Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Bahan Yang Di Gunakan

Bahan yang di gunakan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan Gedung

Asrama I di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kota Tidore, yaitu:

a. Bahan non pabrikasi, yaitu:

1. Agregat halus (pasir)

Menggunakan pasir yang berasal dari dari quarry .

Gambar 5.1. Agregat Halus (pasir)

2. Agregat kasar (batu pecah)

Agregat kasar ini berbentuk tajam, berpori, keras, berukuran (4.76 mm – 38.1

mm) atau tertahan saringan #4 dan lolos saringan 2’’ sesuai dengan standar yang

ditetapkan oleh SNI maupun ASTM.

1
Gambar 5.2. Agregat Kasar (Batu Pecah)

3. Air

Air yang digunakan berasal dari sumber PDAM Kota Tidore

4. Papan dan Balok

Papan dan balok digunakan dalam pekerjaan berasal dari daerah Kota Tidore

yang di fungsikan sebagai pembuatan mal.

Gambar 5.3. Papan dan Balok

2
b. Bahan fabrikasi, yaitu:

1. Semen Portland

Menggunakan semen Portland Composite Cement (PCC) dengan merek

Bosowa.

Gambar 5.4. Semen Portland

2. Besi tulangan

Besi yang digunakan untuk tulangan dan sengkang atau behel. Untuk tulangan

berdiameter D 16 dan tulangan sengkang Ø 8 dan 6

Gambar 5.5. Pekerjaan Pembesian

3
5.2. Alat Yang Di Gunakan

a. Gunting Pemotong Besi Tulangan

Gunting pemotong besi tulangan adalah alat untuk memotong besi tulangan

yang gunanya untuk memotong besi tulangan yang mempunyai diameter relatif besar.

Gambar 5.5. Pemotongan Besi

b. Dump Truck

Dump truck proyek ini digunakan sebagai alat pengangkutan material-material

berupa agregat halus, agregat kasar, semen,besi tulangan dll. dan juga

pengangkutan bongkahan bangunan.

Gambar 5.5. Pengangkutan Bongkahan bangunan

4
c. Mesin molen

Mesin molen fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton.

Gambar 5.6. Pencampuran Beton

5.3. Pembahasan

Kerja Praktek (KP) selama dua bulan yang kami ikuti adapun item yang kami amati
ialah sebagai berikut :
1. Mengamati pelaksanaan pekerjaan pondasi :
- Pemasangan bowplank
- Pekerjaan galian
Untuk pemasang bowplank bahan yang di butuhkan adalah kayu balok
5/5 dan tali lalu di potong sesuai yang di butuhkan. Selanjutnya dipasang
sesuai dengan ukuran pondasi tapak dan menerus.
Pertama yang di gali adalah tempat untuk pondasi tapak setelah selesai
digali dan atau di cor pondasi tapak maka selanjutnya di gali tempat untuk
pondasi menerus.

a. Pondasi tapak
- Pekerjaan urugan pasir
- Pengecoran lantai kerja

5
- Pemasangan bekisting
- Pembesian
- Pengecoran
Pekerjaan urugan pasir dilakukan setelah selesai pekerjaan galian dan
setelah selesai urugan pasir maka di siram air ke urugan pasir.
Dimana Fungsi urugan pasir yaitu mengstabilkan permukaan tanah asli
dan meyebarkan beban sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata.
Lantai kerja sendiri di sesuaikan yang terpenting adalah permukaannya
merat agar di taruh tulang dengan baik dan juga distribusi beban.
Bekisting sloof menggunakan papan dan balok kayu 5/5. Setelah

pemasangan bekisting sloof selesai, selanjutnya dilakukan pembesian dengan

tulangan D 16 berjumlah 8 dan sengkang Ø 8 berjumlah 20. Sementara proses

pengecoran dengan menggunakan mesin molen.

b. Pondasi menerus
- Pengecoran Pondasi menerus
Setelah di lakukan penggalian selanjutnya di lakukan pekerjaan
pengecoran dengan bahan beton dan batu kali. Ukuran atas 30 cm bagian
bawah 60 m dan tinggi 100 cm. Akan tetapi di lapangan ukuran sedikit
melencen baik lebih maupun kurang.

2. Mengamati proses pekerjaan beton yang meliputi :

- Pekerjaan sloof

1. Pembuatan tulangan

2. Pemasangan tulangan

3. Pembuatan bekisting

4. Pemasangan bekisting

5. Pengecoran

6
Dalam pembuatan tulangan sloof terlebih dahulu disiapkan bahan

pembuatan tulangan yang didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai

dengan kebutuhan pelaksanaan di lapangan. Bahan yang digunakan adalah besi

Ø 16 sebagai tulangan utama, besi Ø 8 sebagai tulangan sengkang, dan kawat

pengikat Ø 1 sebagai pengikat tulangan. Panjang tulangan dari supplayer adalah

12 m.

Secara keseluruhan tulangan sloof menggunakan dimensi dan jumlah

tulangan yang sama yakni tulangan utama berjumlah 6 tulangan, sedangkan

sengkang berjumlah 15 dan Sloof dibuat berdimensi 20 cm x 30 cm dengan jarak

sengkang 6 cm.

Pondasi menerus dijadikan lantai sehingga lansung di letakkan di atas lantai

kerja. Tulangan sloof ini kemudian saling dikaitkan dengan tulangan kolom yang

satu dengan tulangan kolom yang lain sehingga semua tulangan sloof dengan

kolom saling terkait dan selanjutnya dipasangi bekisting sloof.

Bekisting sloof menggunakan papan dan balok kayu 5/5. Setelah

pemasangan bekisting sloof selesai, selanjutnya dilakukan pengecoran sloof.

Proses pengecoran dengan menggunakan mesin molen.

- Pekerjaan kolom lantai 1


1. Pembuatan tulangan
2. Pemasangan tulangan
3. Pembuatan bekisting
4. Pemasangan bekisting
5. Pengecoran

7
Pada dasarnya tahapan pekerjaan kolom sama dengan pekerjaan sloof.

Pada proyek ini pekerjaan tulangan kolom tidak bersamaan dengan pekerjaan

tulangan sloof, penulangan kolom lebih duluan. Akan tetapi sloof duluan dalam hal

pemasangan bekisting dan pengecoran. Kolom menggunakan 3 dimensi yaitu

yang pertama 30 cm x 50 cm dengan tulangan diameter D16 berjumlah 6 dan

sengkang diameter Ø 6 berjumlah 20. Kedua 30 cm x 30 cm dengan tulangan

diameter D16 berjumlah 8 dan sengkang diameter Ø 8 berjumlah 20. Ketiga 15 cm

x 15 cm dengan tulangan diameter Ø 8 berjumlah 4 dan sengkang diameter Ø 6

berjumlah 20.

Setelah tulangan selesai dibuat, selanjutnya dilakukan pemasangan

tulangan kolom. Tulangan kolom ini dipasang sesuai dengan titik- titik as kolom

yang telah ditentukan sebelumnya dalam perencanaan. Tulangan kolom yang

telah selesai dipasang kemudian selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting

kolom kemudian ditopang dengan kayu 5 x 5 cm sehingga bekisting tidak goyang,

selanjutnya dipasangi bekisting.

Setelah bekisting selesai dipasang, selanjutnya dilakukan pengecoran.

Pengecoran menggunakan mesin molen.

- Pekerjaan balok lantai 2 dan pelat lantai 2


1. Pembuatan bekisting
2. Pemasangan bekisting
3. Pembuatan tulangan
4. Pemasangan tulangan
5. Pengecoran

8
Pada pekerjaan bekisting balok di proyek ini, pertama-tama yang harus

dipersiapkan sebelum pembuatan bekisting adalah triplek dengan ukuran 1 cm,

dan balok kayu 5/10 dan 5/5 yang telah dipotong-potong sesuai kebutuhan.

Kemudian balok kayu tersebut dihubungkan dengan paku, Balok kayu 5/5

digunakan untuk dudukan bekisting balok pada bagian atas, sedangkan rangka

dan penopang bekisting menggunakan kayu 5/10 , kemudian dipaku ke rangka

tersebut. Perancangan yang digunakan untuk menopang bekisting adalah

menggunakan balok kayu 5/10.

Pembuatan bekisting plat dimulai dengan persiapan. Bahan yang

dipersiapkan tripleks dengan ukuran 1 cm. dan balok ukuran 5/5 dan 5/10.

Pertama-tama yang dilakukan untuk memulai pembuatan bekisting plat adalah

memasang balok pelat yang berpegangan pada bekisting balok. Kemudian tripleks

yang telah dipotong-potong sesuai dengan ukuran plat diletakkan di atas balok

dan disusun dengan rapi dan rapat,diberi paku sehingga tak bergerak.

Setelah pekerjaan bekisting selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan

penulangan balok dan plat. Untuk pekerjaan penulangan balok, yang pertama

adalah meluruskan tulangan dimana ada 3 dimensi yaitu yang pertama 20 cm x

40 cm dengan tulangan diameter D 16 berjumlah 8 dan sengkang diameter Ø 8

berjumlah 15. Kedua 20 cm x 30 cm dengan tulangan diameter D16 berjumlah 7

dan sengkang diameter Ø 8 berjumlah 15. Ketiga 15 cm x 20 cm dengan tulangan

diameter Ø 14 berjumlah 6 dan sengkang diameter Ø 8 berjumlah 15.

Kemudian tulangan itu dibengkokkan ujungnya. selanjutnya pembuatan

sengkang. mengikat sengkang dengan tulangan utama menggunakan kawat.

9
Setelah tulangan dan sengkang di ikat, dilanjutkan dengan pemasangan tulangan

balok di tempat yang telah direncanakan.

Selanjutnya pekerjaan penulangan plat. untuk pekerjaan tulangan plat

dikaitkan dengan balok-balok, dengan menggunakan besi dengan diameter Ø 10

dengan jarak 20 dan tebal 12 cm.

Setelah pemasangan tulangan plat dan balok selesai, sebelum pengecoran

balok dan plat lantai yang pertama harus di alas dengan tahu beton agar tulangan

tidak merapat dengan bekisting. Harus di perhatikan adalah balok dengan plat,

harus mengecek kembali apakah sudah siap untuk mengecor.Untuk mengecor

balok dan plat menggunakan mesin molen.

10

Anda mungkin juga menyukai