Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Ternate merupakan salah satu Kota di Provinsi Maluku Utara yang juga

merupakan salah satu daerah rawan gempa, hal ini dapat dilihat dari letak geologis

Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-

Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Indonesia juga merupakan jalur The

Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di

dunia. Hal ini menyebabkan Kota Ternate menjadi rawan terhadap gempa bumi.

Tercatat telah terjadi gempa bumi yang mengguncang Kota Ternate yang belum

lama terjadi, yaitu pada 15 November 2014 berkekuatan 7,3 skala richter (SR), pada 25

Januari 2015 berkekuatan 5,4 skala richter (SR), pada 8 Juni 2016 berkekuatan 6,6 skala

richter (SR) dan masih banyak lagi gempa-gempa yan telah terjadi. Gempa yang terjadi

bisa mengakibatkan kerusakan pada struktur gedung maupun non-gedung. Untuk

mengurangi resiko bencana yang terjadi diperlukan konstruksi bangunan tahan gempa

untuk menjamin keselamatan pengguna bangunan terhadap gempa yang mungkin terjadi

serta menghindari dan meminimalisir kerusakan struktur bangunan dan korban jiwa akibat

gempa.

Sebagian besar bangunan tahan gempa yang telah ada pada umumnya

direncanakan dengan menggunakan prosedur yang tertulis dalam peraturan perencanaan

bangunan (building codes) dilakukan dengan analisis linier (elastis), sehingga tidak

menunjukkan kinerja bangunan terhadap gempa secara langsung. Oleh karena itu, perlu

1
2

dilakukan evaluasi terhadap bangunan baru maupun perkuatan bangunan yang sudah

ada.

Kinerja suatu struktur bisa dianalisis menggunakan analisis statik nonlinier

(pushover) dan analisis dinamik nonlinier. Namun analisis yang sering digunakan adalah

analisis statik nonlinier karena lebih mudah dan menghemat waktu dibandingkan analisis

dinamik nonlinier.

Analisa nonlinier sangat tepat digunakan karena ketika terjadi gempa yang cukup

besar pada struktur terjadi plastisifikasi di beberapa tempat, sehingga bangunan tidak lagi

berperilaku linier, akan tetapi berperilaku nonlinier. Analisa pushover merupakan salah

satu komponen performance based seismic design yang memanfaatkan teknik analisa

non-linier berbasis komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai

macam gempa. Analisis gedung yang berbasis komputer sangatlah membantu. Tersedia

program SAP2000 dan ETABS mampu meyederhanakan dalam pemodelan yang

sebelumnya sangat sulit apabila dikerjakan secara klasik atau lazim.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

evaluasi kinerja struktur beton bertulang tahan gempa dengan analisa pushover.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur analisis pushover dapat digunakan untuk mengevaluasi

kinerja struktur gedung ?

2. Bagaimana pola keruntuhan gedung setelah dianalisis dengan pushover ?


3

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui evaluasi kinerja struktur gedung dengan analisis pushover.

2. Untuk mengetahui pola keruntuhan bangunan sehingga dapat diketahui joint-

joint yang mengalami kerusakan dan mengalami kehancuran.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian memberikan batasan masalah

agar pembahasan tidak menyimpang dari ruang lingkup yang telah ditentukan, yaitu

sebagai berikut :

1. Struktur gedung terdiri dari 5 lantai.

2. Aspek-aspek yang ditinjau pada perencanaan struktur bangunan yaitu balok,

kolom, plat lantai dan dinding geser.

3. Perencanaan struktur didesain menggunakan program bantu SAP2000.

4. Elemen-elemen struktur mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton

Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013) dan Tata Cara Perencanaan

Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2012).

5. Pembebanan mengacu pada beban minimum untuk perancangan bangunan

gedung dan struktur lain (SNI 1727-2013)

6. Tidak meninjau perancangan pondasi.


4

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori-teori yang digunakan dalam analisis struktur sesuai

dengan judul tugas akhir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang data struktur gedung, metode yang digunakan

serta tahapan analisis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan hasil analisis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab penutup berisi kesimpulan dan saran yang didapat dari penulisan BAB

I, BAB II, BAB III, dan BAB IV.

Anda mungkin juga menyukai