Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN PEMBELAJARAN TEORI

No. /Doc-Akad/Akbid Bhakti Asih/2015

DIPLOMA KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH PURWAKARTA

RANCANGAN PEMBELAJARAN TEORI

Program Studi : Diploma III Kebidanan

Mata Kuliah : Farmakologi

Topik : Vitamin dan Mineral

Sub Topik Vitamin dan Mineral

Waktu : 120 menit

Dosen : 1. Risa kota putra, S, Farm. Apt. MKM

2. Dra tini rustini, S, Farm. Apt. MKM

TERMINAL OBJEKTIF : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswi diharapkan


/HASIL BELAJAR mampu menjelaskan mengenai Materi vitamin dan
mineral dengan baik dan benar.

Sumber Pustaka 1. Farmakologi Therapi Edisi 4, Universitas Indonesia,


1995 (BU I)

2. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Universitas


Gajah Mada Yogyakarta

3. The Midwifes Pharmacopia, Banister, 1997

METODA &
WAKTU ISI
ALAT BANTU
5 menit PENDAHULUAN Metode :

Ceramah

1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan hubungan antara materi yang yang akan
dipelajari hari ini dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
3. Menyebutkan tujuan pembelajaran yang diharapkan
dari mahasiswa setelah menyelesaikan topik ini.
4. Menyebutkan metode yang akan digunakan dalam
mempelajari materi ini dari awal sampai selesai.
5. Memotivasi mahasiswa untuk mempelajari materi ini
sungguh-sungguh karena akan berguna dalam
pengobatan di aspek kebidanan
METODA:

Ceramah Ilustratif, Tanya Jawab

OBJEKTIF PRILAKU MAHASISWA

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :

- Menyebutkan definisi tentang vitamin dan mineral


- Menyebutkan pembagian vitamin dan mineral
- Menyebutkan keuntungan dan kekurangan vitamin dan mineral
- Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi
60 menit URAIAN MATERI: Metode :

Vitamin dan mineral.  Ceramah


 tanya
1. Definisi
jawab
Vitamin dan zat – zat mineral penting untuk metabolisme,
vitamin merupakan suatu senyawa organik yang diperlukan
Alat bantu :
tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan .
Mineral adalah senyawa anorganik merupakan bagian penting  Multimedi
dari enzim mengatur berbagai fungsi fisiologis dan dibutuhkan a
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan termasuk tulang 

2. pembagian Metode :

a. vitamin  Ceramah
 Tanya
- Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A ; D ; E ; dan K
- Vitamin yang larut dalam air : vitamin B kompleks dan Jawab
vitamin C

b. mineral Alat bantu :

Mineral yang terdapat dalam jumlah relatif banyak yaitu –  Multimedi


Kalsium ; Fosfor ; Magnesium ; Kalium ; natrium ; a
Klorida ; Sulfur.

- Trace element yaitu – Fluor ; Seng ; Selenium ; Iodium


; besi ; kromium ; kobalt ; tembaga ; manggan ; molibdenum
.
3. Kekurangan Metode :

Penggunaan vitamin dan mineral berlebih dapat menimbulkan  Ceramah


gejala keracunan , sebaliknya bila kekurangan dapat
menimbulkan gejala defisiensi  Tanya
Jawab

a. penyebab asupan vitamin yang berlebihan


Alat bantu :
1. Penggunaan vitamin dalam jumlah besar
2. Penggunaan vitamin secara rutin dengan jumlah yang
 Multimedi
melebihi ketentuan A.K.G ( angka kecukupan gizi )
3. Banyaknya sediaan yang mengandung satu macam a
vitamin atau beberapa macam vitamin (multivitamin)
dalam jumlah yang besar yang dinyatakan sebagai
suplementasi makanan dan dapat dibeli tanpa resep
dokter
b. penyebab asupan vitamin yang kurang

1. Asupan makanan yang tidak mencukupi


2. Gangguan absorpsi Vitamin

Meningkatnya kebutuhan tubuh akan vitamin terjadi selama :

masa pertumbuhan ; hamil ; laktasi ; haid ; kerja fisik yang berat


; stress ;

dan penyakit seperti hipertiroidism , demam , tambahan vitamin


tersebut diperlukan pada keadaan – keadaan tersebut untuk
mencegah terjadinya defisiensi vitamin .


4. Vitamin yang larut dalam air Metode :
A. Vitamin B Kompleks : yang termasuk dalam vitamin ini
adalah :  Ceramah

1. Tiamin ( vitamin B 1 ) ditemukan pada : ragi ; sayur  Tanya


mayur ; kacang-kacangan ; susu ; kuning telur ; dan hati . Jawab

 Farmakodinamik dan fisiologi : pada pemberian I.V.


secara cepat dapat terjadi efek langsung pada pembuluh
darah berupa vasodilatasi ringan disertai penurunan
tekanan darah yang bersifat sementara pada manusia
dosis toksik setelah pemberian parenteral biasanya karena
adanya reaksi alergi

 Defisiensi Tiamin : defisiensi berat menimbulkan


penyakit beri –beri yang gejalanya terutama tampak pada
sistim syaraf dan kardiovaskular ; Kekuatan otot makin
berkurang dan pada keadaan berat dapat terjadi
kelumpuhan tungkai .
Kelainan pada s.s.p.: depresi ; kelelahan ; lekas Alat bantu :
tersinggung ; serta menurunnya kemampuan konsentrasi
dan daya ingat .  Multimedi
a
Gejala pada kardiovaskular : sesak nafas setelah kerja
jasmani ;

Gangguan ritme jantung serta pembesaran jantung .

Pada saluran cerna ; gangguan dapat berupa konstipasi ;


nafsu makan berkurang .

 Kebutuhan sehari : karena tiamin penting untuk


metabolisme energi terutama karbohidrat ,maka
kebutuhan tiamin umumnya sebanding dengan asupan
kalori , di Indonesia kebutuhannya adalah 0.3-0,4 mg/hari
untuk bayi ; 1,0 mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg
/hari untuk wanita hamil .

 Farmakokinetik : setelah pemberian parenteral absorpsi


berlangsung cepat dan sempurna , absorpsi peroral
berlangsung dalam usus halus dan duodenum , maksimal
8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral
sebanyak 40 mg

 Efek samping : Tiamin tidak menimbulkan efek toksik


bila diberikan peroral dan bila kelebihan tiamin cepat
diekskresi melalui urin ,meskipun jarang terjadi tetapi
efek anafilaksi dapat terjadi pada pemberian tiamin secara
I.V. dalam dosis besar diantaranya bersifat fatal .

 Sediaan dan indikasi : Tiamin Hcl (Vitamin B1;Aneurin


Hcl ) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg ,dan larutan
steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral dan syrup
yang mengandung 5-25 mg tiamin .
Tiamin diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan
defisiensi tiamin untuk pencegahan 2-5 mg /hari
sedangkan untuk pengobatan 5-10 mg 3x sehari.

Tiamin berguna untuk pengobatan berbagai neuritis yang


dsebabkan oleh defisiensi tiamin misalnya pada :

 Neuritis alkoholik yang terjadi karena sumber kalori


hanya alkohol .
 Wanita hamil yang kurang gizi
 Penderita emesis gravidarum

2. Riboflavin ( Vitamin B2 ) :
Ditemukan sebagai zat berwarna kuning yang terdapat
pada susu zat ini ditemukan juga pada
daging,hati,ragi,telur, dan berbagai sayuran .

 Defisiensi riboflavin : ditandai dengan gejala sakit


tenggorok dan radang disudut mulut ,lidah berwarna
merah dan licin .
Gejala pada mata gatal dan panas , vaskularisasi dan
katarak

 Kebutuhan sehari : tiap individu akan berbanding lurus


dengan energi yang digunakan minimum 0,3 mg /1000
kcal

 Farmakokinetik : pemberian secara oral atau parenteral


akan diabsorpsi dengan baik dan di distribusikan secara
merata keseluruh jaringan ,asupan yang berlebihan akan
dikeluarkan melalui urin dalam bentuk utuh .

 Indikasi : Penggunaan yang utama adalah untuk


defisiensi Vit B kompleks lainnya , riboflavin sering
diberikan bersama dengan vitamin lain,dosis untuk
pengobatan 5 – 100mg /hari.

3. Piridoksin ( vitamin B6 ) :
Sumber ditemukannya Vitamin B6 terdapat pada ragi
,biji-bijian dan hati . Dalam alam vitamin ini terdapat
dalam tiga bentuk yaitu : piridoksin yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan ; serta piridoksal dan piridoksamin
yang berasal dari hewan .

 Defisiensi Piridoksin : pada manusia dapat menimbulkan


 Kelainan pada kulit berupa dermatitis ,peradangan
pada selaput lendir mulut dan lidah .
 Kelainan SSP berupa perangsangan sampai
timbulnya kejang
 Gangguan sistem eritropoetik berupa anemia
hipokrom mikrositer.

 Kebutuhan sehari : kebutuhan manusia akan piridoksin


per hari berhubungan dengan konsumsi protein yaitu kira-
kira 2 mg /100 mg protein .

 Farmakokinetik : mudah diabsorpsi melalui saluran


cerna dan ekskresi melalui urin .

 Efek samping : piridoksin dapat menyebabkan sindrom


neuropati dalam dosis antara 50 mg – 2 gr per hari untuk
jangka panjang ,gejala awal dapat berupa sikap yang tidak
stabil dan rasa kebas di kaki ,diikuti pada tangan dan
sekitar mulut ,gejala berangsur-angsur hilang setelah
beberapa bulan bila asupan piridoksin dihilangkan .

 Sediaan dan indikasi : Tersedia dalam bentuk piridoksin


Hcl 10 – 100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg / ml
piridoksin Hcl untuk injeksi .
Selain untuk mencegah dan mengobati defisiensi Vitamin
B6,vitamin ini juga diberikan bersama dengan vitamin B
lainnya sebagai multivitamin untuk pencegahan dan
pengobatan defisiensi vitamin B kompleks .Pemberian
pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral yang
mengandung estrogen dapat diberikan karena
kemungkinan terjadi defisiensi vitamin B6.
2. Vitamin C ( Asam askorbat ) : defisiensi vitamin C yang
dinamakan skorbut atau scurvy telah dikenal lama , dan
diketahui bahwa penyakit tersebut dapat dicegah dengan
pemberian makanan sayur-sayuran atau buah-buahan segar
terutama golongan jeruk yang ternyata mengandung vitamin
C , zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan
,stabil pada keadaan kering ,dalam bentuk larutan ataupun
dalam wadah terbuka zat ini mudah rusak .

 Defisiensi vitamin C : gejala awal hypovitaminosis


C adalah mudah tersinggung , gangguan emosi
,perdarahan hidung . Penyakit skorbut dapat terjadi
pada orang tua , alkoholism , dan penderita penyakit
menahun . Pada tulang yang sedang tumbuh dapat
terjadi gangguan pertumbuhan ,osteoporosis pada
orang dewasa ,gangguan pada alveoli gigi yang
mengakibatkan gigi mudah lepas ,gusi melunak
mudah berdarah dan membengkak ,gangguan pada
dinding pembuluh darah sehingga mudah terjadi
perdarahan kulit .

 Farmakokinetik : vitamin C mudah diabsorpsi


melalui saluran cerna
Distribusi luas keseluruh tubuh dengan kadar tertinggi
dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan
lemak , ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh

 Kebutuhan sehari :
Kebutuhan vitamin C rata-rata 35 mg untuk bayi
dalam sehari dan meningkat sampai kira-kira 60 mg
untuk dewasa.

Kebutuhan vitamin C meningkat pada 300-500% pada


penyakit infeksi , tukak peptik , tuberkulose ,

pada saat kehamilan dan laktasi Untuk perokok


memerlukan tambahan vitamin C 50% untuk
mempertahankan kadar normal dalam serum

wanita yang memakai kontrasepsi oral ,pada masa


hamil dan laktasi dibutuhkan tambahan vitamin C 10-
25 mg/ hari .
 Efek samping : vitamin C dengan dosis lebih dari 1
gr perhari dapat menyebabkan diare ,hal ini terjadi
karena efek iritasi langsung pada mukosa usus yang
mengakibatkan peristaltik ,dosis besar dapat
menyebabkan batu ginjal sebagian vitamin C
dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat .

 Sediaan : Vitamin C terdapat dalam berbagai bentuk


baik tablet 50 – 1500 mg maupun larutan , banyak
ditemukan juga pada multivitamin
Untuk sediaan suntik didapatkan larutan yang
mengandung vitamin C 100-500 mg .

5. Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin yang larut dalam


lemak ( A;D;E;K ) diabsorpsi dengan cara yang kompleks dan
sejalan dengan absorpsi lemak ,dengan demikian keadaan yang
menyebabkan gangguan absorpsi lemak dapat menyebabkan
defisiensi vitamin ini , vitamin ini disimpan di hati dan disekresi
melalui faeses.

A. Vitamin A

Vitamin A diperlukan untuk regenerasi pigmen retina mata


dalam proses adaptasi gelap , pigmen retina pada bila terkena
cahaya akan akan memutih dan terurai , pada proses penguraian
ini akan terjadi kehilangan sebagian vitamin A.

Pada kasus kekurangan vitamin A regenerasi pigmen yang


penting untuk melihat dalam keadaan gelap akan terhalang atau
berlangsung lambat sehingga kemampuan untuk adaptasi gelap
akan berkurang dan timbul keadaan yang disebut rabun senja (
Niktalopia ) , bila kasus nya berat dapat menyebabkan kebutaan
.

 Defisiensi Vitamin A : terjadi bila kesanggupan


tubuh untuk menyimpan Vitamin A terganggu (
misalnya pada sirosis hati ) , defisiensi ini lebih sering
terjadi pada penyakit menahun dengan gangguan
absoprpsi lemak seperti penyakit kerusakan saluran
empedu , sariawan .
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan insidens
infeksi saluran nafas , terbentuknya batu saluran kemih
, kulit menjadi kering dengan penebalan lapisan tanduk
, gangguan indra penciuman , perabaan , dan
pendengaran .

 Hipervitaminosis A : dapat terjadi bila penggunaan


vitamin A lebih dari 700 -3000 I U /kg/hari untuk
beberapa bulan sampai beberapa tahun , kerusakan
hati pada anak dapat disebabkan oleh pemakaian
vitamin A yang terus menerus dengan pemberian
dosis dewasa ,sedangkan pada orang dewasa dapat
terjadi bila pemberian vit A dengan 5 x dosis dewasa
selama 7 – 10 tahun.

 Farmakokinetik : vitamin A diabsorpsi sempurna


melalui saluran cerna dan kadarnya dalam plasma
mencapai puncak setelah 4 jam .Kadar normal
Vitamin A dalam plasma adalah 100 – 230 unit /100
ml , selama cadangan di hati cukup kadar normal
akan dipertahankan , bila terjadi penurunan kadar
vitamin A berarti berarti persediaan dalam hati sudah
berkurang .

 Indikasi : vitamin A diindikasikan untuk pencegahan


dan pengobatan defisiensi vitamin A ,untuk
pencegahan harus sesuai dengan yang dibutuhkan
akan tetapi retinol sejumlah 20.000 I.U/ hari selama 1
atau 2 bulan pada bayi atau anak sehat dengan
makanan baik dapat menimbulkan keracunan

Pada masa hamil dan laktasi dianjurkan untuk


meningkatkan asupan vitamin A .Gejala defisiensi
vitamin A pada anak dapat diatasi dengan pemberian
suntikan vitamin A 100.000 I.U untuk satu kali
pemberian dan seterusnya dilanjutkan per oral
,tambahan suntikan 20.000 I.U tiap minggu dapat
dianjurkan .

 Sediaan : vitamin A terdapat dalam berbagai sediaan


untuk sediaan penggunaan secara oral ; suntikan dan
topikal .
Sediaan berbentuk kapsul untuk oral ,sediaan suntikan
dalam bentuk larutan mengandung 50.000 I.U. vit A /
ml dapat diberikan secara I.M. pada defisiensi berat
dewasa dan anak > dari 8 tahun dosis diberikan 50.000
- 100.000 I.U /hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000
I.U selama 2 minggu .

Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5000 -15.000 I.U /


hari umtuk 10 hari dan bayi 5000 – 10.000 I.U / hari
selama 10 hari .

B. Vitamin D :

vitamin D senyawa yang larut dalam lemak terbukti berguna


untuk mencegah dan mengobati rakitis yaitu penyakit yang
sering terjadi pada anak terutama di daerah yang kurang sinar
matahari .

yang ditandai oleh berkurangnya densitas tulang .

 Farmakodinamik : vitamin D mempunyai 2 fungsi


fisiologi sebagi pengatur kadar homeostatik kalsium
plasma ,
pengaturan ini diperlukan untuk mempertahankan
kadar kalsium dan fosfat plasma yang penting untuk
tulang dan fungsi lain yang bergantung pada kalsium.

 Defisiensi vitamin D :
pada defisiensi vitamin D terjadi penurunan kadar
kalsium plasma pada anak –anak menyebabkan
terganggunya pertumbuhan tulang (rakitis) ,

pada orang dewasa menyebabkan osteomalasia

 Hipervitaminosis D : terjadi karena asupan yang


berlebihan secara kasar dapat diperkirakan akibat
diberikan nya 50.000 I.U vitamin D tiap hari terus
menerus dapat menyebabkan keracunan .
Gejala hiperkasemia ; anoreksia , mual , diare , sakit
kepala ,hipertensi, dan hiperkolsterolemia. Pada ibu
hamil dapat menekan fungsi paratiroid bayi yang
dilahirkan sehingga dapat menimbulkan hipokalsemia
dan tetani .

 Sediaan dan indikasi : Vitamin D tersedia dalam


beberapa macam bentuk sediaan misalnya dalam
bentuk multivitamin , jumlah kandungan vitamin D
pada sediaan bervariasi antara 200-1000 I.U
pada rakitis : dosis yang digunakan 3000 – 4000 I.U
per hari .

C. Vitamin E :

didapatkan pada telur ,susu, daging , buah-buahan , kacang-


kacangan ,dan sayuran seperti sawi dan bayam.

 Defisiensi vitamin E : biasanya sering disebabkan


oleh gangguan absorpsi pada bayi akan terlihat lesi
kulit, anemia hemolitik dan udem .

 Hipervitaminosis E : pemakaian vitamin E dengan


dosis besar untuk waktu lama dapat menyebabkan
kelemahan otot ,gangguan reproduksi , dan gangguan
saluran cerna

 Farmakokinetik : vitamin E diabsorpsi baik melalui


saluran cerna dalam darah terutama terikat dengan
beta lipoprotein dan didistribusi ke seluruh jaringan .

vitamin E sukar melewati sawar uri sehingga bayi


yang baru lahir hanya mempunyai kadar tokoferol
1/5 dari kadar tokoferol ibunya ,tetapi ASI
mempunyai mengandung alfa tokoferol yang cukup
untuk bayi ,

kebanyakan vitamin E diekskresi secara lambat


kedalam empedu , sedangkan sisanya diekskresi
melalui urin

 Sediaan dan indikasi ; tersedia dalam bentuk untuk


sediaan oral berbentuk tablet dan kapsul mengandung
30 – 1000 I.U. untuk suntikan tersedia larutan
mengandung 100 – 200 I.U. / ml

Selain itu vitamin E dapat juga tersedia dalam


campuran dengan vitamin lain .

Pada bayi prematur dengan berat badan rendah dapat


diberikan vitamin E serta dapat juga diberikan pada
penderita dengan gangguan absorpsil lemak .

Untuk kasus anemia hemolitik pada bayi prematur


digunakan dosis 200 – 800 mg alfa tokoferol asetat /
hari

Vitamin K :

dikenal dua jenis vitamin K alam :vitamin K1 (filokinon-


fitonadion) dan vitamin K 2 (menakuinon ) dan vitamin K
sintetik (menadion )

Vitamin ini dapat meningkatkan biosintesa beberapa faktor


pembekuan darah

 Defisiensi vitamin K : menyebabkan


hipoprotrombinemia dan berkurangnya kadar faktor
pembekuan darah , sehingga waktu pembekuan darah
memanjang dan dapat terjadi perdarahan spontan

Pada bayi terutama bayi prematur menadion dan


derivatnya dapat menyebabkan anemia hemolitik
,hiperbilirubinemia ,dan ikterus .

Pada penderita dengan penyakit hati yang berat


pemberian dosis besar filokuinon atau menadion dapat
memperberat hipoprotrombinmia .

 Farmakokinetik : Absorpsi vitamin K melalui usus


sangat tergantung dari kelarutannya ,absorpsi
filokuinon hanya berlangsung baik bila terdapat
garam garam empedu ,sedangkan menadion dan
derivatnya yang larut dalam air dapat diabsorpsi
walaupun tidak ada empedu dapat langsung masuk ke
sirkulasi darah .

 Sediaan dan Indikasi :


Tablet fitonadion (vitamin K 1) 5 mg ; sedangkan
emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10 mg / ml
untuk parenteral .

Tablet menadion 2,5 dan 10mg ; larutan menadion


dalam minyak mengandung 2- 10- dan 25 mg /ml
untuk pemakaian I.M.

 Mineral : beberapa mineral dibutuhkan tubuh dalam


jumlah banyak adalah - Kalsium ; Fosfor ;
Magnesium ; Kalium ; Natrium ; Klorida ; dan Sulfur
.

 Trace Element : Beberapa unsur yang juga


bermanfaat bagi tubuh manusia yaitu Fluor ; Seng ;
Selenium ; Iodiom ; Kromium ; Mangan ; Molibden .

Latihan soal

1. jelaskan definisi dari vitamin ?

2. uraikan perbedaan antara mineral dan trace element?

3. jelaskan perbedaan antara hipovitaminosis dan


hypervitaminosisi?

4. uraikan mengenai definisi dari vitamin b1, b2, dan b6 ?

5. jelaskan mengenai kekurangan vitamin c pada orang dewasa?

6. apa yang di maksud dengan proses nictalophia?

7. sebutkan efek dari hypervitaminosis vitamin D pada ibu hamil


?

8.jelaskan akibat dari kekurangan tocoferol pada bayi?

9. jelaskan defisiensi vitamin A terutama pada bayi premature?

10. Sebutkan jenis- jenis vitamin K dan kegunaan dari vitamin K


?
11. Uraikan mengenai defisiensi vitamin D?

3 menit
Latihan Aplikasi Konsep

Mengapa suatu resep harus terdiri dari unsur-unsur yang telah


disebutkan diatas ?

Ceramah dan
Kesimpulan
Tanya jawab
1. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
atau dokter hewan kepada apoteker yang berizin untuk
menyerahkan obat kepada pasien.
2. Unsur-unsurnya yaitu terdiri dari permintaan tertulis,
penulis resep dari dokter, kepada apoteker yang berizin dan
kepada pasien.
3. Ketentuan lain dalam resep yaitu resep tanggung jawab
sepenuhnya apoteker, resep narkotika, salinan resep bukan
dalam fotocopy.
EVALUASI Metode :

1. Tanya
Essay Jawab

Vitamin dan zat – zat mineral penting untuk metabolisme,


vitamin merupakan suatu senyawa organik yang diperlukan
tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan .
Mineral adalah senyawa anorganik merupakan bagian penting
dari enzim mengatur berbagai fungsi fisiologis dan dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan termasuk tulang .
Alat bantu :

 Multimedi
Vitamin dibagi dalam 2 bagian yaitu : a

1. Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A ; D ; E ; dan


K
2. Vitamin yang larut dalam air : vitamin B kompleks
dan vitamin C

Mineral dalam tubuh dibedakan atas : Mineral yang terdapat


dalam jumlah relatif banyak yaitu – Kalsium ; Fosfor ;
Magnesium ; Kalium ; natrium ; Klorida ; Sulfur , dan Trace
element yaitu – Fluor ; Seng ; Selenium ; Iodium ; besi ;
kromium ; kobalt ; tembaga ; manggan ; molibdenum .

Penggunaan vitamin dan mineral berlebih dapat menimbulkan


gejala keracunan , sebaliknya bila kekurangan dapat
menimbulkan gejala defisiensi

2 menit PENUTUP : Metode

1. Meyakinkan mahasiswa bahwa OPS telah tercapai  Ceramah


2. Memotivasi mahasiswa agar mau belajar lebih dalam
mengenai materi yang baru disampaikan dan menganjurkan
untuk membaca referensi lainnya mengenai Obat analgetik
3. Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya
CATATAN:

Mengetahui
Pudir I DIII Kebidanan Dosen Ybs

Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta

( Lia Yulianti, Am.Keb, M.K.M ) (Dra. Tini Rustini, Apt)

Anda mungkin juga menyukai