Anda di halaman 1dari 19

Tumbuh dan Berkembang

Tumbuh: Perubahan secara kuantitatif selama perkembangan, yang


merupakan perubahan “irreversible” dari ukuran sel, organ atau
seluruh organisme.
Perkembangan: Seri perubahan pada organisme yang terjadi selama
siklus hidupnya. Perkembangan meliputi tumbuh dan diferensiasi
(perubahan bentuk).
Perkembangan tidak hanya perubahan kuantitatif, tapi juga
menyangkutn perubahan kualitatif diantara sel, jaringan dan organ
yang disebut diferensiasi.
Tumbuh tanpa diferensiasi, misal pada pembentukan kalus.
Ada 2 aspek dalam perkembangan:
1. Aspek morfologi dan anatomi
2. Fisiologi dan biokimia.
Aspek morfologi dan anatomii
• Yaitu perubahan yang terlihat selama proses
perkembangan. Perkembangan sukar dimengerti tanpa
dipelajari proses fisiologi & biokimianya yang menentukan
perubahan morfologinya.
Aspek Fisiologi dan biokimia
Aspek ini merupakan subyek utama dalam bidang ini yang
sekarang disebut morfogenesis mempelajari perubahan
bentuk dan struktur serta proses pengontrolan yang melibatkan
perubahan fisik dan kimia.
Morfogenesis identik dengan fisiologi dan biokimia
perkembangan
Kinetika Tumbuh
Pola tumbuh yang khas pada tanaman Annual dapat dibagi atas
3 fase: a. fase logaritmik (fase eksponensial), b. fase linear, c.
fase penurunan (penuaan).
20 c

15
a. f. eksponensial
10 b b. f. linear
5 c. f. penurunan
a kadar cepat
tumbuh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12
unit of time
Kurva tumbuh “determinate”
b
4

3
a c
2

1 6 12
unit of time
Macam Pengontrolan dalam Perkembangan

• Secara genetik;
Merupakan kelengkapan genetik: sumber informasi untuk
aktivitas, tumbuh dan perkembangan
Informasi: di dalam nukleus
di dalam sitoplasma (kloroplas & mitokondria).
Setiap sel menerima kelengkapan informasi genetik
“original” pada proses pembelahan sel. Informasei tersebut
perlu diterima oleh setiap sel pada saat pembelahan,
sehingga setiap organ pada tumbuhan berkembang pada
jalur-jalur yang tepat.
Informasi yang tak relevan/tak penting ditahan atau
disimpan tidak digunakan.
Pemanfaatan informasi menyangkut pengaktivan gen untuk
mentranskripsi untuk menghasilkan mRNA, untuk dapat
menghasilkan enzim tertentu.
Pengaktivan gen harus dalam urutan yang tepat, dimana setiap
tahap mengaktivkan tahap berikutnya.
Mekanisme pelaksanaan pengaktivan dikemukakan oleh F.
Jacob & J. Monod dengan konsep yang disebut OPERON:
Bahwa gen-gen struktural berikatan dengan mRNA. Gen itu hanya
satu atau kelompok/beberapa. Gen-gen struktural
bertaanggungjawab terhadap satu jenis enzim tertentu.Gabungan
gen operator dengan gen struktural disebut OPERON.
Gen operator dapat membuka atau menutup gen struktural. Gen
operator diatur oleh gen regulator. Gen regulator dapat mengatur
gen operator. Gen regulator dapat menghasilkan protein (repressor)
yang akan menahan gen operator supaya tidak beroperasi.
Gen struktur dapat berfungsi apabila ada suatu senyawa yang
sifatnya menginduksi repressor, hinggagen operator dapat
berfungsi.
Pada bakteri; galaktosa dapat berfungsi sebagai inducer, untuk itu perlu
enzim yang dapat mengurai galaktosa.. Inducer dapat dihalangi oleh
corepressor, sehingga repressor dapat aktiv lagi.
operon
Regulator-------- Operator -------Struktural ------- struktural
gen gen gen gen

mRNA mRNA
repressor

inducer enzim enzim


protein protein
corepressor
OPERON yang dikemukakann Jacob & Monod
untuk mengontrol sintesis protein
Aktivitas metabolik intermediate (senyawa antara)

untuk pertumbuhan inducer operon


dinding sel

sintesis tahap berikutnya enzim

senyawa antara Repressor operon sebelumnya

sintesis komponen sel inducer operon berikutnya


Proses pengaktivan satu / kelompok operon spesifik, mengarah pada
satu perkembangan.
Arah perkembangan satu tahap (juvenile) dapat sangat berbeda
dengan arah perkembangan pada tahap lain (dewasa) meskipun
dikontrol oleh operon yang sama (lihat bagan berikut).
Model hipotetis yang menunjukkan bagaimana sel yang sama
memberikan reaksi yang berbeda terhadap pengaktivan single gen
(gen A). Pada tahap juvenile (tumbuh) organ & full size
(developing) organism :
growth
no side structural protein
reaction
(ditahan) Amino acids make intermediate
for cell wall
make intermediate x syntesis, etc
Juvenile
organism Gen A
DEVELOPMENT
no growth, so on
structural protein
hormone synthetis synthesis

side reaction Amino


Acid

reactan Y supplied no growth


from other parts of make
the plant intermediate x
turn off, so no
intermediates

Full size (Developing) gen A genes B, C, D, etc


Organism
Pengontrolan tingkat organisme
Perkembangan dikontrol oleh hormon.
Hormon: disintesis pada suatu lokasi dalam organisme, dan diangkut ke
tempat lain untuk digunakan.
• Diperlukan dalam konsentrasi sangat rendah
• Mengatur tumbuh, perkembangan & metabolisme
• Pengaruhnya tidak langsung
• Kerjanya spesifik.
Banyak senyawa menyerupai hormon, tetapi kerjanya tidak spesifik
atau sering bekerja sebagai inducer atau repressor.
Hormon sukar didefinisikan secara tepat (sebab ada senyawa kimia
yang mirip dengan hormon tetapi tidak spesifik).
Istilah Zat Pengatur Tumbuh sering lebih tepat, melibatkan senyawa
alami maupun sintetik. Kedua-duanya dapat mempengearuhi
tumbuh dan perkembangan organisme.
Hormon merangsang (promotor)
menghambat (inhibitor)
Hormon:
1. Auksin 2. Gibberallin 3. Sitokinin 4. Abscisat 5. Etilen

1. Auksin
* Disintesis di pucuk (organ muda/daun)
* Diangkut secara polar (karena perbedaan kadar auksin di pucuk dan
di akar) arah basipetal
* Mula-mula diketahui oleh Charles Darwin (ahir abad 19)
* Pengaruhnya tergantung pada konsentrasi (merangsang /menghambat
tumbuh)
* Merangsang perbesaran sel
* Berupa senyawa Indole -3-Acetic Acid (IAA) – Auksin.
CH2- COOH CH2- C N

N N
Indole Acetic Acid
Indole Aceteto Nitril
CH2- CH2OH
Auksin alami (Natural Auxin)
N
Indole Ethanol
CH2- COOH CH2- COOH
O
CH2

Auksin Sintetik

•Auksin alami kurang stabil dibanding dengan auksin sintetik


•Auksin sintetik lebih stabil karena tidak banyak enzim yang merusak
(memecah) sehingga terakumulasi dan sering bersifat toksik.
•IAA mudah dipecah oleh bakteri harus steril.
•Pentidak aktifan (perusakan IAA: sering dioksidasi metilin
oksindole oleh enzim dalam reaksi yang irreversible.
stimulation

buds
root stems
Inhibition

10-12 10-10 10-8 10-6 10-4 10-2


Konsentrasi Auksin, M
Salah satu dari beberapa kemungkinan hasil
oksidasi Auksin adalah:

NH2
CH2- CH-COOH CH2

N N
O
Triptofan Metilen oksindole
2. Gibberallin
• Diketemukan di Jepang yaitu pada Gibberella fujikuroi
sekarang disebut Fusarium
• Penyakit pada tanaman padi tumbuh menjadi tinggi, ruas
menjadi panjang
• Merangsang pembelahan dan perpanjangan sel
• Tanaman kerdil dap at menjadi tinggi, tetapi tidak menurun
(tidak genetik).
• Merangsang perbungaan, perkecambahan dan menghilangkan
dormansi.
• Dapat berinteraksi dengan hormon tumbuhan lain.
• Angkutan tidak polar, bergerak bebas di seluruh tubuh
tumbuhan.

• Telah diketahui lebih dari 58 jenis


O gibberallin, dg struktur rumus bangun
C=O
HO OH yang sama dan hanya berbeda ikatan
CH3 samping. Karena banyak jenisnya maka
CH2
CH3 di beri nama : GA1, GA2, GA3, GA4 dst

GA3
3. Sitokinin
• Merupakan derifat basa purin; yaitu Adenin.
a. Alami; Zeatin, Isopentenil Adenin.
Zeatin pertama kali didapat pd endosperm jagung.
b. Sintetik: Kinetin, Benzil Amino Purin (BAP)
• Berkombinasi dg auksin, sehingga dapat merangsang pembentukan
akar, “shoot” dan kalus (jaringan yang tidak terorganisasi) .
• Perpindahan (gerakan) tak semobil seperti auksin maupun
gibberalin.
• Mencegah penuaan, kehilangan klorofil.
* Jika daun disemprot sitokinin akan lebih lama berwarna hijau
(tidak klorosis)
• Disintesis di akar
shoot (much growt by cell
division)
1.0 few many

Callus
Kinetin mg/L

0.1
Some growth
(much growt by
cell enlargment)

0.01 callus
Root
Litle growth
Litle growth

0.001 0.01 0.1 1.0 10


IAA, mg/L
Interaksi IAA dan Kinetin pd Pertumb dan Perkemb. Kalus Tembakau(F. Skoog et.)al
Pengaruh Oleh Lingkungan
• Rangsangan utama lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan tumbuhan adalah:
 cahaya: intensitas, kualitas, periodisitas
 suhu: absolut & periodisitas
 gravitasi
 suara
 medan magnit
 kelembaban
 nutrisi
 mekanik (misal: angin)
Tingkat Kerja Pengontrolan
Meliputi: kontrol tingkat genetik, biokimia, sel, dan organisme

Anda mungkin juga menyukai