NIM : 160551800189
Offering : PKJ A 2016
Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan
sebab akibat (kausal), hubungan interaktif (saling mempengaruhi) (Sugiyono, 2011:224). Untuk
mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar
variabel yang akan dicari hubungannya. Santoso (2014:127) memaparkan bahwa korelasi termasuk
analasis bivariat. Sugiyono (2011:224) menyebutkan korelasi adalah angka yang menunjukkan arah
dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah tersebut dinyatakan dalam bentuk
hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dengan koefisien korelasi.
Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan positif, bila nilai suatu variabel
ditingkatkan maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai suatu variabel
diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel lain (Sugiyono, 2011:225). Hubungan dua variabel
atau lebih dikatakan hubungan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan
nilai varibel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan
menaikkan nilai variabel yang lain (Sugiyono, 2011:225).
Koefisien korelasi menyatakan kuatnya hubungan antar variabel. Sugiyono (2011:226) dan
Santoso (2014:127) menyatakan koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif
terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Apabila pada suatu hubungan mempunyai koefisien
korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut dikatakan sempurna. Dalam arti kejadian pada variabel
yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel lain tanpa kesalahan (error). Semakin
kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi.. Sugiyono
(2011:227) menyebutkan beberapa teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis asosiatif.Teknik-
teknik tersebut dipaparkan pada Tabel 1.
Selanjutnya, untuk mengetahui kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y) dapat dihitung menggunakan koefisien determinasi dengan cara mengkuadratkan koefisien
korelasi yang telah didapat kemudian dikalikan dengan 100%. Koefisien determinasi
menunjukkan bahwa seberapa besar prosentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Koefisien determinasi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
B. Korelasi Parsial
Sugiyono (2011:235) menyatakan korelasi parsial digunakan jika peneliti bermaksud
mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independen dan dependen, dimana salah
satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi korelasi parsial merupakan
angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, setelah
satu variable diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut ditetapkan/ dikendalikan.
Rumus untuk korelasi parsial adalah sebagai berikut.
Dapat dibaca : korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2 dikendalikan atau korelasi
antara X1 dan Y bila X2 tetap.
Bila X1 yang tetap, maka rumus yang digunakan :
Daftar Rujukan
Riduan dkk. 2014. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur).
Bandung : Alfabeta.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
PT.Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.