STEP 1
1. TFR : rata-rata jumlah anak yang dilahirkan pada seorang wanita selama produksi diteliti per
1000 penduduk
2. CPR : contraceptive prevalence rate (angka yang menunjukan berapa banyak pasangan usia subur
yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan disbanding dengan jumlah PUS)
3. Fertilitas : kemampuan seorang wanita untuk menghasilkan kelahiran hidup
STEP 2
STEP 3
Factor demografi :
- umur
- umur perkawinan : semakin lama umur perkawinan semakin panjang usia produktifnya
- paritas : jika seorang wanita mempunyai anak perempuan kemungkinan untuk mendapatkan
keturunan lagi lebih banyak
- proporsi pasangan : salah satu atau kedua pasangan tidak dalam usia produktif (usia subur)
Factor non-demografi :
- ekonomi
- social
- psikologi
- pendidikan
- industrialisasi : pemikiran untuk menambah keturunan dihalangi dengan adanya pekerjaan yang
padat
- urbanisasi :
A. faktor demogrfi
struktur umur
struktur perkawinan
paritas
disrupsi perkawinan
tingakat pendidikan
Tujuan :
- meningkatkan kesejahteraan ibu anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera itu
yang menjadi dasra tewujudnya masyarakat yang sejahtera yang mengendalikan pertambahan penduduk
Manfaat :
- Menjaga kesehatan ibu dengan cara mengatur waktu kelahiran dan menghindarkan kehamilan dalam
waktu yang singkat
- menganjurkan umur perkawinan (dibatasi usia saat menikah umur 21 tahun lebih)
- angka kelahiran tahunan (jumlah kelahiran, angka kelahiran kasar, angka kelahiran menurut umur,
angka fertilitas total) apakah jmlh kelahiran dll termasuk bagian dari angka kelahiran tahunan?
- paritas
- keluarga berencana (angka prevalensi pemakaian kontrasepsi, angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB)
Program KB mempengaruhi angka CPR jika angka CPR meningkat maka angka TFR bisa menurun
(berbanding terbalik apa lurus?)
Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat wawancara
dilakukan.
Rasio Anak Wanita atau Child-Woman Ratio (CWR) adalah rasio antara jumlah anak di
suatu tempat pada suatu waktu dengan penduduk perempuan usia 15-49 tahun.
Batasan usia anak adalah 5 tahun atau 10 tahun kebawah. Jumlah anak berumur 5
tahun kebawah mencerminkan kelahiran selama 5 tahun sebelum pencacahan,
sedangkan jumlah anak berumur 10 tahun kebawah mencerminkan kelahiran selama 10
tahun sebelum pencacahan.
3. Paritas
Pariitas adalah jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita[1]. Dari pola paritas wanita
dalam suatu wilayah akan diketahui bagaimana pola dan norma fertilitas yang dianut.
4. Keluarga Berencana
a. Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi (CPR)
Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi adalah angka yang menunjukkan berapa
banyaknya PUS yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan dibandingkan
dengan seluruh PUS. Angka Prevelensi Kontrasepsi ini sering disebut dengan CPR
(Contraceptive Prevalence Rate).
Sumber : http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/333/333/1/4/
B : jmlh kelahiran
K : konstanta (1000)
- ASFRi : B/Pfi x k
didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk
pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sbb:
CBR = B x k
Pm
CBR= Crude Birth Rate / tingkat kelahiran kasar
tingkat Fertilitas Kasar yang telah dibicarakan sebagai ukuran fertilitas masih terlalu kasar
karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Perbandingan jumlah kelahiran hidup dengan jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun). Jadi
sebagai penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tetapi jumlah
penduduk perempuan usia subur (15-49 tahun).
GFR= B x k
Pf (15-49
B = jumlah kelahiran
Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok penduduk tertentu, karena
tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut: jenis kelamin, umur, status
perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang lain.
ASFR = Bi x k
Pf i
tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Spesific Fertility Rate)/ BOSFR
tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat mungkin untuk mengukur tinggi rendahnya
fertilitas di suatu Negara. Kemungkinan seorang ostri untuk menambah kelahiran tergantung
kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat
kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup.
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:
BOSFR = Boi x k
Pf (15-49)
K = 1.000
adalah sebagai jumlah kelahiran hidup laki2 dan perempuan tiap 1000 peduduk yang
hidup hingga akhir masa reproduksi dengan catatan :
jumlah kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor perempuan oleh 1000 perempuan
sepanjang masa reproduksinya, dg asumsi tdk ada seorang perempuan yg meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
f1 f2 f7
GRR = 5 x (ASFR +ASFR + ….. + SFR )
adalah : jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan
dengan memperhotungkan kemungkinana meninggalkan perempuan2 itu sebelum masa
reproduksi.
(demografi umum)
7. Mengapa pemerintah daerah tidak mendukung program KB dari pemerintah pusat? Kendala?
- factor eksternal : dlm pembuatan program KB hanya pemerintah pusat tanpa mengajak pemda untuk
diskusi
Kurangnya fasilitas dan tenaga medis dalam penggunaan alat kontrasepsi di daerah terpencil
8. Mengapa angka jumlah kelahiran di Indonesia masih sangat tinggi? Apa dampaknya?
Ada pengaruh dari kesadaran dan pendidikan dari masyarakat pengguna KB
Dampak :
a. ekonomi
b. social
c. budaya
semakin tinggi tingkat fertilitas maka semakin kecil tingkat kepunahan budaya
d. kesehatan reproduksi
e. produktifitas PUS
f. pekerjaan
semakin tinggi tingkat fertilitas, maka nantinya lapangan pekerjaan akan semakin
sempit
g. kependudukan
semakin tinggi angka fertilitas menyebabkan jumlah penduduk yang tinggi dan
- lapangan pekerjaan yang semakin sedikit shg bisa meningkatkan angka pengangguran
- pendidikan
- kesehatan
- penanggulangan kemiskinan
- ketahanan pangan
- infastruktur
- energy
- kebudayaan,kreativitas,inovasi teknologi
- KB
-sensus penduduk
- registrasi penduduk
- survey penduduk
a. Sensus penduduk
Sensus lengkap pencacahan seluruh penduduk dengan responden kepala rumah
tangga. Responden ini memberika informasi mengenai karakteristik demografi anggota
rumah tangganya.
Sensus sample pencacahan terhadap penduduk yg tinggal dalam rumah tangga
terpilih. Untuk pencacahan sample telah dipilih sejumlah wilayah, kemudian dari setiap
wilayah tersebut dipilih sejumlah rumah tangga.
. Ciri khas sensus penduduk, Pertama : bersifat individu yang berarti informasi
demografi dan sosial ekonomi yang dikumpulkan bersumber dari individu baik
sebagai anggota rumah tangga maupun sebagai anggota masyrakat. Kedua,
bersifat universal yg berarti pencacahan bersifat menyeluruh. Ketiga,
pencacahan diselenggarakan serentak diseluruh negara. Keempat, sensus
penduduk dilaksanakan secara periodik yaitu pada tiap2 tahun yg berakhiran
angka kosong. Agar hasil sensus penduduk dari beberapa negara dapat
diperbandingkan, PBB menetapkan bahwa informasi kependudukan minimal yg
harus ada dalam tiap2 sensus penduduk adalah sbb :
b. Registrasi penduduk
Mencatat kejadian2 kependudukan yg terjadi setiap saat, spt kelahiran, kematian,
mobilitas penduduk keluar dan mobilitas penduduk masuk, baik itu permanent
maupun non permanent. Catatan mobilitas penduduk permanent lebih lengkap
dibanding dengan mobilitas penduduk non permanent. Orang2 yg pindah domisili
harus mempunyai surat pindah dari daerah asal, selanjutnya disampaikan pada
kantor kelurahan/desa dimana mereka akan menetap.
c. Survey penduduk
Data mobilitas penduduk bias juga didapatkan dari penelitian survey yg
dilaksanakan disuatu wilayah. Misalnya survey mobilitas tenaga kerja dari Lombok
menuju Malaysia. Data mobilitas penduduk yg dihasilkan dari survey lebih bervariasi
daripada yg didapat dari sensus penduduk dan registrasi penduduk. Umumnya
penelitian mobilitas penduduk yg dilaksanakan oleh instansi, lembaga tertentu, atau
perseorangan berskala mikro. Biasanya yg diteliti aspek2 ekonomi, proses, dan
dampak moobilitas terhadap tingkat ekonomi rumah tangga daerah asal. Ada 2
pendekatan dalam mendapatkan data tentang mobilitas penduduk di suatu daerah,
yaitu pendekatan retrospektif adalah menanyakan riwayat mobilitas penduduk yg
dilaksanakan oleh pelaku mobilitas yg telah kembali ke daerah asal serta
pendekatan prospektif.
Reit
mortalitas
Norma
mengenali
besar
lingkungan keluarga
Variable
fertilitas
antara
Norma
Struktur social
mengenai
ekonomi
variable
antara
STEP 4
STEP 5
STEP 6
STEP 7