Laporan
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Dr. Dedeh Rukaesih
Disusun Oleh:
Tingkat 2-C
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw. Keluarga, sahabat dan kita umatnya hingga akhir zaman.
Laporan yang berjudul “Diagnosis Kesulitan Belajar Biologi terhadap
Siswa Kelas X MIA-5 SMAN 3 CIAMIS” ini disusun berdasarkan data-data yang
kami peroleh dengan objek sasaran siswa kelas X MIA 5 SMAN 3 Ciamis Tahun
Akademik 2017/2018.
Pembuatan laporan ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa ada
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Dedeh Rukaesih selaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling
program studi guruan biologi tingkat 2C,
2. Bapak Hj. Nanang, S.Pd., selaku guru Biologi X MIA-5 SMAN 3 Ciamis,
3. Bapak Indra Mulyana Rahayu, S.Pd., selaku guru BK SMAN 3 Ciamis, dan
4. rekan kelompok yang telah ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
untuk pembaca.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................2
C. Rumusan Masalah .....................................................................................2
D. Tujuan Penulisan .......................................................................................2
E. Manfaat .....................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Kesulitan Belajar .......................................................................................3
B. Diagnosis Kesulitan Belajar ..................................................................... 6
C. Penanganan Bagi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar .................. 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..............................................................11
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................11
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................11
D. Data Penelitian ........................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis .....13
B. Penyebab Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA-5 SMAN 3
Ciamis ......................................................................................................14
C. Penanganan terhadap Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Biologi di
Kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis.............................................................15
BAB V PENUTUP
D. Simpulan ..................................................................................................17
E. Saran ........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18
LAMPIRAN
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam diagnosis kesulitan belajar biologi ini
adalah pada siswa kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis dengan acuan nilai semester 1
tahun akademik 2017/2018.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya
yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana hasil pembelajaran biologi siswa kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis?
2. Apa saja yang menjadi penyebab kesulitan belajar biologi di antara siswa kelas X
MIA-5 SMAN 3 Ciamis?
3. Bagaimana penanganan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar biologi
di Kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis?
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan laporan ini yaitu
sebagai berikut.
1. Untuk memaparkan hasil pembelajaran biologi yang diproleh siswa kelas X MIA-
5 SMAN 3 Ciamis.
2. Untuk menjelaskan berbagai penyebab kesulitan belajar biologi di antara siswa
kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis yang mengalami kesulitan.
3. Untuk menjelaskan penanganan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar
biologi di Kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis.
E. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini yaitu dapat dijadikan sebagai sumber referensi
serta untuk menambah wawasan pembaca tentang berbagai penyebab kesulitan belajar
biologi dan penanganan yang harus dilakukan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan tersebut.
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kesulitan Belajar
1. Definisi Kesulitan Belajar
Menurut Ismail (2016: 36), kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mana
anak didik tidak belajar sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu. Selain
itu, menurut Ahmadi dan Supriyono dalam Wahyu (2015), kesulitan belajar adalah
suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
hal ini tidak selalu disebabkam oleh faktor inteligensi, akan tetapi dapat juga
disebabkan oleh faktor non inteligensi.
Secara lebih lengkapnya, dikemukakan oleh Hermawan (2014) bahwa kesulitan
belajar adalah seseorang yang secara psikis dan neurologis mengalami kesulitan dalam
bidang akademik secara efektif yang mencakup membaca, menulis, berhitung maupun
kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan yang meliputi. Gangguan
persepsi, kognisi motorik, perkembangan bahasa, dan kesulitan penyesuaian perilaku
sosial.
Namun, kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan kedalamanya
termasuk pengertian-pengertian seperti berikut ini.
a. Learning disorder (ketergantungan belajar), yaitu keadaan dimana proses belajar
seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada dasarnya
orang yang mengalami gangguan belajar, prestasi belajarnya tidak terganggu akan
tetapi proses belajarnya akan terganggu atau terhambat oleh adanya respon – respon
yang bertentangan. Dengan demikian hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah
dari potensi yang dimiliki.
b. Learning disabilities (ketidakmampuan belajar), yaitu ketidakmampuan seseorang
murid yang mengacu kepada gejala dimana murid tidak mampu belajar
(menghindari belajar) sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
c. Learning disfunction (ketidakfungsian belajar) yaitu menunjukkan gejala di mana
proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-
tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis lainnya.
3
d. Under achiever (pencapaian rendah), mengacu pada murid-murid yang memiliki
tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong
rendah.
e. Slow learner (lambat belajar), yaitu murid yang lambat dalam proses belajarnya
sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid-murid yang lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
4
yang terganggu pendengarannya akan lebih banyak mengalami kesulitan dalam
belajar.
Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh murid. Kemampuan dasar
(intelegensi) merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar.
Kurangnya bakat khusus suatu situasi belajar tertentu. Seperti halnya dengan
intelegensi, bakat merupakan untuk mencapai hasil belajar tertentu. Murid yang
kurang atau tidak memiliki bakat dalam suatu kegiatan belajar tertentu akan
mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan dalam belajar hanya ditentukan oleh
minat ini, sehingga anak yang kurang berminat dalam suatu pelajaran tertentu
akan lebih banyak mengalami kesulitan belajar.
Kurang motivasi atau dorongan untuk belajar. Tanpa motif yang besar anak akan
banyak mengalami kesulitan belajar, karena motif ini merupakan faktor
pendorong.
Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi murid-murid tertentu.
Misalnya pertentangan yang dialami dalam dirinya, situasi kekecewaan
(frustasi), dalam kesedihan, dan sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dalam
belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar anak
seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi yang dipelajari,
perlengkapan belajar yang kurang, cara evaluasi yang kurang tepat, ruang belajar
yang kurang memadai. Sistem administrasi, waktu belajar yang kurang tepat,
situasi sosial di sekolah, dan sebagainya.
Situasi dalam keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti
kekacauan rumah tangga (broken home). Kurang perhatian orang tua, kurangnya
perlengkapan belajar, kurangnya kemampuan orang tua dan sebagainya.
Situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan anak seperti pengaruh
negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan
kebudayaan seperti film, bacaan-bacaan, dan sebagainya.
5
B. Diagnosis Kesulitan Belajar
1. Definisi Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis itu merupakan proses pemeriksaan terhadap hal-hal yang dianggap
atau dipandang tidak beres atau bermasalah. Sedangkan menurut Webster dalam
Mulyono (2017: 135), diagnosis diartikan sebagai proses menentukan permasalahan,
kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian, dan melalui ujian tersebut dilakukan
suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai, yang selanjutnya
untuk menentukan permasalahan yang dihadapi.
Setelah memahami definisi diagnosis, kita beranjak ke istilah selanjutnya yaitu
kesulitan belajar. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kesulitan belajar meupakan
suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya presetasi
yang rendah atau di bawah batas yang telah ditetapkan. Kesulitan yang dialami itu
tidak selalu disebabkan oleh inteligensinya yang rendah, tetapi bisa juga bersumber
dari faktor fisiologis, psikologis, instrument dan lingkungan belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah proses
menentukan masalah atau ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan
meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala
kesulitan atau hambatan belajar yang nampak.
6
c) Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, artinya ia selalu tertinggal
dalam mengerjakan soal-soal, dalam mengerjakan tugas-tugas, dan sebagainya.
d) Siswa menunjukkan sikap yang tidak atau kurang wajar selama proses
pembelajaran, misalnya membolos, sering tidak masuk pada mata pelajaran mata
pelajaran tertentu, dan sebagainya.
7
misalnya, untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan
emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya.
8
belajar tersebut sehingga dapat mengikuti proses belajar kembali untuk mencapai
prestasi yang optimal. Adapun prosedur pengajaran remedial yaitu sebagai berikut.
a. Penelaahan menjadi kasus
Langkah ini merupakan langkah penting untuk melakukan kegiatan selanjutnya.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk memperolchlikasi yang jelas tentang kasus
yang berbicara dan memungkinkan pemecahannya.
b. Alternatif tindakan
Alternatif berdasarkan temuan dan langkah pertama, dapat digunakan untuk
memecahkan masalah dan alternatif pemecahan masalah. Karakteristik kasus atau
masalah yang terjadi memang dapat digolongkan menjadi kasus yang berat, cukup
berat, dan ringan. Kasus yang ringan yaitu diskusi peserta didik belum menemukan
cara belajar yang baik. Kasus yang cukup berat yaitu tidak ada yang berhasil karena
hambatan psikologis. Kasus berat jika peserta didik belum mampu menemukan cara
belajar yang baik dan memiliki hambatan emosional.
c. Pemberian layanan khusus
Layanan khusus disini yang dimaksudkan adalah layanan bimbingan konseling,
yang bertujuan agar peserta didik yang mengalami masalah terbebas dari hambatan,
sehingga dapat mengikuti pembelajaran secara wajar.
Kasus kurang motivasi dan minat belajar, cara mengatasinya yaitu
menghindarkan peserta didik dari pertanyaan-pertanyaar negatif yang dapat
melemahkan semangat belajar, termasuk memarahi, merendahhkan, dan
membandingkan dengan oring lain yang lebih sukses.
Kasus sikap negatif terhadap guru, dapat mengatasinya dengan cara menciptakan
hubungan yang akrab antara guru dan peserta didik, memberikan pengalaman
yang menyenangkan dan menciptakan iklim atau susana sosial yang sehat dalam
kelas
Kasus kebiasan belajar yang salah, cara mengatsinya yaitu dengan cara memberi
gambaran tentang cara belajar yang salah, memberikan kesempatan untuk
berlatih dengan pola yang baru anggota untuk berlatih dan belajar dengan pola-
pola belajar yang baru.
Kasus ketidak cocokan antara keadaanan pribadi dengan lingkungan dan
program studinya, cara mengatasinys yaitu dengan dapat memberikan layanan
9
informasi tentang pemilihan program dan cara belajarnya serta prospek dari
program studi tersebut.
d. Pelaksanaan pengajaran remedial
Setelah langkah ketiga terpenuhi, selanjutnya pelaksanaan pengajaran remedia
meningkatkan prestasi dan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh guru.
e. Pengukuran kembali hasil belajar
Setelah pengajaran remedial selesai, selanjutnya diadakan pengukuran terhadap
perubahan pada diri peserta didik yang bersangkutan. Pengukuran ini untuk
mengetahui kesesuaian antara rencana dengan pencapaian hasil yang diperolehnya.
f. Re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran pada langkah kelima ditafsirkan dengan menggunakan cara dan
kriteria seperti pada proses pembelajaran yang sesungguhnya. Hasil penafsiran
tersebut akan menghasilkan tiga kemungkinan sebagai berikut:
Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan
penyesuaiannya mencapai kriteria keberhasilan minimum seperti yang
diharapkan.
Peserta didik menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian
dirinya, tetapi belum sepenuhnya memenuhi kriteria keberhasilan minimum
yang diharapkan.
Peserta didik menunjukkan perubahan yang berarti, baik dalam prestasinya
maupun kemampuan penyesuaian dirinya.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
D. Data Penelitian
Data penelitian berisi mengenai bagaimana jenis data yang akan digunakan
dalam penelitian ini, sumber data tersebut, serta metode yang digunakan dalam
pengumpulan data.
1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data
yang tidak diperoleh secara langsung melainkan melalui perantara. Data sekunder
yang digunakan adalah daftar nilai Biologi siswa X MIA-5 SMAN 3 Ciamis Tahun
Akademik 2017/2018 yang kami peroleh dari Bapak Hj. Nanang, S.Pd., selaku
GMP Biologi X MIA-5 SMAN 3 Ciamis. Selain itu, data tambahan berupa
11
penjelasan secara lisan dari Bapak Hj. Nanang, S.Pd., selaku GMP Biologi X MIA-
5 SMAN 3 Ciamis dan Bapak Indra Mulyana Rahayu, S.Pd., selaku guru BK
SMAN 3 Ciamis.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi dan wawancara terhadap guru terkait. Dengan teknik dokumentasi
kami mengumpulkan data melalui data nilai setiap kompetensi dasar mata pelajaran
Biologi siswa SMAN 3 Ciamis. Dan untuk teknik wawancara, kami melakukan
wawancara kepada guru Biologi dan guru BK di sekolah tersebut.
12
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
13
B. Penyebab Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas X MIA-5 SMAN 3
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa dari kelas X MIA-5 SMAN 3
Ciamis terdapat dua siswa yang mengalami kesulitan belajar biologi dilihat dari ciri-
cirinya yaitu sebagai berikut.
Hasil belajar siswa rendah.
Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, artinya ia selalu tertinggal
dalam mengerjakan soal-soal, dalam mengerjakan tugas-tugas, dan sebagainya.
Siswa menunjukkan sikap yang tidak atau kurang wajar selama proses
pembelajaran, misalnya membolos, sering tidak masuk kelas.
Dua siswa itu memiliki identitas sebagai berikut.
Nama : AS
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Mekarmulya, Ds. Jelat, Kec. Baregbeg, Kab. Ciamis.
dan
Nama : RS
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Sindangrasa, Kec. Ciamis, Kab. Ciamis.
*) Nama siswa diinisialkan berdasarkan perintah narasumber.
Tentu terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan kedua siswa
tersebut mengalami kesulitan belajar sehingga memiliki ciri-ciri seperti di atas.
Hasil informasi yang kami dapatkan dari wawancara dengan Bapak Hj.
Nanang, S.Pd., selaku GMP Biologi terkait kedua siswa tersebut yaitu sebagai berikut.
Dilihat dari segi jasmaninya, AS dan RS memiliki kondisi tubuh baik dan tidak
memiliki riwayat penyakit apapun.
Tingkat inteligensi AS dan RS juga normal (tingkat IQ nya normal), namun terlihat
seperti tidak mempunyai motivasi belajar.
AS dan RS dapat berkomunikasi secara biasa dengan teman-teman sekelasnya.
Kehadirannya AS dan RS sangat kurang, sehingga mereka ketinggalan materi
cukup jauh. Hal itu yang menyebabkan kesulitan saat menghadapi tes dan akhirnya
nilainya pun rendah.
Karena kami merasa informasi yang kami dapatkan belum lengkap. Kami
melakukan wawancara kedua yaitu dengan Bapak Indra Mulyana Rahayu, S.Pd.,
14
selaku salah satu guru BK di SMAN 3 Ciamis. Informasi yang kami dapatkan yaitu
sebagai berikut.
AS dan RS berada di antara keluarga yang hampir relative sama memiliki tingkat
perekonomian yang rendah. Selain itu keluarga mereka memiliki latar belakang
Pendidikan keluarga yang rendah. Inilah yang mengakibatkan kurangnya control
atau perhatian terhadap anak mereka.
Pergaulan AS dan RS dengan teman sebaya diluar teman-temannya di sekolah
membawa dampak kurang baik, sehingga motivasi belajar mereka menurun.
Terkhusus AS, dia memiliki teman bergaul yang sudah cukup dewasa, yang sudah
bekerja. Ini menyebabkan orientasi AS tidak pada belajar, tetapi pada bermain dan
bekerja.
Menurut penelitian, AS dan RS seringkali dari rumahnya berangkat ke sekolah
tetapi tidak sampai ke sekolah.
Dari keseharian AS dan RS mencerminkan mereka memiliki motivasi belajar yang
rendah, terlihat dari perilakunya yang suka terlambat, tidak antusias pada
pemberian materi atau tugas, dan kerap terlihat mengantuk bahkan tidur di kelas.
Dari uraian yang telah dipaparkan berdasarkan hasil wawancara dengan dua
orang guru terkait, maka faktor yang menyebabkan AS dan RS mengalami kesulitan
belajar biologi adalah sebagai berikut.
1. Faktor keluarga, memiliki latar belakang Pendidikan dan tingkat ekonomi yang
rendah menyebakan kurangnya perhatian dari keluarga terhadap mereka.
2. Faktor pergaulan, memiliki teman yang sudah dewasa dan bekerja membuat
motivasi belajar mereka menurun.
15
Layanan bimbingan dan konseling ini bertujuan agar AS dan RS dapat
mengatasi masalah kesulitan belajarnya dengan cara memahami masalah yang sedang
terjadi pada dirinya, agar terbebas dari hambatan, sehingga dapat mengikuti
pembelajaran secara wajar. Selain itu, karena akibat faktor pergaulannya
menyebabkan hilangnya motivasi, maka cara mengatasinya yaitu menghindarkan
peserta didik dari pertanyaan-pertanyaar negatif yang dapat melemahkan semangat
belajar, termasuk memarahi, merendahhkan, dan membandingkan dengan orang lain
yang lebih sukses.
16
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran biologi di kelas X MIA-5 SMAN 3 Ciamis secara umum
dianggap tidak terlalu sulit oleh siswa. Karena dari hasil penelitian, data
menunjukkan nilai rata-rata cukup baik dan hanya ada dua orang siswa yang
benar-benar mengalami kesulitan dalam pembelajaran biologi, dilihat dari
pencapaian nilai setiap KD yang selalu berada di bawah KKM.
2. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar biologi dari kedua siswa yang
berinisial AS dan RS hampir sama yaitu karena didominasi oleh masalah sosial
pergaulannya.
3. Karena faktor penyebab yang paling dominan mempengaruhi siswa adalah
masalah sosialnya, maka dapat disimpulkan untuk penanganan kedua siswa
tersebut diutamakan dengan pemberian layanan khusus yaitu layanan bimbingan
dan konseling.
B. Saran
Orang tua seharusnya lebih kritis terhadap Pendidikan anak, sehingga tidak
hilang kontrol terhadap belajar anak. Selain itu Guru Mata Pelajaran juga bertugas
untuk mengawasi anak didiknya, apabila anak didik tersebut diduga mengalami
kesulitan maka guru harus bisa memberikan layanan alternative untuk membantu anak
tersebut demi mencapai prestasi belajar yang baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu, Y. 2015. Definisi Kesulitan Belajar Menurut Ahli. Dikutip dari link
https://www.infokmoe.id/2015/09/definisi-kesulitan-belajar-menurut-
ahli.html pada hari Rabu, 27 Juni 2018, pukul 19.22 WIB.
Hermawan, Adri. 2014. Klasifikasi Kesulitan Belajar (Diagnosa). Dikutip dari link
https://bogadri.blogspot.com/2014/09/klasifikasi-kesulitan-belajar-
diagnosa.html pada hari Rabu, 27 Juni 2018, pukul 19.47 WIB.
Mulyono, Nono. 2017. Kurikulum dan Pembelajran. Bandung: Rizqi Press.
Hanik, Asti Noor. 2015. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar (Tugas Akhir
Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta. Diambil dari link
http://eprints.uny.ac.id/29197/1/ASTI%20NOOR%20HANIK.pdf pada hari
Kamis, 28 Juni 2018, pukul 07.20 WIB.
Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di
Sekolah. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1. UIN Ar-Rainry Banda Aceh.
18
LAMPIRAN
AS
RS