Anda di halaman 1dari 9

AGRIC Vol.25, No.

1, Desember 2013: 64-72

ANALISIS KESUBURAN TANAH DENGAN INDIKATOR MIKROORGANISME


TANAH PADA BERBAGAI SISTEM PENGGUNAAN LAHAN DI PLATEAU DIENG

SOIL FERTILITY ANALYSIS WITH SOIL MICROORGANISM INDICATOR ON


VARIOUS SYSTEMS OF LAND USE AT DIENG PLATEAU

Susilawati1, Mustoyo1, Eriandra Budhisurya2, R.C.W. Anggono2, Bistok H. Simanjuntak3


Diterima 9 Januari 2013, disetujui 28 Juni 2013

PENDAHULUAN berkisar 140C sampai dengan 200C dan pada


malam hari mencapai 10 0 C. Pada musim
Plateau Dieng berada 26 km ke arah utara dari
kemarau suhu udara dapat mencapai 00C di pagi
pusat kota Wonosobo. Dieng merupakan daerah hari (Anonim, 2010). Dari deskripsi tersebut,
dataran tinggi, dengan ketinggian rata-rata ± 2095 dataran tinggi Dieng memiliki keunikan jika
meter di atas permukaan laut. Dataran tinggi
dibandingkan dengan daerah lainnya. Suhu udara
Dieng terbentuk oleh kawah gunung berapi yang rendah yang dimiliki membuat Dieng sangat ideal
telah mati atau tidak aktif. Suhu udara di Dieng untuk budidaya tanaman hortikultura terutama
1
Alumni Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga, email: susiwu0310@gmail.com
2
Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga
3
Dosen Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga, email: bhasiholans@yahoo.com

64
Analisis kesuburan tanah dengan indikator mikroorganisme tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan (Susilawati, dkk.)

Kentang, Sayuran, dan Bunga. Dieng merupakan berbagai kedalaman dan tipe tanah. Beberapa
daerah yang pem-bentukan tanahnya berasal dari faktor yang mempengaruhi antara lain struktur,
letusan gunung berapi, sehingga tentu saja tekstur dan kelembaban tanah, serta lingkungan
mikroorganisme yang terkandung di dalamnya tanah seperti aerobik dan anaerobik.
mempunyai keunikan tersendiri.
Salah satu permasalahan yang ada di Dieng adalah
Lahan di Dieng dialihfungsikan menjadi beberapa adanya budidaya hortikultura yang dilakukan
sistem penggunaan, seperti menjadi pemukiman, secara intensif hingga merambah kawasan
pembangunan candi (saat ini untuk wisata), lahan konservasi. Kondisi demikian menjadikan tingkat
pertanian dan hutan. Kondisi inilah yang menjadi erosi tanah menjadi tinggi serta adanya akumulasi
ketertarikan penyusun untuk menganalisis pestisida di beberapa badan air (sumber-sumber
kesuburan tanah Dieng berdasarkan total mikro- air yang ada). Hasil penelitian Simanjutak, et al.
organisme, respirasi tanah yang menunjukkan (2010) di lahan pertanian penanaman Kentang di
aktivitas mikroorganisme tanah dan biomassa Dieng, menunjukkan bahwa lahan-lahan bagian
karbon mikroorganisme pada beberapa sistem atas memiliki kandungan unsur hara yang lebih
penggunaan lahannya. rendah dibandingkan dengan lahan-lahan di bagian
bawah. Hal ini dikarenakan adanya peristiwa erosi
Lima kelompok utama mikroorganisme yang dan terjadinya deposit tanah topsoil yang subur
terdapat dalam tanah yaitu bakteri, actynomi-
di lahan-lahan bagian bawah. Menurut Patra et
cetes, fungi, algae dan protozoa. Jumlah bakteri al. (1995), beberapa faktor fisik kimia dan biologi
yang ada dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai berpengaruh terhadap dinamika hara di dalam
kondisi yang mempengaruhi kondisi pertum- tanah. Suhu, kelembaban dan penggunaan pupuk
buhannya, seperti temperatur, kelembaban, aerasi merupakan faktor kunci transformasi C, N dan
dan sumber energi. Tetapi secara umum populasi P. Selain itu, jenis tanaman yang tumbuh sangat
yang terbesar terdapat di horizon permukaan. nyata berpengaruh terhadap ketersediaan bahan
Jumlah dan jenis bakteri dipengaruhi oleh macam
organik dalam bentuk residu tanaman dalam
praktik pengelolaan. Di padang rumput sebagai tanah. Semua faktor tersebut mempengaruhi
contoh lebih besar dari pada di lahan yang diolah, populasi mikroorganisme tanah, dan transformasi
karena tingginya kerapatan akar dan ketersediaan
hara.
bahan organik dari dekomposisi akar dan serasah
lebih banyak di daerah padang rumput (Alexander, Peranan Mikroorganisme Tanah pada
1977). Kesuburan Tanah

Clark (1967) dalam Djajakirana (1993) mem- Menurut Paul dan Clark (1989), mikroorganisme
perkirakan bahwa jumlah bakteri dengan tanah merupakan faktor penting dalam ekosistem
perhitungan langsung adalah 2 milyiar sel.gram-1 tanah, karena berpengaruh terhadap siklus dan
tanah, hanya 0.2 persen dari bobot tanah. Jumlah ketersediaan hara tanaman serta stabilitas
tersebut ekuivalen dengan 4.480 kilogram bobot struktur tanah.
hidup bakteri per hektar tanah pada kedalaman
15 cm. Sedangkan Alexander (1977) menyebut- Biomassa mikroorganisme merupakan bagian
kan bahwa dengan perhitungan langsung jumlah yang hidup dari bahan orgnik tanah yaitu bakteri,
bakteri berkisar antara beberapa ratus ribu sampai fungi, algae dan protozoa, tidak termasuk akar
dua ratus juta bakteri.gram-1 berat tanah kering. tanaman dan hewan yang berukuran lebih besar
Organisme dalam tanah selalu berubah-ubah baik dari amuba (kira-kira 5 x 103 µm3) (Jenkinson
jumlah ataupun aktivitasnya. Variasi jumlah dan dan Ladd, 1981 dalam Djajakirana, 1993).
variasi jumlah organisme dapat terjadi pada Biomassa mikroorganisme tanah mewakili

65
AGRIC Vol.25, No. 1, Desember 2013: 64-72

sebagian kecil fraksi total karbon dan nitrogen iklim, tanaman, dan praktik pengelolaan tanah
tanah, tetapi secara relatif mudah berubah, seperti rotasi tanaman, penggunaan pupuk,
sehingga jumlah, aktifitas, dan kualitas biomassa pengelolaan limbah tanaman dan pengolahan tanah
mikroorganisme merupakan fakor kunci dalam juga ikut mempengaruhi pembentukan biomassa
menggendalikan jumlah C dan M yang diminera- mikroorganisme (Henrot dan Robertson, 1994;
lisasi (Hassink, 1994). Andersin dan Domsch, 1989, Lovell et al., 1995;
Ladd et al. 1994; Granatstein et al., 1987).
Menurut Lavahun (1995) biomassa mikro-
organisme tanah merupakan sumber bervariasi Granatstein et al. (1987) mengemukakan bahwa
hara-hara tanaman dan juga sebagai agen biomassa mikroorganisme secara nyata lebih tinggi
pembentukan hara-hara tersebut. Selain itu dilapisan permukaan tanah yang tidak diolah yang
merupakan agen perombak dari semua bahan mempunyai residu tanaman yang cukup banyak,
organik yang masuk ke dalam tanah, me- karena input bahan organik lebih tinggi di lapisan
ngubahnya ke dalam bentuk senyawa anorganik tersebut. Hassink (1994) menambahkan bahwa
sederhana, sehingga tanaman dapat mengguna- terdapat hubungan antara tekstur tanah dan bio-
kannya lagi. Biomassa mikroorganisme ini massa mikroorganisme. Aktivitas biomassa lebih
memegang peranan penting dalam memelihara besar dua kali lipat pada tanah bertekstur pasir
kesuburan tanah dan dalam siklus karbon, atau debu daripada bertekstur liat. Hal ini karena
nitrogen, fosfor dan sulfur. C : N rasio pada tanah bertekstur pasir lebih tinggi
dibandingkan tanah bertekstur liat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Bio-
massa Mikroorganisme Biomassa Karbon Mikroorganisme pada
berbagai tipe penggunaan lahan
Biomassa mikroorganisme merupakan indeks
kesuburan tanah. Tanah yang banyak mengan- Perubahan penggunaan lahan (land-use) dan
dung berbagai macam mikroorganisme, secara perbedaan pola tanam dapat mempengaruhi
umum dapat dikatakan bahwa tanah tersebut keadaan bahan organik tanah. Konversi hutan
adalah tanah yang baik sifat fisik dan kimianya. menjadi lahan pertanian menyebabakan penurunan
Tingginya populasi mikroorganisme dan beragam- kadar bahan organik tanah. Demikian pula, pola
nya mikroorganisme hanya mungkin ditemukan tanam monokultur dan rotasi dapat menyebabkan
pada tanah yang memiliki sifat yang memungkin- perbedaan dari bahan organik tanah (Iswandi et
kan mikroorganisme tanah tersebut untuk al.,1995). Penurunan kadar bahan organik ini akan
berkembang dan aktif. Tersedianya unsur hara mempengaruhi biomassa mikroorganisme tanah.
yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan
drainase yang baik, air yang cukup dan sumber Henrot dan Robertson (1994) melaporkan bahwa
energi (bahan organik) yang cukup adalah konversi hutan hujan tropic menjadi padang
beberapa faktor yang harus dipenuhi agar mikro- rumput dan lahan pertanian dalam jangka panjang
organisme tanah dapat tumbuh dan ber-kembang dapat menurunkan kandungan bahan organik
(Iswandi et al.,1995). tanah dan kesuburan tanah. Penurunan ini akan
diikuti oleh perubahan biomassa mikroorganisme.
Pembentukan biomassa juga dipengaruhi seju- Ditambahkan pula bahwa perubahan biomassa
mlah faktor yang lainnya, yaitu suhu, kelembaban mikroorganisme tanah akibat penebangan hutan
(Joergensen et al., 1990), dan adanya mineral di daerah tropika sangat mempengaruhi kesubur-
liat (Ladd et al., 1981 dalam Lavahun, 1995). an tanah. Pada tanah-tanah pertanian dapat
Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi dijumpai kandungan biomassa mikro-organisme
kuantitas dan kualitas bahan organik tanah seperti

66
Analisis kesuburan tanah dengan indikator mikroorganisme tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan (Susilawati, dkk.)

sebanyak 200 – 1000 µg.g-1 tanah (Martens,


g
1995). dun
Lin
tan ng
Hu nta
n Ke Atas
a
BAHAN DAN METODE Lah tan
g
Ken it
n u k
ha i B
Alat dan Bahan La Kak
Wis.Candi

Bahan yang digunakan meliputi sampel tanah, Pemukiman


Kloroform bebas-etanol, aquades, kertas saring
(Whatman No.42), vaselin, 0.1 N K2Cr2O7, Gambar 1. Jalur Transek Pengambilan Sampel Tanah
H2SO4 pekat, dan kertas tissu, larutan fisiologis
(8.5 g NaCl dalam 1 l aquades), media Nutrient Pada setiap perlakuan lahan dilakukan ulangan 5
Agar (NA), 0.2 N KOH, fenolftalin, 0.1 N HCl (r = 5), di mana pada setiap ulangan tersebut
dan metil oranye. dilakukan pengambilan sampel tanah utuh dan
tidak utuh. Adapun model matematis untuk RAK
Alat-alat yang digunakan adalah erlenmeyer, pH adalah sebagai berikut.
meter, spektrofotometer, gelas ukur, pipet
serologis 1 ml, tabung reaksi, botol semprot, Yij = µ + Ti + βj + “ij
cawan petri, enkase, autoklaf, pemanas bunsen, Keterangan :
timbangan sartorius, toples, beaker kecil, desikator,
gelas piala 50 ml, pipet 10 ml, pipet 25 ml, botol Yij= hasil pengamatan perlakukan ke I dan
film, corong, timbangan, erlenmeyer, specimen ulangan ke j
yard dan gelas ukur. µ = purata umum
Ti = Penyimpangan hasil dari nilai purata umum
Metode Penelitian yang disebabkan oleh perlakuan ke i
Pengambilan sampel tanah dilakukan di Plateau βj = Penyimpangan hasil dari nilai purata umum
Dieng pada akhir bulan Januari 2012 sedangkan yang disebabkan oleh kelompok ke j
pengukuran mikroorganisme tanah untuk analisis “ij = Pengaruh acak yang masuk dalam percobaan
tingkat kesuburan tanahnya dilakukan di 2. Pelaksanaan Penelitian
Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian dan
a. Persiapan Tanah
Bisnis UKSW pada awal bulan Februari 2012
sampai akhir bulan Maret 2012. Tahapan Pada setiap lokasi tipe penggunaan lahan,
penelitian meliputi: contoh tanah diambil secara komposit
sebanyak 1 kg. Contoh tanah sebelum dan
1. Rancangan Penelitian selama penelitian disimpan pada suhu rendah
(dalam ice box).
Penelitian menggunakan layout Rancangan Acak
Kelompok (RAK), yaitu dengan 5 perlakuan: a) b. Penetapan Biomassa Cmic
Lahan pertanian di sekitar wisata candi, b) lahan Total biomassa karbon mikroorganisme (Cmic)
permukiman (pekarangan), c) lahan penanaman diterapkan dengan metode fumigasi-ekstraksi
kentahan di atas bukit, d) lahan penanaman (modifikasi metode Ohlinger dan Gerzabek,
kentang di kaki bukit, (e) lahan hutang lindung. 1995) yang terdiri dari fumigasi, ekstraksi dan
Semua lahan diambil pada jalur transek yang sama analisis ekstrak.
dan dapat dilihat pada gambar 1.
Fumigasi
Contoh tanah sebanyak 10 g BKM (bagian A)
ditempatkan dalam gelas piala 50 ml kemudian

67
AGRIC Vol.25, No. 1, Desember 2013: 64-72

difumigasi dengan kloroform bebas-etanol selama pengenceran, dengan memasukan 10 g tanah ke


48 jam dan bagian B sebagai control ditempatkan dalam erlenmeyer yang berisi 90 ml larutan
dalam Erlenmeyer 250 ml, langsung diekstrak fisiologis steril, kemudian dikocok selama kurang
dengan 50 ml 0,5 M K2SO4. Fumigasi dilakukan lebih 15 menit dan setelah itu dibuat seri
dengan menempatkan semua gelas piala berisi pengenceran sampai 10 -6. Penetapan jumlah
contoh tanah ke dalam specimen yard yang mikroorganisme tanah dengan menggunakan
mengandung 10 ml kloroform bebas-etanol per metode cawan tuang dengan media Nutrient Agar
contoh tanah. Katup bagian atas specimen yard (NA). Pembuatan NA yaitu dengan melarutkan
ditutup dan dioles dengan vaselin serta disimpan 10 g NA ke dalam 1 liter aquades dan selanjutnya
di tempat gelap selama 48 jam. Setelah 48 jam diautoklaf pada suhu 1200C selama 15 menit.
katup specimen yard dibuka. Setelah itu setiap Tahap ketiga yaitu pemindahan ke dalam cawan
contoh tanah ditempatkan dalam erlenmayer 250 petri secara steril dari pengenceran 10-5 dan 10-6
ml untuk diekstraksi. sebanyak 1 ml, setiap pelakukan dilakukan duplo.
Setelah itu ke dalam cawan petri dituangkan
Ekstraksi media NA ± 10 ml. Media diinkubasikan pada
Erlenmeyer yang telah berisi contoh tanah suhu kamar selama dua hari.
kemudian ditambahkan 50 ml M K2SO4. Setelah d. Penetapan Respirasi Tanah
itu dikocok selama tiga puluh menit. Selanjutnya
disaring dengan menggunakan kertas saring Penetapan respirasi tanah dilakukan dengan
Whatman No.42. Ekstrak tanah ditempatkan menggunakan metode Verstraete (Iswandi, 1989).
dalam botol film untuk dianalisis. Ekstrak tanah Sebanyak 100 g tanah ditempatkan dalam tabung
dapat ditempatkan dalam botol film untuk kaca 1 l bersama dengan dua buah botol film yang
dianalisis. Ekstrak tanah dapat disimpan dalam berisi 5 ml 0.2 N KOH dan 10 ml H2O. Tabung
lemari es pada suhu -180 C sampai dianalisis. kaca ditutup rapat kemudian diinkubasikan
ditempat gelap pada suhu kamar selama satu
Analisis Ekstrak Tanah minggu. Pada akhir inkubasi, ditambahkan dua
Sebanyak 10 ml ekstrak tanah ditempatkan dalam tetes fenolftalin ke dalam botol film yang berisi
erlenmayer 250 ml, ditambahkan 10 ml 0.1 N KOH dan dititrasi dengan 0.1 N HCl sampai
K2Cr 2O7 dan 10 ml H2SO4 pekat, kemudian warna merah hilang, kemudian ditetesi dengan dua
erlenmeyer dilepaskan dan dibiarkan dingin. tetes metil oranye dan dititrasi dengan 0.1 N HCl
Setelah dingin ditambahkan 100 ml Aquades hingga warna berubah dari kuning menjadi merah
kemudian diukur C-nya menggunakan spektro- muda. Jumlah HCl yang digunakan pada titrasi
fotometer. Kontrol dan blanko diperlakukan tahap kedua berhubungan langsung dengan jumlah
dengan cara yang sama. Perhitungan (Hassink, CO2 yang difiksasi. Penetapan CO2 dihitung dari
1994): Cmic = dihitung dari persamaan : Cmic = reaksi dengan KOH (Iswandi, 1989). Reaksi yang
(C fumigasi – C kontrol ) x 2.64 (di mana 2.64 berlangsung adalah:
merupakan faktor konversi) KOH + CO2 K2CO3 +H2O ; K2CO3 + HCl KCl + KHCO3
c. Penetapan Total Mikroorganisme Tanah KHCO3 + HCl KCl + H2O + CO2

Tahap pertama yaitu pembuatan larutan fisiologis 3. Analisis Data

(8.5 g NaCl / l). Larutan disterilkan dengan Hasil penelitian diolah menggunakan Uji Sidik
menggunakan autoklaf, selama 20 menit pada Ragam (uji F) dan untuk mengetahui pengaruh
suhu 1200C. Tahap kedua yaitu pembuatan seri perlakuan terhadap karakteristik mikroorganisme

68
Analisis kesuburan tanah dengan indikator mikroorganisme tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan (Susilawati, dkk.)

tanah dilakukan Uji BNJ 5 persen dan dilakukan bersifat basa, karena unsur hara basa mudah
Uji StepWise Regresi untuk menentukan faktor tercuci dan terlimpas oleh air.
dominan variabel mikroorganisme tanah yang
menentukan tingkat kesuburan tanah. Bahan Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1, menunjukkan tanah hutan lindung memiliki


persentase bahan organik yang lebih tinggi
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dibandingkan lahan Kentang atas dan lahan
berbagai penggunaan lahan pada posisi fisiografi Kentang kaki bukit, hal ini bisa terjadi karena
lahan mampu mempengaruhi karakter kadar air hutan lindung masih alami, dan terdapat banyak
tanah, pH tanah, Bahan Organik Tanah dan Total serasah tumbuhan, serta vegetasi-vegetasi yang
Mikroorganisme Tanah. Namun demikian, ada dapat menahan limpasan air yang meng-
ternyata penggunaan lahan pada posisi fisiografi akibatkan bahan organik terakumulasi di lokasi
lahan tidak mampu mempengaruhi nilai electrical tersebut. Untuk lahan pemukiman dan wisata
conductivity (EC), Respirasi Tanah dan Biomasa mempunyai persentase bahan organik tertinggi
Karbon Mikroorganisme (Cmic). dan tidak berbeda nyata antara keduanya. Nilai

Tabel 1. Kadar Air, pH, Persentase Bahan Organik, Electrical Conductivity (EC), Respirasi Tanah,
Biomassa Karbon Mikroorganisme Tanah (Cmic) dan Total Mikroorganisme Tanah di Berbagai
Tipe Penggunaan Lahan
Total
BO EC Respirasi Tanah Cmic
PERLAKUAN pH Mikroorganisme
(%) (µS.m-1) (mg C.kg-1.hari-1 ) (µg.g- 1)
(10 7 spk.g-1 )
Hutan Lindung 6,60a 5,14ab 72,00a 5,20a 869,45a 1,8a
Lahan Kentang Atas 6,88b 3,79a 70,00a 5,84a 305,14a 2,6a
Lahan Kentang Kaki Bukit 7,30cd 3,58a 84,00a 6,56a 759,12a 2,9ab
Pemukiman 7,40d 5,94ab 102,0a 7,92a 480,18a 4,68b
Wisata Candi 7,22c 6,64b 86,00a 8,00a 748,03a 4,0ab
Keterangan: angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak adanya beda nyata antar perlakuan dan angka yang diikuti
huruf berbeda menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan pada uji BNJ 5%

Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa 7 para- pengukuran yang tinggi ini merupakan akumulasi
meter pengukuran memiliki nilai yang berbeda- bahan organik dari lahan Kentang atas dan lahan
beda untuk setiap lokasi sampel tanah. Berikut Kentang kaki bukit yang berada di atasnya. Oleh
merupakan uraian penjelasan untuk setiap karena itu, persentase bahan organik pada kedua
parameter pengukuran. lahan tersebut (lahan Kentang atas dan lahan
Kentang kaki bukit) lebih rendah.
pH
Electrical Conductivity
Terdapat hubungan antara posisi fisiografi lahan
dengan nilai pH tanah. Hal ini dikarenakan adanya Nilai electrical conductivity (EC) dapat
proses pencucian dan limpasan (run off) unsur- digunakan sebagai indeks tingkat akumulasi
unsur hara (dari pupuk) lahan atas menuju lahan garam pada lahan. Tabel 1 menunjukkan Nilai EC
bawah. Pada fisiografi lahan bawah yang rendah yang terukur menunjukkan terjadinya akumulasi
menunjukkan nilai pH tinggi (semakin mendekati garam dari lokasi fisiografi lahan yang tinggi ke
basa) yang diakibarkan dari akumulasi unsur hara lokasi fisiografi lahan yang rendah, dikarenakan
adanya limpasan air yang membawa garam-

69
AGRIC Vol.25, No. 1, Desember 2013: 64-72

garam tercuci ke fisiografi lahan yang lebih rendah


dan rendah. Indikasi adanya pencucian garam juga

Total Mikroorgnisme ((10 spk.g )


-1
terlihat pada nilai pH tanah di mana pada lahan
posisi fisiografi rendah dan rendah memiliki nilai

7
pH tinggi. Berdasarkan pada nilai EC yang ada
menunjukkan nilai EC yang terukur pada semua
lahan pengamatan belum melewati ambang batas
yang dapat menghambat pertumbuhan mikro-
organisme tanah, di mana pada nilai EC > 3,00 S/
m akan mampu mempengaruhi perkembangan
mikroorganisme tanah akibat adanya perubahan
signifikan pada pH dan toksisitas. Gambar 2. Hubungan antara Bahan Organik dan
Total Mikroorganisme
Biomassa Karbon Mikroorganisme Tanah
(Cmic), Respirasi Tanah, dan Total Mikro- dengan tingkat kesuburan tanah. Tanah subur
organisme Tanah selalu memiliki nilai Cmic yang tinggi. Hal ini
dikarenakan tanah yang subur selalu mampu
Biomassa karbon mikroorganisme (Cmic), respirasi untuk menjadi media tumbuh ideal bagi berbagai
tanah dan total mikroorganisme memiliki keter- mikroorganisme (menguntungkan maupun
kaitan satu sama lainnya. Tabel 1 menunjukkan merugikan). Tanah dengan kandungan Cmic tinggi
berdasarkan hasil pengujian dengan BNJ 5 persen, maka akan terjadi proses dekomposisi, siklus
lahan wisata candi dan pemukiman mempunyai unsur hara dan penguraian senyawa organik dan
respirasi tanah, biomassa karbon mikroorganisme anorganik lainnya.
tanah (Cmic), dan total mikro-organisme tanah
yang tertinggi dan tidak berbeda nyata. Hal ini Berdasarkan dari Tabel 1, semua lahan yang
sesuai dengan persentase bahan organik kedua diteliti tidak berbeda dalam nilai Cmic, sehingga
lahan tersebut, yang telah di bahas sebelumnya. semua lahan pengamatan tidak berbeda tingkat
Dapat dipastikan juga bahwa total mikroorganisme kesuburannya. Namun demikian, pada lahan hutan
yang tinggi ini dikarenakan adanya akumulasi lindung serta lahan di wisata candi memiliki nilai
bahan organik dari lahan yang ada di atasnya. Cmic yang lebih baik dibandingkan dengan lahan
Bahan organik merupakan makanan (energi) bagi lainnya. Kondisi ini terkait adanya akumulasi bahan
mikroorganisme. Oleh karena itu, lahan-lahan organik yang sangat ideal untuk kehidupan
yang memiliki persentase bahan organik yang biodiversitas mikroorganisme tanah. Hasil analisis
tinggi akan mempunyai jumlah mikroorganisme dengan menggunakan Uji Stepwise Regresion
tanah yang lebih besar (lihat Gambar 2.) menunjukkan bahwa besarnya Biomassa Karbon
Mikroorganisme Tanah (Cmic) dipengaruhi oleh
Hubungan Biomassa Karbon dua variabel pengamatan yaitu bahan organik dan
Mikroorganisme Tanah, Bahan Organik electrical conductivity (EC). Adapun model
dan Nilai EC persamaan regresi dari hasil analisis tersebut
adalah:
Biomassa Karbon Mikroorganisme Tanah (Cmic)
adalah salah satu indikator kesuburan tanah. Hal Y = 1121,003 + 409,529X1 – 12,638X2
ini dikarenakan nilai Cmic sangat sensitif terhadap Dengan: Y: biomassa karbon mikroorganisme
perubahan (fisika, kimia dan biologi) yang terjadi tanah (µg.g-1)
pada lahan tersebut. Cmic merupakan total karbon X1:Bahan Organik (%)
(C) dari mikroorganisme tanah yang selalu terkait X2:Electrical Conductivity (µS.m-1)

70
Analisis kesuburan tanah dengan indikator mikroorganisme tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan (Susilawati, dkk.)

Model persamaan tersebut menunjukkan bahwa memiliki kesuburan tanah yang lebih tinggi
tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh Bahan dibandingkan lahan Kentang atas dan lahan
Organik dan electrical conductivity (EC). Bahan Kentang kaki bukit, dikarenakan masih alami
organik mempunyai pengaruh positif yang artinya dan terdapat serasah tumbuhan serta vegetasi-
semakin banyak bahan organik dalam tanah, maka vegetasinya dapat menahan limpasan air yang
tingkat kesuburan tanah akan meningkat pula. Hal membawa bahan organik serta garam-garam
ini karena bahan organik merupakan sumber tanah.
energi bagi mikroorganisme tanah untuk melaku- 3. Tingkat kesuburan tanah ditentukan oleh
kan proses dekomposisi, siklus unsur hara dan biomassa Cmic, sementara itu biomassa Cmic di
penguraian senyawa organik maupun anorganik, plateau Dieng dipengaruhi oleh Bahan organik
sehingga menjadi faktor utama untuk meningkat- dan nilai electrical conductivity.
kan tingkat kesuburan tanah. Sementara itu
electrical conductivity (EC) mempunyai penga- Saran
ruh yang negatif, di mana semakin tinggi electrical
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan:
conductivity dalam tanah, maka akan menurun-
kan kesuburan tanah. Electrical conductivity 1. Para petani sebaiknya menerapkan teknik
berkaitan erat dengan pH tanah dan kandungan agronomis yang tepat pada lahan Kentang atas
unsur hara (akumulasi garam), di mana mikro- dan lahan Kentang kaki bukit, agar dapat
organisme tanah pada umumnya tidak dapat menahan limpasan air (run off) yang
bertahan hidup pada pH tanah yang terlalu asam membawa bahan organik ke lahan yang lebih
maupun basa serta pada tanah dengan nilai EC rendah.
tinggi. Oleh karena electrical conductivity 2. Selain teknis agronomis yang tepat, para petani
dipengaruhi pula oleh aktivitas pemupukan (pupuk juga perlu melaksanakan konservasi lahan
N, P, K), sementara itu dalam penelitian ini tidak dalam rangka mempertahankan kesuburan
mengukur kadar N, P dan K tanah, maka perlu tanah.
kiranya penelitian lanjutan untuk mengetahui 3. Agar kesuburan tanah meningkat, maka perlu
faktor apa yang paling mempengaruhi nilai menambahkan bahan organik pada tanah.
electrical conductivity pada tanah Dieng. 4. Perlu penelitian lanjutan untuk melihat faktor
apa yang paling dominan dalam mempengaruhi
KESIMPULAN DAN SARAN nilai electrical conductivity tanah di Dieng,
sehingga dapat menjadi referensi bagi petani
Kesimpulan
untuk meningkatkan kesuburan lahannya.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan:
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Fisiografi lahan yang rendah (Cmic wisata:
748,03 (µg.g-1), pemukiman: 480,18 (µg.g-1)) Terimakasih kepada Dirjen DIKTI atas hibah
memiliki kesuburan yang lebih tinggi penelitian yang telah diberikan dalam Program
dibandingkan fisiografi lahan yang tinggi (Cmic Kreativitas Mahasiswa Penelitian tahun 2012.
lahan Kentang atas: 305,14 (µg.g-1) dan lahan
DAFTAR PUSTAKA
Kentang kaki bukit: 759,12 (µg.g-1)), akibat
adanya erosi tanah. Alexander, M. 1977. Introduction to Soil
2. Berbeda halnya dengan hutan lindung (Cmic: microbiology. Academic Press. New
869,45 (µ g.g -1 )), walaupun merupakan York.
fisiografi lahan yang tinggi, hutan lindung

71
AGRIC Vol.25, No. 1, Desember 2013: 64-72

Anas, Iswandi. 1989. Biologi Tanah dalam Jenkinson, D.S. and D.S Powlson. 1976. The effect
Praktek. Bogor: Institut Pertanian Bogor. of biocidal treatments on metabolisms in
soil V. A method for measuring biomass.
Anderson, T.H. and K.H. Domsch. 1989. Ratio
Soil Biol Biochem. 8: 209-213.
of microbial biomass carbon to total
organik carbon in arable soils. Soil Joergensen, R.G., P.C. Brookes and D.S.
Biol. Biochem. 21: 471-479. Jenkinson. 1990. Survival of the soil
microbial biomass at elevated temperatures.
Anonim.2010.Letak Geografi, Astronomi dan
Soil Biol. Biochem. 22:1129-1136.
Geologi. http://www.diengplateau.com/ 9
September 2011 4.08). Lavahun, E.M.F. 1995. Depth and Time Function
of Microbial Biomass in Ploughed and
Djajakirana, G. 1993. The Ergosterol Mesurement
Grassland Typudalfs of Lower Saxony,
in Soil and Fairy Ring Phenomena as
Germany. Thesis. The Faculty of Agriculture.
an Example. Thesis. Faculty of Agriculture.
George-August-University Goettingen.
George-August University.
Martens, R. 1995. Current methods for
Granatstein, D.M., D.F. Bezdicek, V.L. Cochran,
measuring microbial biomass C in soil:
L.F. Giliott and J. Hammel. 1987. Long
potential and limitations. Biol. Fertil.
term tillage and ratation effects on soil
Soils. 19: 87-99.
microbial biomass carbon and nitrogen.
Biol.Fertil.Soil. 5: 265-270. Patra, D.D., S. Chand and M. Anwar. 1995.
Seasonal changes in microbial biomass
Hassink, J. 1994. Effects of soil texture on the
in soil cropped with Palmarosa
size of the microbial biomass and on the
(Cymbopogon martinii L) and Japanese
amount of C and N mineralized per unit
mint (Mentha arvensis L) in subtropical
of microbial biomass in Dutch grassland
India. Biol. Fertil. Soils. 19: 193-196.
soils. Soil Biol. Biochem. 26: 1573-1581.
Paul, E.A. and F.E. Clark. 1989. Soil Microbiology
Henrot, J. and G.P. Robertson. 1994. Vegetation
and Biochemistry. Academic Press, Inc.
removal in two soils of the humid tropics:
London.
effects on microbial biomass. Soil Biol.
Biochem.26: 111-116. Simanjuntak, Bistok H., Susilawati, C.P.R
Lengkong. Erik K.N., Nikolaus K.S., Adi
Iswandi, A., D.A. Santosa dan R. Widyastuti.
B. 2010. Kajian Biofisik Lahan Penanaman
1995. Penggunaan Ciri Mikroorganisme
Kentang di Dataran Tinggi Dieng.
dalam Mengevaluasi Degradasi Tanah.
Laporan Hasil Penelitian UBCHEA dan
Kongres Nasional VI HITI, 12-15
CEMSED UKSW. Salatiga.
Desember 1995. Serpong.

***

72

Anda mungkin juga menyukai