Anda di halaman 1dari 2

BAB I

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam


pembangunan gedung dan struktur yang lainnya baik dalam skala kecil maupun
besar. Hal ini dikarenakan material baja mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan bahan konstruksi yang lain. Bila dibandingkan dengan beton
konvensional, baja memiliki beberapa keunggulan yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan yaitu awet dan kuat, specific strength yang lebih tinggi serta waktu
pengerjaan yang lebih cepat dapat mempercepat pengerjaan struktur ditambah lagi
dengan keseragaman material yang lebih terjamin karena dibuat secara fabrikasi
(homogen).
Penggunaan baja dalam struktur gedung di Bali yang merupakan obyek
pariwisata juga terus bertambah. Pembangunan gedung terus meningkat
sedangkan lahan pembangunan sangat terbatas sehingga, gedung bertingkat
menjadi alternatif guna memaksimalkan lahan yang ada, namun pasal 95 ayat 2b
Perda RTRWP Bali No 16 tahun 2009 membatasi ketinggian bangunan
maksimum 15 meter dari permukaan tanah. Dengan keterbatasan tinggi bangunan
tersebut jika ingin mengejar jumlah tingkat gedung maka tinggi ruang menjadi
pendek. Melihat kondisi ini struktur rangka baja cocok diterapkan guna
memaklsimalkan tinggi ruang karena kebutuhan dimensi struktur baja lebih kecil
jika dibandingkan dengan menggunakan bahan lain.
Menggunakan struktur rangka baja dapat memaksimalkan tinggi ruang
karena kebutuhan dimensi yang lebih kecil. Tinggi ruang akan dapat lebih
dimaksimalkan jika MEP ( Mekanical, Electrical & Plumbing Engineering) dapat
menembus balok struktur, karena tinggi ruang bersih tergantung dari tinggi plafon
yang berfungsi menutupi balok struktur dan MEP. Jika MEP dapat menembus
balok struktur, tentu dapat membantu mengurangi penurunan plafon namun
dengan adanya lubang pada balok struktur akan mempengaruhi kapasitas balok.

1
Untuk mengetahui pengaruh lubang pada balok perlu dilakukan pemodelan balok
berlubang. Penelitian tentang pemodelan balok baja berlubang telah dilakukan
sebelumnya dengan variasi bentuk dan variasi posisi lubang (Sharda .2011)
namun hanya dalam model mikro. Pada penelitian ini pengaruh lubang ditinjau
pada model makro dan mikro untuk melihat pengaruh lubang terhadap prilaku
global maupun pengaruh lokal lubang terhadap tegangan di sekitar lubang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemodelan struktur rangka baja dengan balok berlubang
2. Bagaimanakah pengaruh lubang terhadap lendutan dan tegangan pada
balok berlubang
3. Bagaimanakah pengaruh balok anak di sekitar lubang terhadap lendutan
dan tegangan pada balok berlubang

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui bagaimana pemodelan struktur rangka baja dengan
balok berlubang
2. Untuk mengetahui pengaruh lubang terhadap lendutan dan tegangan pada
balok berlubang
3. Untuk mengetahui pengaruh balok anak di sekitar lubang terhadap
lendutan dan tegangan pada balok berlubang

1.4 Manfaat

Manfat penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan acuan dalam
memodel dan merencanakan balok berlubang.

1.5 Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan kemampuan maka penelitian ini dibatasi


dengan tidak meninjau prilaku komposit pelat beton dengan balok baja.

Anda mungkin juga menyukai