Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang
melimpah. Salah satu kekayaan alamnya adalah sumber daya mineral. Sumber daya mineral yang terdapat di Indonesia banyak sekali, salah satunya adalah timah. Indonesia menjadi negara terkaya di dunia akan sumber daya timah dikarenakan letak Indonesia yang dilalui oleh jalur Timah. Penelitian ini dilakukan di Kapal Keruk (KK) dalam penambangan lepas pantai (offshore) yang beroperasi di perairan Kundur dimana merupakan daerah dengan endapan timah terbesar di Indonesia. Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering disebut dredger merupakan kapal yang memiliki peralatan khusus untuk melakukan pengerukan, dredger masih dipergunakan untuk penambangan endapan timah di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau yang dioperasikan oleh PT Timah, Tbk. (Cooper, 1974). Kapal keruk adalah kapal yang memiliki rangkaian alat yang berfungsi untuk melakukan penggalian mineral dibawah air seperti bucket, ladder maupun alat-alat penunjang kegiatan penggalian. Mekanisme penggalian endapan timah yang dilakukan kapal keruk merupakan perpaduan antara pergerakkan rantai bucket yang mengelilingi ladder. Ladder diturunkan hingga mencapai dasar laut, lalu bucket yang bergerak pada ladder akan menggali lapisan tanah yang berada di dasar laut, lalu bergerak keatas mengikuti ladder hingga menuju permukaan laut dan akhirnya endapan di tampung pada kapal keruk. (Sujitno, 2007). Pokok permasalahan yang terjadi di Kapal Keruk Bangka 1 yaitu dimana pada bulan Oktober target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak tercapai, hal ini dikarenakan terjadinya masalah pada alat penambangan (bucket) sehingga perusahaan mengusulkan untuk mengganti alat penambangan yang lama dengan alat yang baru sehingga pada bulan November sampai dengan bulan Desember target produksi perusahaan dapat tercapai. Penelitian evaluasi produktivitas kapal keruk pada penambangan timah yaitu untuk menghitung produksi pada kapal keruk, menganalisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas di kapal keruk, mengetahui cara meningkatkan produktivitas pada kapal keruk serta mengkaji variable alat apa saja yang dapat meningkatkan produktivitas kapal keruk agar mendapatkan hasil produksi yang di tentukan oleh perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat didapat untuk melakukan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses penambangan timah sekunder pada PT Timah, Tbk ? 2. Mengevaluasi produktivitas penambangan di kapal keruk ? 3. Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target produksi di kapal keruk ? 4. Faktor yang mempengaruhi proses penambangan pada kapal keruk ?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dapat didapat untuk melakukan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis instalasi kinerja alat dan pekerja pada proses penambangan bijih timah sebagai evaluasi. 2. Variabel-variabel penggalian antara lain kapasitas bucket, laju pemindahan tanah, jam kerja, ketebalan lapisan tanah dan faktor cuaca.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang dapat didapat untuk melakukan penelitian tersebut
adalah sebagai berikut : 1. Menghitung produksi pada kapal keruk. 2. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kapal keruk. 3. Mengetahui cara meningkatkan produktivitas pada kapal keruk untuk proses penambangan dengan menggunakan alat yang baru atau perbaikan pada alat penambangan. 4. Mengkaji variabel alat penambangan kapal keruk agar dapat meningkatkan produktivitas untuk mendapatkan hasil produksi yang diinginkan.
1-2 1.5. Manfaat Penelitian
Adapun batasan masalah yang dapat didapat untuk melakukan penelitian
tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pemahaman kepada mahasiswa untuk mendapatkan wawasan yang baru mengenai studi pengamatan tugas akhir tentang penambangan lepas pantai (offshore). 2. Sebagai sumbangan pemikiran untuk perusahaan dalam memutuskan kebijakan yang baik dalam perencanaan kerja pada proses penambangan bijih timah. 3. Sebagai referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan pengembangan penelitian dalam bidang yang sama. 4. Sebagai tolak ukur masyarakat mengenai sumber daya alam agar masyarakat dapat membangun kerjasama bersama perusahaan terkait.