MAKALAH
OLEH:
SILVIRA SUHARDI
170301107
AGROTEKNOLOGI 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Ibu Prof. Ir. T. Sabrina., M. Agr.Sc., Ph.D selaku dosen mata kuliah Bioteknologi
serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian Makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................1
Tujuan Penulisan.......................................................................................2
Kegunaan Penulisan..................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) .........................3
Syarat Tumbuh ........................................................................................4
Iklim .............................................................................................4
Tanah ............................................................................................5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli,
Sumatera Utara pada tahun 1870 -an. Pembukaan perkebunan kelapa sawit
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarutlainnya, mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi padatubuh dalam bidang
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor yang sangat besar
Termasuk pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar. Bahkan di Provinsi Riau
tapalma Nusantara, Sei. Kuantan yang memiliki luas lahan 684 Ha. DivisiVII A
dilakukan perkebunan kelapa besar maupun masyarakat Cukup baik. Hal ini dibuk
mencapai 8 Juta hektar lebih dan tersebar dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan
pulau ini menjadi daerah penghasil kelapa sawit cukup besar dan juga penghasil
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
(Maksi, 2008).
Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan
membentuk akar sekunder, tertier dan kuarter. Akar serabut tanaman kelapa sawit
mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20-75 cm.
Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang
sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Batang tanaman
diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah
yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk penyirip. Susunan ini
menyerupai susunan daun pada tanama kelapa. Daun berwarna hijau tua dan
pelepah berwarna sedikit lebih muda. Panjang pelepah daun sekitar 7,5-9 m.
Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Produksi
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan
betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki
Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelepah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah
sesuai kematangan buah. Setelah dilewati fase matang, kandungan asam lemak
bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan
Syarat Tumbuh
Iklim
Kelapa sawit adalah tanaman daerah tropis yang tumbuh baik antara garis
lintang 130° LU dan 120°LS, terutama di kawasan Afrika, Asia dan Amerika.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum 28°C.
Selain itu syarat iklim yang dibutuhkan oleh tanaman kelap sawit adalah
(Maksi, 2008).
Tanah
baik untuk perakaran kelapa sawit adalah 0-500 meter di atas permukaan laut.
5
1
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik
tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring,
solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur,
permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan
tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang
cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang
kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam
menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH
pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut
mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2005 yaitu seluas 4 520
600 ha dan terjadi peningkatan yang cukup besar pada tahun 2010 yaitu menjadi 8
430 027 ha (Badan Pusat Statistik, 2011). Luas perkebunan kelapa sawit yang
besar akan diiringi dengan volume ekspor yang tinggi pula, hal tersebut
pasaran ekspornya selalu terbuka lebar dan dapat menghasilkan keuntungan yang
besar. Volume ekspor CPO pada tahun 2006 sebesar 11 745 954 ton mencapai
nilai US$ 4 139 286 000 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 20 615 958 ton
atau senilai US$ 12 626 595 000 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).
produksi CPO. Berdasarkan buku statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen
Perkebunan, pada Tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha
dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya
milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas
areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal,
milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal
dihasilkan semakin banyak pula. Hal tersebut disebabkan oleh bobot limbah
pabrik kelapa sawit (PKS) yang harus dibuang semakin bertambah. Limbah yang
negatif bagi lingkungan, baik kuantitas sumber daya alam, kualitas sumber daya
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah padat terbesar yang
dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit (PKS). Setiap pengolahan 1 ton TBS
(Tandan Buah Segar) dihasilkan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebanyak
22 – 23% TKKS atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS. Jika PKS (pabrik kelapa
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah utama dari industri
pengolahan kelapa sawit. Basis satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah
akan dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak
inti sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah dalam
bentuk tandan buah kosong, serat, dan cangkang biji yang jumlahnya masing-
masing 23%, 13,5%, dan 5,5% dari tandan buah segar (Anwar, 2008).
sebagai bahan bakar boiler, kompos dan juga sebagai pengeras jalan di
perkebunan kelapa sawit. Padahal tandan kosong kelapa sawit berpotensi untuk
dikembangkan menjadi barang yang lebih berguna, salah satunya menjadi bahan
baku bioetanol. Hal ini karena tandan kosong kelapa sawit banyak mengandung
Tandan kosong kelapa sawit merupakan sumber bahan organik yang kaya
unsur hara N, P, K, dan Mg. jumlah tandan kosong kelapa sawit diperkirakan
8
1
sebanyak 23% dari jumlah tandan buah segar yang di olah. Dalam setiap ton
tandan kosong kelapa sawit mengandung hara N 1,5%, P 0,5%, K 7,3%, dan Mg
0,9% yang dapat digunakan sebagai substitusi pupuk pada tanaman kelapa sawit
(Sarwono, 2008).
peningkatan jumlah dan kapasitas pabrik kelapa sawit untuk menyerap tandan
buah segar yang dihasilkan. Pada saat ini tandan kosong kelapa sawit digunakan
sebagai bahan organik bagi pertanaman kelapa sawit secara langsung maupun
kandungan bahan organik lahan kelapa sawit dan kandungan hara dalam tanah.
mikroba tanah secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan
Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik
karena memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tandan
kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit
tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari
sintesis sampai dengan 50% dari pemanfaatan pupuk organik (Fauzi et al., 2002).
1
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan.. 2011. Volme dan nilai ekspor, impor Indonesia.
http://ditjenbun.deptan.go.id. [2 Mei 2011].
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Volume dan nilai ekspor, impor Indonesia.
http://ditjenbun.deptan.go.id. [2 Mei 2014].
Fauzi, S., Mahmud G.B., Lidya M., dan Iqbal S.H.2002.Kelapa Sawit dan
Berbagai Produk Sampingannya.Majalah Trubus:Jakarta
Fuadi, A.M dan Heri P.2016.Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
Sebagai Bahan Baku Pembuatan Glukosa.Universitas Muhammadiyah
Surakarta:Surakarta