PENCERNAAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu: Ns. Priyanto, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp. Kep.MB.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam
memungkinkan mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan
baik dan mengetahui keunikan pasien sebagai manusia holistic sehingga
berposisi sebagai advokat pasien (Curtin, 1986). Pada dasarnya, peran
perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan member
bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien,
memberi informasi berarti menyediakan informasi atau penjelasan sesuai
yang dibutuhkan pasien, member bantuan mengandung dua peran, yaitu
peran aksi dan non aksi. Dalam menjalankan peran aksi, perawat
memberikan keyakinan kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan
tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran non aksi
mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak
mempengaruhi keputusan pasien (Sulandra, 2008).
Peran perawat sebagai advokat pasien menuntut perawat untuk
dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang
dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku
profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu,
pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki
kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat
pasien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari advokat?
2. Apa saja peran perawat sebagi advokat pada pasien dengan gangguan sistem
pencernaan?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat bertujuan untuk :
1. Agar dapat memahami tentang definisi advokat perawat.
2. Agar dapat memahami tentang peran perawat sebagai advokat pada
pasien dengan gangguan sistem pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Advokat
Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk
mendukung atau memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain atau
bertindak sebagai pembela pasien dalam praktik keperawatan.(Brooker,
2002).
Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak
pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan
pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang
status kesehatan pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan,
pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan
yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi
merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran
perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi
hak pasien dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti,
2009).
4. Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga
dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu system pelayanan
kesehatan (Pusdiknakes,1989), menurut Doheney (1992) peran perawat
terdiri dari:
a. Care giver/pemberi pelayanan
1. Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan
klien.
2. Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi
diagnosa keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis)
sampai masalah psikologis.
3. Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai
diagnose keperawatan yang terjadi mulai dari masalah yang
bersifat sederhana sampai dengan komplek.
b. Clien advocate/pembela pasien
Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil prsetujuan (inform consent) atas tidakan keperawatan
yang diberikan.
c. Consellor/konseling
1. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam
merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan
adaptasinya.
3. Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman
masa lalu.Pemecahan masalah difokuskan pada masalah
mengubah perilaku hidup sehat (prubahan pola interaksi)
d. Educator /pendidik
1. Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain
baik secara spontan (saat interaksi) maupun secara disiapkan.
2. Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan
dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai
kondisi dan tindakan yang spesifik.
3. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam Nursing care
Planning.
e. Coordinator/koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan,
mengorganisasikan pelayanan dari semua tim kesehatan. Karena
klien menerima banyak pelayanan dari banyak profesional
misalnya nutrisi maka aspek yang harus diperhatikan adalah jenis,
jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan,
monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya.
f. Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan
yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayanan yang
diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian dan
ketrampilan dari berbagai profesional pemberi pelayanan
kesehatan.
g. Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan
permintaan klien dan informasi tentang tujuan keperawatan yang
diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan keperawatan adalah
sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.
h. Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan
yang sistematis dalam hubungan dengan klien dan cara pemberian
keperawatan kepada klien.
5. Peranan perawat sebagai advokator
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung
antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas
informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat
klien menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal
berikut:
1. penyakit yang dideritanya.
2. tindakan medik apa yang hendak dilakukan.
3. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan
tindakan untuk mengatasinya.
4. alternatif terapi lain beserta resikonya
5. prognosis penyakitnya.
6. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang
dideritanya.
7. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur.
8. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa
diskriminasi.
9. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan
penyakit yang dideritanya (informed consent).
10. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
11. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang
mengganggu pasien lain.
13. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
14. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
15. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual.
16. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter.
17. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas
perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau sarana pelayanan
kesehatan.
18. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian
penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
19. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opion), terhadap penyakit yang dideritanya
dengan sepengetahuan dokter yang menangani.
20. hak untuk mengetahui isi rekam medik.