Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai


jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar
dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan

langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot
ekstrim. Kebanyakan kasus nyeri karena fraktur sekarang di akibatkan oleh
tingginya angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya yang di akibatkan oleh
rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan alat-alat yang
memenuhi standar keselamatan dalam berkendaraan. Seperti menggunakan
helm yang standar untuk pengendara sepeda motor dan menggunakan sabuk
pengaman untuk pengendara mobil. Klien dengan fraktur femur datang
dengan nyeri tekan akut, pembengkakan nyeri saat bergerak dan spasme otot.
Mobilitas atau kemampuan fisik klien untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari perubahan dan klien perlu belajar bagaimana menyesuaikan
aktivitas dan lingkungan untuk mengakomodasikan diri dengan menggunakan
alat bantu dan bantuan mobilitas.1
Fracture healing merupakan suatu proses reparasi dari sistem
muskuloskeletal untuk mengembalikan integritas skeletalnya. roses biologi
ini berlangsung sebagai konsekuensi dari sejumlah peristi!a-peristi!a
biologis yang mengakibatkan pemulihan jaringan tulang, sehingga
dimungkinkan muskuloskeletal dapat berfungsi kembali. "ang bertanggung
ja!ab terhadap fracture healing adalah debridement, stabilisasi dan
remodeling pada tempat fraktur tanpa fiksasi rigid. #
roses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada
anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan yang positif,
sedangkan pada orang de!asa terjadi keseimbangan yang negatif.
$emodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur. roses
penyembuhan terutama tergantung karena resorbsi osteoclast dari tulang yang
diikuti pembentukan tulang baru oleh osteoblast. emahaman terhadap
pembentukan, pertumbuhan, maturasi serta proses penyembuhan tulang

1
merupakan hal yang sangat penting. %engan mempelajari dan memahami
fracture healing, maka penentuan treatment dan prognosis terhadap pasien
yang menderita fraktur akan semakin baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengukur pergerakan. &ulang manusia saling berhubungan satu dengan yang

lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal


yang optimum. 'ktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya
interaksi antara sendi yang normal unit-unit neuromuskular yang
menggerakkannya. (lemen-elemen tersebut juga berinteraksi untuk
mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi. )tot, ligamen,
ra!an sendi dan tulang saling bekerjasama diba!ah kendali sistem saraf agar
fungsi tersebut dapat berlangsung dengan sempurna.*
1. Tulang
&ulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif,
proteksi alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh metabolisme kalsium,
mineral dan organ hemopoetik.+
Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-
mineral dan jaringan organik kolagen dan proteoglikan. Kalsium dan
fosfat membentuk suatu kristal garam hidroksiapatit, yang tertimbun
pada matriks kolagen dan proteoglikan. Matriks organik tulang disebut
juga sebagai osteoid. Sekitar /0 dari osteoid adalah kolagen tipe  yang
kaku dan memberikan ketegangan tinggi pada tulang. Materi organik lain
yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.+
a. Bagian-agian !a"i tulang #an$ang %aitu&
1 %iafisis  batang 
Merupakan bagian tengah tulang yang berbentuk silinder, bagian
ini tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang besar.
# Metafisis
'dalah bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang.
%aerah ini terutama disusun oleh tulang trabekula atau spongiosa
yang mengandung, sumsum merah.metafisis juga menopang sendi

3
dan menyediakan daerah yang cukup luas untuk perlekatan tendon
pada epifisis.
* (pifisis
2empeng epifisis adalah pertumbuhan longitudinal pada anak-
anak. 3agian ini akan menghilang pada tulang de!asa. 3agian
epifisis yang letaknya dekat dengan sendi tulang panjang bersatu

dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti.


Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum,
yaitu4 yang mengandung sel-sel yang berproliferasi dan berperan
dalam proses pertumbuhan transversal tulang panjang. ada tulang
epifisis terdiri dari 5 6one, yaitu4+
a %aerah sel istirahat
2apisan sel paling atas yang letaknya dekat dengan epifisis
b 7ona proliferasi
ada 6ona ini terjadi pembelahan sel, dan disinilah terjadi
pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel yang aktif ini didorong ke
arah batang tulang, ke dalam daerah hipertropi.
c %aerah hipertropi
ada daerah ini, sel-sel membengkak, menjadi lemah dan
secara metabolik menjadi tidak aktif.
d %aerah kalsifikasi provisional
Sel-sel mulai menjadi keras dan menyerupai tulang normal.
3ila daerah proliferasi mengalami pengrusakan, maka
pertumbuhan dapat terhenti dengan retardasi pertumbuhan
longitudinal anggota gerak tersebut atau terjasi deformitas
progresif bila terjadi hanya sebagian dari lempeng tulang yang
mengalami kerusakan berat.
Sebagaimana jaringan ikat lainnya, tulang terdiri dari
komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat
kolagen dan protein non kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri
dari4+
e )steoblas

4
Sel tulang yang bertagunag ja!ab terhadap proses formasi
tulang, yaitu8 berfungsi dalam sintesis matrik tulang yang disebut
osteoid, suatu komponen protein dalam jaringan tulang. Selain itu
osteoblas juga berperan memulai proses resorpsi tulang dengan
cara memebersihkan permukaan osteoid yang akan diresorpsi
melalui berbagai proteinase netral yang dihasilkan. ada

permukaan osteoblas, terdapat berbagai reseptor permukaan untuk


berbagai mediator metabolisme tulang, termasuk resorpsi tulang,
sehingga osteoblas merupakan sel yang sangat penting pada bone
turnoven.
f )steosit
Sel tulang yang terbenam didalam matriks tulang. Sel ini
berasal dari osteoblas, memilliki juluran sitoplasma yang
menghubungkan antara satu osteosit dengan osteosit lainnya dan
juga dengan bone lining cell di permukaan tulang. Fungsi osteosit
belum sepenuhnya diketahui, tetapi diduga berperan pada trasmisi
signal dan stimuli dari satu sel ke sel lainnya. 3aik osteoblas
maupun osteosit berasal dari sel mesenkimal yang terdapat di
dalam sumsum tulang, periosteum dan mungkin endotel
pembuluh darah. Sekali osteoblas mensintesis osteosid, maka
osteoblas akan berubah menjadi osteosit dan terbenam di dalam
osteoid yang disintesisnya.
g )steoklas
Sel tulang yang bertanggung ja!ab terhadap proses resorpsi
tulang. ada tulang trabekular osteoklas akan membentuk
cekungan pada permukaan tulang yang aktif yang disebut4 lakuna
ho!ship. Sedangkan pada tulang kortikal, osteoklas akan
membentuk kerucut sedangkan hasil resorpsinya disebut4 cutting
cone, dan osteoklas berada di ape9 kerucut tersebut. )steoklas
merupakan sel raksasa yang berinti banyak, tetapi berasal dari sel
hemopoetik mononuklear.
2.2.
De'inisi F"aktu"

5
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
ra!an yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. * Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang ra!an yang umumnya
5
disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditemukan sesuai jenis dan luasnya. + Fraktur adalah patah tulang
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. : Fraktur femur adalah

rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi
tulang;osteoporosis.

Fraktur dapat dibagi menjadi4*


1. Fraktur tertutup  closed, bila terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
#. Fraktur terbuka  open, compound, terjadi bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat menurut $. <ustillo dalam
'rif, #///, yaitu4*
a. %erajat4
1 2uka = 1 cm
# Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luk a remuk
* Kontaminasi minimal
b. %erajat 4
1 2aserasi > 1 cm
# Kerusakan jaringan lunak, tidak luas
* Fraktur kominutif sedang
5 Kontaminasi sedang

c. %erajat 4

6
a &erjadi k erusakan j aringan l unak y ang l uas, m eliputi
struktur kulit, otot, neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi.
Fraktur derajat  terbagi atas4
b ?aringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat,
meskipun terdapat laserasi luas, atau fraktur segmental;sangat
kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa

melihat besarnya ukuran luka


c Kehilangan jaringan lunak dengan frak tur tulang yan g terpapar
atau kontaminasi massif
d 2uka pada pembuluh arteri;saraf perifer yan g harus diperbaiki
tanpa melihat kerusakan jaringan lunak

3erbagai jenis khusus fraktur4 *


a. Fraktur komplet4 patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet4 patah hanya pada sebagian dari garis tengah
tulang
c. Fraktur tertutup4 fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka 4 fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa
sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick4 fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi
lainnya membengkak.
f. Transversal4 fraktur sepanjang garis tengah tulang
g. Kominutif4 fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
h. Depresi4 fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i. Kompresi4 Fraktur dimana tulang mengalami kompresi terjadi pada
tulang belakang
j. Patologik4 fraktur yang terjadi pada da erah tulang oleh ligamen atau
tendo pada daerah perlekatannnya.

7
<ambar 1. ?enis @ jenis Fraktur
3erbagai ?enis Fraktur*

8
Fraktur femur dibagi menjadi # yaitu4
a. Fraktur batang femur
Fraktur batang femur mempunyai insiden yang cukup tinggi
di antara jenis-jenis patah tulang. Amumnya fraktur femur terjadi pada
batang femur 1;* tengah. Fraktur di daerah kaput, kolum, trokanter,
subtrokanter, suprakondilus biasanya memerlukan tindakan operatif.

b. Fraktur kolum femur


%apat terjadi akibat trauma langsung, pasien terjatuh dengan
posisi miring dan trokanter mayor langsung terbentur pada benda
keras seperti jalanan. ada trauma tidak langsung, fraktur kolum
femur terjadi karena gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai
ba!ah. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada !anita usia tua yang
tulangnya sudah mengalami osteoporosis.
Fraktur kurang stabil bila arah sudut garis patah lebih besar
/
dari */ tipe  atau tipe  menurut au!el. Fraktur subkapital yang
kurang stabil atau fraktur pada pasien tua lebih besar kemungkinannya
untuk terjadinya nekrosis avaskular.

Selain diatas fraktur femur juga dapat dibagi menjadi4


a. Fraktur ntrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi,
panggul dan melalui kepala femur capital fraktur
1 Banya di ba!ah kepala femur
# Melalui leher dari femur
b. Fraktur (kstrakapsuler
&erjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang
lebih besar;yang lebih kecil ;pada daerah intertrokhanter. &erjadi di
bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari # inci di
ba!ah trokhanter kecil.

2.(.
De'inisi Pen%emu)an tulang *Bone Healing+

9
enyembuhan tulang, atau penyembuhan patah tulang, adalah proliferasi
fisiologis proses di mana tubuh memfasilitasi perbaikan dari patah tulang.
Amumnya pengobatan patah tulang terdiri dari dokter mengurangi
mendorong tulang dislokasi kembali ke tempatnya melalui relokasi dengan
atau tanpa obat bius, menstabilkan posisi mereka, dan kemudian menunggu
untuk proses penyembuhan alami tulang terjadi.

enyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang


menajubkan. &idak seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur
dapat sembuh tanpa jaringan parut. engertian tentang reaksi tulang yang
hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur merupakan dasar untuk
mengobati fragmen fraktur. roses penyembuhan pada fraktur mulai terjadi
segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk
penyembuhan memadai sampai tejadi konsolidasi. Factor mekanis yang
penting seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam
penyembuhan, selain factor biologis yang juga merupakan suatu factor yang
sangat essential dalam penyembuhan fraktur. roses penyembuhan fraktur
berbeda pada tulang kortikal pada tulang panjang serta tulang kanselosa pada
metafisis tulang panjang atau tulang pendek, sehingga kedua jenis
penyembuhan tulang ini harus dibedakan.:

2.,.
P"oses Pen%emu)an Tulang
roses penyembuhan fraktur terdiri dari beberapa fase, sebagai berikut 4 ,C
1. $eactive hase
a. Fracture and inf lammatory phase
b. <ranulation tissue formation
#. $eparative hase
a. Dallus formation
b. 2amellar bone deposition
*. $emodeling hase
a. $emodeling to original bone contour
&ulang merupakan organ yang memiliki banyak peranan penting, mulai dari
pembentukan mineral, pemberi bentuk dan kekuatan tubuh, serta melindungi

10
organ-organ visceral. Ketika tulang mengalami kerusakan, termasuk fraktur, maka
berbagai proses dalam tubuh akan terganggu. Sebagai reaksi tubuh terhadap
sebuah jejas, maka akan terjadi proses repair.,C

<ambar #. Fase Bematoma


Sesaat setelah terjadi fraktur, terdapat berbagai kerusakan pada lokasi
tersebut, diantaranya rupturnya pembuluh darah, kerusakan matri9 tulang,
kematian sel, robeknya periosteum dan endosteum, dan perubahan posisi ujung
tulang yang fraktur. Selanjutnya akan terjadi perdarahan di jaringan sekitarnya,
membentuk hematoma. 3enang-benang fibrin dan platelet yang berkumpul
membantu memperbaiki keadaan dengan membentuk bekuan darah untuk
melindungi membrran periosteal. Fase ini disebut Fase Hematoma 1-#5 jam.,C
embentukan bekuan darah mengakibatkan penurunan vaskularisasi di daerah
tersebut, sehingga menyebabkan kerusakan hingga kematian osteosit di seluruh
bagian tulang, meninggalkan lakuna-lakuna kosong. Sesaat kemudian, mulai
terjadi invasi pembuluh darah dan mulai terjadi pemulihan jaringan.
Selanjutnya, terjad i Fase P"oli'e"asi seluler subperiosteal dan endosteal
selama 1-* hari. ada fase ini suplai darah meningkay, memba!a kalsium, fosfat
dan fibroblas yang akan membentuk jaringan granulasi di sekitar fraktur. Selain
itu, datang pula sel osteo#"ogenito" ke daerah sumsum tulang dan mulai
bermitosis membentuk kalus internal dalam seminggu. embentukan sel
osteoprogenitor yang diakibatkan peningkatan aktivitas mitosis lapisan osteogenik
periosteum dan edosteum membentuk sel sumsum tulang yang belum
,C
berdiferensiasi.

11
<ambar *. Fase pembentukan kalus
ada hari ke :-#1, terjadi Fase Pementukan alus yang menjembatani #
fragmen tulang yang terpisah. Bagian te"!alam osteoprogenitor yang mulai
tervaskularisasi tersebut berdiferensiasi menjadi osteoblas, mulai membentuk
tulang di daerah yang mengalami kerusakan, sedangkan agian tenga) yang

kurang tervaskularisasi membentuk sel kondrogenik, yang membentuk kondroblas


dan pada akhirnya membentuk kartilago di bagian luar bagian tersebut, sedangkan
agian te"lua"n%a tetap menjadi sel osteoprogenitor yang sedang berpoliferasi.
Basil proliferasi osteoprogenitor ini membentuk kalus eksternal dan internal. ada
tahap ini, secara klinis sudah terlihat bersatu, namun masih belum dapat
menyangga berat tubuh.,C
&ahap selanjutnya adalah ta)a#an ossi'ikasi pada minggu ke *-1/, matriks
tulang ra!an yang berdekatan dengan matriks tulang yang baru terbentuk, di
!ilayah terdalam mengalami osifikasi, dan akhirnya membentuk tulang
cancellous. ada akhirnya, seluruh lapisan tulang ra!an berdiferensiasi menjadi
tulang primer dengan pembentukan endochondral.
Setelah terjadi penyatuan tulang oleh tulang cancellous, terjadi proses
penulangan, yakni penggantian tulang primer dengan tulang sekunder dan
pemecahan kalus. &erjadi proses penulangan intramembranosa, trabekula baru
menjadi kuat karena terjadi ossifikasi. Matriks tulang mati tadi kemudian
diresorpsi, digantikan oleh tulang yang baru, sampai semua tulang yang rusak

12
tergantikan. roses ini mengakibatkan perbaikan fraktur dengan tulang cancellous
yang dikelilingi oleh kalus-kalus.
&ahap yang terak hir adala h "emo!elling, setelah sekita r E bulan. &ulang
primer yang terbentuk melalui proses intramembranosa digantikan oleh tulang
sekunder memperkuat area fraktur tadi, terjadi resorbsi kalus-kalus. roses
penyembuhan telah mencapai tahap akhir dimana lokasi fraktur dapat

dikembalikan pada bentuk dan kekuatan aslinya, telah tedapat sumsum dan tulang
kompak asal.,C

<ambar 5. Fase $emodelling

13
14
<ambar +. 3one Bealing
Setiap tulang yang mengalami cedera, misalnya fraktur karena kecelakaan,
akan mengalami proses penyembuhan. &ahapan penyembuhan tulang terdiri dari4

15
inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus osifikasi, dan
remodeling.,C
1.
&ahap Bematoma dan nflamasi,C
'pabila tejadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil
yang mele!ati kanalikuli dalam system haversian mengalami robekan dalam
daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur.

Bematoma yang besar diliputi oleh periosteum. eriosteum akan terdorong dan
mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat
terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak.
)steosit dengan lakunannya yang terletak beberapa millimeter dari
daerah fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu
daerah cincin avaskular tulang yang mati pada sisi @ sisi fraktur segera setelah
trauma. aktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai # @ *
minggu.
&ahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. &erjadi perdarahan dalam jaringan
yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ajung
fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah.
&empat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofagsel darah putih besar,
yang akan membersihkan daerah tersebut. &erjadi inflamasi, pembengkakan
dan nyeri.
%engan adanya patah tulang , tubuh mengalami respon yang sama bila
ada cedera di tempat lain dalam tubuh. &erjadi perdarahan dalam jaringan yang
cedera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ajung
fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah.
&empat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag sel darah putih besar
yang akan membersihkan daerah tersebut. &erjadi inflamasi, pembengkakan,
dan nyeri. &ahap inflmasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
#.
&ahap roliferasi Sel.,C
Kira-kira + hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-
benangfibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,

16
dan invasi fibroblastdan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast berkembang dari
osteosit, sel endotel, dan sel periosteum akan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. &erbentuk jaringan
ikat fibrus dan tulang ra!an osteoid. %ari periosteum, tampak pertumbu han
melingkar. Kalus tulang ra!an tersebut dirangsang oleh gerakan mikro
minimal pada tempat patah tulang. &etapi gerakan yang berlebihan akan

merusak sruktur kalus. &ulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan


potensial elektronegatif.
ada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu
reaksi penyembuhan. enyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel @ sel
osteogenik yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus
eksterna serta pada daerah endosteum membentuk kalus interna sebagi
aktivitas seluler dalam kanalis medularis. 'pabila terjadi robekan yang hebat
pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferansiasi sel @ sel
mesenkimal yang berdiferensiasi kedalam jaringan lunak. ada tahap a!al dari
penyembuhan fraktur ini terjadi penambahan jumlah dari sel @ sel osteogenik
yang memberi penyembuhan yang cepat pada jaringan osteogenik yang
sifatnya lebih cepat dari tumor ganas. ?aringan seluler tidak terbentuk dari
organisasi pembekuan hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapa
minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa yang meliputi
jaringan osteogenik. ada pemeriksaan radiologist kalus belum mengandung
tulang sehingga merupakan suatu daerah radioluscen.
ada fase ini dimulai pada minggu ke # @ * setelah terjadinya fraktur dan
berakhir pada minggu ke 5 @ C.
*.
&ahap embentukan Kalus.,C
ertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang ra!an tumbuh
mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang ra!an, dan tulang serat matur.
Setelah pembentukan jaringan seluler yang tumbuh dari setiap fragmen
sel dasar yang berasal dari osteoblast dan kemudian pada kondroblast
membentuk tulang ra!an. &empat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler

17
kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garam @ garam kalsium pembentuk
suatu tulang yang imatur.
3entuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek
secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang.
erlu !aktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam
tulang ra!an atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi

digerakkan.
3entuk tulang ini disebut moven bone. ada pemeriksaan radiolgis kalus
atau !oven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama
terjadinya penyembuhan fraktur.
5.
&ahap enulangan Kalus )sifikasi.,C
oven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan @ lahan
diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi
struktur lamellar dan kelebihan kalus akan di resorpsi secara bertahap.
ada fase * dan 5 dimulai pada minggu ke 5 @ C dan berakhir pada
minggu ke C @ 1# setelah terjadinya fraktur. embentukan kalus mulai
mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah tulang, melalui
proses penulangan endokondral. atah tulang panjang orang de!asa normal,
penulangan memerlukan !aktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus
menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras.
ermukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
+.
&ahap Menjadi &ulang %e!asa $emodeling ,C
&ahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati
dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. $emodeling
memerlukan !aktu berbulan-bulan sampai bertahun @ tahun tergantung
beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus
yang melibatkan tulang kompak dan kanselus @ stres fungsional pada tulang.
3ilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan membentuk
bagian yang meyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis
medularis. ada fase remodeling ini perlahan @ lahan terjadi resorpsi secara
osteoklastik dan tetapi terjadi osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna
secara perlahan @ lahan menghilang. Kalus intermediet berubah menjadi tulang

18
yang kompak dan berisi syste m haversian dan kalu s bagian dalam akan
mengalami peronggaan untuk membentuk susmsum.
ada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke C @ 1# dan berakhir sampai
beberapa tahun dari terjadinya fraktur. &ulang kanselus mengalami
penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak,
khususnya pada titik kontak langsung.

Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis


mengalamiremodelingpembentukan dan pada saat yang bersamaan epifisis
menjauhi batang tulang secara progresif. $emodeling tulang terjadi sebagai
hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan.
rosesremodelingtulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak
dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan balance yang positif,
sedangkan pada orang de!asa terjadi keseimbangan yang negative.
$emodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur $asjad, 1EEC.
&ahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati
dan reorganisasi tulangproses
&rauma, barupatologi,
ke susunan struktural
penuaan, sebelumnya. $emodelling
mal nutrisi

memerlukan !aktu berbulan-bulan samapai bertahun-tahun tergantung


$usak
beratnya modifikasi atau terputusnya
tulang kontinuitas tulang
yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus
yang melibatkan tulang kompak dan kanselus , stress fungsional pada tulang.
&ulang kanselus mengalami penyembu han dan remodeling lebih cepat dari
Kerusakan jaringan embuluh %arah Serabut saraf eriosteum G
lunak dan
padakulittulang kortikal kompak, khususnya pada titik
dankontak
sumsumlangsung.korteks
Ketikatulang
tulang
remodeling telah Bematoma
sempurna, muatan permukaan patah tulang tidak lagi
Bemoragi
ort
bermuatan negatif.
dHentry Bilangnya
Sera
fragmen tulang
Iasodilatasi hipovolemi but
2.. eksudat plasma dan saraf
Pato'isiologi putus
Jon nfeksi migrasi leukosit
%eformitas,
infeksi
hipotensi Kehilangan krepitasi,
sensasi pemendekan
inflamasi tulang
Sembuh %elayed union #
Suply ) ke
otak Syndrom konus
Supresi saraf
menurun nodularis4
Malunion N%e"i
anestesia,ggn
defekasi, ggn
nyeri miksi,impotensi,hil
Shock angnya reflek anal
%eformitas hipovolemik,
imobilisasi kesadaran
menurun Intole"ansi
0angguan akti/itas
Bo!% image 19

'trofi Kerusakan ematian


otot integritas
kulit
2.. 
Fakto"-Fakto" ang Mem#enga"u)i P"oses Pen%emu)an
1. Faktor sistemik
a. Amur4 anak-anak lebih cepat sembuh daripada orang de!asa
b. Jutrisi4 nutrisi yang tidak adekuat akan enghambat proses penyembuhan
c. Kesehatan umum4 penyakit sistemik seperti diabetes dapat menghambat
penyembuhan
d. 'terosklerosis4 mengurangi penyembuhan
e. Bormonal4 <F mendukung penyembuhan, kortikosteroid menghambat
penyembuhan
f. )bat4 obat antiinflamasi non-steroid ibuprofen mengurangi healing
g. $okok 4 kandungan nikotin pada rokok menghambat penyembuhan di fase
perbaikan
#. Faktor lokal
a. %erajat trauma lokal4 fraktur yang kompleks dan merusak jaringan lunak
sekitarnya lebih sulit sembuh
b. 'rea tulang yang terkena4 bagian metafisis lebih cepat sembuh daripada
bagian diafisis
c. &ulang abnoemal tumor, terkena radiasi, infeksi lebih lambat sembuh
d. %erajat imobilisasi4 pergerakan yang banyak dapat menghambat
penyembuhan, weighbearing dini

2.3.
Usa)a Mem#e"4e#at esemu)an

20
ada semua pasien dengan fraktur tulang, imobilisasi adalah hal yang
penting, karena sedikit gerakandari fragmen tulang menghambat proses
penyembuhan. &ergantung dari tipe fraktur atau prosedur pembedahan, ahli bedah
akan menggunakan bermacam alat fiksasi seperti screws, plates, atau wires ke
tulang yang patah untuk mencegah tulang bergerak. Selama periode imobilisasi,
weightbearing tidak diperbolehkan.

?ika tulang sembuh dengan adekuat, terapi fisik memegang kunci dalam
rehabilitasi. rogram latihan yang didesain untuk pasien dapat membantu
mengembalikan kekuatan dan keseimbangan tulang dan membantu suapay dapat
beraktivitas seperti semula.
?ika tulang tidak sembuh dengan baik atau gagal sembuh, dokter bedah
ortopedi dapat memilih beberapa cara untuk meningkatkan pertumbuhan
tulang,seperti imobilisasi lanjut untuk !aktu lebih lama, stimulasi tulang, atau
pembedahan dengan graft atau dengan bone growth protein.

2.5.
om#likasi Pa!a F"aktu" Tulang
1. Komplikasi %ini
a. Dedera visceral
b. Dedera vaskuler
c. Dedera syaraf
d. Sindroma Kompartemen IolkmannHs schemia
ada sindroma kompartemen, terjadi perdarahan disertai edema.
'kibat dari edema ini, tekanan kompartemen osteofasial meningkat,
sehingga sebagai akbiatnya kapiler di sekitar luka menurun, yang
berujung pada iskemi otot. Karena iskemi otot, edema menjadi
bertambah dan iskemik menjadi-jadi sirkulus visiosus dan akhirnya
terjadi nekrosis otot dan saraf dalam kompartemen tersebut.
Setelah terjadi nekrosis, jaringan otot yang mati akan digantikan
dengan jaringan fibrosis yang sifatnya tidak elastis yang akan
membentuk kontraktur atau lebih dikenal sebagai Volkmann ischaemic
contracture. 3iasanya sindroma kompartemen ini diakbiatkan balutan
atau gips yang terlalu kencang.

21
ada bagian yang mengalami sindrom kompartemen, komplikasi
beresiko tinggi yang sering muncul ialah fraktur siku, lengan atas, dan
tibia proksimal. Sindroma kompartemen ini ditandai dengan +4
a. ain rasa nyeri
b. aresthesia mati rasa
c. allor pucat

d. aralisis kelum puhan


e. ulselessness ketiadaan denyut nadi

2.6.
Penatalaksanaan Me!is
'da empat konsep dasar yang harus diperhatikan;pertimbangkan pada
!aktu menangani fraktur4*
1. ekognisi4 menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan
dan kemudian di rumah sakit.
a. $i!ayat kecelakaan
b. arah tidaknya luka
c. %iskripsi kejadian oleh pasien
d. Menentukan kemungkinan tulang yang patah
e. Krepitus
#. eduksi4 reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak
normalnya. $eduksi terbagi menjadi dua yaitu4
a. $eduksi tertutup4 untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan
traksi atau gips
b. $eduksi terbuka4 dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui
pembedahan, biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya8
pin, plat yang langsung kedalam medula tulang.
*. etensi4 menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk
mempertahankan fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan
gips;traksi

22
5. ehabilitasi4 langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan
dengan pengobatan fraktur karena sering kali pengaruh cidera dan program
pengobatan hasilnya kurang sempurna latihan gerak dengan kruck

2.17.
Penatalaksanaan umum(
1. 'tasi syok dan perdarahan, serta dijaganya lapang jalan nafas

#. Sebelum penderita diangkut, pasang bid ai unt uk me ngurangi ny eri,


mencegah bertambahnya kerusakan jaringan lunak dan makin buruknya
kedudukan fraktur.

*. Fraktur tertutup4
a. $eposisi, diperlukan anestesi. Kedudukan fragmen distal
dikembalikan pada alligment dengan menggunakan traksi.
b. Fiksasi atau imobilisasi
Sendi-sendi di atas dan di ba!ah garis fraktur biasanya di
imobilisasi. ada fraktur yang sudah di imobilisasi maka gips
berbantal cukup untuk imobilisasi.
c. $estorasi pengembalian fungsi
Setelah imobilisasi akan terjadi kelemahan otot dan kekakuan
sendi, dimana hal ini diatasi dengan fisioterapi.
5. Fraktur terbuka4
a. &indakanpadasaat
pembidaian diikuti dengan menutupi daerah fraktur dengan kain
steril jangan di balut
b. %alam anestesi,
dilakukan pembersihan luka dengan auadest steril atau garam
fisiologis
c. (ksisijaringanyang
mati
d. $eposisi

23
e. enutupan
luka
Masa kurang dari :- jam merupakan <)2%(J ($)%, dimana
kontaminasi tidak luas, dan dapat dilakukan penutupan luka primer.
f. Fiksasi
g. $estorasi

2.11.
Penatalaksanaan !engan Melakukan Fasiotomi 6
1. Bemartrosis
#. nfeksi
*. Komplikasi 2anjut
5. %elayed union
%elayed union terjadi bila estimasi !aktu union tercapai namun belum
union.

Bal ini mungkin disebabkan oleh4


a. Dedera jaringan lunak berat
b. Suplai darah inadekuat
c. nfeksi
d. Stabilisasi tidak ad ekuat
e. &raksi berlebihan

2.12.
Penatalaksanaan !enganBone Graft6
1. Jon-union delayed union >: bulan
ada non-union, tidak terjadi penyambungan tulang. &ulang hanya
tersambung dengan jaringan fibrosis, sehingga pada daerah fraktur tulang
dapat bergerak pseudoarthrosis. ada pemeriksaan dengan sinar L, masih
terlihat dengan jelas garis fraktur. enyebabnya adalah gangguan stabilitas.
&erdapat dua jenis non-union4 atrofik sedikit callus terbentuk, dapat diatasi
dengan bone grafting dan hipertrofik terdapat kalus namun tidak stabil,
umumnya akibat banyak pergerakan di lokasi fraktur
#. Malunion

24
ada malunion, fragmen fraktur menyatu dalam posisi patologis;deformitas
angulasi, rotasi, perpendekan. Malunion dapat mengganggu baik secara
fungsional maupun kosmetik.
a. Kaku sendi
b. Bipotrofi;'trofi otot
c. Miositis osifikans

ada kelainan ini, terdapat osifikasi heterotopik pada otot. 3iasanya terjadi
pasca cedera, terutama pada dislokasi siku. ada miositis osifikans,
beberapa tanda muncul seperti bengkak local, nyeri tekan, gerak sendi yang
terbatas. ada pemeriksaan dengan sinar L setelah lebih dari # minggu,
tampak gambaran kalsifikasi pada otot. E

2.1(.
Penatalaksanaan !engan Eksisi Massa Tulang8 In!ometasin8 Dan Te"a#i
9a!iasi6
1. 'vascular necrosis
Dedera, baik fraktur maupun dislokasi, seringkali mengakibatkan iskemia
tulang yang berujung pada nekrosis avaskular. 'vascular necrosis ini sering
dijumpai pada caput femoris, bagian proksimal dari os. Scapphoid, os.
2unatum, dan os. &alus.
a. 'lgodystrophy SudeckHs atrophy
b. )steoarthritis

2.1, :aktu ang Diutu)kan Untuk Pen%emu)an-P"ognosis


aktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat
bergantung pada lokasi fraktur juga umur pasien. $ata-rata masa penyembuhan
fraktur4

Masa Masa
Lokasi F"aktu" Lokasi F"aktu"
Pen%emu)an Pen%emu)an
1. ergelangan *-5minggu Kaki *-5minggu

25
tangan
#.Fibula 5-:minggu Metatarsal +-:minggu
*.&ibia 5-:minggu Metakarpal 3.4 Minggu
d. ergelangan kaki +-C minggu !airline #-5 minggu
+.&ulang rusuk 5-+ minggu ?ari tangan #-* minggu
:. "ones fracture *-+minggu ?arikaki #-5minggu

$ata-rata masa penyembuhan4 'nak-anak *-5 minggu, de!asa 5-: minggu,


lansia > C minggu. ?umlah Kematian dari fraktur4 5,* per 1//./// dari 1.*/#
kasus di Kanada pada tahun 1EE
&ingkat kematian dari fraktur4
a. Kematian 4 11.:E:
b. nsiden 4 1.5EE.EEE
c. /,C0 rasio dari kematian per insiden

2.1 Peme"iksaan Penun$ang6


a. emeriksaan foto radiologi dari fraktur4 menentukan lokasi, luasny a
fraktur;trauma
b. Scan tulang4 menidentifikasi kerusakan jaringan lunak
c. emeriksaan jumlah darah lengkap
Bematokrit mungkin meningkat hemokonsentrasi, menurun
perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh dari trauma
multiple
eningkatan S%4 respon stres normal setelah trauma
d. 'rteriografi4 dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
e. Kreatinin4 trauma otot meni ngkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
f. rofil koagulasi4 perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah atau
cedera hati

26
BAB III
PENUTUP

(.1. esim#ulan
Fraktur adalah terputusn ya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya. Fraktur terjadi jika tula ng dikenai stres yang lebih besa r dari

yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung,


gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrim.
Fraktur dapat dibagi menjadi4
a. Fraktur tertutup  closed, bila terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
b. Fraktur terbuka open, compound, terjadi bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
enyembuhan tulang, atau penyembuhan patah tulang, adalah proliferasi
fisiologis proses di mana tubuh memfasilitasi perbaikan dari patah tulang.
&ahapan penyembuhan tulang terdiri dari4 inflamasi, proliferasi sel,
pembentukan kalus, penulangan kalus osifikasi, dan remodeling.
Faktor-Faktor "ang Mempengaruhi roses enyembuhan
1. Faktor sistemik
#. Faktor lokal

27
DAFTA9 PUSTAA

1. Smelt6er, G 3are. #//+ 3uku 'jar Kepera!atan Medical 3edah 3runner G


Suddart. (disi C, Iol 1, alih bahasa4 Kuncara Monica (ster. ?akarta4 (<D
#. %avis, K.M., <riffin, K.S., Dh u, &.M.<., enke, ?.D. et al., #/1+. Mu scle-
bone interactions during fracture healing. ? Musculoskel Jeuron nteract.

1+41@E
*. 'rif, Mansjoer, dkk., #///. Kapita Selekta Kedokteran, (dis i *, Medi ca
'esculpalus, FKA, ?akarta.
5. Sjamsuhidajat $, im de ?ong. #//5. 3uku 'jar lmu 3edah, (disi #, ?akarta
4 (<D
+. 3runner, Suddarth. #//1. Kepera!atan Medikal 3edah. (disi C. (<D. ?akarta
:. rice,ilson.1EE+. atofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. (disi
5. (<D. ?akarta
. 3uck!alter, ?. '., et al., #///. )rthopaedic 3asic Science-3iology and
3iomechanics of &he Musculoskeletal System, Second (dition, 'merican
'cademy of )rthopaedic Surgeons, Anited States of 'merica. *#/-*C#
C. 3uckley, $., #//5. <eneral rinciple of Fracture Dare, %epartment of
Surgery, %ivision of )rthopaedi, Aniversity of Dalgary, Danada45-*#
E. Mc $ae $. #// /. Fracture Bealing, n4 rac tical Fracture &reatment, &hird
(dition, Dhurchill 2ivingstone, 2ondon4.1-#E

28

Anda mungkin juga menyukai