Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue /DBD (secara medis disebut Dengue Hemerragic
Fever/DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler
dan system pembekuan darah, sehngga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini
banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk di
seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di
atas permukaan air laut. Demam Berdarah Dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan
manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui
nyamuk. (Dwi Sunar Prasetyo : 2012, hal: 31)
Demam dengue dan demam berdarah dengue / DBD (dengue haemorragic fever / DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot / nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. (Aru.W. Sudoyo, dkk : 2006,
hal : 1731).
DBD adalah merupakan penyebab umum demam diantara turis Amerika Tengah, Iindia,
Cina Tenggara, dan Asia Tenggara. Turis yang tinggal lebih lama dan hidup di daerah pedesaan
dengan akomodasi yang tidak diskrining dengan baik adalah yang paling beresiko. Sulit untuk
menghindari gigitan serangga karena kebiasaan menggigit terjadi di siang hari. (B.K. Mandal,
dkk : 2006, hal : 245). Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat
berakibat fatal dalam waktu yang relative singkat. Penyakit ini tergolong “susah dibedakan” dari
peyakit demam berdarah lainnya. (Oktri Astuti : 2008 hal : 7).

B. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk
dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30
nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal.
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vector ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat member gejala
sebagai Demam Dengue, Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue

1
yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang
telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan
bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutama ke system
retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen.

C. Patofisiologi (proses perjalan penyakit, manifestasi klinis, komplikasi)


1. Proses Perjalanan Penyakit
Umumnya, demam dengue merupakan penyakit saat seseorang terinfeksi salah satu serotype
virus dengue untuk pertama kalinya. Misalnya, DEN-1 atau DEN-2. Hal ini terjadi paling tidak 6
bulan – 5 tahun sebelum seseorang terinfeksi virus DBD. Demam dengue merupakan akibat
paling ringan yang ditimbulkan virus dengue. Orang yang tidak mengerti sering menyebutnya
sebagai gejala demam berdarah. Hal ini dikarenakan gejalanya yang hamper serupa, seperti
demam tinggi mendadak, sakit kepala berat, nyeri persendian dan otot, mual, muntah, dan dapat
timbul ruam.
Sebelum seorang terkena DBD, didalam tubuhnya telah ada satu jenis serotype virus dengue
(serangan pertama kali). Biasanya, serangan pertama kali ini menimbulkan demam dengue. Ia
akan kebal seumur hidup terhadap serotype yang menyerang pertama kali itu. Namun, hanya
akan kebal maksimal 6 bulan-5 tahun terhadap serotype virus dengue lainnya. Misalnya,
seseorang terinfeksi DEN-1. Ia akan kebal seumur hidup terhadap serotype itu dan hanya
maksimal 6 bulan-5 tahun ia kebal terhadap DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Serangan virus dengue
kedua kali inilah yang mengakibatkan demam berdarah dengue.
Masa inkubasi DBD dimulai dari gigitan sampai timbul gejala, berlangsung selama dua minggu.
Darah penderita sudah mengandung virus, yaitu sekitar 1-2 hari sebelum terserang demam. Virus
tersebut berada dalam darah selama 5-8 hari. Jika daya tahan tubuh tidak cukup kuat melawan
virus dengue maka orang tersebut akan mengalami berbagai gejala DBD.

2. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit DBD adalah 3-15 hari sejak seseorang terserang virus dengue.
Selanjutnya, penderita akan menampakan berbagai tanda dan gejala demam berdarah, seperti
berikut :
a. Demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari (38-40°C)

2
b. Pada pemeriksaan uji Torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
c. Adanya bentuk perdarahan di kelopak mata bagian dalam (konjungtiva), mimisan (epitaksis),
BAB dengan kotoran berupa lender bercampur darah (melena), dan lain-lainnya.
d. Terjadi pembesaran hati (hepatomegali)
e. Tekanan darah menurun, sehingga menyebabkan shock.
f. Pada pemeriksaan laboratorium (darah), hari ke 3-7 terjadi trombosit di bawah 100.000 per
mm (trombositopent) dan terjadi peningkatan nilai hematokrit di ats 20% dari nilai normal
(hemokonsentrasi)
g. Timbulnya beberapa gejala klinis yang menyertai, seperti mual, muntah, penurunan nafsu
makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang, dan saklit kepala.
h. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
i. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
j. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

3. Klasifikasi
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue adalah sebagai berikut :
Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-spesifik, satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah tes tourniquet positif dan atau mudah memar.
Derajat II : Perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada derajat I, biasanya pada bentuk
perdarahan kulit atau perdarahan lain.
Derajat III : Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah serta penyempitan
tekanan nadi atau hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Derajat IV: Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi. (WHO : , hal : 32).
4. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit DHF yaitu :
a. Perdarahan luas
b. Shock atau renjatan
c. Penurunan kesadaran

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah

3
1) Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui ).
2) Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % ).
3) Mas pembekuan normal ( 10-15 ).
4) Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 ).
Kimia darah :
a) Hiponatremia.
b) Hipoproteinemia.
c) Hipokalemia.
d) SGOT, SGPT meningkat ( N < 12 u / i ).
e) Ureum meningkat.

b. Urine
1) Albuminurial ringan

c. Sumsum tulang
Awal hiposelular kemudian menjadi hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan maturasi. Hari
ke-10 biasanya kembali normal.

d. Pemeriksaan serologi
Dilakukan pengukuran titer antibodi pasien dengan cara haema glutination inhibition tes (HI test)
atau dengan uji pengikatan komplemen (complement fixation test/CFT) diambil darah vena 2-5
ml).

e. Foto thorak
Mungkin dijumpai pleural Efusion.

f. USG
Hematomegali – Splenomegali
1) Darah
a) Trombosit menurun.
b) HT meningkat lebih 20 %.

4
c) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
d) Protein darah rendah.
e) Ureum PH bisa meningkat.
f) NA dan CL rendah.

2) Serology : HI (hemaglutination inhibition test).


a) Rontgen thorax : Efusi pleura.
b) Uji test tourniket (+).

D. Penatalaksanaan Medis
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suportif.
Dengan terapi suportifyang adekuat, angka kematian dapat di turunkan hingga kurang dari 1%.
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam
penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan
cairan oral pasien tidak mampu di pertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui
intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan
intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4
mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
d. Pemberian obat-obatan: antibiotic, antipiretik,
e. Anti konvulsi jika terjadi kejang
f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

5
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Oktri. 2008. Demam berdarah dengue ; penyakit dan cara pencegahannya. Yogyakarta :
Kanisius.
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, dan penyakit dalam. Jogjakarta :
Nuha medika.
Prasetyono, Dwi Sunar.2012. daftar tanda dan gejala ragam penyakit. Jogjakarta : FlashBooks.
Sudoyo, W. Aru, dkk. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Jakarta : FKUI.
WHO.Demam berdarah dengue. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai