Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia terutama pada bayi merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh bayi yang tentunya bertujuan untuk masa pertumbuhan dan kesehatan. Kebutuhan dasar
manusia terutama pada bayi memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan ASUH, ASIH, dan ASAH.Berdasarkan kebutuhan dasar manusia (KDM) pada bayi
ada beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh
karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar pada
bayiseperti ASI, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi bayi . Dalam
mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan.
walaupun setiap bayi mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap bayi mempunyai
kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan
tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat atau sakit (Potter dan Patricia, 1997).
Setiap bayi mempunyai kebutuhan dasar yang sama, walaupun masing-masing memiliki
latar belakang sosial, budaya, persepsi, dan pengetahuan yang berbeda. Orang tua bayi akan
memenuhi kebutuhan dasar bayinya sesuai dengan tingkat prioritas masing-masing. Kebutuhan
dasar yang harus segera dipenuhi adalah kebutuhan dasar dengan tingkat prioritas yang paling
tinggi/utama. Walaupun kebutuhan dasar umumnya harus dipenuhi,sebagian dari kebutuhan
tersebut dapat ditunda. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang dipengaruhi
oleh stimulus internal maupun eksternal. Kebutuhan dasar saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Manusia dapat merasakan adanya kebutuhan dan akan beruasaha memenuhinya
dengan segera (Asmadi, 2008).Bayi membutuhkan kebutuhan dasar agar dapat belajar dan
tumbuh secara normal apa bila kebutuhan dasarnya terpenuhi pertumbuhan pada bayi akan
berkembang secara normal, kemudian bayi tetap dilakukan pemeriksaan teratur dan diberikan
imunisasi agar dapat dipantau dalam perkembangan pada bayi (Tarwoto wartonah, 2006).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui Macam-macam Kebutuhan Dasar Bayi


2. Mengetahui Macam-macam Kebutuhan Dasar Balita

1
BAB II

DASAR TEORI
2.1 Kebutuhan Dasar Bayi

A. Pengertian Kebutuhan Manusia


Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh
sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray dalam Bherm,
1996). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.

B. Definisi Bayi Baru Lahir


Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4
minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat.
C. Ciri-ciri BBL normal
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
1. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
2. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
3. Reflek graps atau menggenggan sudah baik

2
4. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan

D. Definisi Bayi
Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian
sebagai berikut:
 Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari 1)Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari 2)Masa
neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
 Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun Bayi merupakan manusia yang baru
lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia
sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi
dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-
natal (setelah 27 hari).

E. Kebutuhan Dasar Manusia Pada Bayi Yang Dibutuhkan


Kebutuhan dasar manusia pada bayi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisik-Biologis
(ASUH) menurut Departemen Kesehatan RI, (2006) Meliputi kebutuhan
sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan,
pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan
beristirahat.
a. Nutrisi
Sejak anak di dalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang
melalui konsumsi Makanan yang bergizi. Air Susu Ibu (ASI) nutrisi yang paling
lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6 bulan pertama atau ASI
Eksklusif). Menu seimbang: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air.
Rata-rata asi diberikan selama sekali dalam dua jam tetapi lebih baik jika
Asi diberikan pada bayi secara terus menerus tidak ada batasan dalam pemberian
ASI, karena semakin sering ASI diberikan pada bayi akan semakin bagus untuk
kekebalan bayi, kebutuhan nutrisi pada bayi akan tercukupi, dan pertumbuhan bayi.
Nutrisi yang diberikan setelah usia enam bulan diberikan tambahhan makanan
berupa susu formula, bubur bayi, buah-buahan, dan lain-lai

b. Imunisasi
anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
1. Imunisasi BCG

3
Ketahanan terhadap penyakit TB (tuber) Vaksin BCG diberikan pada bayi
sejak lahir, untuk mencegah penyakit TBC. Jika bayi sudah berumur lebih dari
tiga bulan, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu. BCG dapat diberikan
apabila hasil uji tuberkulin negatif.
2. Hepatitis B
Hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama dalam waktu 12 jam setelah
lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan
lagi saat 3-6 bulan.
3. Polio
Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengung-dengungkan
pemerintah karena telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah
membebaskan anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat
kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi
berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5
tahun.
4. DPT
DPT diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu
Difteri, Tetanus, dan Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur
lebih dari enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP
diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi ini
diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI.
5. Campak
Campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan

c. Kebersihan
meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah,

d. Kebutuhan tidur/istirahat:
bayi perlu tidur/istirahat karena hal ini bermanfaat untuk:
 merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein
 merangsang pertumbuhan otot dan tulang
 merangsang perkembangan
normalnya bayi tidur/istirahat
 Umur 0-6 bulan, waktu tidur 20-18 jam
 Umur 6-12 bulan, waktu tidur 18-16 jam.

4
e. Pelayanan Kesehatan: bayi perlu diperiksa secara teratur.
Contoh pelayanan kesehatan yang teratur pada bayi Tujuan
pemantauan yang teratur untuk:
 mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan
tumbuh-kembang
 mencegah penyakit
 memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH)


Pada tahun- tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), bayi mutlak
memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh
kembang fisik-mental dan piskososial bayi dengan cara:
a. Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih saying dengan
keterikatan batan antara orang tua dan bayi.

 Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,ibu, ayah
dan sibling serta keluarga yang lain
 Bayi merasa dicintai, diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk sosial
dan dapat bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri
 Jika gagal,gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya
menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis,
kemunduran kognitif/verbal

b. Menciptakan rasa aman dan nyaman, bayi merasa dilindungi.

3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH)

Menurut dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi, (200) Untuk memperoleh


perkembangan yang optimal, bayi perlu ‘diasah’ melalui kegiatan stimulasi dini
untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-
sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan
spiritual. Dasar perlunya stimulasi dini:

a. milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan dan belum
ada hubungan antar sel otak (sinaps)

b. orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak

c. bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)

d. semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak

5
e. semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas

f. merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk


mengembangkan multipel

g. inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.

h. stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak


seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian,
ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas.

Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional,
kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi,
anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya
kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan.

F. Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi Baru lahir


Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
A. Penyakit
Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan
kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
B. Hubungan Keluarga
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar
karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan
lain-lain.
C. Konsep Diri
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep
diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang
sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa positif tentang
dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara
hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
D. Tahap Perkembangan
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap
tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang berbeda, baik kebutuhan
psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh
juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

6
2.3 Kebutuhan Dasar Balita

A. Asih

1. Ikatan Kasih Sayang

Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu/orang tua sangatlah p-enting, karena

berguna untuk menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan

otak anak, dan merangsang perhatian anak terhadap dunia luar.

2. Sibling Rivalry

Sibling Rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung. Persaingan

antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak karena merasa ada

ancaman gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya

saudara baru.

Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini agar tidak terjadinya sibling rivalry antara

lain:

 Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum
kelahiran.
 Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak balitanya dengan menanyakan
perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
 Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukkan oleh
anaknya.
 Memperkuat kasih-sayang terhadap anaknnya.

B. Asuh

1. Pemenuhan Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang mencukupi pada anak harus
dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu
hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja
sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan
makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting
untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai

7
meningkat pada masa balita dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak. Terdapat kebutuhan
zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila
kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi
kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan
bahkan pada pembuluh darah.

Penyebab status nutrisi kurang pada anak :

1) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
2) Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
3) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
4)
5) Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi makanan
tidak adekuat.

2. Konsep imunologi dan imunisasi (dasar/anjuran)

Yang termasuk imunisasi wajib, yaitu BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak, DT, TT.
Sedangkan yang termasuk imunisasi yang hanya dianjurkan pemerintah dapat digunakan untuk
mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic atau untuk
kepentingan tertentu. Imunisasi anjuran pemerintah, yaitu MMR, tifus, HiB, hepatitis A, dan
varisela. Selanjutnya, akan dibahas imunisasi anjuran pemerintah.

 Imunisasi MMR
Kebanyakan anak mendapatkan imunisasi measles (campak), mumpus
(gelondongan), dan Rubella (campak jerman) sekaligus dalam satu suntikan yaitu MMR.
Ketiga vaksin ini bekerja dengan baik, dan akan melindungi sebagian besar anak seumur
hidupnya. Terutama bagi anak perempuan, vaksinasi MMR sangat penting untuk
mengantisipasi terjadinya rubela pada saat hamil. Sementara pada anak lelaki,
nantinya vaksin MMR mencegah agar tak terserang rubela dan menulari sang istri yang
mungkin sedang hamil. Penting diketahui, rubela dapat menyebabkan kecacatan pada
janin.
Anak sebaiknya mendapatkan 2 kali vaksin MMR. Dosis pertama diberikan
diantarausia 12-15 bulan, sedang dosis kedua dapat diberikan pada usia 4-6 tahun
sebelum anak masuk SD. Apabila ketika terjadi wabah, vaksin MMR dapat diberikan
sebelum berusia 1 tahun. Ini diberikan sebagai pencegahan jangka pendek saja, nantinya
tetap harus diberikan 2 dosis vaksin ini pada jadwal seperti disebutkan diatas. Efek
samping imunisasi MMR dapat berupa demam dan bercak kemerahan yang timbul sekitar
1-2 minggu setelah imunisasi. Reaksi ini akan menghilang dalam beberapa hari.

8
Kejang demam kadang dapat terjadi pada anak yang diberikan imunisasi MMR.
Anak yang diketahui alergi berat terhadap gelatin atau neomycin antibiotik tidak boleh
diberikan imunisasi MMR. Demikian juga anak yang mempunyai reaksi alergi
berat setelah vaksin MMR tidak boleh diberikan vaksin MMR ulangan. Anak yang
kekebalan tubuhnya ditekan (karena mempunyai penyakit seperti kanker atau infeksi
HIV, atau pengobatan semacam steroid) sebaiknya dievaluasi oleh dokter sebelum
diberikan vaksin MMR. Anak yang baru mandapatkan transfusi atau produk darah
lainnya sebaiknya menunggu beberapa bulan sebelum mendapatkan MMR.
 Imunisasi Tifoid
Demam tifoid merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri
salmonella typhi. Penyakit ini menyebabkan demam tinggi, lemas, sakit perut, sakit
kepala, kurang nafsu makan dan kadang bercak kemerahan. Jika tidak diobati
dapat menyebabkan kematian pada 30% penderita. Pada umumnya penyakit ini menular
melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat dicegah dengan
imunisasi.
Saat ini ada dua macam imunisasi yang dapat digunakan untuk mencegah demam
tifoid. Yang pertama diberikan dengan suntikan (kuman mati) dan yang
kedua diberikan dengan kapsul (kuman hidup dilemahkan). Imunisasi suntikan dapat
diberikan pada anak berusia 2 tahun atau lebih. Satu dosis dapat diberikan setiap 2-3
tahun. Imunisasi oral dapat diberikan pada saat anak berusia 6 tahun atau lebih.
Diberikan 4 dosis dengan jarak setiap 2 hari. Dapat diulang tiap 5 tahun.
Pada vaksin suntikan dapat timbul reaksi ringan seperti demam, sakit
kepala, kemerahan dan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin tifoid oral jangan
diberikan bersamaan dengan antibiotika. Beri jarak waktu lebihdari 24 jam dengan
antibiotika terakhir. Dapat timbul demam, sakit kepala, mual muntah. Jika terdapat
kejadian serius atau tidak biasa seteah pemberian vaksin ini segera hubungi dokter.
 Imunisasi Hib
Vaksin Hib ini merupakan vaksin berisi kuman dimatikan, dan dibuat hanya dari
sebagian kuman Haemophilus influenza b. Anak sebaiknya mendapatkan 3-4 kali dosis
vaksin ini, tergantung dari produsen pembuat vaksin yang digunakan oleh dokter.
Dosis penguat diberikan pada usia antara 12 – 15 bulan. Anak yang telah berusia 5 tahun
atau lebih tidak perlu diimunisasi dengan vaksin Hib. Vaksin Hib dapat dikombinasikan
dengan vaksin DTap atau dengan vaksin hepatitis B. vaksin ini bekerja sama baiknya
dan sama amannya dengan vaksin yang diberikan secara terpisah.
Hib merupakan imunisasi yang sangat aman. Vaksin ini tidak dapat menyebabkan
penyakit atau meningitis akibat Hib dan biasanya tidak menyebabkan efek samping
serius. Sebagian kecil anak yang mendapatkan imunisasi ini akan mengalami
kemerahan, bengkak pada lokasi suntikan atau demam. Reaksi ini biasanya timbul dalam

9
24 jam pertama setelah suntikan dan akan menghilang dalam 2-3 hari. Bayi yang berusia
kurang dari 4 minggu sebaiknya tidak diberikan imunisasi karena daya imunitas yang
ditimbulkan masih belum baik.
 Imunisasi Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit hati berat yang ditimbulkan oleh virus hepatitis A
(HAV). HAV dapat ditemukan pada tinja penderita hepatitis A dan biasana menular jika
diminum atau makan sesuatu yang tercemar dengan virus ini. Penyakit ini ditandai
dengan gejala seperti flu, kuning pada mata dan kulit, mencret dan sakit perut. Imunisasi
Hepatitis A dapat mencegah penyakit ini, dan sangat dianjurkan bagi anak berusia 12
bulan atau lebih terutama didaerah endemis. Diperlukan 2 dosis untuk dapat memberikan
kekebalan seumur hidup. Dosis ini diberikan dengan jarak waktu minimal 6 bulan.
 Imunisasi Varicella Vaksin varicella merupakan vaksin yang berisi virus hidup. Vaksin
ini diberikan di Jepang selama 20 tahun. Di Amerika Serikat, vaksin ini digunakan dari
tahun 1995. Satu dosis vaksin varicella direkomendasikan untuk anak berusia 12-18
bulan. Anak yang tidak mendapatkan vaksin ini dapat diberikan satu dosis sampai ketika
berusia 13 tahun. Usia diatas itu harus diberikan 2 dosis dengan jarak 4-8 minggu
terpisah. Anak yang sudah pernah sakit cacar air tidak perlu diberikan imunisasi ini.
Vaksin ini dapat mencegah cacar air 70% sampai 90% dan dapat mencegah penyakit
berat sampai lebih dari 95%. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan imunitas
seumur hidup. Sekitar 1% – 2 % anak yang mendapatkan imunisasi ini
tetap menderita cacar air, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Varicella merupakan
vaksin yang sangat aman. Pada beberapa anak dapat timbul bengkak dan kemerahan pada
lokasi suntikan. Juga dapat timbul bercak kemerahan dalam 1-3 minggu setelah
imunisasi. Kejadian kejang demam juga pernah dilaporkan setelah imunisasi, namun
sangat jarang. Anak yang diketahui alergi terhadap gelatin atau neomisin jangan
diberikan vaksin ini. Anak dengan efeisiensi imun seperti kanker atau HIV harus
dievaluasi oleh dokter terlebih dahulu sebelum diberikan imunisasi ini.

3. Perawatan sehari-hari

a. Hygiene diri dan lingkungan


Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi
resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih
akan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain
secara aman.

10
b. Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. Karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat.
c. Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)
Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot-otot
tubuh dan membuang sisa metabolism, selain itu juga membantu meningkatkan motorik
anak, dan aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi anak balita
merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan.
d. Pijat bayi
Pijatan pada bayi akan membantu untuk santai. Pijatan dilakukan pada saat anak
tenang, tapi belum terlalu mengantuk. Dan putar musik yang lembut dan sama setiap kali
dia akan mengaitkan suara musik dengan relaksasi pemijatan tadi. Duduklah di lantai
dengan kedua telapak kaki menempel dan lutut terbuka lebar agak menekuk (berbentuk
berlian), jadi kita bisa meletakkan anak di atas sebuah selimut di antara kedua tungkai
kaki. Jika dirasa tidak nyaman, letakkan anak di pangkuan. Pastikan anak merasa hangat,
dan gunakan minyak murni dan lembut untuk melancarkan gerakan pemijatan. Setiap
orangtua tentu menginginkan yang terbaik bagi putra- putrinya. Hal itu dapat dicapai
dengan menerapkan pola pengasuhan positif terhadap buah hati mereka.
e. Aktivitas
 Membaca untuk anak selama 15 menit
Otak anak-anak mempelajari bahasa jauh lebih mudah pada tahun-tahun awal. Selain
itu, paparan kata-kata yang berbeda sebanyak mungkin juga membantu membangun
kosakata mereka.
 Bermain di lantai bersama anak selama 10 menit Bayi biasanya berusaha berinteraksi
melalui ocehan dan gerak tubuh. Orang tua harus mendorongnya dengan bermain pada
tingkat fisik mereka, yaitu di lantai.
 Bercakap-cakap dengan anak selama 20 menit tanpa televisi
Anak-anak dari latar belakang miskin biasanya jauh lebih sedikit mendengarkan kata-
kata yang diucapkan setiap harinya, dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga
kaya. Dengan mematikan televisi dan berbicara, orangtua dapat meningkatkan
kemampuan verbal dan keahlian membaca anak-anaknya, serta mempersiapkan
mereka untuk bersekolah.
 Mengadopsi sikap positif dan sering memuji
Terdapat bukti signifikan bahwa positive parenting dapat membantu mengurangi
tingkat stres anak-anak dan memperkuat ikatan orangtua dengan anaknya. Selain itu,
jangan pelit memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik.

11
C. Asah

1. Stimulasi

adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan atau
bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian
stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, dan setelah lahir dengan cara
menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan
mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.

2. Deteksi

Deteksi dini tumbuh kembang anak terdiri dari pemantauan secara cermat pertumbuhan
fisik, perkembangan Motorik, perkembangan kognitif, perkembangan psikososial. Setiap
parameter perkembangan tersebut tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri sesuai
perkembangan usia. Misalnya perkembangan motorik anak usia 6-8 bulan sudah harus bisa
merangkak dan duduk. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan
seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari
segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung
dalam proses yang holistik atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu
berlangsung dalam kegiatan yang holistik

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebutuhan asuh yaitu kebutuhan neonatus memerlukan nutrisi yang meliputi ASI, susu
formula, dan makanan pendamping ASI sebagai kebutuhan bayi. Ketiganya digunakan untuk
pertumbuhan dan aktivitas seiring dengan makin bertambahnya usia anak. Produksi ASI relative
tetap, dengan pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat, kebutuhan nutrisi pada usia
toddler, kebutuhan nutrisi pada balita serta kebutuhan imunisasi. Kebutuhan asah yaitu pada
kebutuhan ini diperlukan stimulasi serta deteksi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan
perkembangan dari neonatus, bayi, balita.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi, sosial
dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di
dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kebutuhan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan dan
perkembangan. Kandungan air tubuh bayi baru lahir relatif lebih besar bila dibandingkan
dengan balita atau orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya jaringan lemak dan secara
relatif organ visera lebih berat dibandingkan dengan berat tubuh seluruhnya. Metabolisme
air juga sangat berbeda pada bayi bila dibandingkan dengan anak dan orang dewasa.
Nutrisi merupakan salah kebutuhan fisik yang paling mendasar dan sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.Nutrisi
sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak
serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti
kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi
vitamin A, defisiensi tiamin, defisiensi kalium, dan lain-lain yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak.
Kecepatan siklus air pada bayi sangat tinggi-sekitar 5 kali lebih besar per kilogram berat
badan bila dibandingkan dengan orang dewasa. Oleh karena itu bayi dan anak cenderung rawan
terhadap penyakit yang menimbulkan dehidrasi. Perbedaan lain adalah kematangan sistem
pengaturan air dalam berbagai sistem atau organ tubuh, belum matangnya fungsi ginjal akan
menyebabkan perbedaan komposisi plasma pada bayi bila dibandingkan dengan anak yang lebih
besar.

13
3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti tentang kebutuhan fisik pada neonatus bayi dan
balita, serta kebutuhan fisik apa saja yang dibutuhkan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapakan mampu dan mengerti tentang kebutuhan fisik pada neonatus bayi dan balita
serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.

14

Anda mungkin juga menyukai