PENDAHULUAN
langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot
ekstrim. Kebanyakan kasus nyeri karena fraktur sekarang di akibatkan oleh
tingginya angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya yang di akibatkan oleh
rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan alat-alat yang
memenuhi standar keselamatan dalam berkendaraan. Seperti menggunakan
helm yang standar untuk pengendara sepeda motor dan menggunakan sabuk
pengaman untuk pengendara mobil. Klien dengan fraktur femur datang
dengan nyeri tekan akut, pembengkakan nyeri saat bergerak dan spasme otot.
Mobilitas atau kemampuan fisik klien untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari perubahan dan klien perlu belajar bagaimana menyesuaikan
aktivitas dan lingkungan untuk mengakomodasikan diri dengan menggunakan
alat bantu dan bantuan mobilitas.1
Fracture healing merupakan suatu proses reparasi dari sistem
muskuloskeletal untuk mengembalikan integritas skeletalnya. roses biologi
ini berlangsung sebagai konsekuensi dari sejumlah peristi!a-peristi!a
biologis yang mengakibatkan pemulihan jaringan tulang, sehingga
dimungkinkan muskuloskeletal dapat berfungsi kembali. "ang bertanggung
ja!ab terhadap fracture healing adalah debridement, stabilisasi dan
remodeling pada tempat fraktur tanpa fiksasi rigid. #
roses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada
anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan yang positif,
sedangkan pada orang de!asa terjadi keseimbangan yang negatif.
$emodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. roses
penyembuhan terutama tergantung karena resorbsi osteoclast dari tulang yang
diikuti pembentukan tulang baru oleh osteoblast. emahaman terhadap
pembentukan, pertumbuhan, maturasi serta proses penyembuhan tulang
1
merupakan hal yang sangat penting. %engan mempelajari dan memahami
fracture healing, maka penentuan treatment dan prognosis terhadap pasien
yang menderita fraktur akan semakin baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengukur pergerakan. &ulang manusia saling berhubungan satu dengan yang
3
dan menyediakan daerah yang cukup luas untuk perlekatan tendon
pada epifisis.
* (pifisis
2empeng epifisis adalah pertumbuhan longitudinal pada anak-
anak. 3agian ini akan menghilang pada tulang de!asa. 3agian
epifisis yang letaknya dekat dengan sendi tulang panjang bersatu
4
Sel tulang yang bertagunag ja!ab terhadap proses formasi
tulang, yaitu8 berfungsi dalam sintesis matrik tulang yang disebut
osteoid, suatu komponen protein dalam jaringan tulang. Selain itu
osteoblas juga berperan memulai proses resorpsi tulang dengan
cara memebersihkan permukaan osteoid yang akan diresorpsi
melalui berbagai proteinase netral yang dihasilkan. ada
5
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
ra!an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. * Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang ra!an yang umumnya
5
disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditemukan sesuai jenis dan luasnya. + Fraktur adalah patah tulang
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. : Fraktur femur adalah
rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi
tulang;osteoporosis.
c. %erajat 4
6
a &erjadi k erusakan j aringan l unak y ang l uas, m eliputi
struktur kulit, otot, neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi.
Fraktur derajat terbagi atas4
b ?aringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,
meskipun terdapat laserasi luas, atau fraktur segmental;sangat
kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa
7
<ambar 1. ?enis @ jenis Fraktur
3erbagai ?enis Fraktur*
8
Fraktur femur dibagi menjadi # yaitu4
a. Fraktur batang femur
Fraktur batang femur mempunyai insiden yang cukup tinggi
di antara jenis-jenis patah tulang. Amumnya fraktur femur terjadi pada
batang femur 1;* tengah. Fraktur di daerah kaput, kolum, trokanter,
subtrokanter, suprakondilus biasanya memerlukan tindakan operatif.
2.(.
De'inisi Pen%emu)an tulang *Bone Healing+
9
enyembuhan tulang, atau penyembuhan patah tulang, adalah proliferasi
fisiologis proses di mana tubuh memfasilitasi perbaikan dari patah tulang.
Amumnya pengobatan patah tulang terdiri dari dokter mengurangi
mendorong tulang dislokasi kembali ke tempatnya melalui relokasi dengan
atau tanpa obat bius, menstabilkan posisi mereka, dan kemudian menunggu
untuk proses penyembuhan alami tulang terjadi.
2.,.
P"oses Pen%emu)an Tulang
roses penyembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, sebagai berikut 4 ,C
1. $eactive hase
a. Fracture and inf lammatory phase
b. <ranulation tissue formation
#. $eparative hase
a. Dallus formation
b. 2amellar bone deposition
*. $emodeling hase
a. $emodeling to original bone contour
&ulang merupakan organ yang memiliki banyak peranan penting, mulai dari
pembentukan mineral, pemberi bentuk dan kekuatan tubuh, serta melindungi
10
organ-organ visceral. Ketika tulang mengalami kerusakan, termasuk fraktur, maka
berbagai proses dalam tubuh akan terganggu. Sebagai reaksi tubuh terhadap
sebuah jejas, maka akan terjadi proses repair.,C
11
<ambar *. Fase pembentukan kalus
ada hari ke :-#1, terjadi Fase Pementukan alus yang menjembatani #
fragmen tulang yang terpisah. Bagian te"!alam osteoprogenitor yang mulai
tervaskularisasi tersebut berdiferensiasi menjadi osteoblas, mulai membentuk
tulang di daerah yang mengalami kerusakan, sedangkan agian tenga) yang
12
tergantikan. roses ini mengakibatkan perbaikan fraktur dengan tulang cancellous
yang dikelilingi oleh kalus-kalus.
&ahap yang terak hir adala h "emo!elling, setelah sekita r E bulan. &ulang
primer yang terbentuk melalui proses intramembranosa digantikan oleh tulang
sekunder memperkuat area fraktur tadi, terjadi resorbsi kalus-kalus. roses
penyembuhan telah mencapai tahap akhir dimana lokasi fraktur dapat
dikembalikan pada bentuk dan kekuatan aslinya, telah tedapat sumsum dan tulang
kompak asal.,C
13
14
<ambar +. 3one Bealing
Setiap tulang yang mengalami cedera, misalnya fraktur karena kecelakaan,
akan mengalami proses penyembuhan. &ahapan penyembuhan tulang terdiri dari4
15
inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus osifikasi, dan
remodeling.,C
1.
&ahap Bematoma dan nflamasi,C
'pabila tejadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil
yang mele!ati kanalikuli dalam system haversian mengalami robekan dalam
daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur.
Bematoma yang besar diliputi oleh periosteum. eriosteum akan terdorong dan
mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat
terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak.
)steosit dengan lakunannya yang terletak beberapa millimeter dari
daerah fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu
daerah cincin avaskular tulang yang mati pada sisi @ sisi fraktur segera setelah
trauma. aktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai # @ *
minggu.
&ahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. &erjadi perdarahan dalam jaringan
yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ajung
fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah.
&empat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofagsel darah putih besar,
yang akan membersihkan daerah tersebut. &erjadi inflamasi, pembengkakan
dan nyeri.
%engan adanya patah tulang , tubuh mengalami respon yang sama bila
ada cedera di tempat lain dalam tubuh. &erjadi perdarahan dalam jaringan yang
cedera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ajung
fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah.
&empat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag sel darah putih besar
yang akan membersihkan daerah tersebut. &erjadi inflamasi, pembengkakan,
dan nyeri. &ahap inflmasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
#.
&ahap roliferasi Sel.,C
Kira-kira + hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-
benangfibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,
16
dan invasi fibroblastdan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast berkembang dari
osteosit, sel endotel, dan sel periosteum akan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. &erbentuk jaringan
ikat fibrus dan tulang ra!an osteoid. %ari periosteum, tampak pertumbu han
melingkar. Kalus tulang ra!an tersebut dirangsang oleh gerakan mikro
minimal pada tempat patah tulang. &etapi gerakan yang berlebihan akan
17
kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam @ garam kalsium pembentuk
suatu tulang yang imatur.
3entuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek
secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang.
erlu !aktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam
tulang ra!an atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi
digerakkan.
3entuk tulang ini disebut moven bone. ada pemeriksaan radiolgis kalus
atau !oven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama
terjadinya penyembuhan fraktur.
5.
&ahap enulangan Kalus )sifikasi.,C
oven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan @ lahan
diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi
struktur lamellar dan kelebihan kalus akan di resorpsi secara bertahap.
ada fase * dan 5 dimulai pada minggu ke 5 @ C dan berakhir pada
minggu ke C @ 1# setelah terjadinya fraktur. embentukan kalus mulai
mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui
proses penulangan endokondral. atah tulang panjang orang de!asa normal,
penulangan memerlukan !aktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus
menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras.
ermukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
+.
&ahap Menjadi &ulang %e!asa $emodeling ,C
&ahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati
dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. $emodeling
memerlukan !aktu berbulan-bulan sampai bertahun @ tahun tergantung
beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus
yang melibatkan tulang kompak dan kanselus @ stres fungsional pada tulang.
3ilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan membentuk
bagian yang meyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis
medularis. ada fase remodeling ini perlahan @ lahan terjadi resorpsi secara
osteoklastik dan tetapi terjadi osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna
secara perlahan @ lahan menghilang. Kalus intermediet berubah menjadi tulang
18
yang kompak dan berisi syste m haversian dan kalu s bagian dalam akan
mengalami peronggaan untuk membentuk susmsum.
ada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke C @ 1# dan berakhir sampai
beberapa tahun dari terjadinya fraktur. &ulang kanselus mengalami
penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak,
khususnya pada titik kontak langsung.
2.3.
Usa)a Mem#e"4e#at esemu)an
20
ada semua pasien dengan fraktur tulang, imobilisasi adalah hal yang
penting, karena sedikit gerakandari fragmen tulang menghambat proses
penyembuhan. &ergantung dari tipe fraktur atau prosedur pembedahan, ahli bedah
akan menggunakan bermacam alat fiksasi seperti screws, plates, atau wires ke
tulang yang patah untuk mencegah tulang bergerak. Selama periode imobilisasi,
weightbearing tidak diperbolehkan.
?ika tulang sembuh dengan adekuat, terapi fisik memegang kunci dalam
rehabilitasi. rogram latihan yang didesain untuk pasien dapat membantu
mengembalikan kekuatan dan keseimbangan tulang dan membantu suapay dapat
beraktivitas seperti semula.
?ika tulang tidak sembuh dengan baik atau gagal sembuh, dokter bedah
ortopedi dapat memilih beberapa cara untuk meningkatkan pertumbuhan
tulang,seperti imobilisasi lanjut untuk !aktu lebih lama, stimulasi tulang, atau
pembedahan dengan graft atau dengan bone growth protein.
2.5.
om#likasi Pa!a F"aktu" Tulang
1. Komplikasi %ini
a. Dedera visceral
b. Dedera vaskuler
c. Dedera syaraf
d. Sindroma Kompartemen IolkmannHs schemia
ada sindroma kompartemen, terjadi perdarahan disertai edema.
'kibat dari edema ini, tekanan kompartemen osteofasial meningkat,
sehingga sebagai akbiatnya kapiler di sekitar luka menurun, yang
berujung pada iskemi otot. Karena iskemi otot, edema menjadi
bertambah dan iskemik menjadi-jadi sirkulus visiosus dan akhirnya
terjadi nekrosis otot dan saraf dalam kompartemen tersebut.
Setelah terjadi nekrosis, jaringan otot yang mati akan digantikan
dengan jaringan fibrosis yang sifatnya tidak elastis yang akan
membentuk kontraktur atau lebih dikenal sebagai Volkmann ischaemic
contracture. 3iasanya sindroma kompartemen ini diakbiatkan balutan
atau gips yang terlalu kencang.
21
ada bagian yang mengalami sindrom kompartemen, komplikasi
beresiko tinggi yang sering muncul ialah fraktur siku, lengan atas, dan
tibia proksimal. Sindroma kompartemen ini ditandai dengan +4
a. ain rasa nyeri
b. aresthesia mati rasa
c. allor pucat
2.6.
Penatalaksanaan Me!is
'da empat konsep dasar yang harus diperhatikan;pertimbangkan pada
!aktu menangani fraktur4*
1. ekognisi4 menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan
dan kemudian di rumah sakit.
a. $i!ayat kecelakaan
b. arah tidaknya luka
c. %iskripsi kejadian oleh pasien
d. Menentukan kemungkinan tulang yang patah
e. Krepitus
#. eduksi4 reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak
normalnya. $eduksi terbagi menjadi dua yaitu4
a. $eduksi tertutup4 untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan
traksi atau gips
b. $eduksi terbuka4 dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui
pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya8
pin, plat yang langsung kedalam medula tulang.
*. etensi4 menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk
mempertahankan fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan
gips;traksi
22
5. ehabilitasi4 langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan
dengan pengobatan fraktur karena sering kali pengaruh cidera dan program
pengobatan hasilnya kurang sempurna latihan gerak dengan kruck
2.17.
Penatalaksanaan umum(
1. 'tasi syok dan perdarahan, serta dijaganya lapang jalan nafas
*. Fraktur tertutup4
a. $eposisi, diperlukan anestesi. Kedudukan fragmen distal
dikembalikan pada alligment dengan menggunakan traksi.
b. Fiksasi atau imobilisasi
Sendi-sendi di atas dan di ba!ah garis fraktur biasanya di
imobilisasi. ada fraktur yang sudah di imobilisasi maka gips
berbantal cukup untuk imobilisasi.
c. $estorasi pengembalian fungsi
Setelah imobilisasi akan terjadi kelemahan otot dan kekakuan
sendi, dimana hal ini diatasi dengan fisioterapi.
5. Fraktur terbuka4
a. &indakanpadasaat
pembidaian diikuti dengan menutupi daerah fraktur dengan kain
steril jangan di balut
b. %alam anestesi,
dilakukan pembersihan luka dengan auadest steril atau garam
fisiologis
c. (ksisijaringanyang
mati
d. $eposisi
23
e. enutupan
luka
Masa kurang dari :- jam merupakan <)2%(J ($)%, dimana
kontaminasi tidak luas, dan dapat dilakukan penutupan luka primer.
f. Fiksasi
g. $estorasi
2.11.
Penatalaksanaan !engan Melakukan Fasiotomi 6
1. Bemartrosis
#. nfeksi
*. Komplikasi 2anjut
5. %elayed union
%elayed union terjadi bila estimasi !aktu union tercapai namun belum
union.
2.12.
Penatalaksanaan !enganBone Graft6
1. Jon-union delayed union >: bulan
ada non-union, tidak terjadi penyambungan tulang. &ulang hanya
tersambung dengan jaringan fibrosis, sehingga pada daerah fraktur tulang
dapat bergerak pseudoarthrosis. ada pemeriksaan dengan sinar L, masih
terlihat dengan jelas garis fraktur. enyebabnya adalah gangguan stabilitas.
&erdapat dua jenis non-union4 atrofik sedikit callus terbentuk, dapat diatasi
dengan bone grafting dan hipertrofik terdapat kalus namun tidak stabil,
umumnya akibat banyak pergerakan di lokasi fraktur
#. Malunion
24
ada malunion, fragmen fraktur menyatu dalam posisi patologis;deformitas
angulasi, rotasi, perpendekan. Malunion dapat mengganggu baik secara
fungsional maupun kosmetik.
a. Kaku sendi
b. Bipotrofi;'trofi otot
c. Miositis osifikans
ada kelainan ini, terdapat osifikasi heterotopik pada otot. 3iasanya terjadi
pasca cedera, terutama pada dislokasi siku. ada miositis osifikans,
beberapa tanda muncul seperti bengkak local, nyeri tekan, gerak sendi yang
terbatas. ada pemeriksaan dengan sinar L setelah lebih dari # minggu,
tampak gambaran kalsifikasi pada otot. E
2.1(.
Penatalaksanaan !engan Eksisi Massa Tulang8 In!ometasin8 Dan Te"a#i
9a!iasi6
1. 'vascular necrosis
Dedera, baik fraktur maupun dislokasi, seringkali mengakibatkan iskemia
tulang yang berujung pada nekrosis avaskular. 'vascular necrosis ini sering
dijumpai pada caput femoris, bagian proksimal dari os. Scapphoid, os.
2unatum, dan os. &alus.
a. 'lgodystrophy SudeckHs atrophy
b. )steoarthritis
Masa Masa
Lokasi F"aktu" Lokasi F"aktu"
Pen%emu)an Pen%emu)an
1. ergelangan *-5minggu Kaki *-5minggu
25
tangan
#.Fibula 5-:minggu Metatarsal +-:minggu
*.&ibia 5-:minggu Metakarpal 3.4 Minggu
d. ergelangan kaki +-C minggu !airline #-5 minggu
+.&ulang rusuk 5-+ minggu ?ari tangan #-* minggu
:. "ones fracture *-+minggu ?arikaki #-5minggu
26
BAB III
PENUTUP
(.1. esim#ulan
Fraktur adalah terputusn ya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya. Fraktur terjadi jika tula ng dikenai stres yang lebih besa r dari
27
DAFTA9 PUSTAA
1+41@E
*. 'rif, Mansjoer, dkk., #///. Kapita Selekta Kedokteran, (dis i *, Medi ca
'esculpalus, FKA, ?akarta.
5. Sjamsuhidajat $, im de ?ong. #//5. 3uku 'jar lmu 3edah, (disi #, ?akarta
4 (<D
+. 3runner, Suddarth. #//1. Kepera!atan Medikal 3edah. (disi C. (<D. ?akarta
:. rice,ilson.1EE+. atofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. (disi
5. (<D. ?akarta
. 3uck!alter, ?. '., et al., #///. )rthopaedic 3asic Science-3iology and
3iomechanics of &he Musculoskeletal System, Second (dition, 'merican
'cademy of )rthopaedic Surgeons, Anited States of 'merica. *#/-*C#
C. 3uckley, $., #//5. <eneral rinciple of Fracture Dare, %epartment of
Surgery, %ivision of )rthopaedi, Aniversity of Dalgary, Danada45-*#
E. Mc $ae $. #// /. Fracture Bealing, n4 rac tical Fracture &reatment, &hird
(dition, Dhurchill 2ivingstone, 2ondon4.1-#E
28