Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT

DIABETES MELITUS

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan Gerontik

Disusun oleh
Cika Insani Restuningrum 043-315-15-0-008

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN TINGKAT 3


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT DIABETES MELITUS

Pokok bahasan : Penyakit diabetes melitus

Sub-pokok bahasan : Pengertian diabetes melitus, penyebab diabetes


melitus, faktor risiko terjadinya diabetes melitus,
tanda dan gejala diabetes melitus, pencegahan
penyakit diabetes melitus, diit pada diabetes melitus.
Sasaran : Seorang lansia yang tidak mengidap penyakit
diabetes melitus
Tempat : Kampung Citarik Rt 01/ Rw 03 Desa Panenjoan Kec.
Cicalengka Kab. Bandung
Waktu : Rabu, 21 Maret 2018 pukul 10.00 WIB dengan durasi
20 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus, lansia
diharapkan mampu menerapkan gaya hidup sehat sehingga dapat
mengurangi risiko terjadinya penyakit diabetes melitus.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus selama
20 menit, lansia mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian diabetes melitus
2. Menjelaskan tentang penyebab diabetes melitus
3. Menjelaskan faktor risiko terjadinya diabetes melitus
4. Menjelaskan tentang tanda dan gejala diabetes melitus
5. Menjelaskan cara pencegahan penyakit diabetes melitus
6. Menjelaskan diit pada diabetes melitus

III. Materi (Terlampir)


1. Pengertian diabetes melitus
2. Penyebab diabetes melitus
3. Faktor risiko terjadinya diabetes melitus
4. Tanda dan gejala diabetes melitus
5. Pencegahan penyakit diabetes melitus
6. Diit pada diabetes melitus
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

V. Media (Terlampir)
1. Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan


No. Waktu Kegiatan Respon
1. 3 menit Pembukaan:
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Mengingatkan kontrak  Menyepakati
waktu kontrak
 Menjelaskan tujuan dan
 Mendengarkan
pokok bahasan yang akan
disampaikan
 Melakukan apersepsi
 Menjawab sesuai
kemampuan dan
pengetahuan yang
dimiliki
2. 12 menit  Menjelaskan mengenai  Mendengarkan
pengertian diabetes
melitus
 Menjelaskan penyebab
 Mendengarkan
diabetes melitus
 Menjelaskan faktor risiko
terjadinya diabetes  Mendengarkan

melitus
 Menjelaskan tanda dan
gejala diabetes melitus  Mendengarkan
 Menjelaskan cara
mencegah penyakit
 Mendengarkan
diabetes melitus
 Menjelaskan diit pada
diabetes melitus
 Mendengarkan

3. 5 menit Terminasi:

 Evaluasi kegiatan berupa  Aktif menjawab


menanyakan kembali
materi yang telah
dijelaskan

 Merangkum materi yang  Mendengarkan


telah diberikan
 Mengucap salam  Menjawab
salam

VII.Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedianya media yaitu leaflet.
b. Lansia berada di tempat sesuai kontrak waktu yang telah
disepakati
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai rencana awal dengan kontrak waktu 20 menit
b. Lansia berperan aktif dalam tanya jawab
c. Lansia mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
3) Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu menyebutkan pengertian diabetes melitus
b. Lansia mampu menyebutkan penyebab diabetes melitus
c. Lansia mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
d. Lansia mampu menyebutkan faktor risiko terjadinya diabetes
melitus
e. Lansia mampu menyebutkan cara pencegahan penyakit diabetes
melitus
f. Lansia mampu menyebutkan diit pada diabetes melitus
LAMPIRAN (MATERI)
A. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner &
Suddart, 2001). Selain itu, diabetes melitus merupakan suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif (Arjatmo, 2002). Serta menurut American Diabetes Association (ADA)
tahun 2010, Diabetes meiltus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya.

B. Penyebab Diabetes Melitus


1. Diabetes Tipe 1 dipercaya sebagai penyakit autoimun, di mana sistem imun
tubuh sendiri secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil
insulin yang terdapat pada pankreas. Belum diketahui hal apa yang memicu
terjadinya kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang ada menunjukkan
bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu
berperan dalam prosesnya. Walaupun diabetes tipe 1 berhubungan dengan
faktor genetik, namun faktor genetik lebih banyak berperan pada kejadian
diabetes tipe 2.
2. Diabetes tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan
lingkungan. Banyak pasien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang
juga menderita diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain yang
berhubungan dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang tinggi,
tekanan darah tinggi (hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik,
Afrika dan Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita
diabetes tipe 2. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko
menderita diabetes tipe 2 adalah makanan dan aktivitas fisik kita sehari-hari.

C. Faktor Risiko Diabetes Melitus


1. Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau
adik)
2. Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)

3. Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi


(>150mg/dl) atau kadar kolesterol HDL <40mg/dl

4. Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa


Terganggu (GDPT)

5. Riwayat menderita diabetes gestasional atau riwayat melahirkan bayi


dengan berat lahir lebih dari 4.500 gram

6. Makanan tinggi lemak, tinggi kalori

7. Gaya hidup tidak aktif (sedentary)

8. Obesitas atau berat badan berlebih (berat badan 120% dari berat badan
ideal)

9. Usia tua, di mana risiko mulai meningkat secara signifikan pada usia 45
tahun

10. Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome, di mana terjadi juga


resistensi insulin

D. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus


1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglikemia
a. Polidipsi (banyak minum)
b. Poliuri (banyak kencing)
c. Poliphagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Kesemutan/ rasa gatal
4. Gatal-gatal pada kulit
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
E. Cara Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus
Pencegahan penyakit diabetes melitus tipe 2 terutama ditujukan kepada
orang-orang yang memiliki risiko untuk menderita DM tipe 2. Tujuannya
adalah untuk memperlambat timbulnya DM tipe 2, menjaga fungsi sel
penghasil insulin di pankreas, dan mencegah atau memperlambat munculnya
gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Faktor risiko DM tipe 2
dibedakan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi. Usaha pencegahan dilakukan dengan mengurangi risiko yang
dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi contohnya ras dan etnik,
riwayat anggota keluarga menderita DM, usia >45 tahun, riwayat melahirkan
bayi dengan BB lahir bayi>4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari
2,5 kg. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi contohnya berat badan
berlebih, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan
profil lipid dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL,
dan diet tak sehat tinggi gula dan rendah serat. Pencegahan DM juga harus
dilakukan oleh pasien-pasien prediabetes yakni mereka yang mengalami
intoleransi glukosa (GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi mederita DM tipe 2.
Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya
adalah dengan mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan
berat badan, dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap
sekelompok orang dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes
paling berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian,
penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau memperlambat munculnya
DM tipe 2. Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri
dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat
larut. Asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Akitivitas
fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150 menit
perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki resistensi
insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan kadar HDL
(kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal. Selain olah raga,
dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan
memilih menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar
daripada menggunakan mobil, dan lain-lain.

F. Diit pada Diabetes Melitus


Diet adalah pengaturan makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang
secara rutin untuk menjaga kesehatan. Diet lebih mengarah pada pengaturan
pola makan yang baik untuk mencapai kondisi sehat. Prinsip pengaturan makan
pada diabetisi hampir sama dengan anjuran makan untuk orang sehat
masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau
lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting
ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan
Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J.
1. Pemberian diit pada diabetes melitus dengan memperhatikan prinsip 3J,
yaitu:
a. Jenis bahan makanan
b. Jadwal makan
c. Jumlah makanan
2. Tujuan pemberian diit pada diabetes melitus:
a. Memberikan makanan sesuai kebutuhan
b. Mempertahankan kadar gula sampai normal/ mendekati normal
c. Mempertahankan berat badan menjadi normal
d. Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu rendah yang dapat
menyebabkan pingsan
e. Mengurangi atau mencegah komplikasi

3. Pengaturan makanan

Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari

Sumber Semua sumber


karbohidrat karbohidrat
dibatasi: nasi,
bubur, roti, mie,
kentang,
singkong, ubi,
sagu, gandum,
pasta, jagung,
talas,
havermout,
sereal, ketan,
makaroni
Sumber protein Ayam tanpa Hewani tidak Keju, abon,
hewani kulit, ikan, lemak jenuh dendeng, susu
telur rendah (kornet, sosis, full cream
kolesterol atau sarden, otak,
putih telur, jeroan, kuning
daging tidak telur)
berlemak.
Sumber protein Tempe, tahu,
nabati kacang hijau,
kacang merah,
kacang tanah,
kacang kedelai

Sayuran Sayuran tinggi Bayam, buncis,


serat: daun melinjo,
kangkung, labu siam, daun
daun kacang, singkong, daun
oyong, ketela, jagung
ketimun, muda, kapri,
tomat, labu air, kacang panjang,
kembang kol, pare, wortel,
lobak, sawi, daun katuk
selada, seledri,
terong
Buah-buahan Jeruk, apel, Nanas, anggur, Buah-buahan
pepaya, jambu mangga, sirsak, yang manis dan
air, salak, pisang, alpukat, diawetkan:
belimbing sawo, semangka, durian, nangka,
(sesuai nangka masak alpukat, kurma,
kebutuhan) manisan buah

Minuman Minuman yang


mengandung
alcohol, susu
kental manis, soft
drink, es krim,
yogurt, susu
Lain-lain Makanan yang Gula pasir, gula
digoreng dan merah, gula batu,
menggunakan madu,makanan/m
santan kental, inuman yang
kecap, saus manis: cake, kue-
tiram kue manis, dodol,
tarcis, sirup, selai
manis, coklat,
permen, tape,
mayonaise
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan RI (2011). Diet Diabetes Melitus. Retrieved Maret 20,
2018, from http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Brosur-
Diet-Diabetes-Melitus.pdf
Hiswani. 2007. Penyuluhan Kesehatan Pada Penderita Diabetes Mellitus.
[online] http://www.fkm-hiswani3.pdf. diakses pada tanggal 20 Maret
2018
LAMPIRAN (MEDIA)

Anda mungkin juga menyukai