PADA LANSIA
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan
Disusun Oleh:
Cika Insani Restuningrum
(043-315-15-0-008)
Cucu Kurniawati
(043-315-15-0-009)
(043-315-15-0-014)
(043-315-15-0-016)
(043-315-15-0-023)
Novianti Warnerin
(043-315-15-0-028)
Risa Nurcahyani
(043-315-15-0-029)
(043-315-15-0-036)
(043-315-15-0-037)
Yana Widiana
(043-315-15-0-040)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Melihat dan Maha Mendengar
dan atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Teori dan teknik komunikasi terapeutik pada
lansia sesuai waktu yang telah direncanakan.
Dalam makalah ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan
baik moril maupun materil. Maka dari itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih
kepada Lia Juniarni, Ners., M.Kep., selaku dosen mata kuliah Komunikasi
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini agar lebih memahami materi yang
telah disampaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan banyak kekurangan yang mendasar. Oleh karena itu, penyusun meminta agar
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun penyusun agar
tugas selanjutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Makalah..................................................................................................2
D. Manfaat Makalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Definisi Komunikasi Terapeutik.........................................................................3
B. Karakteristik Lansia yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik...................4
C. Prinsip Komunikasi Pada Lansia........................................................................5
D. Jenis-jenis Komunikasi Terapeutik untuk Lansia...............................................5
E. Teknik Komunikasi Pada Lansia........................................................................9
F.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
C. Tujuan Makalah
Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk tenaga kesehatan khususnya
perawat agar mengetahui teknik komunikasi terapeutik yang diimplementasikan
kepada golongan lansia sesuai dengan teori yang diuraikan sehingga tujuan
penyembuhan yang ditargetkan dapat tercapai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi Terapeutik
Komunikasi
dan pemahaman
terapeutik
perawat
adalah
untuk
proses
memfasilitasi
penyampaian
proses
pesan,
makna
penyembuhan
pasien.
daya memori dan motifasi klien. Perubahan yang sering nampak adalah berupa kreasi
penolakan terhadap kondisi yang terjadi gejala-gejala penolakan tersebut misalnya:
4. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum,khusus nya tindakan
secara langsung mengikutsertakan dirinya
Prinsip komunikasi pada lansia (Ebersol dan Hess dalam Brunner dan Sidath,
1996) adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal dilakukan melalui kata-kata, bicara atau tertulis.
Komunikasi ini memerlukan fungsi fisiologis dan mekanisme kognitif yang akan
menghasilkan bicara. Meskipun yang paling mempengaruhi komunikasi adalah
bahasa non verbal, kata merupakan alat yang sangat penting dalam komunikasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam berkomunikasi
secara verbal adalah (Leddy, 1998):
a. Masalah Teknik
Seberapa akurat komunikasi tersebut dapat mengirimkan simbol dari
komunikasi.
b. Masalah Semantik
Seberapa tepat simbol dalam mengirimkan pesan yang dimaksud.
c. Masalah Pengaruh
a. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa perlu mempertimbangkan pendidikan klien, tingkat
pengalaman dan kemahiran dalam berbahasa. Penggunaan bahasa juga
memerluka : Kejelasan, keringkasan dan kesederhanaan.
b. Kecepatan
Kecepatan akan mempengaruhi komunikasi verbal. Seseorang yang
dalam keadaan cemas atau sibuk biasanya akan lupa untuk berhenti berbicara
dan pembicaraan dilakukan sangat cepat sehingga hal ini menyebabkan
pendengar tidak dapat memproses pesan dan menyusunn respon akan yang
akan diberikan. Komunikasi verbal dengan kecepatan yang sesuai akan
memberikan kesempatan bagi pembaca sendiri untuk berpikir jernih tentang
apa yang diucapkan dan akan menyebabkan seseorang dapat menjadi
pendengar yang efektif.
c. Voice tone
Menunjukkan gaya dari ekspresi yang digunakan dalam bicara dan dapat
merubah arti dari kata. Pengaruh dari bicara dengan suara keras akan berbeda
dengan suara yang lembut atau lemah.
a. Mengekspresikan emosi
d. Menunjukan diri
a. Kinesics
1) Ekspresi Muka
(1998)
Mencontohkan
beberapa
sikap
kinesics
yang
b. Paralanguage
Paralanguage menunjukkan pada bahasa itu sendiri. Vocal dapat
membedakan emosi yang dirasakan satu orang dengan orang lain. Beberapa
komponen paralangauge:
c. Proxemics
Proxemics adalah ilmu yang mempelajari tentang jarak hubungan daalm
interaksi sosial. 4 (empat) jarak interaksi (Hall. Cit. linberg, 1998).
d. Sentuhan
Sentuhan merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, dapat
menimbulkan reaksi positif dan negatif tergantung dari orang yang terlibat
11
1) Fungsional professional
2) Sosial sopan
3) Sahabat hangat
4) Cinta arousal
e. Cultural Arifact
Arifact adalah hal-hal yang ada dalam interaksi seseorang dengan orang
lain yang mungkin bertindak sebagai rangsangan non verba, misalnya baju,
kosmetik, parfum atau bau badan, perhiasan, kacamata, dan lain-lain.
f. Gaya Berjalan
Beberapa gaya berjalan menunjukkan pesan tertentu, antara lain : cara
berjalan yang bersemangat dan gembira akan menunjukkan seseorang tersebut
dalam keadaan sehat.
12
menjadi
termotivasi
untuk
mandiri
dan
dapat
berkarya
sesuai
13
a.
b.
c.
d.
e.
pada klien.
f. Hindari pergerakan bibir yang berlebihan.
g. Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara.
h. Jika klien belum memahami, ulangi dengan menggunakan kata-kata yang
i.
j.
k.
l.
m.
berbeda.
Membatasi kegaduhan lingkungan.
Gunakan tekanan suara yang sesuai.
Berilah instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan.
Hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya.
Gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi.
14
f. Biarkan klien memegang tangan saudara sebagai petunjuk dan jelaskan apa
yang sedang saudara kerjakan.
g. Jelaskan jalan-jalan yang biasa dilalui oleh klien.
h. Sanjunglah kemampuan beradaptasi dan kemandirian klien.
4. Lansia dengan afasia
Afasia merupakan gangguan fungsi bahasa yang di sebabkan cidera atau
penyakit pusat otak. Ini termasuk gangguan kemampuan membaca dari menulis
dengan
baik,
demikian
juga
bercakap-cakap,
mendengar,
berhitung,
15
biasanya negatif, pasien dapat menjadi depresif, curiga, paranoid, kasar, dan
bahkan kejam. Kemampuan berbicara memburuk sampai pembentukan suku kata
yang tidak masuk akal. Perawatan diri memerlukan bantuan termasuk makan dan
toileting. Teknik komunikasi yang digunakan adalah:
a. Selalu berkomunikasi dari depan lansia.
b. Bicaralah dengan cara dan nada yang normal.
c. Bertatap muka.
d. Minimalkan gerakan tangan.
e. Menghargai dan pertahankan jarak.
f. Cegah setting ruangan yang memberikan stimulasi yang banyak.
g. Pertahankan kontak mata dan senyum.
h. Ikuti langkah klien dan bicaralah padanya.
i. Bertanyalah hanya dengan satu pertanyaan.
j. Mengangguklah dan tersenyum bila memahami perkatannya.
6. Lansia yang menunjukan kemarahan
a. Klarifikasi penyebab marah yang terjadi.
b. Bantu dan dorong klien mengungkapkan marah dengan konstruktif.
c. Gunakan pertanyaan terbuka.
d. Luangkan waktu setiap hari bersama klien.
e. Puji dan dukung setiap usaha dari klien.
7. Lansia yang mengalami kecemasan
a. Dengarkan apa yang di bicarakan klien.
b. Berikan penjelasan secara ringkas dan jelas apa yang terjadi.
c. Identifikasi bersama klien sumber-sumber yang menyebabkan
ketegangan/kecemasan.
d. Libatkan staf dan anggota keluarga.
8. Lansia yang menunjukan penolakan
a.
b.
c.
d.
16
Staf perawat berkomunikasi dengan lansia tidak sedikit hambatan yang terjadi
saat melakukan komunikasi. Apabila hal ini di biarkan terus akan menghambat
kemajuan komunikasi. Hambatan tersebut antara lain:
1. Internal distraksi
Gangguan yang terjadi pada lansia saat melakukan komunikasi misalnya
lansia mengantuk, menguap atau mengatakan lapar saat melakukan komunikasi
dengan perawat.
2. Sensory overload.
3. Gangguan neurologi.
4. Defisit pengetahuan.
5. Hambatan verbal.
6. Setting yang tidak tepat.
7. Perbedaan budaya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun
harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Komunikasi
terapeutik pada lansia, harus diciptakan melalui komunikasi yang efektif dengan
tujuan untuk mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. Cara berkomunikasi yang dilakukan
pada lansia bisa secara verbal maupun secara non verbal. Beberapa hambatan akan
dihadapi oleh perawat dalam melaksanakan komunikasi terapeutik pada lansia,
seperti sensory overload, gangguan neurologi, defisit pengetahuan dan lain
sebagainya.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca mampu memahami dan merencanakan
komunikasi teurapeutik, sehingga mampu melakukan komunikasi teurapeutik
terhadap lansia sesuai dengan gangguan kesehatan yang dihadapi lansia tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti. (2008). Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung:
Refika Aditama.
Khuwatimi, M. K. (2014). Pengertian Komunikasi Terapeutik [online]. Tersedia:
https://www.scribd.com/doc/82249632/Pengertian-Komunikasi-Terapeutik.
[15 Oktober 2016]
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Jogjakarta:
Graha Ilmu.
19