Anda di halaman 1dari 6

IMAN KEPADA MALAIKAT, TAWAKAL PADA KETENTUAN ALLAH

DAN IMAN PADA HARI AKHIR

TIU : 1. Adik mengetahui perannya sebagai pemuda Islam


2. Membangkitkan ghiroh keislaman dan islah diri

TIK : 1. Adik memahami iman pada malaikat, qodo dan qhodar, dan hari akhir
2. Adik mengetahui hakikat tawakal dan doa
3. Adik mengetahui kisah-kisah salafus sholeh

Dikisahkan bahwa Jibril AS menanyakan kepada Rasulullah SAW perihal


iman, maka beliau menjawab : “Beriman kepada Allah,Malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, Rasul-Rasu,-Nya, hari akhir, dan beriman kepada qadla dan qadar yang
baik dan yang buruk.

 Iman Kepada Malaikat

Meyakini secara benar-benar bahwa malaikat itu ada dan diciptakan oleh
Allah dari nur (cahaya). Mereka itu pantang dalam menentang perintah Allah dan
mereka senantiasa istiqomah terhadap jabatan/tugas yang telah mereka terima
dari Allah, sehingga sikap-sikapnya sesuai benar dengan apa yang diharapkan-
Nya dari mereka.

Perihal penciptaan malaikat, Allah tidak banyak bercerita, kecuali dalam


ukuran terbatas. Allah menciptakan malaikat-Nya sebelum Adam AS tercipta
(2:30). Adapun materi yang digunakan, Rasulullah telah memberitakan kepada
kita :
“Malaikat telah diciptakan dari nur (cahaya), jin diciptakan dari api yang
membakar dan Adam diciptakan dari unsur yang mensifati bagi kalian.”

Mereka bersih dari kesalahan dan dosa, tidak makan, minum, tidak tidur,
dan suci dari nafsu syahwat. Mereka mampu berganti rupa, seperti menjumpai
Maryam dalam ujud manusia (Maryam:16-17), ataupun menjumpai Rasulullah
sebagai seorang laki-laki dan bentuknya yang asli. Mereka dilengkapi sayap
(Faathir :1). Bahkan Rasul SAW melihat Jibril mempunyai 600 sayap.
Berita-berita demikian tidak bisa dibuktikan dengan indera, karena
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya, maka harus kita imani dan tidak perlu kita
tanyakan.
Kemudian kitabullah dan sunnah-Nya telah menunjukkan
adanyagolongan-golongan malaikat berdasarkan tugasnya. Semua
permasalahan makhluk dan seluruh kejadian serta peristiwa alam diserahkan
pengaturannya kepada satu malaikat (An-Nazi’at:5) (Adz dzariyat:4).

Setiap kehidupan manusia selalu disertai malaikat. Rasulullah bersabda ;


“Setan itu dapat menggerakkan hati anak Adam (manusia) dan
malaikatpun dapat menggerakkan hati mereka. Adapun ajakan setan itu
untuk menjanjikan manusia kepada kejahatan dan mendustakan
kepada kebenaran, sedangkan ajakan malaikat ialah menjanjikan
manusia kepada kebaikan dan memimpin mereka menuju kebenaran.
Maka barangsiapa yang menerima ajakan malaikat , hendaknya ia
mengerti bahwa yang demikian itu karunia Allah, serta hendaknya
mereka berpuji syukur kepada-Nya. Tetapi barangsiapa menemui seruan
dari lainnya , hendaknya mereka bermohon kepada Allah, SWT dari
godaan setan,” dan selanjutnya beliau membacakan ayat yang
artinya :”Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir sedang Allah menjanjikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) dan lagi Maha Mengetahui. (2:268) (HR. Turmudzi, Nasa’i,
Ibnu Hibban)

Jumlah malaikat banyak sekali, bahkan tidak ada satu makhluk lain pun
yang bisa menghitungnya.
Malaikat selalu mendatangi majelis dzikir, sabda Rasulullah :

“ Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang menyebar di jalan


untuk mencari kumpulan orang-orang ahli dzikir. Jika mereka
menemukan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah , maka
mereka berseru : Marilah, disini dapat terpenuhi semua hajatmu!
Mereka kemudian mengibas-ngibaskan sayap-sayap mereka sehingga
mereka sampai di langit dunia. Rasulullah meneruskan sabdanya :
‘Allah lalu bertanya- tetapi Dia adalah lebih mengetahui dari keadaan
hamba-hamba-Nya :
Allah : Apakah yang diucapkan oleh hamba-hamba-Ku itu ?
Malaikat : Mereka itu semua me-Maha sucikan, me-Maha Besarkan,
memuji serta me-Maha-Agungkan Engkau.
Allah : Apakah mereka sudah pernah melihat Aku ?
Malaikat : Tidak, Demi Allah mereka belum pernah melihat-Mu.
Allah : Bagaimana sekiranya mereka dapat melihat Aku ?
Malaikat : Seandainya mereka dapat melihat-Mu sudah tentu mereka
akan lebih sangat beribadahnya, lebih lagi dalam mengagungkan-Mu,
dan lebih banyak lagi me-Maha Sucikan-Mu.
Allah : Apakah yang mereka minta kepada-Ku ?
Malaikat : Mereka meminta surga daripada-Mu
Allah : Apakah mereka pernah melihat surga-Ku ?
Malaikat : Tidak, demi Allah mereka belum pernah melihatnya
Allah : Bagaimana sekiranya mereka sudah melihatnya /
Malaikat : Andaikata mereka telah melihatnya, tentulah mereka lebih
tertarik untuk memperolehnya dan lebih sungguh-sungguh
mencarinya, dan lebih sangat pula dalam keinginannya
untuk mencapainya.
Allah : Dari apakah mereka meminta perlindungan ?
Malaikat : Mereka meminta perlindungan dari azab neraka
Allah : Apakah mereka sudah melihat neraka itu ?
Malaikat : Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya
Allah : Bagaimana sekiranya mereka pernah melihatnya ?
Malaikat : Andaikata mereka telah melihatnya, tentulah mereka akan
lebih cepat untuk menjauhinya, dan lebih sangat takutnya
terhadap azab neraka itu.
Allah : Aku persaksikan padamu semua, bahwa Aku telah
mengampuni hamba-hamba-Ku
Salah satu di antara para malaikat ada yang berkata :
“Diantara mereka ada yang sebenarnya bukan termasuk folongan ahli
dzikir itu. Dia hadir disitu hanya karena ada suatu keperluan lain.
Allah berfirman :”Mereka itu (para ahli dzikir) adalah sekelompok kaum
yang siapa saja menemani mereka tentu tidak akan menjadi orang yang
celaka (Muttafaq’alaih)

 Tawakal pada Ketentuan Allah (Iman kepada Qada dan Qodar)

Tawakal artinya berserah diri. Menyerahkan diri terhadap ketentuan Allah


berarti menerima segala yang telah diputuskan/digariskan dalam hidup kita
dengan penuh keimanan dan kesabaran. Bagaimanakah tuntunan Rasulullah
mengenai tawakal ini ?

Dikisahkan, seorang shahabiyah akan memasuki mesjid tanpa mengikat


tali untanya terlebih dahulu dan tanpa khawatir untanya akan lari. Shahabat itu
ditegur oleh Rasulullah,” Mengapa engkau tidak mengikat tali untamu ?”. “Aku
bertawakal kepada Allah”, katanya. “Ikatlah dahulu untamu, kemudian
bertawakallah kepada Allah".

 Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada hari Akhir merupakan salah satu dari rukun iman yang
enam. Berikut sebagian detail-detail dari hari agung tersebut :
1. Iman kepada fitnah kubur.
Manusia akan diuji di dalam kubur mereka setelah mati. Telah ditegaskan
oleh Nabi SAW, bahwa manusia akan diuji di dalam kubur mereka.
Mereka akan ditanya : “Siapakah Rabbmu ? Apa agamamu ?
Siapakah Nabimu ? Adapun orang mukmin akan menjawab ,”Rabbku
Allah, agamaku Islam dan nabiku Muhammad SAW. Sedangkan
orang fajir akan menjawab, Ah, ah, aku tidak tahu . Aku pernah
mendengar orang-orang mengatakan sesuatu maka aku ikut
mengatakannya.” Lalu dikatakan kepadanya,”Engkau tidak tahu dan
tidak mengikuti orang yang tahu !” Ia dipukul dengan palu besi
sehingga menjerit dengan jeritan yang terdengar oleh segala sesuatu,
kecuali manusia. Seandainya manusia mendengarnya niscaya
tersungkur pingsan (Fathul Bari III/232 dan Sunan Abu Dawud
IV/238)

2. Nikmat dan adzab kubur.


Hal tersebut terdapat dalam al-Qur’an dan As-sunnah dan merupakan
kebenaran yang harus diimani. Seusai fitnah kubur, ada dua kemungkinan :
memperoleh adzab atau nikmat. Barangsiapa yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan ujian dalam kubur, maka ia selamat dan dan
berbahagia di kuburnya dan pada hari Mahsyar. Sebaliknya barangsiapa
yang tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini maka ia benar-benar
merugi dengan kerugian yang nyata.

3. Kiamat Kubra.
Setelah berakhirnya masa kehidupan di dunia, akan terjadi kiamat Kubra,
yaitu ketika Israfil meniup sangkakala pertama kali. Setelah iti, Israfil akan
meniupnya lagi yang merupakan tiupan hari kebangkitan, maka seluruh ruh
akan kembali kepada jasad masing-masing kemudian bangkit dari kuburnya
untuk menemui Rabbul ‘alamin dalam keadaan tanpa busana, tidak beralas
kaki dan tidak terkhitan.

4. Al-Mizan (timbangan).
Timbangan ini benar-benar ada secara hakiki, mempunyai neraca dan dua
daun timbangan. (al-Zalzalah:7-8) (Al-Mukminun : 102-103)

5. Buku-buku dan Lembaran-lembaran Catatan Amal yang Dibagi-bagikan.


Pada hari kiamat ini buku-buku catatan amal dibagikan dan dibuka. Ada
yang mengambil buku-buku dan lembaran –lembaran amalnya itu dengan
tangan kanannya, maka orang ini berhak mendapat kebahagiaan abadi. (Al-
Haaqqah :19-23). Ada pula orang yang mengambil kitab catatannya dari
belakang punggungnya dengan tangan kirinya, maka orang ini berhak
memperoleh kesengsaraan. (Al-Haaqqah :25-31)

6. Al-Hisab (Perhitungan).
Sesungguhnya Allah akan memperlihatkan amal-amal para hamba-Nya
kepada amal mereka sebelum meninggalkan Mahsyar, sehingga setiap orang
bisa melihat amalnya, yang baik maupun yang buruk.
(Ali Imran :30) (Al-Hijr : 92-93).
Pada hari yang agung ini, manusia ditanyai mengenai empat hal :
“Tentang umurnya, dalam hal apa dihabiskan;masa mudanya, dalam hal apa
digunakan; hartanya, darimana ia mencarinya dan untuk apa ia
menafkahkannya; serta ilmunya; dalam hal apa diamalkannya.

7. Al-Haudh (Telaga).
Telaga Nabi terdapat di tengah-tengah padang pada hari kiamat.
“Dan bahwa airnya lebih putih daripada air susu, lebih manis
daripada madu, bejana-bejananya sejumlah bintang di langit, lebar
dan panjangnya sdatu bulan, dan barangsiapa minum darinya
niscaya tidak akan haus selamanya.” (Bukhari-Muslim)

8. Shirath Dan Setelah itu Jembatan Antara Jannah dan Naar.


Ia adalah jembatan yang dipasang diatas jahannam, diantara jannah dan
naar. Semua orang akan melewatinya. Lebih tajam dari pedang dan lebih tipis
dari rambut.

9. Syafa’at.
Yaitu permintaan kebaikan untuk orang lain.

 Macam syafa’at :
- Syafa’at ‘Uzhma, yaitu syafa’at beliau untuk Ahlul mauqif
(manusia di Mahsyar)
- Syafa’at beliau untuk ahlul jannah agar mereka memasukinya.
- Syafa’at beliau Saw, para Nabi, Shidiqin, Syuhada, dan orang-
orang shalih dll, bagi orang yang wajib masuk naar dari
kalangan orang-orang mukmin, agar tidak memasukinya dan
bagi orang yang telah memasukinya agar dikeluarkan darinya.

10. Jannah dan Naar.


Jannah adalah tempat tinggal bagi para wali-Nya sedangkan Naar adalah
tempat bagi para musuh-Nya.Maka tidakkah kita ingin menjadi penghuni
surga? Yang didalamnya mengalir sungai-sungai, dan berbagai macam
kenikmatan yang telah Allah janjikan.

Hikmah dari Iman pada Hari Akhir :

1. Iman pada hari akhir mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan
manusia. Sebab, iman pada hari akhir dengan segala yang ada didalamnya-
surga,neraka,hisab,siksa, pahala, -mempunyai dampak yang sangat kuat untuk
mengarahkan manusia, dan membuatnya berdisiplin serta komitmen dengan
amal saleh dan takwa pada Allah.

2. Manusia banyak lupa dan lalai akibat cinta pada kesenangan dunia. Iman
kepada hari akhir dan keyakinan pada balasan berupa siksa dan kenikmatan,
akan mengurangi sikap ekstrem dalam mencintai dunia ini. Ia jadi tahu bahwa
dunia tidaklah layak menyita semua tenaga, usaha, dan persaingan. Yang layak
mendapatkan itu hanyalah kehidupan kekal diakhirat kelak.

Allah swt mengisyaratkan dalam ayat-Nya :


" Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya jika dikatakan
kepadamu :" Berangkatlah untuk berperang dijalan Allah," kamu merasa
berat dan ingin tinggal ditempatmu? Apakah kamu puas dengan
kehidupan dunia sebagai ganti kehidupan akhirat ? Padahal kenikmatan
hidup didunia ini ( dibandingkan dengan ) kehidupan di akhirat
hanyalah sedikit." ( QS At-taubah : 38 )

3. Terjadinya hari akhir hingga sekarang masih membuat orang-orang kafir


kebingungan dan keheranan. Mereka hanya melihat dengan pandangan pendek.
Bagi mereka, kebangkitan bertentangan dengan 'keyataan' yang mereka lihat,
bahwa kematian hanyalah perubahan menjadi serpihan-serpihan dan tulang
belulang. ( QS Qaf : 1-3 )
Wallahu alam bishawab

Maroji' : Iman Rukun, Hakikat dan yang Membatalkannya,


Dr. Muhammad Nu'aim Yasin

PS : Mentor diharapkan menambahkan materi ini dengan kisah-kisah


yang lebih mudah dipahami oleh adik.

Tidakkah engkau percaya bahwa amal manusia


Diletakan pada hari 'ardh dalam timbangan
Begitulah, adakalanya berat adakalanya ringan
Itu semua dalam Al Quran dijelaskan
Timbangan itu mempunyai dua piringan
Dan kedua piringan itu sama beratnya
Dan bukanlah hal yang abstrak
Melainkan hal yang nyata dan hakiki
Menurut orang yang beriman
( Imam Ibnul-Qayyim )

Anda mungkin juga menyukai