2 ISSN 1979-8911
1
elis_ratna_wulan@uinsgd.ac.id, 2ginanjarpajarudin@yahoo.com,
3
dianuraiman@uinsgd.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
62
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
perhitungan secara analitik tidak dapat didapat nilai yang diinginkan dari
Banyak metode numerik yang nol. Kondisi ini yang disebut sebagai
63
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
penempatan akar. Jika tebakan awal adalah bilangan riil yang merupakan
dari akar adalah 𝑥𝑖 , sebuah garis akar atau mendekati akar yang
sebenarnya.
singung dapat diperluas dari titik
Perhatikan Gambar 1 untuk
[𝑥𝑖, , 𝑓(𝑥𝑖 )]. Titik di mana garis
menurunkan rumus Metode Newton-
singgung ini memotong sumbu 𝑥
Raphson.
biasanya menunjukkan sebuah
Persamaan garis 1:
taksiran perbaikan dari akar.
𝑦 − 𝑦0 = 𝑚(𝑥 − 𝑥0 )
Metode Newton Raphson
𝑦 − 𝑓(𝑥0 ) = 𝑓 ′ (𝑥0 )(𝑥 − 𝑥0 )
dapat diturunkan berdasarkan
𝑥1 adalah perpotongan garis l dengan
interpretasi geometrik (sebuah metode
sumbu – 𝑥
alternatif yang didasarkan pada Deret
0 − 𝑓(𝑥0 ) = 𝑓′(𝑥0 )(𝑥 − 𝑥0 )
Taylor). Seperti pada Gambar 1,
64
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
2.3.Interpolasi Newton
Secara umum, 𝑛 + 1 titik data
misal (𝑥0 , 𝑥0 ),(𝑥0 , 𝑥0 ),...,(𝑥0 , 𝑥0 )
65
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
𝑦[𝑥𝑛 , 𝑥𝑛−1 , … , 𝑥1 , 𝑥0 ] =
𝑦[𝑥𝑛 ,𝑥𝑛−1 ,…,𝑥2 ,𝑥1 ]−𝑦[𝑥𝑛−1 ,𝑥𝑛−2 ,…,𝑥1 ,𝑥0 ]
𝑥𝑛 −𝑥0
66
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
67
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
u1 v1
X x1 ,, x n , x1 ,, x n T
dan
u v
2
, V 2 dan
dengan U
V v1 , , v n ,v1 , ,v n . T
u n v n
Entri-entri bi , j ditentukan sebagai
a1,1 a1, 2 a1,n berikut:
a a2, 2 a2,n
A
2 ,1
.
jika a i , j 0 maka bi , j = a i , j dan
an ,1 an, 2 a n ,n
bi n , j n ai , j
68
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
69
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
det( B j ,i n ).
Teorema 2
(1) i j det( B j ,i )
b
= (4) B1 B2
i, j
Karena B
B1
det( B) maka B j n ,i n
B2
dapat diperoleh menggunakan operasi
70
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
0,1, … (5)
(1) i j (1) 2n det( B j n,i n )
=
det( B) Metode Newton mensyaratkan bahwa
derivatif dihitung langsung. Dalam
(1) (i n )( j n ) det( B j n,i n )
= masalah yang paling praktis, fungsi
det( B)
tersebut dapat diberikan oleh rumus
= b i n, j n yang panjang dan rumit, dan
karenanya ekspresi analitis untuk
untuk setiap 1 i, j n .
derivatif mungkin tidak mudah
didapat. Hal ini jelas dari rumus untuk
M 1 N
Terbukti bahwa B
M
.
N metode Newton bahwa itu akan gagal
dalam kasus di mana derivatif adalah
Persamaan (3) merupakan nol. Dalam situasi ini, mungkin tepat
perubahan bentuk dari sistem untuk mendekati turunan dengan
persamaan linear fuzzy. Walaupun menggunakan kemiringan garis
persamaan (3) mempunyai solusi melalui dua titik pada fungsi. Dalam
tunggal, tidak berarti sistem hal ini, menggunakan metode secant.
persamaan linear fuzzy langsung Untuk menghindari komputasi 𝑓 ′(𝑥)
dipeeroleh solusinya. Jika B dalam (3) mungkin tidak selalu tersedia atau
tak-singular, tidak ada jaminan bahwa mungkin sukar untuk menghitung dan
1
X B V F, untuk setiap VF [11]. mempertahankan sifat konvergensi
yang sangat baik dari metode Newton-
71
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 −
𝑓 ′ (𝑥𝑛 ) Dimana f[xn , xn−1 ...xn−i ] diferensiasi
𝑓(𝑥𝑛 ) terbagi dari 𝑓 (𝑥). Dan didefinisikan
= 𝑥𝑛 −
𝑓 [𝑥𝑛 , 𝑥𝑛−1 ] diferensiasi terbagi sebagai
𝑓(𝑥𝑛 )
= 𝑥𝑛 − 𝑓 (𝑥𝑛 )− 𝑓 (𝑥𝑛−1 ) 𝑓[𝑥] = 𝑓(𝑥)
(𝑥𝑛 −𝑥𝑛−1 )
Misalkan diferensiasi terbagi
(6)
dimisalkan sebagai:
𝑓 (𝑥𝑛 )− 𝑓 (𝑥𝑛−1 )
Di mana 𝑓[𝑥𝑛 , 𝑥𝑛−1 ] = (𝑥𝑛 −𝑥𝑛−1 ) Diferensiasi Terbagi Pertama.
adalah Diferensiasi Terbagi. 𝑓𝑛 − 𝑓𝑛−1
𝑓[𝑥𝑛 , 𝑥𝑛−1 ] =
𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1
Sehingga persamaan (6) merupakan
metode secant. Iterasi Newton
Diferensiasi Terbagi Kedua
Raphson membutuhkan dua fungsi 𝑓[𝑥𝑛 , 𝑥𝑛−1 ] − 𝑓[𝑥𝑛−1 , 𝑥𝑛−2 ]
𝑓[𝑥𝑛 , 𝑥𝑛−1 , 𝑥𝑛−2 ] =
evaluasi, 𝑓 (𝑥) dan 𝑓 ′(𝑥) per iterasi. 𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−2
72
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
73
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
= [66.14370029,17,30864197,75.62610224]
𝑓[1,2,3] = [3,4,5][1,2,3]2 − [1,2,3][1,2,3]
+ [1,2,3] = [−5,14,47]
Kemudian untuk mencari 𝑥3
𝑓[𝑥1 ] = [3,4,5][𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ]2 menggunakan persamaan (9)
− [1,2,3][𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ]
+ [1,2,3] 𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥2+1 = 𝑥𝑛 − 2
∇𝑓𝑛 + ∇ 𝑓𝑛 (𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1 )
𝑓[2,3,4] = [3,4,5][2,3,4]2 − [1,2,3][2,3,4]
+ [1,2,3] = [1,32,81]
𝑥3 = [1.415129289,1.125195618,3.501920812]
Sehingga diperoleh 𝑓[𝑥0 ] =
[−5,14,47] dan 𝑓[𝑥1 ] = Sehingga dapat dihitung 𝑓[𝑥3 ]
𝑓(𝑥1 ) = [3,4,5][1.415129289,1.125195618,3.501920812]2
𝑥1+1 = 𝑥1 −
𝑓 ′ (𝑥1 ) − [1,2,3][1.415129289,1.125195618,3.501920812]
𝑓(𝑥1 ) + [1,2,3]
𝑥2 = 𝑥1 −
𝑓 [𝑥1 , 𝑥0 ] = [−3.497989719,4.813869477,62.90211757]
𝑓(𝑥1 )
= 𝑥1 −
∇𝑓1 Diferensiasi Terbagi Pertama.
𝑓1 −𝑓0
𝑓(𝑥1 ) i. 𝑓[𝑥1 , 𝑥0 ] = =
𝑥1 −𝑥0
= 𝑥1 −
𝑓1 − 𝑓0
𝑥1 − 𝑥0 [−15.33333333,18, −86]
𝑓2 −𝑓1
ii. 𝑓[𝑥2 , 𝑥1 ] = =
𝑥2 −𝑥1
[−5,14,47]
= [2,3,4] − [−7.650549552,18.88888889,70.05715716]
[1,32,81] − [−5,14,47]
[2,3,4] − [1,2,3]
74
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
𝑓3 −𝑓2
iii. 𝑓[𝑥3 , 𝑥2 ] =
𝑥3 −𝑥2
= Pencarian dan perhitungan
[50.61361546,11.38967136,1.282915551] nilai suatu fungsi persamaan non-
linier menggunakan metode Newton
Diferensiasi Terbagi Kedua. Raphson modifikasi Fuzzy, yaitu
𝑓[𝑥2 ,𝑥1 ]−𝑓[𝑥1 ,𝑥0 ]
i. 𝑓[𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ] = = dengan menentukan tebakan awal
𝑥2 −𝑥0
3.2. Saran
3. Penutup
3.1. Simpulan
75
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
76