Anda di halaman 1dari 11

Laporan Sosiologi

“Korupsi, Kolusi, Nepotisme”

Oleh :
1. Ayu salsabil (03)
2. Kilang rahmadan h. (15)
3. Muhammad Reza p. (21)
4. Raihan (27)
5. Sri ayu n. (34)
6. Tazkia firzani (33)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru selaku guru mata pelajaran soiologi
yang telah memberikan bimbingan , sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Kami menyadari bahwa laporan yang disusun ini masih kurang sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semuanya yang sifatnya membangun
sehingga dapat masukan yang akan membuat laporan ini bisa lebih jelas dan lebih
bagus.
Akhir kata, semoga laporan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) ini
dapat bermanfaat bagi saya dan segenap tumpah darah Indonesia untuk memajukan
negara ini menuju Indonesia tercinta bebas KKN.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat penulisan
laporan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Korupsi........................................................................................................... 3
2.2 Kondisi Yang Mendukung Munculnya Korupsi................................................... 3
2.3 Bentuk-Bentuk Penyalahgunaan Korupsi ......................................................... 4
2.4 Kolusi .............................................................................................................. 5
2.5 Nepotisme....................................................................................................... 5
2.6 Dampak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) .............................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi, kolusi, dan nepotisme, disingkat KKN, telah mengakar dalam sendi-
sendi kehidupan bangsa Indonesia. Seakan ketiga hal tersebut merupakan bagian dari
adat istiadat mereka dan sudah biasa terjadi. Ironinya, bahkan telah muncul stigma
yang menyatakan bahwa KKN merupakan salah satu dari sekian pilihan menuju hidup
lebih baik tanpa memperdulikan akibatnya bagi orang lain.

Perlu diketahui bahwa sebenarnya Indonesia termasuk negara yang cukup kaya.
Penghasilannya pun cukup melimpah. Hanya saja uang tersebut sebagian diserap oleh
keegoisan para pelaku tindak KKN. Alhasil mereka dapat memperkaya diri sedangkan
rakyat menderita.

Biasanya koruptor kelas teri sekalipun bisa menggaet uang sebesar puluhan milyar
rupiah. Dan jumlah koruptor lebih dari satu, bahkan banyak.

Belum ditambah dengan koruptor kelas kakap dan koruptor yang cuma ikut-ikut dapat
kucuran. Menimbang dari itu, dapat disimpulkan bahwa peberantasan KKN sangatlah
penting. Tanpa KKN Indonesia bisa menjadi negara yang kaya, makmur, dan sejahtera.

Untuk mengoptimalkan usaha pemberantasan KKN, terlebih dulu harus diupayakan


usaha-usaha untuk memperbaiki moral dan mental serta mendongkrak kesadaran
masyarakat terutama generasi muda akan dampak negatif KKN juga kemauan dan
kesadaran untuk beralih dari budaya KKN.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah penyebab munculnya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di Indonesia?
2) Apa saja dampak KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di Indonesia terutama
dalam menentukan kedudukan seseorang dalam instansi atau badan tertentu?
3) Bagaimanakah bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di Indonesia.

1.5 Manfaat Penulisan Laporan

A. Bagi Penulis
1) Menambah wawasan akan KKN dan seluk-beluknya.
2) Sebagai media menyalurkan ide sebagai upaya pemberantasan KKN di Indonesia.

B. Bagi Masyarakat
1) Menambah wawasan masyarakat akan KKN dan seluk-beluknya.
2) Menambah kesadaran masyarakat akan dampak KKN serta memberi inspirasi dan
keinginan masyarakat untuk memberantas KKN.
3) Memberi pengertian yang benar tentang stigma mengenai KKN.
4) Mengajak masyarakat untuk aktif dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa-
bernegara dan memajukan kehidupan bangsa tanpa menggunakan KKN (menghapus
budaya KKN).

C. Bagi Pemerintah
1) Membantu memperbaiki moral dan mental bangsa serta memunculkan kemauan
serta inspirasi untuk memberantas KKN.
2) Membantu mewujudkan manusia-manusia Indonesia yang adil dan beradab sesuai
Pancasila dan UUD 1945.
3) Membantu membangun Indonesia bersih KKN.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Korupsi
Korupsi (dalam bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar-balik, menyogok) secara luas berarti
penyalahgunaan jabatan resmi untuk kepentingan pribadi.

Dari sudut pandang hukum, korupsi memenuhi hal-hal berikut ini;


1) Perbuatan melawan hukum
2) Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana
3) Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi
4) Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya (bukan semuanya) adalah;


1) Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)
2) Menggelapan dalam jabatan
3) Pemerasan dalam jabatan
4) Menerima gratifikasi (sejenis keistimewaan, diskon, atau perlakuan khusus lainnya)
bagi pegawai negeri/penyelenggara negara.
5) Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);

2.2 Kondisi Yang Mendukung Munculnya Korupsi


1. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
2. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari
pendanaan politik yang normal.
3. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
4. Lemahnya ketertiban hukum.
6. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
7. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil
2.3 Contoh Kasus Korupsi Di Indonesia
Di Indonesia, telah terjadi banyak sekali kasus korupsi. Di bawah ini adalah daftar
beberapa di antara sekian kasus korupsi yang telah terjadi di Indonesia yaitu;
1) Kasus dugaan korupsi Soeharto: dakwaan atas tindak korupsi di tujuh yayasan.
2) Pertamina: dalam Technical Assistance Contract dengan PT Ustaindo Petro Gas.
3) Bapindo: pembobolan di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) oleh Eddy
Tansil.
4) Abdullah Puteh: korupsi APBD
5) Nunun Nurbaeti : Kasus dugaan suap Cek Pelawat pemilihan Deputi Gubernur
Senior BI.
6) Kasus mafia pajak, Gayus Tambunan Gayus Halomoan Partahanan Tambunan
atau hanya Gayus Tambunan.
7) Kasus korupsi anggota DPR, kasus produksi proyek Hambalan dan Wisma Atlet
Beberapa nama yang terlibat adalah Muhammad Nazarrudin, Angelina Sondakh, Andi
Mallarangeng, dan Anas Urbaningrum.
8) Djoko didakwa melakukan tindak pidana korupsi proyek Simulator SIM dan tindak
pidana pencucian uang dan merugikan keuangan negara sebesar Rp144 miliar.
9) Kasus Susno Duadji Ada dua kasus yang membuat Susno menjadi terpidana,
yakni kasus korupsi PT Salmah Arowana Lestari (SAL) dan kasus korupsi dana
pengamanan Pilkada Jawa Barat 2008. Susno dituduh telah menerima suap sebesar
Rp500 juta dari Haposan Hutagalung
10) Selaku pengacara investor PT SAL, melalui Sjahril Djohan.
11) Kasus Suap Daging Impor Ahmad Fathanah

Kasus-kasus di atas adalah bukti tumbuh suburnya korupsi di Indonesia. Hal ini terjadi
bukan karena adanya kesempatan dan niat untuk berbuat tindak korupsi. Ditambah lagi
stigma dan budaya korupsi yang telah mengakar dalam sendi-sendi masyarakat
memberi dorongan tambahan bagi pelaku atau yang lebih akrab disebut koruptor.
2.4 Kolusi
Di dalam bidang studi ekonomi, kolusi terjadi di dalam satu bidang industri disaat
beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka bersama.

Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan
secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan
pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi
lancer.

2.5 Nepotisme
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan
hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam
konteks derogatori.
Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan
seorang saudara, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara,
manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah
mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri,
sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.
Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti “keponakan” atau
“cucu”. Pada Abad Pertengahan beberapa paus Katholik dan uskup- yang telah
mengambil janji “chastity” , sehingga biasanya tidak mempunyai anak kandung –
memberikan kedudukan khusus kepada keponakannya seolah-olah seperti kepada
anaknya sendiri. Beberapa paus diketahui mengangkat keponakan dan saudara lainnya
menjadi kardinal.
2.6 Dampak Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
1) Secara garis besar, dampak dan implementasi KKN di Indonesia terutama dalam
hal kedudukan/jabatan adalah:
2) Ketidakadilan di berbagai bidang.
3) Penyalahgunaan kekuasaan yang menyebabkan kesengsaraan pihak lain.
4) Kesenjangan sosial.
5) Mendapat hukuman bagi pelaku KKN.
6) Pelanggaran hak-hak warga negara.
7) Ketidakpercayaan rakyat pada aparat negara.
8) Kesejahteraan umum Negara menjadi tergganggu
9) Demokrasi menjadi tidak lancar
10) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
11) Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan
program pembangunan.
12) Korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak.
13) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
14) Sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan menghambat
upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Latar belakang munculnya KKN di Indonesia sebagai budaya dan stigma adalah
pemerintahan pada masa Orde Baru yang cenderung absolut, diktator, dan birokratis,
serta praktik budaya KKN yang diperkenalkan presiden pada masa itu melalui
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Secara garis besar, dampak dan implementasi KKN di Indonesia terutama dalam hal
kedudukan/jabatan adalah;
a) Ketidakadilan di berbagai bidang.
b) Kesenjangan sosial.
c) Mendapat hukuman bagi pelaku KKN.
d) Pelanggaran hak-hak warga negara.
e) Ketidakpercayaan rakyat pada aparat negara.
g) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
h) Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan
program pembangunan.
i) Korupsi berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak.
j) Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi

3. Secara garis besar, upaya-upaya untuk membrantas KKN di Indonesia adalah


dengan :
a) Meningkatkan moral dan mental diri. Memunculkan jiwa anti-KKN dalam diri dan
mempraktikkannya.
b) Mempengaruhi orang lain agar memiliki kesadaran akan anti-KKN dan
mempraktikkannya.
c) Bekerja sama dan melakukan peran masing-masing dalam upaya pemberantasan
KKN.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://lindajuwita.blogspot.com/2011/02/tugas-mandiri-kewarganegaraan-semester.html
2. http://imliakawaii.blogspot.com/2012/02/makalahdampak-korupsi-bagi-masyarakat.html
3. http://srisetiawaty007.files.wordpress.com/2013/05/bab-i-pengantar-pendidikan-
kewarganegaraan-e2809cpemberantasan-korupsi-kolusi-dan-nepotisme-kkne2809d.pdf
4. http://ayatatc.blogspot.com/2014/05/tugas-makalah-pkn-tentang-dampak.html

Anda mungkin juga menyukai