Embriogenesis merupakan serangkaian proses perkembangan manusia
yang memiliki beberapa tahap yang saling berhubungan. Tahap-tahap ini diatur oleh program genetika yang diaktifkan pada jenis sel tertentu dan dalam urutan tertentu. Dua minggu setelah pembuahan, ovum yang telah dibuahi akan mengalami divisi sel membentuk morula, blastula, dan gastrula. Bagian dalam sel mass akan berdiferensiasi menjadi embrio sedangkan lapisan luar trofoblas akan membentuk plasenta dan jaringan pendukung bagi janin. Pembentukan epiblast dan hipoblast dari bagian dalam sel mass mengawali proses gastrulasi yang menghasilkan 3 lapisan primer embrional primitif yaitu ektoderm (lapisan superfisial), mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam).1 Mata berkembang dari tiga lapisan dasar embrional primitif yaitu ektoderm permukaan, ektoderm neural dan mesoderm. Jaringan ikat okuler dan adnexa dulu diduga berasal dari mesoderm namun kini diketahui ternyata kebanyakan mesenkim di kepala dan leher berasal dari cranial neural crest.1,2,3 Ektoderm permukaan membentuk lensa, glandula lakrimalis, epitel kornea, konjungtiva, adnexa dan epidermis palpebra. Neural crest yang berasal dari ektoderm permukaan berfungsi untuk membentuk keratosit kornea, endotel kornea dan jaringan trabekula, stroma iris dan koroid, muskulus siliaris, sklera, vitreus dan meningen nervus optikus. 1,2,3 Ektoderm neural menghasilkan vesikel optik dan cawan optik yang berfungsi untuk pembentukan retina dan epitel pigmen retina. Selain itu ektoderm neural juga berfungsi untuk membentuk lapisan-lapisan berpigmen dan tidak berpigmen dari epitel siliaris, muskulus dilator dan spingter pupil pada iris, serabut nervus optikus dan glia. Mesoderm kini diduga hanya terlibat dalam pembentukan muskulus ekstra okular dan endotel vaskular orbita dan okular.1,2,3 Pada makalah ini akan dibahas mengenai proses pembentukan bola mata yang meliputi embriologi mata dan struktur-struktur optik spesifik sehingga dapat lebih memahami tahap-tahap embriogenesisnya.