Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO 3

SKIZOFRENIA RESIDUAL

Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internsip oleh :


dr. Bayu Z. Wirasakti

Pendamping :
Kapten Kes dr. Irwan, SpAn, M.Kes
Lettu Kes dr. Anton Aryawan

RSAU dr. Mohammad Sutomo


Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Barat
2017
PORTOFOLIO MEDIS

NamaPeserta dr. Bayu Z. Wirasakti

NamaWahana RSAU dr. Mohammad Sutomo, Kab. Kubu Raya

Topik Skizofrenia Residual

Tanggal (kasus) 9 September 2017

Nama Pasien Tn. D No. RM 102899


Kapten Kes dr. Irwan,
Tanggal SpAn, M.Kes
15 Oktober 2017 Nama Pendamping
Presentasi Lettu Kes dr. Anton
Aryawan
TempatPresentasi RSAU dr. Mohammad Sutomo, Kab. Kubu Raya

OBYEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan o Ketrampilan o Penyegaran o TinjauanPustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa

o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil

o Deskripsi : OS mengamuk 3 minggu SMRS

o Tujuan : Diagnosa, Penatalaksanaan medikamentosan dan non medikamentosa

BahanBahasan: o TinjauanPustaka o Riset o Kasus o Audit


Cara Membahas: o Diskusi o PresentasiKasus o Email o Pos

Data Pasien: Nama: Tn. D Nomor Registrasi: 102899

Nama klinik: IGD Telp: Terdaftar sejak:


DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI

1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
• Mengurung diri, terkadang terlihat tertawa, berbicara sendiri di kamarnya.
• Sulit untuk merawat diri seperti mandi & gunting kuku, shg ia sering mengeluh rasa gatal di
kakinya.
• Jarang berkomunikasi dengan keluarganya.
• Tidak mau minum obat apabila disuruh oleh orang tuanya krn merasa ibunya mencoba meracuni
dirinya.
• Pasien mengatakan keluarga besarnya mempunyai gedung di seluruh kota Jakarta yang menjual
semua jenis barang. Dia mengatakan bahwa jika ingin memastikan bahwa gedung itu adalah milik
keluarganya, cukup sebutkan namanya saja “D****”. Pasien juga mengatakan memiliki pusat
ibadah sendiri di tiga negara, yaitu Indonesia, Amerika, dan Belgia. Selain itu, pasien juga megaku
memiliki rumah sakit di Jakarta.

Diagnosa : Skizofrenia Residual


2. Riwayat pengobatan: Terakhir mondok di RSJ Singkawang tahun 2012

3. Riwayat kesehatan / penyakit :


 Keluhan serupa dimulai dari tahun 2008
4. Riwayat keluarga :
 Abang kandung korban pernah menderita keluhan yang sama, Namun sudah meninggal dunia.
Anak dan istri tidak pernah mengeluhkan keluhan yang sama.

5. Riwayat pekerjaan :
 Pasien tidak bekerja

6. Kondisi lingkungan social dan fisik :


 Pasien merupakan pengguna NAPZA

7. Riwayat imunisasi :
 Tidak diketahui

8. Lain-lain :
STATUS INTERNUS

 Kesadaran umum : Baik


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 84x/menit
 Frekuensi nafas : 20x/menit
 Suhu tubuh : 37 oC
 Tinggi badan : 170 cm
 Berat Badan : 65 kg
 Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
pupil isokor kanan-kiri

Status Psikiatri
Deskripsi Umum
Penampilan : Berpakaian lusuh, tidak terawat
Kesadaran : Apatis
Perilaku & Aktivitas Psikomotor : Hipo Aktif
Pembicaran : Sedikit
Sikap Terhadap Pemeriksa : Non-Kooperatif
Kesadaran Afektif
Afek (mood) : Tumpul
Ekspresi Afektif : Tumpul
Keserasian : Inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan

Fungsi intelektual
Taraf pendidikan : Sekolah menengah atas
Daya konsentrasi : Kurang
Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
Gangguan Persepsi
Halusinasi (+) Auditorik, Visual (+)
Ilusi (-)
Depersonalisasi dan Derealisasi : (-)

Proses Pikir
Arus pikiran
Produktivitas : miskin ide
Kontinuitas : Relevan
Hendaya berbahasa : (-)
Isi Pikiran
Pre ocupasi (-)

Gangguan pikiran
Waham (+) magic-mistik
Pengendalian Impuls : sulit mengendalikan Impuls
Daya Nilai
Norma Sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Baik
Pemikiran realitas : Terganggu
Skizofrenia Residual

Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan Skizorenia Residual, persyaratan berikut ini
harus dipenuhi semua :

 Gejala “negatif” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik,


aktivitas menurun, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau
isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk seperti ekspresi muka, kontak
mata, modulasi suara dan posisi tubuh, perawatan didri dan kinerja sosial yang buruk.
 Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.
 Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan
telah sindrm “negatif” dari skizofrenia.
 Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis atau
institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.
PSIKOFISIOLOGI

1. Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.


a. Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa, klien
biasanya mengkompensasikan stresornya dengan koping imajinasi sehingga merasa
senang dan terhindar dari ancaman.
b. Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderat, cemas biasanya makin meninggi selanjutnya klien
merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut
mendengarkan apa-apa yang ia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri (
withdrawal ).
a. Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang timbul tetapi
suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah
berhubungan dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang pasien merasa sangat
kesepian atau sedih.
e. Tahap Conquering
Pasien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam apabila diikuti perilaku
klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul perilaku suicide.
2. Waham

Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yg umumnya menetap dan
kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham dapat berupa waham kejaran, hipokondrik,
kebesaran, cemburu, tubuhnya dibentuk secara abnormal,merasa dirinya bau dan
homoseks. Tidak dijumpai gangguan lain, hanya depresi bisa terjadi secara intermitten.
Onset biasanya pada usia pertengahan, tetapi kadang-kadang yang berkaitan dengan
bentuk tubuh yang salah dijumpai pada usia muda. Isi waham dan waktu timbulnya sering
dihubungkan dengan situasi kehidupan individu, misalnya waham kejaran pada kelompok
minoritas. Terlepas dari perbuatan dan sikapnya yang berhubungan dengan wahamnya,
afek dan pembicaraan dan perilaku orang tersebut adalah normal.Waham ini minimal telah
menetap selama 3 bulan.

Daftar Pustaka

1. World Health Organization (WHO) Skizofrenia Residual. 2002


2. SpKJ,JA.2009. PPDGJ
3. Maramis,S. Ilmu Kedokteran Jiwa.2008.Bandung

Hasil Pembelajaran

1. Diagnosis Skizofrenia
2. Rujuk ke RSJ Singkawang untuk ke SpKJ

S Laki-laki Tn D, 37 tahun, belum menikah, dijemput oleh perawat RSUD di


rumahnya atas permintaan Ibu pasien krn pasien menjadi mudah marah tanpa
penyebab yang jelas, mengurung diri di kamar, dan menjadi jarang mandi sejak 3
minggu SMRS.

Pasien mengaku memiliki gedung di seluruh Jakarta, pusat ibadah di 3 negara, dan
sebuah RS di Jakarta.

1 minggu SMRS pasien sempat mengamuk tanpa sebab yang jelas, terlihat
berbicara dan ketawa sendiri maka ibu pasien memutuskan untuk memasukkan
pasien ke RSJ Singkawang.

Pasien tidak pernah merasa bersalah yang berlebihan, tidak merasa putus asa, tidak
memiliki ide-ide bunuh diri, dan tidurnya tidak terganggu. Selama perawatan,
pasien sering terlihat mencuci tangan dan berkumur secara berulang kali. Namun
pasien mengaku tidak terganggu dengan kebiasaannya tersebut.

O  Kesadaran umum : Baik


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 84x/menit
 Frekuensi nafas : 20x/menit
 Suhu tubuh : 37 oC
 Tinggi badan : 170 cm
 Berat Badan : 65 kg
 Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
pupil isokor kanan-kiri

A Skizofrenia Residual F.20.5) dipikirkan atas dasar:

1. Organobiologis :Tidak ada kelainan organik, adanya faktor herediter yang


mendasari gangguan jiwa.

2. Psikologis : Bicara kacau, waham curiga, waham kebesaran, gejala


negatif, riwayat halusinasi auditorik

3. Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial (menarik diri dan tidak dapat
mencari pekerjaan )

EVALUASI MULTIAKSIAL

 Aksis I : F.20.5 Skizofrenia residual


 Aksis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis di aksis ll
 Aksis III: Dermatitis allergi ,Hepatitis C
 Aksis IV : - masalah dengan ‘primary support group’ (adik)
 - masalah dalam pendidikan yang tidak selesai,
 - tidak bekerja dan tidak pernah bekerja
 - masalah ekonomi yaitu sumber biaya dari paman.
 Aksis V : Global Assessment Functional (GAF) Scale 70-61 yaitu
beberapa gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi ,secara
umum masih baik

P 1. Rujuk Spesialis Penyakit Kesehatan Jiwa


2. Medikamentosa
 Haloperidol 1 x 5 mg
 Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
 Risperidon 2 x 2 mg

Non-medikamentosa
 Psikoterapi suportif dan edukatif

Anda mungkin juga menyukai