Oleh :
SMA N 2 KUTA
Tahun 2014
POLUSI DAN UPAYA PENANGANANNYA
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam
lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang
memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat
dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang
terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia
lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman
ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran.
Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan
manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan
bahkan manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya.
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang
segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk
dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di
negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus
meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya)
yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran
lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran
udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir
dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan
penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.
PEMBAHASAN :
1. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.
a. Kegiatan manusia
• Transportasi
• Industri
• Pembangkit listrik
• Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
• Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya
• Asap rokok
b. Sumber alami
• Gunung berapi
• Rawa-rawa
• Kebakaran hutan
• Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
c. Jenis-jenis pencemar
• Karbon monoksida
• Oksida nitrogen
• Oksida sulfur
• Hidrokarbon
• Ozon
• Volatile Organic Compounds
• Partikulat
1. 1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh
sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis,
dan gangguan pernapasan lainnya.
1. 2. Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari
hujan asam ini antara lain:
1. 4. Pemanasan Global
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai
stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan
lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker
kulit serta penyakit pada tanaman.
• menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini,
dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik. Prioritas
utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi
polusi udara.
6. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2. PENCEMARAN AIR
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah
bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Persoalan pencemaran air. Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air
pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk
kematian dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya.
Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India
meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi
air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum
yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang,
negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional
yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari sungai, 47% dari danau, dan
32% dari teluk dan muara diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak
bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai
dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena
alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan
besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga. Ada beberapa tipe
polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-
bahan yang banyak membutuhkan oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari
industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-
bahan yang mengandung radioaktif dan panas. Pencemaran air juga dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yaitu:
Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan
manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2 kurang , pengurainya
tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam
yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan
lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan
kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak
kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya
masuk kelaut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak
jenis kerang-kerangan yang mungkin mengandung zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut
dapat pula tecemar oleh minyak yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai
atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya,
sebagai contoh, efek keracunan hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang sebuah
industri plastik keteluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang
mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Akibat yang ditimbulkan oleh polusi air:
2. Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang-ruang terbuka, buatlah
sumur-sumur resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk
mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air hujan tersebut,
sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
1. Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak.
2. Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan-lahan yang rendah
atau meninggikan lantai rumah.
3. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah selokan-selokan rumah/talang-talang
rumah, air dapat dialirkan kesumur-sumur resapan. Janganlah membuang sampah atau
mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur
resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk buangan air
limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan tersendiri
4. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm satu-satunya jalan
adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang permukaan air banjir
5. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah
umum dilakukan orang hanya teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
3. PENCEMARAN TANAH
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari
makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan
tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan
manusia juga.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Tanah Tercemar. Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia
pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya.
Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan
oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya,
mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya.
Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1. a. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh
hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap
ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah
anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh
akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan
tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman
sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
1. b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2. Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil
pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam
dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah
akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting
terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman,
misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang
terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang.
Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme
yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di
dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama
tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
b) Dampak Dari Pencemaran Tanah
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-
menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin
tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian..
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah
yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya
bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan
yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa
dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu
dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut.
Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan
kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.
Adapun penanganan untuk pembersihan tanah, yaitu:
1. 1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
1. 2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian
dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar
seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang
jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
4. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik,
radio, atau tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
a. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa zat
radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen, dan minyak.
b. Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa
mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
c. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa kaleng-kaleng,
botol, plastik, dan karet.
B. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan
gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik
yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi
kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia. Perubahan
lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam daur biologi atau daur biogeokimia. Penebangan
pohon di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor
biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalam
suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di
hutan tersebut. Pengaruh yang lainnya, dengan pembukaan hutan akan menyebabkan perubahan
dalam daur hidrologi. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka, maka air akan langsung masuk
ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan
air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi
besar. Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur.
Hilangnya kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah yang berperan membantu
menyuburkan tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah akan menyebabkan kekeringan di
musim kemarau. Dengan penebangan pohon, menyebabkan dasar hutan lebih banyak menerima
cahaya matahari dan suhu akan naik, yang dapat menyebabkan lebih cepatnya penguraian
sampah organik sebagai sumber zat hara tanah. Penguraian sampah organik di tanah secara
drastis akan mengganggu daur nitrogen. Selain penebangan hutan, penggunaan pestisida maupun
pupuk yang berlebihan juga akan menyebabkan perubahan lingkungan. Pemasukan limbah,
seperti pupuk anorganik pada perairan akan menyebabkan bertambahnya zat hara yang lebih
besar dibandingkan dengan yang dapat diserap pada daur biologi dalam proses penguraian dan
fotosintesis. Zat hara yang kaya akan merangsang pertumbuhan fitoplankton terutama ganggang
biru yang semuanya tidak dapat dikonsumsi oleh zooplankton. Selain itu, populasi fitoplankton
yang sangat banyak pada permukaan air akan menghalangi cahaya matahari menembus perairan
bagian bawah yang dapat menyebabkan kerugian bagi berbagai organisme, sehingga
menyebabkan kematian. Penggunaan pestisida dan herbisida yang bermanfaat untuk membasmi
gulma dan hama dalam jangka panjang secara langsung maupun tidak langsung akan
membahayakan ekosistem. Penggunaan pestisida juga dapat menyebabkan kematian hewan-
hewan invertebrata maupun vertebrata. Pengembalian lingkungan yang sudah berubah
merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar serta waktu yang panjang.
Untuk itu perlu dijaga agar kerusakan lingkungan tidak terjadi. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti:
1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan lain-
lain.
3. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:
1. Secara Administratif
2. Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri.
Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih
dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya
lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui
jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.
Untuk mengetahui apakah suatu lingkungan tercemar atau tidak, atau untuk mengetahui seberapa
besar kadar pencemaran dalam lingkungan dapat dilihat dari parameter sebagai berikut:
1. Parameter Kimia
Parameter ini meliputi kandungan karbon dioksida, tingkat keasaman, dan kadar logam-logam
berat dalam lingkungan tersebut.
2. Parameter Biokimia
Parameter biokimia dapat dilihat dari BOD (Biologycal Oxygen Demand) atau kebutuhan
oksigen secara biologis.
3. Parameter Fisik
Dilihat dari suhu, warna, rasa, bau, dan juga radioaktivitas pada lokasi tersebut.
4. Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi ada tidaknya mikroorganisme dalam wilayah tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan manusia juga semakin
meningkat sehingga jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Limbah yang langsung
dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dulu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Secara biologis, limbah dapat dibagi menjadi:
Limbah jenis ini adalah limbah yang dapat diuraikan atau\ didekomposisi, baik secara alamiah
yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia,
contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting.
Adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah
jenis ini di alam sangat membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik.
Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat
menanggulangi hal tersebut. Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu dengan
proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat dan tanpa daur ulang.
Baik limbah organik (yang berasal dari sisa makhluk hidup) maupun sampah anorganik (dari
bahan-bahan tak hidup atau bahan sintetis) dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang
bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Limbah-limbah organik seperti sisa-sisa kotoran hewan dan
yang berasal dari tumbuhan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan
untuk menyuburkan tanaman. Limbah kertas juga dapat didaur ulang menjadi kertas baru.
Limbah pabrik tahu yang biasanya dibuang begitu saja juga dapat dimanfaatkan menjadi
makanan yang berserat tinggi yang baik untuk pencernaan. Limbah-limbah anorganik, contohnya
besi, aluminium, botol kaca, dan plastik dapat didaur ulang menjadi produk-produk baru. Besi
tua dan aluminium dapat dilebur dijadikan bubur kemudian dicetak menjadi besi baja dan
aluminium yang baru. Limbah-limbah plastik juga dapat dilebur dijadikan peralatan rumah
tangga dan peralatan lain dari plastik.
A. KESIMPULAN
Pencemaran di dalam udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat
tersebut berdampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk dapat mengendalikan
pencemaran tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan
pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah mempunyai posisi yang
strategis untuk melakukan pendekatan planatologi, administrasi dan hukum. Sedangkan untuk
meningkatkan kedisiplinan perawatan dan cara pengemudia yang baik dan benar dapat dilakukan
melalui pendekatan edukatif.
1. Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lainya ke dalam
air sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian, dan
rumah tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir. Bahan atau logam
berbahaya seperti arsenat, benzon, timah dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia dan
menyebabkan kanker. Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker
dan kelahiran bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi
dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.
1. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada beberapa
cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan
bioremidiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112Santiyono, 1994. Biologi I
untuk Sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga
http://gogrenindonesia.blogspot.com
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Wikipedia. 2011. Pencemaran Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/ pencemaran_tanah.
diakses Desember 2011.
Wikipedia.Com
http://www.Google.Com