Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat
ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan
pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara
KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
B. Tujuan
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu
(ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah),
memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan
suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh
tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen
tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena
tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak
perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi
ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.
Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di
atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
C. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum
siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi
setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan
klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
D. Kontraindikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB.
Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit
kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker
payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit
kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik
ini.
Carakerja
Berdasarkan penghambatan pelepasan LH dan perintangan ovulasi serta pengentalan lender servik.
Interaksi obat
2. Defenisi Implant
implan adalah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu
bagian biologis. Permukaan implan yang kontak dengan tubuh bisa terbuat dari bahan biomedis seperti
titanium, silikon, atau apatit ataupun bahan lain tergantung pada fungsinya.
Tujuan implant
a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
g. Tidak mengganggu ASI
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
j. Mengurangi jumlah darah haid
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Indikasi implant
1. Usia reproduksi
2. Punya anak atau belum
3. Postpartum atau menyusui
4. Pasca keguguran
5. Tidak ingin punya anak lagi tapi tolak steril
6. Tekanan Darah < 180/110 mmHg
7. Kontra indikasi terhadap kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
8. Sering lupa mengunakan pil
Kontra indikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belumlum jelas peyebabnya
3. Riwayat kangker payudara
4. DM ( diabetes mellitus )
5. Penderita peyakit hati
6. Kelainan jiwa ( psikis, neurosis )
7. Varikosis
8. Riwayat KET
9. Kelainan kardiovaskuler
A. • Indikasi
a. Kontrasepsi
b. Vaginitis atrofik
c. Osteoporosis
d. Penyakit kardiovaskuler yang terkait menopause
e. Perdarahan menstruasi hemoragik
f. Kegagalan perkembangan ovarium
g. Hirsutisme
h. Kanker prostate
B. Kontraindikasi
a. Kehamilan teratogenik
b. Neoplasma yang tergantung estrogen
c. Perdarahan pervaginam
d. Kerusakan hati
e. Kelainan tromboembolik
Efek Samping
a. Nausea (memburuk pada waktu pagi, kemudian terjadi toleransi)
b. nyeri tekan payudara dan edema
c. ginekomastia
d. (Peran estrogen dalam mengubah risiko penyakit kardiovaskuler belum jelas)
2. Progesteron
• Indikasi
a. Kontrasepsi
b. Perdarahan menstruasi hemoragik/ tidak teratur
c. Karsinoma endometrium
d. Hipoventilasi
• Kontraindikasi
Meningioma.
• Efek samping
a. Maskulinisasi pada penggunaan lama
b. Toksisitas minimal.
Pil KB mengandung versi sintetis dua hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh
wanita: estrogen dan progestin. Kedua hormon ini mengatur siklus menstruasi wanita, dan tingkat naik-
turun hormon ini memainkan peran penting dalam kehamilan. Pil kontrasepsi ini tersedia dalam dua
jenis, pil kombinasi (mengandung progestin dan estrogen) dan pil mini (hanya progestin).
Hormon yang terkandung dalam pil bekerja dalam tiga cara untuk mencegah kehamilan terjadi:
Pertama, mencegah indung telur Anda untuk melepas sel telur agar tidak terjadi proses pembuahan.
Kedua, mengubah ketebalan lendir leher rahim guna menyulitkan sperma bergerak masuk ke dalam
rahim untuk mencari telur. Terakhir, mengubah lapisan dinding rahim sehingga tidak mungkin untuk
sel telur yang dibuahi tertanam di dalam rahim.
A. Devenisi
IUD ( Intra Uterine Device ) adalah alat kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang disisipkan di
dalam rahim dan terbuat dari bahan semacam plastik / tembaga dan bentuknya bermacam-macam.
Bentuk yang paling umum dan banyak dikenal oleh masyarakat adalah spiral.
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) bagi kebanyakan Perempuan merupakan
alat kontrasepsi yang paling baik karena ia sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pada penggunaan pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi
yang lengkap tentang alat kontrasepsi ini.
B. Tujuan IUD/AKDR
Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
Sangat efektif--- 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-
170 kehamilan).
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT -380A dan tidak perlu diganti).
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir )
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
C. Indikasi IUD/AKRD
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum
uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim
dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan
IUD adalah:
Usia reproduktif
Keadaan nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
Risiko rendah dari IMS
Tidak menghendaki metoda hormonal
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
Perokok
Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secarakhusus.
Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama
tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
D. Kontra-Indikasi Insersi IUD :
1. Kontra-indikasi absolut:
a. Infeksi pelvis yang aktif (akut atau sub-akut). termasuk persangkaan Gonorrhoe
atau hlamydia.
b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan
2. Kontra-indikasi relatif kuat
A. Partner seksual yang banyak.
B. Partner seksual yang banyak dan partner akseptor IUD.
karan memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi.
C. Pernah mengalami infeksi pelvis atau lnfekss pelvis yang rekuren, post-partum
endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir.
D. Cervicitis akut atau purulent.
E. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya.
F. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan
predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.
h. Pernah mengalami infeksi pelvis satu kall dan masih menginginkan
kehamilan selanjutnya.
i. Gangguan respons tubuh terhadap infek (AIDS. Diabetes mellitus,
pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain)
j. Kelainan pembekuan darah
3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontra-indikasi untuk insersi IUD.
a. Penyakit kutup jantung kemungkinan terjadi subakut bacterial endokardus.
b. keganasan endometrium atau serviks.
c. Strsosis serviks yang berat
B.Kontraindikasi MOW
Menurut Mochtar (1989) kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi menjadi 2 yang
meliputi indikasi mutlak dan indikasi relative
1. Kontra indikasi mutlak
a. Peradangan dalam rongga panggul
b. Peradangan liang senggama aku (vaginitis, servisitis akut)
c. Kavum dauglas tidak bebas,ada perlekatan
2. Kontraindikasi relative
a. Obesitas berlebihan
b. Bekas laparotomi
Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) yang sebaiknya tidak menjalani Tubektomi
yaitu:
1. Hamil sudah terdeteksi atau dicurigai
2. Pedarahan pervaginal yang belum jelas penyebabnya
3. Infeksi sistemik atau pelvik yang akut hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol
4. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
5. Belum memberikan persetujuan tertulis.
Cara Kerja
Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup
6. Pengertian MOP
A. Devenisi Mop
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami isteri atas
permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita
maupun pria. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi
Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.Kontrasepsi
mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan
dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan
pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
MOP adalah suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana,
dan sangat efektif memakan waktu operasi relative singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.
Vasektomi merupakan tindakan bedah minor yang bertujuan untuk menghentikan hantaran sperma
melalui vas deferens
b. Tujuan Mop
Keuntungan MOP :
1. Efektif
2. Permanen
3. Aman, hamper tidak ada mortalitas
4. Teknik sangat sederhana cukup dengan anastesi local
5. Tidak membutuhkan biaya tambahan untuk kontrasepsi lanjutan
6. tidak ada efek samping jangka panjang
7. tidak mempengaruhi fungsi seksual
Kerugian :
1. Sulit untuk penyambungan ulang
2. idak langsung efektif, masih perlu kontrasepsi lain untuk 10 – 12 kali
ejakulasi
3. Ada resiko ataupun komplikasi bedah
4. Problem psikologis yang berhubungan dengan prilaku seksual mungkin bertambah parah setelah
tindakan operatif pada sistem reproduksi pria
c. Indikasi
MOP merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman
atau ganguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas
keluarga.
d.Kontraindiksi
Kontra indikasi dari MOP adalah :
1. Infeksi kulit lokal, misalnya scabies
2. Infeksi traktus genitalia
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya
a. Varicocele
b. Hydrocele besar
c. Hernia inguinalis
d. Orchiopexy
e. Luka parut bekas operasi hernia
f. Skrotum yang sangat tebal
4. Penyakit sistematik
a. Penyakit darah
b. Diabetus mellitus
c. Penyakit jantung koroner
5. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil