KELUARGA BINAAN
M. MUHARRARY AKBAR
04011281320008
PSPD B 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
BAB I
ASSESSMENT
B. Westi Andriani
1) Resiko Penyakit
Genetik
Disangkal ada penyakit yang diderita pada kedua orang tua
Pekerjaan
Sebagai pedagang sayur keliling. Bekerja mulai dari pukul 04.00 sampai pukul
12.00
Satelah berkeliling berdagang sayur, dirumah menjaga warung
Sering mengeluh keram di tangan dan pegal pegal akibat mendorong
gerobak dagangan dari jarak yang jauh dan lama
Sering merasa kurang istirahat akibat harus bangun pagi pukul 03,00 dan
ketika siang tidak tidur siang karena mengurusi rumah dan mejaga
warung
Gaya hidup
Bangun pukul 03.00 pagi untuk menyiapkan dagangan sayuran
sehingga merasa istirahat kurang (tidur pukul 21.00 atau lebih)
Tidak melakukan olahraga rutin karena aktivitas fisik pekerjaan cukup
banyak
Makan 3 kali sehari kurang serat buah. Sayuran hijau dikurangi karena
sering merasa sakit di daerah tangan dan sendi setelah makan
C. Rizka Annisa
1) Resiko Penyakit
Genetik
Alergi Ayah
Pekerjaan
Pelajar SMA dari jam 6.30 sampai dengan jam 13.00 atau 15.00.
a. Pergi dan pulang jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh
kelelahan,
b. Jajan di luar rumah resiko gejala saluran pencernaan.
c. Banyak duduk selama belajar gangguan postur tubuh dan
musculoskeletal.
Gaya hidup
Tidak melakukan olahraga rutin
Makan 3 kali sehari kurang serat buah dan sayuran. Tidak senang makan
sayur. Suka mengkonsumsi mie instan
Tidak terbiasa cuci tangan ketika akan makan
3) Resiko Penyakit
Genetik
Alergi Ayah
Pekerjaan
Pelajar SD dari jam 6.30 sampai dengan jam 11.30
a. Banyak duduk selama belajar gangguan postur tubuh dan
musculoskeletal
b. Jajan di luar rumah resiko gejala saluran pencernaan.
c. Jam belajar yang terlalu lama untuk siswa seusianya (kelas 5 SD)
kelelahan, mudah pusing.
Gaya hidup
Tidak melakukan olahraga rutin
Makan 3 kali sehari kurang serat buah dan sayuran. Tidak senang makan
sayur. Suka mengkonsumsi mie instan
Tidak terbiasa cuci tangan ketika akan makan
Senang mengkonsumsi jajanan warung
Jika bermain kadang kadang di tempat yang kotor dan tidak memakai
sandal
Lantai rumah yang sebagian belum dikasih ubin dan terlihat kotor
Ventilasi udara yang sangat kurang. Tidak ada jendela yang cukup dan hanya
sedikit lubang angin yang ada di rumah
Atap rumah seng yang belum memakai plafon dan ketika hujan terdapat
kebocoran
Kurangnya pencahayaan
Kriteria
Tingkat Urgensi (U) 3 3 2 2
Ux S x G 27 18 12 12
Keterangan:
- Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1-5
- Nilai 1 untuk tingkat urgensi/keseriusan/perkembangan yang minimal dan nilai 5
untuk tingkat yang maksimal
- Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar diantara
ketiga hal tersebut
Skor
5 : Bila tidak ditanggulangi segera, akan berakibat kematian
4: Bila tidak ditanggulangi segera akan ada komplikasi
3: Bila tidak ditanggulangi segera akan berakibat
2: Bila tidak segera ditanggulangi tidak menjadi berat
1: Bila tidak ditanggulangi tidak menimbulkan kematian
Sering
Jenis lauk yang itu-itu saja mengkonsumsi -
sehingga menjadi bosan makanan instan
Pola makan yang
tidak sehat
menyebabkan
Pengetahuan yang -
kurang di dalam anak sering sakit
Keadaan ekonomi
keluarga keluarga yang Fasilitas kesehatan
kurang
Lingkungan
Perilaku
Jarang membersihkan
wc
Sering merasa
pegal dan
-
keram setelah
Fasilitas kesehatan bekerja
Kurangnya
pengetahuan di
dalam keluarga
Lingkungan
Perilaku
-
Tidak tidur siang
Lingkungan
Jenis Kegiatan
No. Outline Kegiatan Intervensi Media Outcome
Intervensi
1. Memberikan - Memberikan edukasi Edukasi, Memasak
edukasi serta mengenai pentingnya makanan yang
menu/resep makan makanan yang bergizi
makanan untuk bergizi seimbang dan
dimasak - Memberikan edukasi
mengenai kurang baiknya
makan makanan instan
- Memberikan resep/ menu
makanan yang mudah
dibuat dan murah
sehingga makanan yang
bervariasi
- Menu makanan yang
diberikan memiliki gizi
yang seimbang
3. Memberikan - Memberikan penjelasan Edukasi, Mencuci
edukasi dan mempraktekan cara tangan
pentingnya mencuci tangan sebelum dan
hygiene pribadi - Mencuci wajah, tangan, sesudah
dan kaki sebelum tidur makan,
(berwudhu) menggunakan
- Menggunakan alas kaki alas kaki di
di luar rumah luar rumah
4. Meberikan - Memberikan edukasi Mengerti
edukasi mengenai risiko dari bagaimana
mengenai masing-masing pekerjaan risiko
bagaimana - Memberikan edukasi pekerjaan dan
menangani mengenai bagaimana ketika bekerja
masalah sakit penanganan untuk sudah
otot masalah sakit otot memperhatikan
- Ketika dalam bekerja risiko masing
diselingi istirahat masing
sehingga frekuensi keram pekerjaan
dan pegal bisa dikurangi
- Ketika bekerja
memperhatikan berat
beban yang diangkat dan
posisi tubuh sehingga
risiko pegal dan nyeri
berkurang
5. Membersihkan - Mentata tempat Edukasi Keadaan
dan menata meletakan barang-barang rumah yang
rumah serta - Membersihkan debu- bersih, tertata
lingkungan debu, sampah sampah rapi serta
rumah yang ada di rumah lingkungan
- Membuka jendela rumah yang bersih
untuk perbaikan sirkulasi
di rumah (pagi-sore)
- Membersihkan
lingkungan rumah
terutama bagian
pekarangan karena
banyak kotoran ternak
(sore)
a. Monitoring Harian
1. Edukasi
Pada saat implementasi, hari pertama, keluarga pasien diberikan edukasi mengenai
kebersihan diri, rumah dan lingkungan, pentingnya menjaga kebersihan, apa
tempat-tempat yang beresiko menyebabkan penyakit dan cara membersihkannya.
Lalu, diberikan juga edukasi tentang nutrisi, yaitu kandungan makanan yang baik,
pola makan yang baik, dan diberikan resep atau pilihan makanan dengan
kandungan baik yang tidak terlalu mahal harganya. Setelah itu, diberikan juga
edukasi tentang posisi kerja yang baik, agar pada saat bekerja tidak lelah dan pegal.
Diberikan juga mengenai pentingnya istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kebersihan
Setelah diberi edukasi, keluarga paham tentang pentingnya kebersihan di dalam
rumah dan lingkungan sekitar. Keluarga bapak Iskandar sadar akan pentingnya
personan hygiene dan mulai untuk menerapkannya seperti kebiasaan untuk
mencuci tangan yang baik serta kepada anak-anak bapak Iskandar untuk memakai
alas kaki ketika bermain di luar rumah. Keluarga bapak Iskandar diminta untuk
selalu membuka jendela rumah setiap hari agar ventilasi di dalam rumah menjadi
baik. Keluarga bapak Iskandar juga membersihkan bagian dalam rumah yang
berantakan seperti dapur, dan teras depan rumah yang berdebu. Serta pada
pekarangan rumah juga dibersihkan dari kotoran hewan ternak. Pembersihan dalam
dan luar rumah ini dilakukan secara harian. Pada hari libur, keluarga bapak
Iskandar kandang ternak yang ada di pekarangan rumah , ditakutkan dapat menjadi
sumber penyakit.
3. Pekerjaan
Pekerjaan bapak Iskandar sebagai buruh harian membutuhkan aktivitas fisik yang
banyak. Sebelum dilakukan edukasi mengenai faktor risiko serta posisi kerja dari
bapak Iskandar, bapak Iskandar tidak terlalu memperhatikan hal tersebut. Namun
setelah diberikan edukasi, bapak Iskandar mengaku bahwa dia sudah mulai
memperhatikan faktor-faktor risiko yang ada di aktivitas serta lingkungan
pekerjaanya seperti tidak mengangkat beban yang terlalu berat, mulai
memperhatikan posisi tubuh ketika bekerja serta mengambil waktu istirahat sejenak
agar otot tidak terlalu tegang. Sementara untuk ibu Iin yang bekerja sebagai
pedagang sayur keliling setelah diedukasi ibu Iin ketika berjualan mulai mengambil
waktu istirahat ketika berjualan agar tidak terlalu lelah. Ibu Iin juga disarankan
untuk menghindari mendorong gerobak di jalanan yang menanjak. Untuk waktu
istirahat, Bapak Iskandar dan Ibu Iin mengaku mulai tidur lebih awal seperti pukul
20.00 atau paling lambat pukul 21.00 sehingga waktu tidur cukup untuk bangun
pukul 3.00. Pada siang hari juga dibiasakan untuk tidur siang sekitar 1 jam agar
waktu tidur mereka selama 1 hari cukup.
4. Nutrisi
Pada keseharian, keluarga bapak Iskandar memakan makanan sederhana, namun
tetap mengandung sumber protein seperti tahu dan tempe, serta sayur-sayuran.
Masalah tidak maunya anak untuk memakan sayuran diatasi dengan edukasi
kepada keluarga bapak Iskandar mengenai pentingnya nutrisi yang seimbang dan
memberikan resep untuk ibu Iin agar makanan tidak menjadi membosankan
sehingga anaknya mulai mengerti dan mau memakan sayuran. Untuk kebiasaan
memakan makanan instan dan jajan jajanan warung, diberikan edukasi mengenai
tidak baiknya memakan makana tersebut sehingga di kelurga bapak Iskandar,
mulai dikurangi mengkonsumsi makanan instan.