1. BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk
sumberdaya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumberdaya
manusia pembangunan di masa datang. Remaja sebagai generasi penerus
bangsa harus memiliki kualitus hidup yang baik. Untuk meningkatkan
kualitas hidup remaja masa kini, banyak faktor yang harus diperhatikan
antara lain gizi kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi dan lain-lain.
Faktor gizi merupakan faktor yang paling penting untuk diperhatikan guna
mempertahankan
kesehatan.
Pada
masa
remaja
tubuh
mengalami
Rumusan Masalah
Apakah Ada hubungan status gizi dengan pola aktivitas fisik pada
remaja putri di SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi?
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan pola aktivitas fisik
pada remaja putri di SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui status gizi remaja putri di SMAN 1 Purwoharjo
Banyuwangi
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Peneliti :
a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam
mengetahui hubungan status gizi dengan pola aktivitas fisik pada
remaja putri di SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi
2. Manfaat Instansi :
a. Dapat digunakan sebagai data dalam penelitian lebih lanjut
khususnya penelitiaan mengenai status gizi dengan pola aktivitas
fisik
b. Dapat dijadikan sebagai upaya untuk menambah kelengkapan
kepustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E.
Definisi Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi,
gizi
adalah
keadaan
yang
diakibatkan
oleh
status
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang
dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis:
(pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan
lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi
dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001).
Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh,
mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta
memperbaiki jaringan tubuh. Beberapa zat gizi yang disediakan oleh pangan
tersebut disebut zat gizi essential, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur
tersebut tidak dapat dibentuk dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesihatan yang normal. Jadi zat
gizi esensial yang disediakan untuk tubuh yang dihasilkan dalam pangan,
umumnya adalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh dan harus
disediakan dari unsur-unsur pangan di antaranya adalah asam amino
essensial. Semua zat gizi essential diperlukan untuk memperoleh dan
memelihara pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang baik. Oleh
karena itu, pengetahuan terapan tentang kandungan zat gizi dalam pangan
yang umum dapat diperoleh penduduk di suatu tempat adalah penting guna
Makanan
yang
beraneka
ragam
yaitu
makanan
yang
Keadaan
gizi
seseorang
merupakan
gambaran
apa
yang
dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu
ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan
timbul konsekwensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak
disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi. (Ari Agung, 2002).
F.
sebaya berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih jenis makanan.
Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan
dirinya terkucil dan akan merusak kepercayaan dirinya (Arisman, 2004).
5. Faktor Genetik
Genetik memegang peranan penting dalam mempengaruhi berat
dan komposisi tubuh seseorang. Jika kedua orang tua mengalami
obesitas, kemungkinan bahwa anak-anak mereka akan mengalami
obesitas sangat tinggi (75-80%), jika salah satu orangtuanya mengalami
obesitas kemungkinan tersebut hanya 40%, sedangkan jika tidak
seorangpun dari orang tuanya mengalami obesitas, peluangnya relatif
kecil (kurang dari 10%) (Hegarty, 1996; Whitney et al., 1990).
6. Metabolisme Basal
Metabolisme basal adalah metabolisme yang dilakukan oleh organorgan tubuh dalam keadaan istirahat total (tidur). Kecepatan metabolisme
basal setiap orang berbeda-beda, seseorang yang memiliki kecepatan
metabolisme yang rendah cenderung lebih gemuk dibanding dengan
orang yang kecepatan metabolismenya tinggi (Purwati, 2005).
7. Enzim Tubuh dan Hormon
Enzim adipose tissue lipoprotein memiliki peranan penting dalam
mempercepat proses peningkatan berat badan. Enzim ini berfungsi untuk
mengontrol kecepatan pemecahan triglisida dalam darah menjadi asamasam lemak dan kemudian disalurkan ke sel-sel tubuh untuk disimpan.
Ketika seseorang membutuhkan bahan bakar untuk oksidasi, diperlukan
sejumlah energy dan tubuh akan memilih glikogen atau lemak sebagai
sumber energinya. Menurut sejumlah penelitian, penggunaan glikogen
akan menurunkan glukosa darah sehingga menyebabkan orang merasa
lapar (Purwati, 2005).
Insulin
dapat
menyebabkan
kegemukan.
Seseorang
yang
10
11
karena
beberapa
alasan,
diantaranya:
pertama,
percepatan
12
Guthrie
(1995),
gizi
kurang
disebabkan
oleh
beberapa
gangguan
dalam
proses
pertumbuhan,
13
14
15
16
jika nilai IMT/U kurang dari -2 SD dan status gizi lebih jika IMT/U
lebih dari +2 SD.
b. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau bagian
merah pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR
mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan
gangguan perkembangan anak (Supariasa, 2014).
c. Lingkar Perut
Lingkar perut sebagai indeks distribusi lemak tubuh baik
tersebar di subkutan (perifer) dan sentral (visceral). Obesitas sentral
jika lingkar perut lebih dari 90 cm pada laki-laki dan lebih dari 80 cm
pada wanita (Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2009).
I.
untuk
memelihara
kesehatan
fisik
dan
mental
serta
mempertahankan kualitas hidup agar tetap bugar dan sehat sepanjang hari
(Badan Pusat Statistik, 2013). Saat beraktivitas, otot membutuhkan energi di
luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru
memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan oksigen dan zat-zat gizi
keseluruh tubuh dan digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.
Seberapa banyak otot yang bergerak, seberapa lama dan seberapa berat
17
mata
pelajaran
yang
diselenggarakan
untuk
membantu
18
19
b. Media Sosial
Media yang banyak digunakan remaja saat ini salah satunya
adalah internet dan social media. Data Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di
Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang, dimana 95 persennya
menggunakan
internet
untuk
mengakses
jejaring
sosial
20
c. Istirahat
Anak usia sekolah sebaiknya diberikan jadwal waktu tidur untuk
mereka tepati karena waktu tidur yang kurang dapat menjadi pemicu
terjadinya obesitas selain perilaku-perilaku negatif lainnya seperti
terlalu mengantuk di sekolah sehingga tidak dapat menerima pelajaran
dengan baik (Chaput dan Jean-Phillippe, 2007). Pola tidur dengan
durasi kurang dari 7 jam dihubungkan dengan kenaikan indeks massa
tubuh, baik pada anak-anak, remaja maupun pada orang dewasa pada
penelitian- penelitan sebelumnya. Durasi waktu tidur yang pendek
dikaitkan dengan penurunan leptin dan meningkatnya grelin.
Perubahan hormon ini yang mungkin berkontribusi terhadap kenaikan
indeks masaa tubuh (Taheri et al., 2004). Hasil penelitian (Papalia et
al., 2010) menyatakan bahwa remaja yang obesitas tidur lebih sedikit
dibanding remaja yang normal dan underweight. Durasi tidur
ditemukan berhubungan dengan risiko overweight dan obesitas pada
remaja Australia 10-15 tahun.
2. BAB III
KERANGKA KONSEP dan HIPOTESIS
21
A.
Kerangka Konsep
Pola makan
Karakteristik
Keluarga:
-
Pekerjaan
Pendapatan
pendidikan
Status Gizi
Pola Aktivitas Fisik
Karakteristik
Individu :
-
Usia
Jenis
Kelamin
Uang Saku
Hipotesis Penelitian
H1 : Ada hubungan status gizi dengan pola aktivitas fisik pada remaja putri
di SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi
H0 : Tidak Ada hubungan status gizi dengan pola aktivitas fisik pada remaja
putri di SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi
22
3. BAB IV
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik, yaitu
penelitian yang mengamati dan menganalisa langsung kepada responden
dengan melakukan penyebaran kuisioner. Penelitian ini juga menggunakan
pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilaksanakan sekali atau
23
satu periode saja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara status gizi dengan pola aktivitas fisik pada remaja putri di
SMAN 1 Purwoharjo Banyuwangi.
B.
n : Besar Sampel
24
n=
N : Populasi
1 + N e2
160
n=
(1,4)
n = 114.28 dibulatkan menjadi 114
C.
D.
25
F.
Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
b. Variabel terikat
G.
: Pola aktivitas
: Status gizi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
26
Defenisi
No.
Variabel
Skala
Alat Ukur
Hasil Pengukuran
Operasional
Kegiatan rutin
Aktivitas fisik:
yang dilakukan
responden
Bebas
yang terdiri
Pola
dari: jenis
Durasi x frekuensi x
Ordinal
aktivitas
kegiatan,
fisik
durasi, dan
Kuisioner
skor METs
Ringan
(<1202,01
Sedang (1202,02-
frekuensi
2406,64
Berat (>2406,65)
(Novitasary et al.,
dalam satuan
minggu
2013;
Sudibjo et al. 2013).
2
Terikat
Status gizi
Status
remaja yang
BB responden
gizi
dinilai dengan
dengan
membandingan
timbangan
berat badan
dan tinggi
badan
berdasarkan
Nominal
Menimbang
IMT/U: (z-score)
Kurang : <-2 SD
Normal : -2 SD s.d
2 SD
(digital scale) Lebih : > 2 SD
LILA: (cm)
dan mengukur Kurang : < 23,5
TB responden cm
Normal: > 23,5 cm
dengan
Lingkar perut: (cm).
27
Normal : < 80 cm
Lebih : > 80 cm
(Supariasa, 2014)
H.
umur yang
microtoise
dihitung
dan dianalisis
dengan
menggunakan
menggunakan
software
software WHO
WHO Anthro
Anthro Plus
Plus,
(IMT/U),
mengukur
Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Pengumpulan data ini menggunakan data primer dan sekunder,
yaitu:
a. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari responden dengan
wawancara, observasi, dan pemberian kuisioner.
b. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari beberapa referensi
yakni dari penelititan terdahulu, jurnal, dan laporan kesehatan
yang dimiliki instalasi pondok pesantren.
28
2.
Alur Penelitian
Kriteria Eksklusi
Kuisioner
Gambar
4.1 Alur Penelitian
Pengumpulan
data
I.
2. Coding
Mengubah huruf menjadi bentuk angka, yang berguna
untuk mempermudah dalam proses pengentryan data.
29
3. Prosessing
Memasukkan data ke dalam
2=
Keterangan :
2
= Chi-square hitung
O
= Frekuensi Observasi (Observed)
E
= Frekuensi Harapan (Expected)
Syarat uji chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected < 5,
maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat uji chi-square tidak terpenuhi,
maka dipakai uji alternatif, yaitu uji Fisher, dengan menggunakan tabel 2 x 2.
Setelah itu menentukan interpretasi hasil uji hipotesis, yang bertujuan untuk
penarikan kesimpulan, yaitu dengan menentukan Nilai Probabilitas (P).
Dimana, jika p < 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel
terikat dan variabel bebas. Tapi apabila p > 0,05, artinya tidak ada hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebas (Muhamad S.D., 2009)
30
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Mestri, N.N dan Arsani, N.L.K.A. 2013. Remaja Sehat Melalui
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Tingkat Puskesmas. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 9(1):6673.
Almaeida, M.J, dan Blair, S.N. 2002. Hand Book of International and Food :
Energy Assessment (Physical Activity). edited by C. D. Bardanier. USA: CRC
Press.
31
Sindroma
Metabolik.
Kesehatan
Masyarakat
UniversitasNDiponegoro 8007.
Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar, Dan Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.