasir, tempat ke tempat yang
dipilih anak artinya anak masih lain sambil
pertama kali berada pada tahap memberikan dukungan
sensorimotor kepada kegiatan anak
selagi mereka bekerja.

PIJAKAN SETELAH MAIN


• Saat anak-anak berada di sekolah dasar nantinya, mereka
diharapkan dapat fokus pada satu kegiatan dan menyelesaikan
1 kegiatan tersebut hingga tuntas.

• Guru dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan tersebut melalui


kesempatan berbagi cerita pengalaman-pengalaman main yang tadi
2 dilakukan dalam sebuah lingkaran usai anak-anak bermain

• Sebelum pulang, guru juga mengajak anak-anak mebereskan bahan-


bahan dan alat-alat main dan meminta untuk menatanya kembali ke
3 tempatnya

• Dengan cara ini diharapkan anak belajar mengelompokan dan


4 mengelola lingkungan main secara tepat.
3. Menjelaskan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran PENDEKATAN SAINTIFIK MENERAPKA PROSES:
 Mengamati (Observing);
mengamati berarti menggunakan semua
indera (penglihatan, pendengaran, penghiduan,
peraba, dan pengecap) untuk mengenali suatu benda
yang diamatinya. Semakin banyak indera yang
digunakan dalam proses mengamati maka semakin
banyak informasi yang diterima dan diproses dalam
otak anak. Proses mengamati benar-benar dilakukan
oleh anak tidak karena diberi tahu guru. Apabila
anak belum terbiasa dengan proses ini, guru dapat
mendukungnya dengan kata-kata:
“kamu boleh memegang, mencium, mendengarkan,
mencicipinya… nah apa yang kamu rasakan?

Langkah awal paling penting dalam


pendekatan Saintifik dalam proses
belajar, dimulai dengan ?

a. Mengamati (Observing);
b. Menanya (Questioning)
c. Mengumpulkan (Colecting)
d. Mengasosiasi (Associating):
e. Mengkomunikasikan
(Communicating):
 Menanya (Questioning);

menanyakan sebagai salah salah satu proses mencari tahu


(jawaban: a)
atau mengkonfirmasi atau mencocokkan dari pengetahuan yang
sudah dimiliki anak dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajarinya. Pada dasarnya anak seorang peneliti yang handal, ia
selalu ingin tahu tentang sesuatu yang ditangkap inderanya.
Karenanya ia sering bertanya, yang terkadang pertanyaannya 1. Direktorat
sangat diluar dugaan orang dewasa. Tetapi itu proses saintis yang
berasal dari pikiran kritisnya.
KEMENDIKBUD
28-33 2013
 Mengumpulkan (Colecting):

mengumpulkan data suatu proses


yang sangat diminati anak. dalam
proses ini anak melakukan coba - gagal
– coba lagi “trial and error”. Anak
senang mengulang-ulang kegiatan yang
sama tetapi dengan cara bermain yang
berbeda. Pembelajaran yang
membolehkan anak melakukan banyak
hal sangat mendukung kemampuan
berpikir kreatif.

 Mengasosiasi (Associating):

proses asosiasi merupakan proses lebih


lanjut dimana anak mulai menghubungkan
pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan
pengetahuan baru yang didapatkannya atau
yang ada disekitarnya. Contohnya anak belajar
tentang bentuk segi tiga melalui potongan
kertas yang disiapkan guru. Guru mengajak
anak untuk menemukan benda-benda yang ada
di sekitar yang berbentuk segi tiga. Disini guru
sudah mengasosiasikan atau menghubungkan
pengetahuan baru tentang segi tiga dengan
benda-benda di lingkungan sekitar.
 Mengkomunikasikan (Communicating):

Proses mengkomunikasikan adalah proses penguatan


pengetahuan terhadap pengetahuan baru yang di dapatkan
anak. Mengkomunikasikan Kalimat yang sering dilontarkan
anak, misalnya: “Bu guru aku tahu, kalau …….” Tetapi
mengkomunikasikan tidak hanya disampaikan melalui
ucapan, dapat juga disampaikan melalui hasil karya.
Biasanya anak menyampaikannya dengan cara
menunjukkan karyanya. “Bu guru lihat…aku sudah
membuat….”
Itu kalimat yang sering disampaikan anak. Dukungan
guru yang tepat akan menguatkan pemahaman anak
terhadap konsep atau pengetahuannya, proses berpikir kritis
dan kreatifnya terus tumbuh.
B. Praktek

Bentuk Praktek a. Analisis kasus/ penugasan lembar kerja


b. Simulasi Keterampilan Spesifik/Unjuk Kerja
c. Penugasan Pengembangan Produk Dokumen/ Produk Benda
d. ………………………………………………………………

Deskripsi singkat kegiatan praktek Buatlah kegiatan main untuk


1. Kegiatan main untuk pengenalan fisik motorik dengan ketentuan :
a. Bentuk kegiatan
b. Usia
c. Kompetensi yang dikembangkan
d. Indikator
e. Kegiatan (persiapan , pelaksanaan)
f. Evaluasi
2. Kegiatan main di sentra dengan ketentuan:
a. Pijakan lingkungan main
b. Pijakan sebelum main
c. Pijakan saat main
d. Pijakan setelah main

Sebaran Indikator/Deskriptor ( Sub indikator)


Pelaksanaan 4 jp x 45 JP Membuat …………….
menit, 4,5.6

Reviewer Master (Pengampu)

Anda mungkin juga menyukai