BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Data pembebanan
a. Tebal pelat lantai = 20 cm
b. Tebal perkerasan = 5 cm
c. Tebal air hujan = 5 cm
d. Berat jenis beton bertulang = 25 kN/m3
e. Berat jenis beton = 24 kN/m3
f. Berat jenis aspal = 22 kN/m3
g. Berat jenis air hujan = 9,8 kN/m3
h. Kuat tekan beton f’c = 35 Mpa
1m
1,20 m
beban
0,05 m
0,20 m
h h
Gambar 4.12. Penyebaran Beban Roda pada Pelat Dalam
h = t p t s d' d t
2
v 1,20 m
u
1m
1,0 m
v 1,20 m v
U1 2x U1
U1 2x U1 2x U1 2x U1
1m
Formasi (i)
u = 2 ( u1 + x ) = 2 (0,914 + 0,043) = 1,914 m
v = 0,614 m
2P1
Mlk 2y = rm m 2 0,15 m1
u1
2 100
= 0,95 (6,757 . 10-2 + 0,15 . 7,886 . 10-2)
0,914
= 16,505 kNm/m
M*lk 2y = Mlk 2y . KUTT
= 16,505 . 2,0 = 33,01 kNm/m
Beban hidup kombinasi III
v 1,2 m
u u1
1m
Gambar 4.15. Kondisi Beban Hidup III pada Pelat Dalam
Roda 1
Formasi (i)
u = 2 ( u1 + x ) = 2 (0,457 + 0,543)
= 2,00
v = 0,614
rasio bidang beban pelat :
u 2,00
2
B 1
v 0,614
0,08
L 1,2
50
= 0,95 . (5,712 . 10-2 + 0,15 . 20,07 . 10-2)
0,457
= 9,066 kNm/m
M*lk 3yroda 1 = Mlk 3yroda 1 . KUTT
= 9,066 . 2,0 = 18,132 kNm/m
Momen lentur beban hidup kombinasi III
M*lk 3x = M*lk 1x + M*lk 3x roda 1
= 34,2 + 43,502 = 77,702 kNm/m
M*lk 3y = M*lk 1y + M*lk 3y roda 1
= 31,132 + 18,132 = 49,264 kNm/m
Tabel 4.2. Rekapitulasi Momen Pelat Lantai Kendaraan (Plat Dalam)
e. Momen Rencana
M X* = M d* 1 X M l* 1 X
= 11,137 + 77,702 = 88,839 kNm/m
M *y = M d* 1y M l* 1y
a. Penulangan arah X
M*X = 88,839 kNm
P = 35 mm
= 16 mm
b = 925 mm
h = 200 mm
d = 200 – 35 – 16/2 = 157 mm
1,4 1,4
min = 0,0058
fsy 240
R * 2
R M sy
K f sy
R
K c f sy 2,4 K c 2
2 f
bd f' c
c
A st
ρ
bd f sy2
1,2 K cR
f' c
2
0,75 240 0,75 2402 2,4 3,896 0,75 240
= 35
2
240
1,2 0,75
35
= 0,0240
min = 0,0058
Ast = .b.d
= 0,0240 . 925 . 157 = 3485,4 mm2
200 925
jarak tulangan = 53,333 mm
3485,4
Maka dipakai 16 – 200 mm
200,96 925
929,44 mm
2
Ast =
200
929,44 240
= 0,75 240 929,44 157 1 0,6
925 157 35
= 49,765 kNm
ts d
D16 - 200
b. Penulangan arah Y
M* y = 53,493 kNm
d = 200 – 35 – 16 – 16/2 = 141 mm
Tulangan yang diperlukan, Ast :
M *y 53,493 10 6
= 2,908
bd 2 925 1412
R * 2
R M sy
K f sy
R
K c f sy 2,4 K c 2
2 f
bd f' c
c
A
ρ st
bd f2
R sy
1,2 K c
f' c
240 2
0,75 240 0,75 240 2,4 2,908 0,75
2
35
= 2
240
1,2 0,75
35
= 0,0174
min = 0,0058
Ast = .b.d
= 0,0174 . 925 . 141 = 2269,395 mm2
200,96 925
jarak tulangan = 81,910 mm
2269,395
Maka dipakai 16 – 250 mm
200,96 925
Ast = 743,552 mm2
250
Kapasitas momen pelat rancangan
A f sy
Mu rancangan = K CR f sy A st d 1 0,6 st
bd f' c
=
743,552 240
0,75 240 743,552 141 1 0,6
925 141 35
= 20,473 kNm
ts d
D16 - 250 mm
Proyek Pembangunan Duplikasi Jembatan Dodokan 70
Habrianto Budiono Putra (F1A 014 051) Laporan Praktek Kerja Lapangan
Hafzal Rafsanjani (F1A 014 053)
Pada time schedule, pekerjaan pada minggu ke-1. Sampai minggu ke-8
pekerjaan berjalan sesui schedule rencana namun diminggu ke-9 sampai
minggu ke-15 terjadi keterlambatan di beberapa item pekerjaan akibat
keterlambatan datangnya alat berat untuk item pekerjaan galian sehingga
cukup berpengaruh terhadap item pekerjaan lainnya.
Pada minggu ke-16 dan 17 tidak ada kegiatan pekerjaan dikarenakan rata-
rata para pekerja berdomisili diluar Lombok sehingga diberikan kebijakan dari
kantor untuk memberikan libur untuk mudik lebaran hari raya idul fitri bagi
para pekerja.
Pada minggu ke-18 sampai minggu ke-23 perkerjaan berjalan lancar
namun sedikit terjadi sedikit kendala di pekerjaan pondasi dikarenkan terjadi
perubahan metode pekerjaan pondasi dari tiang pancang menjadi bor pile
sehingga sedikit mengganggu capaian mingguan item kegiatan
Pada minggu ke-24 sampai minggu ke-30 pekerjaan kembali sedikit
terganggu diminggu ini gangguan terjadi pada saat pemasangan balok girder
bentang 45 meter dikarenakan perancah yang berada dibawah jembatan
terbawa arus sungai akibat intensitas hujan yang cukup tinggi pada saat itu,
sehingga harus mengganti cara pengerjaan lain menggunakan alat berat.
Pada minggu ke-31- sampai minggu ke-35 merupakan pekerjaan finishing
atau pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya melengkapi, sehingga banyak
pekerjaan yang mengalami percepatant agar dapat mengejar keterlambatan
pekerjaan yang sebelumnya. Percepatan ini dilakukan dengan menambah
jumlah jam kerja, pekerja, dan penambahan jumlah alat berat agar peroyek
dapat selesai sesuai target atau kontrak yang sudah ditentuka.
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian
tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
NomorPer.08/MEN/VII/2010).
1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh - pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan
yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini
mumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimanamana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus
cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel
debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas
4. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan
utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-
benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan
yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu.
Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara
No Permasalahan Solusi
1 Struktur tanah dibagian bawah Merubah metode pengerjaan dari
tidak sesuain perencanaan tiang panjang menjadi borpile
2 Kondisi tanah galian biasa Tanah galian biasa digunakan untuk
berada pada lokasi yang membuat timbunan sehingga
ekstrem excavator dapat menuju lokasi
3 Air sungai merembes di lokasi Menambah jumlah pompa air yang
pengecoran pondasi pilar digunakan untuk menguras air
dilokasi pengecoran
4 Keterlambatan datang alat Mengalihkan pekerjaan ke pekerjaan
berat lainnya
5 Tiang perancah hanyut akibat Mengganti metode pengerjaan
meningkatnya debit air sungai pemasangan balok girder menjadi
metode cremona
6 Hujan Pekerjaan dilanjutkan ketika hujan
belum lebat. Namun ketika hujan
lebat, pekerjaan di hentikan
sementara hingga rujan mereda.
7 Tidak adanya penggunaan Seharusnya setiap pekerjaan
kelengkapan K3 konstruksi mengutamakan K3