Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

MATERNITAS

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional keperawatan yang
ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi,
kehamilan, melahirkan nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik
dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Keperawatan maternitas adalah pelayanan perawat profesionala dalam mempersiapkan proses
persalinan serta kualitas pelayanan kesehatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien keluarganya dan bayi baru lahir (May & Mahlmeister, 1990)
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional perawat yang
ditujukan kepada Wanita Usia Subur (WIS) berkaitan dengan sistem reproduksi, kehamilan,
melahirkan, nifas, antara dus kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan
psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga menggunakan pendekatan proses
keperawatan (CHS, 1993).
Keperawatan adalah aspek profesinal berkualitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik
dan psikososial ibu selama proses konsepsi atau kehamilan, melahirkan, keluarga dan perawatan
bayi baru lahir yang menekanakan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.
B. PERSPEKTIF KEPERAWATAN MATERNITAS
a. Ethical and Legal Issue
Keperawatan maternitas dan perinatal sering dihadapkan dengan masalah-masalah etis,
hukum, dan berbagai masalah di dalam area keperawatan. Pelayanan maternitas dan
perinatal memiliki cakupan yang luas dalam memberikan jasa pelayanan keperawatan
dengan aturan bentuk praktik yang berbeda. Pelayanan dalam area keperawatan
maternitas mencakup persiapan menghadapi kelahiran, selama proses kelahiran, ibu
setelah melahirkan, dan anak baru lahir untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Isu tentang keperawatan kritis pada keperawatan
maternitas menyangkut dua aspek, yaitu ibu dan janin atau bayi baru lahir.
b. Overview of Ethics and Law
Sebelum dihadapkan dengan diskusi tentang area yang kompleks dari pertimbangan etis
dan legal didalam praktik pelayan kesehatan reproduksi, alah baiknya bila sebelumnya
kita semakan persepsi dan pemahaman dalam menggunakan istilah ini untuk
memperjelas persamaan dan perbedaan antara maslah etika dan hukum :
1. Etika
Etika adalah prinsip-prinsip yang mengatur seseorang dalam melakukan hubungan
dengan orang lain. Prinsip-prinsip tersebut didasarkan pada nilai-nilai dasar hidup
yang diyakini kebenarannya serta memberikan kerangka mengambil sebuah
keputusan dan tindakan. Suatu dilema etis memerlukan beberapa solusi meskipun
bertentangan antara satu dengan yang lain. Solusi mana pun mungkin kurang baik,
keputusan etis mempunyai konsekuensi untuk dirinya dan orang lain.
Seseorang ahli filsafat moral mengenali tiga prinsip etis yang mendasari pertimbangan
moral dan pengambilan keputusan, yaitu prinsip kebaikan prinsip rasa hormat untuk
otonomi dan prinsip keadilan. Perawat harus mempertimbangkan prinsip ini ketika
membuat keputusan etis tentang kesejahteraaan kliennya.
2. Law
Hukum adalah peraturan tentang tindakan yang bersifat mengikat atau memaksa.
Semua hukum pada dasarnya berasal dari hukum alam, kecenderungan manusia
untuk berbuat baik dan menghindari kesejahteraan . pemerintah pusat dan daerah
menjaga otoritas konstitusionalnya untuk menciptakan dan menguatkan
penyelenggaraan hukum. Sistem yang sah tentang undang-undang menetapkan
petunjuk-petunjuk, bukunnya aturan kaku untuk praktik. Semua hukum,
mengabaikan asal dan tunduk kepada perubahan dan penafsiran menunjukkan
bahwa etika dan hukum boleh pergi bergandengan tangan dan mendukung satu sama
lain.
C. Relationship Between Ethics and Law
Masalah etika mempunyai rujukan yang berbeda dibanding masalah hukum. Contoh, datang
tepat waktu ke tempat kerja. Selain melanggar hukum sebuah perusahaaan, datang terlambat
juga salah secara etika. Konsep hak asasi manusia dan semua kebijakan memiliki batas-batas
otoritas. Contoh lain, ketika seorang perempuan menggunakan obat atau alkohol selama
kehamilan. Akibatnya, bayi yang baru dilahirkan mengalami kerusakan organ yang bersifat
irrreversibel atau tidak dapat diperbaiki. Tenaga medis profesional mungkin tidak dapat
mencegah hal tersebut karena masuk dalam ranah hak si perempuan. Namun, tenaga medis
profesional mempunyai hak untuk melakukan tindakan demi memperpanjang hidup si bayi.
Pada tahap ini, perawat harus mengambil keputusan berdaraskan pertimbangan etis.
D. Legal Aspects of Maternity and Perinatal Care
Bidang keperawatan maternas dan perintal memiliki risiko tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan
pertimbangan yang matang untuk sebuah keputusan. Selain itu, dibutuhkan kelengkapan alat
medis demi keselamatan pasien. Misalnya, beberapa rumah sakit sedang menghadapi krisis
keuangan sehingga tidak dapat membahayakan klien. Kondisi tersebut masih ditambah
dengan tidak tersedianya alat medis yang memadai.
Salah satu untuk memonitoring ibu dan janin dapat dilakukan mulai sejak prakpnsepsi.secara
konseptual, banyak teknik dan prosedur yang dilakukan yang dapat membawa mereka pada
resiko disekresikannya zatiotrogenic yang dapat merusak ibu atau janin, atau kedua-duanya.
Bahkan kerusakan tersebut bersifat irreversible. Berdasarkan kondisi tersebut, ada potensi
untuk melakukan tuntutan pada dua hal, yaitu kerusakan pada ibu dan janin sehingga dapat
merugikan perawat dan petugas kesehatan yang lain.
1. Nursing Practice Accountability
Ruang lingkup praktik keperawatan maternitas harus menggambarkan tindakan-tindakan
yang sesuai dengan standar praktik yang dapat dipertanggungjawabkan
Praktik keperawatan maternitas harus melalui prosedur-prosedur seperti mengurus
perizinan, lesensi dan standar pengawasan. Data-data ini dibutuhkan pemerintah daerah
untuk pengawasan. Perawat yang menjalankan praktik mandiri wajib melapor kepada
pemerintah setempat. Penjelasan tentang standar keperwatan dapat diperoleh dari
penjelasan yang disusun oleh para praktisi keperawatan dalam organisasi profesi.
Perkembangan pengawasan standar praktik perawat dirumah sakit atau institusi lain yang
memperkerjakan perawat dilakukan oleh organisasi profesi, seperti mempekerjakan
perawat dilakukan oleh organisasi profesi. Lembaga asuransi untuk perawat yang sedang
dalam jam kerja atau sedang bertugas menjadi tanggung jawab institusi yang
mempekerjakan. Biaya- biaya yang sah tentang undang-undang penuntutan perkara dan
pertimbangan atau penyelesaian masalah menjadi tanggung institusi yang
memperkerjakan
2. Ethical and Legal Considerrations Prior to Conception
Sering ditemukan adanya pasangan yang mengalami kesulitan untuk saling memahami
tentang masalah reproduksi. Pusat statistik kesehatan nasional memberikan estimasi
bahwa hampir separuh wanita yang menikah antara usia 15-44 tahun mengalami
gangguan kesuburan sampai pada tingkat infertilitas akibat suatu penyakit sekitar 10 %
dari jumlah wanita yang menikah mengalami infertilitas setelah 1 tahun tidak
mengunakan contraceptive.
Dalam waktu 15 tahun terahir, kemajuan ilmu dan tehnologi medis menemukan metode
reproduksi tanpa melakukan hubungan sanggama, yaitu pembuahan buatan dan metode
invitro dengan embrio tranfer. Ketika metode konstrasepsi diperkenalkan, sistem
reproduksi tiruan dipertahankan. Lihat jenis pasangan yang tidak subur dieksploitasi
terutama ketika menilai sekses bagi yang menggunakan.
3. Artificial Insemination
Pembuahan buatan dengan menyuntikan sperma secara langsung ke dalam uterus
melalui cervix arteri menggunakan alat mekanis dapat dilakukan melalui dua metode.
Pertama, adalah metode yang disebut Artificial Insemination Husband (AIH). Pada metode
ini air mani dari suami klien disimpan di dlam saluran reproduksi istri. Beberapa kelompok
agama menolak mastrubasi sebagai “cara” memperoleh air mani.
Metode yang kedua adalah pembuahan buatan dengan menyuntikan sperma secara
langsung kedalam urterus melalui cervix uteri menggunakan alat mekanis dima nam
pendonor tidak diketahui atau yang disebut Artificial Insemination by a Donor (AID).
Metode AID menjadi perawatan yang lebih disukai ketika suami menjual keturunan
melalui air mani.

Anda mungkin juga menyukai