Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN TIFOID

PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN TEBUIRENG


JOMBANG

THE RELATIONSHIP BETWEEN MANNER OF CONSUME AND PHENOME OF TYPHOID AT TEBUIRENG


ISLAMIC BOARDING SCHOOL JOMBANG

Ana Masnawat1, Pawiono2, Iswanto3


1
Program S1 Keperawatan STIKES PEMKAB Jombang
2
Stkes Pemkab Jombang
3
S1 Keperawatan STIKES PEMKAB Jombang

ABSTRAK
Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering tmbulnya penyakit tfoid. Pola
makan yang tdak teratur dan menyantap makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan tmbulnya penyakit ini.
Di Pondok Pesantren kebanyakan santri tdak memperhatkan tentang kebersihan makanan, yang mana oleh sebab
itu banyak santri yang menderita penyakit sistem pencernaan, sepert diare, tfoid, gastrits, dll. Penelitan ini
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Tifoid Di Pondok Pesantren Tebuireng
Jombang.Penelitan ini menggunakan desain analitk korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi
sejumlah 42 responden, sampel 42 responden di ambil menggunakan metode purposive sampling. Variabel
independen adalah pola makan, variabel dependen adalah kejadian tfoid. Data kedua variabel dikumpulkan
menggunakan kuesioner dan observasi. Kemudian dianalisis menggunakan uji statstk Mann-Whitney dengan
tngkat signifikan 5% (0,05).Hasil penelitan didapatkan dari 42 reponden yaitu 30 responden (71,4%) memiliki pola
makan yang kurang dan 12 responden (28,6%) yang memiliki pola makan cukup. Dari hasil uji statstk diperoleh
hasil signifikan 0,000 berart <0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artnya ada hubungan pola makan
dengan kejadian tfoid di pondok pesantren Tebuireng Jombang. Dimana dipengaruhi oleh faktor pola makan,
kebersihan makan, kebersihan lingkungan, dll.Pengetahuan dan motvasi yang tnggi pada santri dapat mendukung
upaya memperbaiki pola makan sehingga tdak terjadi tfoid. Dengan mengatur gaya hidup yang sehat sepert
sering berolahraga, membersihkan tempat tdur dan kamar, memakan makanan yang bergizi dan memperhatkan
kebersihan makanan.

Kata Kunci : Pola Makan, tfoid, dan santri.

A less of cleanliness care is the most caused of disease known as typhoid. The improper manner of
consume and consuming unclean food can cause this disease. At islamic boarding school, most of the students do
not pay attention to hygienic of food, that is why many students suffer from digestive system diseases, such as
diarrhea, typhoid, gastritis, etc. Therefore, this research aims to determine the relationship between manner of
consume and phenomenon of typhoid At Tebuireng Boarding School Jombang. This research uses analytic
correlation design by cross sectional approach. The Populations are 212 respondents, the sample of 42
respondents were taken using a purposive sampling method. Independent variable is the manner of consume,
while the dependent variable is the phenomenon of typhoid. Both variable data were collected by using
questionnaires and observations. Then being analyzed by using the Mann-Whitney statistical test with a significant
level of 5% (0,05). The results obtained from 42 respondents are 30 respondents (71.4%) had a poor manner of
consume and 12 respondents (28.6%) had the sufficient ones. From the test results obtained statistically significant
results 0.000 mean s <0.05 consume Ho is rejected and H1 is accepted that there is a relationship means from
manner of consume with the phenomenon of typhoid in Tebuireng Boarding School Jombang. In which is
influenced by manner of consume factors, hygienic of food, environmental hygiene, etc. Knowledge and motivation
to students could support the efforts to improve manner of consume so typhoid will not happen anymore by
regulating a healthy lifestyle such as exercising frequently, cleaning beds and rooms, consuming nutritious food
and pay attention to hygienic of food.

Keywords: manner of consume, typhoid, and boarding students

A. PENDAHULUAN adakalanya penyakit menyerang manusia tanpa


Dalam kehidupan sehari-hari, setap pandang usia, jenis kelamin, bahkan status sosial.
manusia tentunya ingin hidup sehat. Namun, Salah satunya adalah penyakit yang menyerang
sistem pencernaan (perut) manusia. Tingkatnya pun paratfoid juga menempat urutan ke-3 dari 10
bermacam-macam, mulai dari penyakit saluran penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit
pencernaan yang termasuk ringan hingga berat. Hal tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang
ini kebanyakan disebabkan oleh faktor manusia itu meninggal 274 orang dengan Case Fatality Rate
sendiri dalam menjaga kebersihan lingkungan sebesar 0,67 %.2 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
maupun dalam mengolah makanan yang akan Jombang tahun 2012 terdapat sebanyak 6.211.
dikonsumsi. Misalnya, kita mungkin biasa sakit perut Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di
setelah makan rujak pedas atau minum es yang Puskestren Tebuireng, data yang didapatkan untuk
dijajakan di pinggir jalan.1 penderita tfoid pada tahun 2012 yaitu 178 orang,
Pola makan yang tdak teratur juga dapat rata-rata setap bulannya berkisar antara 14-15
menyebabkan banyak tmbulnya berbagai macam orang yang terkena , dan terdapat 42 orang yang
penyakit. Di lingkungan pesantren sebagian besar hanya dari Pondok Pesantren Tebuireng(Puskestren
banyak yang tdak menghiraukan terhadap Tebuireng, 2012).
kebersihan lingkungan, perorangan maupun Penyakit ini menular melalui makanan atau
kebersihan makanan, terlebih-lebih pada santri minuman yang terkontaminasi kuman tfoid. Tinja
putra. Adapun tentang pola makannya yang selain yang mengandung kuman tfoid ini mencemari air
suka terhadap pedas juga sering jajan di warung- untuk minum untuk masak dan mencuci makanan.
warung dan pinggir jalan yang dimana Penularan ini dapat melalui air dan makanan yang
kebersihannya kurang terjamin, meskipun dari tercemar oleh air seni dan kotoran penderita.
pondok itu sendiri telah disiapkan makan. Akan Penularan penyakit tfoid terutama dilakukan oleh
tetapi meskipun sudah tersedia yang sudah lalat dan kecoak. Penularan tfoid dapat terjadi di
disiapkan dari pesantren itu sendiri tetapi tdak mana saja dan kapan saja, biasanya terjadi melalui
menutup kemungkinan jika pengolahannya kurang konsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau
memenuhi persyaratan, misalnya dalam mengolah minuman yang dikonsumsi kurang bersih. Penularan
makanan tdak direbus sampai 100 oc, dan bisa juga dapat terjadi melalui mulut, masuk kedalam tubuh
dari minum yang tdak direbus terlebih dahulu, melalui makanan atau minuman yang tercemar,
maka juga dapat menyebabkan tmbulnya berbagai masuk ke dalam lambung, ke kelenjar limfioid usus
macam penyakit, sepert yang sering terjadi adalah kecil, kemudian masuk ke dalam peredaran darah.
diare, tfoid, muntaber, disentri, dsb. Selama 24 sampai 72 jam setelah kuman masuk,
Sedangkan tentang tfoid itu sendiri juga meskipun belum menimbulkan gejala, tetapi kuman
bisa didapatkan dari pola makan yang sembarangan, telah mencapai organ-organ hat, kandung empedu,
kurang bersih sehingga kuman Salmonella Typhi limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Masa inkubasi
dapat dengan mudah masuk kedalam saluran penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi
pencernaan melalui makanan tersebut. Demam klinik pada anak umumnya bersifat lebih ringan dan
Tifoid atau yang dikenal dengan penyakit tfoid lebih bervariasi. Demam adalah gejala yang paling
adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang konstan diantara semua penampakan klinis.
disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Di Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk
Indonesia, penderita tfoid cukup banyak tersebar mencegah tmbulnya penyakit adalah biasakan
dimana-mana dan ditemukan hampir sepanjang makan-makanan yang sudah dimasak, lindungi
tahun. Paling sering diderita oleh anak umur 5 makanan dari lalat, kecoa, tkus, cuci tangan dengan
sampai 9 tahun. Kurangnya pemeliharaan sabun setelah ke WC dan sebelum makan, serta
kebersihan merupakan penyebab paling sering hindari jajan di tempat-tempat yang kurang bersih.
tmbulnya penyakit tfoid. Pola makan yang tdak Cara termudah menghindari penyakit ini adalah
teratur dan menyantap makanan yang kurang bersih dengan menjaga higienitas makanan. Penularan
dapat menyebabkan tmbulnya penyakit ini.1 tfoid terjadi terutama melalui makanan-makanan
Terdapat 17 juta kasus demam tfoid di yang disajikan oleh orang lain yang kita tdak tahu
seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus apakah dia adalah pembawa bibit penyakit tfoid
kematan tap tahun. Di Indonesia, diperkirakan atau bukan. Perbaikan kualitas lingkungan hidup
antara 800 – 100.000 orang terkena tfoid atau sangat diperlukan untuk mencegah tmbulnya
demam tfoid sepanjang tahun. Demam ini terutama penyakit ini. Air minum yang memenuhi syarat
muncul di musim kemarau dan konon anak kesehatan harus tersedia. Kotoran manusia harus
perempuan lebih sering terserang. Menurut Riset dibuang pada tempatnya. Lalat-lalat sebagai
Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi perantara penyakit harus diberantas. Selain itu,
tfoid klinis nasional sebesar 1,6%. Sedang rumah-rumah makan dan penjual makanan harus
prevalensi hasil analisa lanjut ini sebesar 1,5% yang terus diawasi kebersihannya. Penderita tfoid
artnya ada kasus tfoid 1.500 per 100.000 penduduk sebaiknya makan makanan yang lembut dan mudah
Indonesia. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia dicerna, sepert bubur nasi, bubur sumsum dengan
tahun 2010 demam tfoid atau lauk ayam, ikan, telur, daging, tahu dan tempe.
Buah-buahaN dan
syuran sepert pepaya, pisang, bayam, wortel, dan Data Khusus Responden Berdasarkan Pola
labu siam juga baik untuk penderita tfoid. Hindari Makan dan Kejadian Tifoid.
makan nanas, nangka, tape, singkong, dan daun Tabel 1 Responden berdasarkan pola makan di wilayah
singkong, kentang, dendeng, cornet beef, sardines, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Juni 2013
dan makanan awitan lainnya. Pola Frekuensi Prosentase (%)
Makan
Baik 0 0
B. METODE PENELITIAN
Cukup 12 28,6
Kurang 30 71,4
Desain penelitan atau rancangan Total 42 100
penelitan pada bagian ini penelit akan membuat (Sumber : data primer, 2013)
rencana atau rancangan penelitan, rancangan Berdasarkan table 1 menunjukkan bahwa Pola Makan
penelitan adalah suatu sesuatu yang sangat pentng responden, sebagian besar pola makan yaitu kurang sebanyak 30
dalam penelitan, memungkinkan pengontrolan orang (71,4%).
maksimal beberapa faktor yang dapat
3 Tabel 2 Responden berdasarkan KejadianTifoid di wilayah
mempengaruhi akurasi suatu hasil. Penelit ini
pondok pesantren tebuireng jombang, juni 2013
menggunakan desain penelitan analitk korelasi

Tingka Pola Makan Jumlah Kategori Frekuensi Prosentase (%)


t Tifoid 30 71,4
No Baik Cukup Kurang
Pendid Tidak tfoid 12 28,6
F % F % F % F % Jumlah 42 100
ikan
1 SD 0 0 0 0 0 0 0 0 (sumber : data primer, 2013)
2 SMP 0 0 7 16,7 13 31 20 47,6 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 42 responden
3 SMA 0 0 5 11,9 17 40,5 22 52,4 sebagian besar pernah terkena tfoid yaitu sebanyak 30 orang
4 PT 0 0 0 0 0 0 0 0 (71,4%).
Jumlah 0 0 12 28,6 30 71,4 42 100 Tabel 3 Tabulasi silang antara pola makan dengan tngkat
pendidikan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitan
(Sumber : data primer, 2013)
adalah subjek (misalnya manusia, klien,dll) yang Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 3 Populasi pendidikan responden sebagian besar (52,4%) yaitu 22 orang
dalam penelitan ini adalah Santri Pondok Pesantren dengan pola makan kurang dan 22 orang tersebut tingkat
pendidikannya SMA.
Tebuireng sebanyak 212 orang. Menggunakan teknik
porposive sampling. Penentuan besar sampling Tabel 4 Tabulasi silang antara pola makan dengan
didapatkan 42 orang. kejadian tfoid
Kejadian tifoid
Dalam penelitan ini pengumpulan data Pola Pernah Tidak pernah Jumlah
pola makan menggunakan alat ukur kuesioner terkena
makan terkena tifoid
sedangkan kejadian tfoid menggunakan kuesioner. tifoid
Kriteria inklusi adalah karakteristk umum subjek F % F % F %
Baik 0 0 0 0 0 0
penelitan dari suatu populasi target yang Cukup 0 0 12 28,6 12 28,6
terjangkau dana akan ditelit. Pertmbangan ilmiah Kurang 30 71,4 0 0 30 71,4
harus menjadi pedoman saat menentukan kriteria Jumlah 30 71,4 12 28,6 42 100
3 (Sumber : data primer, 2013)
inklusi. Penelitan ini kriteria inklusinya adalah
santri putre-putri yang bersedia menjadi responden. Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan
Sedangkan kriteria eksklui adalah menghilangkan bahwa pola makan responden sebagian besar
atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria (71,4%) yaitu sebanyak 30 orang pernah terkena
inklusi dari studi karena berbagai sebab.3 tfoid dan 30 orang tersebut pola makannya kurang.

Tempat penelitan di Pondok Pesantren D. PEMBAHASAN


Tebuireng Jombang. Pengolahan data dilakukan
Pola Makan Menurut Tingkat Pendidikan di Pondok
dengan beberapa langkah yaitu; Editng, Coding, Pesantren Tebuireng.
Scoring, Tabulatng. Analisa data dilakukan untuk
Berdasarkan hasil penelitan tabel 1
menentukan ada tdaknya Hubungan Pola Makan
menunjukkan bahwa dari 42 responden sebagian
Dengan Kejadian Tifoid Pada Santri di Pondok
besar pola makan kurang yaitu sebanyak 30 orang
Pesantren Tebuireng Jombang dengan melakukan
(71,4%) dan sebagian besar pola makan kurang yaitu
Uji Statstk Mann-Whitney.
sebanyak 22 orang (52,4%) tngkat pendidikannya
C. HASIL PENELITIAN
SMA sedangkan hampir setengahnya pola makan
Data umum dalam penelitan ini didasarkan pada cukup yaitu sebanyak 20 orang (47,6%), dan tngkat
karakteristk responden berdasarkan tngkat pendidikannya SMP.
pendidikan santri Pondok Pesantren Tebuireng
Salah satu faktor pentng untuk penjamin
Jombang diketahui bahwa dari 42 responden
keamanan pangan adalah pengetahuan. Pendidikan
menunjukkan bahwa 30 responden (71,4%) memiliki
keamanan pangan bagi konsumen ditujukan untuk
pola makan yang kurang.
masyarakat umum, siswa baik tngkat dasar hingga
mahasiswa, ibu rumah tangga dan lain sebagainya ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
(Rahayu, 2011). Di masa kini makin banyak orang dengan 5 F yaitu food (makanan), fingers (jari
yang tak punya waktu memasak dan mengandalkan tangan/kuku), fomitus (muntahan), fly (lalat), feses
diri dari makanan kalengan atau makanan instan. (kotoran). Apabila orang tersebut kurang
Apalagi pola makan anak sekarang khususnya memperhatkan kebersuhan dirinya sepert mencuci
remaja cenderung dipengaruhi iklan makanan di tangan dan makanan yang tercemar kuman
berbagai media. Terutama televisi swasta yang salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat
pengaruhnya justru menggeser pola makan melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam
4
tradisional . Selain faktor tersebut diatas faktor lain lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
penyebab pola makan buruk antara lain tngkat asam lambung dan sebagian lagi akan masuk ke
pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang sangat usus halus bagian distal dan mencapai jaringan
berpengaruh terhadap pemilihan kuanttas dan limpoid (Haryono, 2012).
kualitas makanan yang dikonsumsi olehnya. Jika dilihat dari hasil penelitanyang
Semakin tnggi tngkat pendidikan seseorang, dilakukan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
pengetahuan tentang gizi semakin baik. menunjukkan bahwa 30 dari 42 responden pernah
Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh mengalami tfoid. Hal ini bisa terjadi mungkin dapat
terhadap kebiasaan makan, karena pengetahuan dikarenakan oleh kebiasaan-kebiasaan santri sepert
tentang gizi mempunyai peran yang sangat pentng sering jajan di warung-warung, sering lupa untuk
dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang. mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan,
Pengetahuan gizi akan mempengaruhi seseorang suka jajan makanan sembarangan, dll. penyakit
dalam memilih jenis dan jumlah makanan (Agus, tfoid ini merupakan penyakit gangguan pencernaan
2010). yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi yang
Menurut hasil penelitan yang dilakukan, pola sering mengontaminasi makanan yang kurang
makan santri di Pondok Pesantren Tebuireng kurang bersih, dll. Salah satu hal yang dapat memicu
sebanyak 22 orang (52,4%). Yang memiliki pola tmbulnya penyakit ini adalah dengan pola makan
makan kurang sebagian besar berpendidikan SMA. yang kurang baik. Kebanyakan para santri jika tdak
Sedangkan untuk SMP hampir setengah pola selera memakan makanan yang disediakan oleh
makannya cukup (47,6%). Seharusnya menurut teori JABO pesantren, mereka lebih senang makan di
yang dikemukakan oleh Agus, 2010 pola makan warung-warung pinggir jalan.
dapat dipengaruhi oleh tngkat pendidikan.
Seseorang dengan tngkat pendidikan yang tnggi Hubungan Pola Makan dengan Kejadian tifoid Hasil
seharusnya pola makannya baik, akan tetapi dalam Penelitan yang dilakukan di Pondok
penilitan ini, anak SMA berpendidikan yang lebih Pesantren Tebuireng Jombang menunjukkan ada
tnggi pola makannya malah kurang yaitu sejumlah hubungan pola makan dengan kejadian tfoid. Hal ini
22 orang dan tdak jauh berbeda dengan anak yang dapat dilihat dari tabel 4 yang menunjukkan bahwa
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 20 orang. Hal ini sebagian besar (71,4%) yaitu 30 responden pola
dikarenakan foktor yang mempengaruhi pola makan makannya kurang, dan juga dapat dilihat dari tabel
yang buruk antara lain tdak ada nafsu makan, selalu 4.6 yang menunjukkan bahwa sebagian besar
sibuk, merasa bosan dengan makanan yang telah (71,4%) yaitu 30 responden pernah terkena tfoid.
disediakan oleh Jasa Boga Pesantren, suka memilih- Yang dimaksud pola makan sehat dalam
milih makanan, dll. penelitan ini adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan
Kejadian Tifoid maksud tertentu sepert mempertahankan
Hasil penelitan table 2 bahwa sebagian kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
besar (71,4%) responden sebanyak 30 orang yang kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari
pernah terkena tfoid. Keadaan ini bisa disebabkan merupakan pola makan seseorang yang
karena bermacam-macam faktor dari pola makan berhubungan dengan kebiasaan makan setap
yang kurang baik. harinya (Sparringa, 2002).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus Perubahan gaya hidup telah terbukt
halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella thypi mempengaruhi pola makan dan kesehatan. Pola
dan Salmonella para thypi A, B, C. Sinonim dari makan yang salah dengan cepat menimbulkan
penyakit ini adalah Tifoid dan paratfoid keadaan yang merupakan investasi tmbulnya
abdominalis, penyakit infeksi ini terdapat pada penyakit degeneratf. Dalam jangka panjang, bila
saluran cerna yang ditandai dengan lebih dari satu pola makan yang tdak sehat ini terus berkembang
minggu dan terjadi ganggua saluran cerna. dan membudaya, tentu sangat merugikan (Anwar,
(Syaifullah Noer :dalam Haryono, 2012). 2008). Pola makan yang tdak teratur dan
Sumber infeksi dari demam tfoid adalah menyantap makanan yang kurang bersih dapat
makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh menyebabkan tmbulnya penyakit tfoid.
salmonella typhii. Penularan salmonella thypi dapat
Keamanan pangan benar-benar harus 2. Agus, P. 2010. Gizi Pada Balita. Yogyakarta:
diperhatkan. Penampilan makanan yang Gosyen publishing.
menggiurkan dengan kandungan gizi yang tnggi, 3. Fida dan Maya. Pengantar Ilmu Kesehatan
akan menjadi tdak berart kalau higiene dan Anak. 2012. Jogjakarta: D-MEDIKA
sanitasinya tdak terjaga. Makanan yang tdak
terjamin keamanannya dapat menimbulkan 4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta
berbagai permasalahan kesehatan. Diare, muntah, Kedokteran Edisi 2. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
demam, dehidrasi, pusing, bahkan dapat 5. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian.
menimbulkan kematan. Semua itu disebabkan Bandung: Alfabeta.
setelah mangonsumsi makanan yang tercemar 6. Nasir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian.
(Riana, 2008). Jenis makanan yang sering tercemar Bogor: Ghalia Indonesia.
bakteri adalah daging kaleng, ikan kaleng, dan
beberapa jenis makanan dalam kaleng. Bakteri jenis 7. Hidayat, A.A. 2009. Metodologi Penelitian
Staphylococcus aureus memproduksi enteroksin Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.
yang dapat menyerang saluran pencernaan dan Jakarta: Salemba Medika.
dapat menyebabkan radang usus. Makanan yang
sering tercemar bakteri ini adalah makanan yang
mengandung zat gizi tnggi sepert daging, produk
daging, ayam, bebek, dan beberapa produk ikan
(Khomsan, 2008).
Kejadian tfoid seringkali disangkutkan
dengan pola makan yang kurang baik. Kebersihan
makanan serta kebersihan lingkungan adalah
menjadi masalah utama yang menyebabkan
penyakit tersebut. Dalam lingkungan pesantren
tentunya sudah menjadi hal yang wajar kalau
banyak santri mengalami gangguan pencernaan
sepert diare, tfoid, gastrits, dll. Tak diragukan lagi
karena pola makan yang tdak teratur dan tdak
karuan.
Seringkali para santri selalu mengabaikan
makan, alasannya makanan yang disediakan tdak
menarik dan lebih suka membeli makanan instan
yang dijual di warung-warung, sangat sibuk sehingga
harus menunda makan. Dan tak sedikit pula yang
suka mengkonsumsi makanan pedas. Tidak pernah
disadari bahwa hal sepert ini dapat merugikan
kesehatan mereka sendiri.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data hasil penelitan dan
pembahasan tentang Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Tifoid di Pondok Pesantren Tebuireng
Jombang dapat disimpulkan bahwa Pola Makan
Santri di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
sebagian besar pola makan kurang, di manan hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktro diantaranya yaitu
kebersihan makanan, kebersihan lingkungan, daya
tahan tubuh, dan derajat kekebalan tubuh. Ada
hubungan pola makan dengan kejadian tfoidpada
santri di Pondok pesantren Tebuireng Jombang di
tunjukkan dengan nilai korelasi 0,000 dengan tngkat
hubungan kategori kuat.

F. DAFTAR PUSTAKA

1. Afriadi, R. 2008. Penyakit Perut. Bandung:


PT Puri Delco

Anda mungkin juga menyukai