Anda di halaman 1dari 39

Komunikasi Efektif

Melalui Pendekatan SBAR


Disampaikan Oleh:
Ns. Angga Saeful Rahmat, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Kegagalan komunikasi menyebabkan
kesalahan dalam pelayanan kepada pasien

(Leonard, 2004)
Komunikasi efektif adalah
• Lippman dalam Effendy (2005) bahwa
komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang berusaha memilih cara yang tepat agar
gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari
komunikator dapat dimengerti, diterima
bahkan dilakukan oleh komunikan.
Tujuan Komunikasi Effektif
• Tersampaikannya gagasan atau pemikiran
kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan
yang dimaksudkan.
• Adanya saling kesefahaman dalam suatu
permasalahan, sehingga terhindar dari salah
persepsi.
• risiko kesalahan dalam pemberian asuhan
keperawatan
Langkah-langkah untuk Membangun
Komunikasi Efektif
 Memahami Maksud dan Tujuan Berkomunikasi
 Mengenali Komunikan
 Menyampaikan Pesan dengan Jelas
 Menggunakan Alat Bantu yang Baik
 Memusatkan Perhatian
 Menghindari Gangguan Komunikasi
 Membuat Suasana yang Menyenangkan
 Menggunakan Bahasa Tubuh ( body language)
yang Benar
Komunikasi efektif harus dibangun
berdasarkan aspek
• Kejelasan
• Ketepatan
• Sesuai dengan konteks baik bahasa dan
informasi
• Alur yang sistematis dan
• Budaya
B R
S A
• SBAR adalah metode terstruktur untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan
berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif
dan meningkatkan keselamatan pasien.
SBAR adalah metode komunikasi dalam
melakukan identifikasi terhadap pasien
sehingga mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi antara perawat dan dokter
Apa yang di bahas SBAR ?
• Situation : memberikan pikiran pokok
utama dalam 5-10 detik
• Background : menghubungkan data yang
obyektif dengan kondisi pasient yang spesifik
pada saat ini
• Asessment : perawat memberikan penilaian dari
situasi terkini dengan benar
• Recommendation : ditujukan kepada
“ apakah kita perlu melakukan “
pendekatan kolaborasi
SBAR
• Situation : Bagaimana situasi yang
S akan dibicarakan/ dilaporkan?

B • Background : Apa latar belakang informasi


klinis yang berhubungan dengan situasi?

• Assessment : berbagai hasil penilaian


A klinis perawat

• Recommendation : apa yang perawat


R inginkan terjadi dan kapan?
SBAR
Situation : Apa yang terjadi dengan
S pasien ?

Hal-hal apa yang melatarbelakangi


B kondisi klinis pasien ?
A Saya pikir apakah problemnya ?

Apa yang akan saya lakukan untuk


R memperbaiki kondisi itu ?
Keuntungan SBAR

• Dokter lebih memperhatikan karena informasi


yang ringkas
• Perawat bekerja lebih cepat
• Mengkomunikasikan masalah dengan jelas
• Memberi kesempatan menyampaikan saran
kolaborasi
SBAR juga dapat digunakan secara efektif

untuk meningkatkan serah terima antara shift


atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda.
Melibatkan semua anggota tim kesehatan
untuk memberikan masukan ke dalam situasi
pasien termasuk memberikan rekomendasi.
Untuk diskusi antara anggota tim kesehatan
atau tim kesehatan lainnya.
Situation
• Mengidentifikasi nama diri petugas dan
pasien.
• Diagnosa medis
• Apa yang terjadi dengan pasien
Situation
• Selamat pagi Dokter , saya Zr. Dewi perawat Ruang
Mawar
• Melaporkan pasien nama Ny. Titik kamar 301
• Sebutkan kondisi pasien yang paling spesifik:
drainage dari tempat incisi……….or
- selang dada ……………..or
- penurunan pengeluaran urine……or
- pasien gelisah ,…….,…….
- tanda-tanda vital mengalami penurunan
atau peningkatan
- trombocit….,or Hb….
Background
• Obat saat ini dan alergi
• Tanda-tanda vital terbaru
• Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes
dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk
perbandingan
• Riwayat medis
• Temuan klinis terbaru
Background
• Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……
• tindakan yang dilakukan……..
• Obat-obatan yang baru diberikan…….
• Allergies
• O2 ____l/min _____% dalam berapa jam
pemberian
• T __ P ___ RR __ B/P ___ O2 sat ___ (check
adanya perubahan).
Back ground
• Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……
• tindakan yang dilakukan……..
• Obat-obatan yang baru diberikan…….
• Allergies
• O2 ____l/min _____% dalam berapa jam
pemberian
• T __ P ___ RR __ B/P ___ O2 sat ___ (check
adanya perubahan).
• Hasil Lab. – masukkan tgl. Dan waktu
pemeriksaan, bandingkan dengan hasil
sebelumnya

• Cantumkan informasi klinis yang lain :


• - tingkat kesadaran ________
• - bunyi napas ____________
• - warna kulit _____________
• - Urine output ____________
• - Extremities ____________
Assessment
• Apa temuan klinis?
• Apa analisis dan pertimbangan perawat
• Apakah masalah ini parah atau mengancam
kehidupan?
Contoh Assessment

• Apa penilaian anda pada situasi itu ?


• Saya pikir masalahnya adalah: tuliskan
masalah yang anda pikirkan OR
• Saya tidak yakin apa masalahnya , tetapi
pasien memburuk. OR
• Pasien kelihatannya tidak stabil.
Recommendation
• Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan
untuk memperbaiki masalah?
• Apa solusi yang bisa perawat tawarkan
dokter?
• Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk
memperbaiki kondisi pasien?
• Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan
ini terjadi?
Contoh Rekomendasi

• Haruskah saya mulai dengan pemberian


O2,I.V.dll.?
• Apakah pasien perlu diperiksakan X-RAY, BGA,
ECG dan test yang lain?
• Jam berapa dokter akan datang?
• Apakah dokter akan consul Dr. bedah/Dr. jantung
• Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
• dll.?
Ingat
Sebelum serah terima pasien, perawat
harus melakukan :
• Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien
terkini.
• Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan
yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan
dilaporkan.
• Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan
prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan.
• Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan
terkini & hasil pengkajian perawat shift sebelumnya.
• Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk
rencana perawat harian.
Situation
• Nama : Tn. X umur 42 tahun, tanggal masuk 28
Mei 2016 sudah 3 hari perawatan, DPJP : dr
Rahmat, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal
kronik.

Masalah Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
lebih
2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
Background (B)
• Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance
cairan 1000 cc/ 24 jam.
• Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300
mg/dl.
• Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
• Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
• Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang
gagal ginjal kronik
• Diet : rendah protein 1 gram
Assessment (A)
• Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg,
Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit,
oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak
napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
• Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl,
albumin 3, ureum 237 mg/dl
• Pasien masih mengeluh mual.
Recommendation (R)
• Awasi balance cairan
• Batasi asupan cairan
• Konsul ke dokter untuk pemasangan dower
kateter
• Pertahankan pemberian pemberian deuritik
injeksi furosemit 3 x 1 amp
• Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
• Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan
prosedur
Komunikasi efektif SBAR antar
Perawat dengan Dokter lewat
telepon
Situation (S)
• Selamat pagi Dokter, saya Doni Ramdhani
perawat Anggrek 1
• Melaporkan pasien nama Tn X mengalami
penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,
mengalami sesak napas.
Background (B)
• Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 26
Mei 2016, program HD hari Senin-Kamis
• Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler,
sudah terpasang dower kateter, pemberian oksigen 3
liter/menit 15 menit yang lalu.
• Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
• TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit,
oedema ekstremitas bawah dan asites
• Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3,
ureum 237 mg/dl
• Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
Assessment (A)
• Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas
dan
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
lebih
• Pasien tampak tidak stabil
Recommendation (R)
• Haruskah saya mulai dengan pemberian
oksigen NRM
• Apa advise dokter? Perlukah peningkatan
diuretic atau syringe pump?
• Apakah dokter akan memindahkan pasien ke
ICU?
CONTOH SBAR MOHON PERSIAPAN OPERASI

• S . Pro operasi TUR . P. tgl. 31 Juni 2016 jam 12.00


• B . Pasien Dengan BPH. Dr. Tata Dwi Suhu 36.8 °C,
nadi 80x/menit, T. 130/80 , RR. 18 x/menit, SPO2
99 %, TB. 165 cm. , BB. 60 kg.
– RPD. - hypertensi, DM, Alergi terhadap golongan sulfa,
Sudah diconsulkan ke Dr. Wahyu pujiono dapat
terapi norvask 5mg 1-0-0
– Hasil Echo:disfungsi diastolik ventrikel kiri , EF.60 % -
Sudah consul Dr. Triaya dapat actrapid 3x14 unit SC
– Hasil laborat dan foto IVP, THORAK terlampir
• A . Kemungkinan operasi dengan resiko ringan
• R . Mohon persiapan operasi
CONTOH SBAR BALANS CAIRAN
S. Post op. TUR . P hari ke 2
Nyeri skala 3/2, produksi urine….
B. BI sampai dengan B6
Balanc cairan
Sedang jalan pethidin pump jalan
2 mg /jam = 4 cc /jam
A. Nyeri terkontrol dengan pemberian analgesik
R. instruksi dokter/ usul kita
Selamat Berlatih
Terimakasih

• Ns. Angga Saeful Rahmat, M.Kep., Sp.Kep.Kom


– Telp : 085771115857
– Email : angga_saefulrahmat@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai