Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR BIOKIMIA

METABOLISME KARBOHIDRAT

Oleh

Kelompok 1
Tingkat II/C
Dhaifina Azimatunisa 2119160009
Pipit Pitriyani 2119160019
Tiana Putri Hidayati 2119160022
Galis Nurlia 2119160056
Okib Gustamil 2119160062

Dosen Pengampu:
Yoyon Sutresna, Drs., M.Kes.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2018
METABOLISME KARBOHIDRAT

A. Definisi
Metabolisme merupakan proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme
biasanyaterdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim. Metabolisme mencakup
sintesis dan penguraian makanan di dalam tubuh secara kompleks. Metabolisme merupakan
modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme
mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks.
Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim,yang dikenal
pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di
dalam organisme.
Metabolisme karbohidrat seperti halnya metabolisme lainnya terdiri dari reaksi
katabolisme dan anabolisme. Tujuan katabolisme karbohidrat adalah untuk mendapatkan
energi yang tersimpan dalam senyawanya. Energi yang dihasilkan biasanya tersimpan lagi
dalam senyawa energi tinggi sebelum digunakan. Sementara anabolisme karbohidrat
bertujuan untuk memasok karbohidrat pada makhluk hidup sebagai salah satu nutrient utama
yang dibuat dari senyawa-senyawa yang amat sederhana seperti CO2 atau senyawa lainnya.

B. Proses-Proses pada Metabolisme Karbohidrat :


Dalam metabolisme karbohidrat terjadi beberapa proses di antaranya sebagai berikut.
1. Glikolisis
2. Glikogenesis
3. Glikogenolisis
4. Glukoneogenesis
5. Siklus Asam Sitrat
Dari kelima proses tersebut, berikut adalah uraiannya.

1. Proses Glikolisis
Glikolisis adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan satu molekul glukosa
menjadi dua molekul piruvat. Proses ini dapat berlangsung bahkan di dalam sel yang
paling sederhana dan tidak memerlukan oksigen.
Glikolisis melibatkan sepuluh reaksi enzimatik sitoplasmik sebagai berikut.
a. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-
fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi sebagai
berikut.

Gambar pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat


Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg++
sebagai kofaktor. Enzim ini ditemukan Meyerhof pada tahun 1927 dan telah dapat
dikristalkan dari ragi, mempunyai berat molekul 111.000. Heksokinase yang berasal dari
ragi dapat merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak hanya
kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa, manosa dan glukosamina. Dalam otak, otot
dan hati terdapat enzim heksokinase yang multi substrat ini. Di samping itu ada pula
enzim-enzim yang khas tetapi juga kepada fruktosa, manosa dan glukosamina. Dalam
kinase, Hati juga memproduksi fruktokinase yang menghasilkan fruktosa-1-fosfat.
Enzim heksokinase dari hati dapat dihambat oleh hasil reaksi sendiri. Jadi apabila
glukosa-6-fosfat terbentuk dalam jumlah banyak, maka senyawa ini akan menjadi
inhibitor bagi enzim heksokinase tadi, Selanjutnya enzim akan aktif kembali apabila
konsentrasi glukosa-6-fosfat menurun pada tingkat tertentu.
b. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerisasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase.

Gambar pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat


Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan telah diperoleh dari ragi dengan cara
kristalisasi. Enzim fosfoheksoisomerase terdapat pada jarinagn otot dan mempunyai berat
molekul 130.000.
c. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fostat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosfofruktokinase
dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor, Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari
ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri akan berubah menjadi ADP.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu
senyawa yang terlibat dalam proses metabolisme ini, Sebagai contoh, ATP yang berlebih
dan asam sitrat dapat menghambat, di lain pihak adanya AMP , ADP dan fruktosa-6-
fosfat dapat menjadi efektor positif yang merangsang enzim fosfofruktokinase. Enzim ini
adalah suatu enzim alosterik dan mempunyai berat molekul kira-kira 360.000.

Gambar pengubahan fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-fosfat


d. Aldolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul
fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat
dan D-gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis, telah
ditemukan dan dimurnikan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam jaringan tertentu dan
dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian beberapa ketosa dan monofosfat,
misalnya fruktosa-1,6-difosfat, sedoheptulosa-1,7-difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritrulosa-
1-fosfat. Hasil reaksi penguraian tiap senyawa tersebut yang sama adalah dihidroksi
aseton fosfat.

Gambar penguraian fruktosa-1,6-fosfat


e. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu
D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut
dalam proses glikolisis ialah D-gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel tidak mampu
mengubah dihidroksiasetonfostat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah
dihidroksiasetonfostat akan tertimbun dalam sel. Hal ini tidak berlangsung karena dalam
sel terdapat enzim triosafosfat isomerase yang dapat mengubah dihidroksiasetonfosfat
menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat. Adanya keseimbangan antara kedua senyawa tersebut
dikemukakan oleh Meyerhof dan dalam keadaan keseimbangan dihidroksiaseton fosfat
terdapat dalam jumlah dari 90%.

f. Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat
menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan
gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi
asam karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfatdehidrogenase telah dapat diperoleh dalam
bentuk kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000.

Gambar oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat.


Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-masing
mengikat satu molekul NAD+, jadi pada tiap molekul enzim terikat empat molekul NAD+.
g. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.

Gambar reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.


Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai
kofaktor. Oleh karena itu ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi, maka reaksi ini
mempunyai fungsi untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam
bentuk ATP.
h. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.

Gambar reaksi pengubahan asam 3-fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.


Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari satu atom C kepada atom C lain
dalam satu molekul. Berat molekul enzim fosfogliseril mutase yang diperoleh dari ragi
ialah 112.000.
i. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam 2-
fosfogliserat dengan katalis enzim enolase dan ion Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukan asam fosfoenol piruvat ini adalah reaksi dehidrasi. Adanya ion F- dapat
menghambat kerjanya enzim enolase, sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat
membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini akan
mengurangi jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion Mg++
maka efeksivitas reaksi berkurang.

Gambar pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam 2-fosfogliserat


j. Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam
piruvat. Piruvat kinase telah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal. Enzim ini
adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000. Dalam reaksi tersebut di atas,
diperlukan ion Mg++ dan K+ sebagai aktivator.

Gambar reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat.

2. Proses Glikogenesis
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan) maka
pankreas akan mensekresikan hormon insulin yang akan menstimulasi penyimpanan
glukosa dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi
enzim glikogen sintase untuk memulai proses glikogenesis.
Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap molekul glukosa.
Molekul glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat sebagai struktur pembangun glikogen.
Glukosa-6-fosfat akan ditambahkan pada molekul glikogen yang sudah ada sehingga
glikogen menjadi lebih panjang. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari
massa total hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan gikogen kurang dari 1% saja.
Glikogenesis dapat pula disebut proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang
terjadi terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan
makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan makanan. Glukosa akan
saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen. Molekul
glikogen tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di dalam sel.
Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya hormon
insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi
glukosa saat kadar glukosa darah menurun seperti dalam keadaan lapar atau puasa.
Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai glikogen
yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa akan terjadi
secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang glikogen yang
telah ada.

Sintesis glikogen melalui glikogenesis


Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut.
a. Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim
glukokinase/hexokinase.
b. Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat,
dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
c. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di
phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil
transferase.
d. UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada,
dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari UDP-
glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen primer dan
membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.
e. Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan
kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen
primer untuk membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan
pada atom C nomor 6 pada molekul glikogen primer.
f. Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin panjang
dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
g. Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang
normal.
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada
biosintesis disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida sukrosa
dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali proses
glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6-fosfat
dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat. Kemudian
enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat menjadi sukrosa.

3. Proses Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa.
Apabila tubuh dalam keadaan lapar, tidak ada asupan makanan, kadar gula dalam darah
menurun, gula diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian
digunakan untuk memproduksi energi.
Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah menjadi
glukosa-1-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukogenolisis diatur oleh
hormon glukagon yang disekresikan pancreas dan epinefrin (adrenalin) yang
disekresikan kelenjar adrenal. Kedua hormon tersebut akan menstimulasi enzim glikogen
fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan menghambat kerja enzim glikogen sintase
(menghentikan glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat akan masuk ke dalam proses glikolisis untuk menghasilkan energi.
Glukosa-6-fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa untuk didistribusikan oleh darah
menuju sel-sel yang membutuhkan glukosa.
Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang
berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon,
berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui
glikogenesis. Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen
fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut :


a. Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan
glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung
hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
b. Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang
lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat
dengan ikatan α 1-6 glikosidik.
c. Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa
(bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
d. Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan glikogen
yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar dapat berubah
menjadi glukosa.
Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat
akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.
Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula
dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk
memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati,
sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.
4. Proses Glukoneogenesis
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati.
Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam
suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya
glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung
terutama dalam hati. Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa,
namun bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis
yang tidak reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.
• Glukosa + ATP heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP.
• Fruktosa-6-posfat + ATP fosfofruktokinase Fruktosa 1,6 diposfat + ADP.
• Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase Asam Piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :
1) Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam
oksaloasetat.
(a). asam piruvat + CO2+ ATP + H2O  asam oksaloasetat +ADP + Fosfat + 2H+
(b). oksalo asetat + guanosin trifosfat  fosfoenol piruvat + guanosin difosfat + CO2
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b) menggunakan
fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b) ialah :
asam piruvat + ATP + GTP + H2O  fosfoenolpiruvat + ADP + GDP + fosfat + 2H+
2) Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh
enzim fruktosa-1,6-difosfatase.
fruktosa-1,6-difosfat + H2O  fruktosa-6-fosfat + fosfat.
3) Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6-
fosfatase.
glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat
Dari penjelasan tersebut tampak adanya hubungan antara glukoneogenesis dengan
siklus asam sitrat, yaitu suatu siklus reaksi kimia yang mengubah asam piruvat menjadi
CO2+ H2O dan menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP, dengan proses oksidasi
aerob. Apabila otot berkontraksi untuk bekerja, maka asam piruvat dan asam laktat
dihasilkan oleh proses glikolisis. Asam piruvat digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada
waktu otot digunakan, jumlah asam piruvat yang dihasilkan melebihi jumlah asam
piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian sejumlah
asam piruvat diubah menjadi asam laktat dengan proses reduksi. Reaksi ini akan
menghasilkan NAD+ dari NADH.
Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir. Untuk metabolisme
yang lebih lanjut, asam laktat harus diubah kembali menjadi asam piruvat terlebih dahulu.
Demikian juga untuk proses glukoneogenesis.

5. Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitkondria,
yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan mengubah asam piruvat
menjadi CO₂, H₂O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan
menggunakan oksigen atau aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus Kerbs,
menggunkan nama Hans Kerbs seorang ahli biokomia yang banyak jasa atau
sumbangannya dalam penelitian tentang metabome karbohidrat. Reaksi-reaksi kimia
yang berhubungan dengan siklus asam sitrat yaitu sebagai berikut.
a. Pembentukan Asetil Koenzim A (Asetil Ko-A)
Aseti Ko-A dibentuk pada reaksi antara asam piruvat dengan Koenzim A. Di
samping itu lemak juga dapat menghasilkan asetil Ko-A pada proses oksidasi. Reaksi
pembentukan asetil Ko-A menggunakan kompleks piruvatdehidrogenese sebagai
katalis yang terdiri atas beberap jenis enzim. Koenzim yang ikut dalam reaksi ialah
tiamin pirofosfat (TPP), NAD⁺, asam lipoat dan ion Mg²⁺ sebagai aktivator. Reaksi
ini bersifat reversibel dan asetil Ko-A yang terjadi merupakan penghubung antara
proses glikolisis dengan siklus asam sitrat.
b. Pembentukan Asam Sitrat
Asetil Ko-A adalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi sebagai pemberi
gugus asetil atau dapat ikut dalam reaksi kondensasi.
Asam sitrat dibentuk oleh Asetil Ko-A dengan oksaloasetat dengan cara kondensasi.
Enzim yang berkerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase. Asam sitrat yang
terbentuk merupakan salah satu senyawa dalam siklus asam sitrat.
c. Pembentukan Asam Isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam akonitat. Enzim
yang bekerja pada reaksi ini adalah akotinase.
Dalam keadaan keseimbangan terdapat 90% asam sitrat, 4% asam akonitat, 6% asam
isositrat. Walaupun dalam keseimbangan ini asam isositrat hanya sedikit, tetapi asam
isositrat akan segera diubah menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbanga akan
bergeser ke kanan.
d. Pembentukan Asam ɋ Ketoglutarat
Dalam reaksi ini asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat, kemudian
diubah lebih lanjut menjadi ketoglutarat.
Enzim isositrat dehidrogenase bekerja pada rekasi pembentukan asam
oksalosuksinat denagn koenzim NADP⁺, sedangkan enzim karboksilase bekerja
bekerja pada reaksi berikutnya. Pada reaksi yang kedua ini di samping asam ɋ
ketoglutarat, dihasilkan pula CO₂. Untuk 1 mol asam isositrat yang diubah ,
dihasilkan 1 mol NADPH da 1 mol CO₂. Koenzim yang digunakan dalam reaksi
selain NADPH, juga NAD.
e. Pembentukan Suksinil Ko-A
Asam ɋ ketoglutarat diubah menjadi suksinil Ko-A dengan jalan dekarboksilasi
oksidatif. Reaksi ini analog dengan reaksi pementukan asetil Ko-A dari asam piruvat.
Koenzim TPP dan NAD⁺ diperlukan juga dalam reaksi pembentukan suksinil Ko-A.
Reaksi berlangsung antara asam ɋ ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkan
suksinil Ko-A dan melepas CO₂. NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Yang
menonjol ialah bahawa reaksi ini tidak reversibel, sehingga dengan demikian siklus
asam sitrat secara keseluruhan bersifat tidak reversibel. Suuksinil Ko-A adalah
senyawa berenergi tinggi dan akan diubah menjadi asam suksinat.
f. Pembentukan Asam Suksinat
Asam suksinat terbentuk dari suksinil Ko-A dengan cara melepaskan koenzim A
serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP).
Enzim suksinil Ko-A sintetase bekerja pada reaksi yang bersifat reversibel ini. Gugus
fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera dipinahkan kepada ADP. Katalis
dalam reaksi ini adalah nukleosida difosfokinase.
g. Pembentukan Asam Fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses oksidasi
dengan menggunakan enzim suksinat de hisrogenesa dan FAD sebagai koenzim.
h. Pembentukan Asam Malat
Asam malat terbentuk dari fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim fumarase
berkerja sebagai katalis dalam reaksi ini.
i. Pembentukan Asam Oksaloasetat
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat ialah dehidrogenasi asam malat untuk
membentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah malat
dehidrogenase. Oksaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi dengan asetil koenzim
A dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi leboh lanjut dalam siklus asam sitrat.
Demikian reaksi-reaksi tersebut diaas berlangsug terus-menerus dan berulang kali.

C. Energi yang Dihasilkan


Proses glikolisis secara keseluruhan menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Siklus
asam sitrat adalah proses yang merupakan kelanjutan dari proses glikolisis. Reaksi-reaksi
dalam siklus asam sitrat juga menghasilkan energi yang tersimpan dalam bentuk molekul
ATP.
Jadi metabolisme glukosa menjadi CO2 dan H2O serta sejumlah dalam bentuk ATP,
melalui glikolisis dan siklus asam sitrat, menghasilkan 36 mol ATP tiap mol glukosa.
Ada dua macam pembentukan molekul ATP, yaitu pembentukan ATP pada tingkat
substrat dan pembentukan ATP melalui fosforolasi oksidatif atau transfer elektron.
Pembentukan molekul ATP pada tingkat subtrat dapat dilihat jelas pada reaksi kimia yang
terjadi. Sebagai contoh :

Gambar reaksi kimia dalam pembentukan ATP pada tingkat substrat

Gambar salah satu reaksi yang menghasilkan ATP dengan transfer elektron
Dalam reaksi tersebut NAD+ direduksi menjadi NADH, molekul NADH dapat
dioksidasi kembali menjadi NAD+ dan menghasilkan sejumlah besar energi. Reaksi
oksidasi ini berlangsung dengan bantuan enzim sitokrom oksidase, secara singkat dapat
ditulis sebagai berikut :
NADH + ½ O2 NAD+ + H2O
Enzim-enzim yang bekerja dalam reaksi ini membentuk suatu rantai pemindahan
elektron, yang terdiri atas zat-zat yang dapat memindahkan elektron, dari yang satu
kepada yang lain dengan cara oksidasi dan reduksi secara bergantian. Dalam sel
prokariotik oksidasi berlangsung pada membran sel, karena enzim yang bekerja sebagai
katalis terdapat pada membran tersebut. Dalam sel eukariotik, enzim tersebut terdapat
pada membran mitokondria bagian dalam. Proses ini disebut dengan fosforilasi oksidatif,
dan merupakan serangkaian reaksi kimia dalam sel yang berlangsung sengan cara
pemindahan elektron.
DAFTAR PUSTAKA

Fakhri, Muhammad. 2014. Metabolisme Karbohidrat.


http://www.mfakhri.lecture.ub.ac.id/files/2014/12/metabolisme-karbohidrat.pdf. Diunduh
pada 11 Januari 2018.
Kuchel, Philip. Dan Gregory B. Ralston. 2011. Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. dan F.M. Supriyanti. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Wikipedia. 2006. https://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme_karbohidrat. Dilihat pada 11
Januari 2018.

Anda mungkin juga menyukai