Anda di halaman 1dari 8

11.

Analisis Rasio Keuangan

Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio.
Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas
data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio
keungan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya
di masa depan.

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode
tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca
maupun laba rugi.

Jenis-Jenis Rasio Keuangan

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu
:

Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek.

Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau
kekayaan perusahaan.

Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau
perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.

Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek,
khususnya saham dan obligasi.

1. Rasio Likuiditas

Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek.
Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.

Aktiva Lancar

Current ratio = ----------------------- x 100%

Hutang Lancar

b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Aktiva Lancar −Persediaan

Quick Ratio = --------------------------------- x

Hutang Lancar

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah:

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)

Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rumusnya

Harga Pokok Penjualan

Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali

Persediaan
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

Total hutang

Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%

Modal Aktiva

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang
diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan
pemilik perusahaan.

Total hutang

Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%

Modal Sendiri

4. Rasio Profitabilitas

Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan.

Laba Kotor

Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%

Penjualan

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)


Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
penjualan.

Laba setelah pajak

Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%

Penjualan

c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua
biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Laba setelah pajak

Net Profit Margin = ----------------------- x 100%

Penjualan

11.8

( key performance indicators, KPI) atau Indikator kinerja atau indikator kinerja utama (IKU) atau ukuran
kinerja terpilih adalah metrik finansial ataupun non-finansial yang digunakan untuk membantu suatu
organisasi menentukan dan mengukur kemajuan terhadap sasaran organisasi. KPI digunakan dalam
intelijen bisnis untuk menilai keadaan kini suatu bisnis dan menentukan suatu tindakan terhadap
keadaan tersebut. KPI sering digunakan untuk menilai aktivitas-aktivitas yang sulit diukur seperti
keuntungan pengembangan kepemimpinan, perjanjian, layanan, dan kepuasan. KPI umumnya dikaitkan
dengan strategi organisasi yang contohnya diterapkan oleh teknik-teknik seperti kartu skor berimbang
(BSC, balanced scorecard).

Key Performance Indicator adalah nilai terukur yang menunjukkan seberapa efektif sebuah perusahaan
mencapai tujuan bisnis utama. Organisasi menggunakan KPI di berbagai tingkat untuk mengevaluasi
keberhasilan mereka dalam mencapai target. KPI tingkat tinggi dapat berfokus pada keseluruhan kinerja
perusahaan, sementara KPI tingkat rendah dapat berfokus pada proses di departemen seperti
penjualan, pemasaran, atau call center.

KPI berbeda tergantung sifat dan strategi organisasi. KPI merupakan bagian kunci suatu sasaran terukur
yang terdiri dari arahan, KPI, tolok ukur, target, serta kerangka waktu. Sebagai contoh: “meningkatkan
pendapatan rata-rata per pelanggan dari 10 ribu ke 15 ribu rupiah pada akhir tahun 2017”. Dalam
contoh ini, ‘pendapatan rata-rata per pelanggan’ adalah suatu KPI.

Bagiamana membuat KPI yang efektif?

Sebagian Besar organisasi secara membabi buta mengadopsi KPI dari industri lain dan kemudian
bertanya-tanya mengapa KPI tidak mencerminkan bisnis mereka sendiri dan gagal mempengaruhi
perubahan positif. Salah satu aspek KPI yang paling penting, namun sering diabaikan, adalah bahwa KPI
adalah bentuk komunikasi. Dengan demikian, dalam pembuatan KPI harus mengikuti aturan dan praktik
terbaik yang sama seperti bentuk komunikasi lainnya. Informasi ringkas, jelas dan relevan jauh lebih
dapat diserap dan ditindaklanjuti.

Dalam hal mengembangkan strategi untuk merumuskan KPI, tim Anda harus mulai dari dasar dan harus
memahami apa tujuan organisasi dan bagiamana cara/rencana untuk mencapainya, dan siapa yang
bertanggung jawab untuk menjalankan rencana tersebut. Kapan KPI ini harus dicapai? Bagaimana
metode pelaporannya, kapan harus dilaporkan dan bagaimana melaporkannya, siapa yang harus
melakukan analisa dan evaluasi, bagaimana melakukan revisi terhadap KPI apabila ada kendala ??
proses ini harus diulang untuk mendapatakan Key Performance Indicator yang benar benar sesuai
dengan Tujuan atau sasaran Organisasi.

Banyak Organisasi yang Tidak memahami apa Sasaran Organisasi, Namun kemudian memaksa
departemen atau bagian dari organisasai untuk membuta KPI mereka sendiri, akhirnya KPI yang dibuat
hanya asal asalan, menyontek perusahaan lain, KPI yang aman yang akan membuat penilaian kinerja
mereka bagus, namun mengabaikan Sasaran / Target Organisasi.

Cara Melakukan Evaluasi relevansi KPI

Salah satu cara untuk mengevaluasi relevansi Key Performance Indicator adalah dengan menggunakan
kriteria SMART. Specific ( Jelas) ,Measurable (Bisa diukur), Attainable (Bisa Dicapai), Relevant ( Sejalan
dengan Tujuan Organisasi), Time Frame (Waktu Pencapaian yang Jelas).

Apakah tujuan Anda Spesifik?

Dapatkah Anda Mengukur kemajuan dan pencapaiannya ?

Apakah tujuan realistis (Attain) yang bisa didapat?


Seberapa Relevan tujuan organisasi Anda?

Apa kerangka waktu (Time Frame) untuk mencapai tujuan ini?

Bagaimana mendefinisikan Key Performance Indikator?

Mendefinisikan KPI bisa menjadi pekerjaan yang rumit, apalagi dalam organisasi biasanya tidak semua
bagian mau terlibat dan aktif dalam perumusan KPI ini, apabila organisasi anda ingin merumuskan KPI,
maka langkah langkah berikut ini dapat anda jadikan acuan :

Apa hasil yang Anda inginkan?

Mengapa hasil ini penting?

Bagaimana Anda akan mengukur progress atau kemajuannya?

Bagaimana Anda bisa mempengaruhi hasilnya?

Siapa yang bertanggung jawab atas Key Performance Indicator ini?

Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah mencapai hasil Anda?

Seberapa sering Anda akan meninjau/ Monitoring kemajuan menuju hasilnya?

Sebagai contoh, katakanlah tujuan Anda adalah untuk meningkatkan produksi tahun ini. Anda akan
menyebut Key Performance Indicator ini sebagai KPI Pertumbuhan Produksi. Inilah cara Anda
menentukan KPI ini:

Apa hasil yang Anda inginkan?

Kenaikan Produksi 20%


Mengapa hasil ini penting?

Untuk Memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat

Bagaimana Anda akan mengukur progress atau kemajuannya?

Mengukur dari progress produksi rata rata per tahun

Bagaimana Anda bisa mempengaruhi hasilnya?

Menambah Shift, Lembur, Meningkatkan Stok Bahan Baku, dll

Siapa yang bertanggung jawab atas Key Performance Indikator ini?

Manajer Produksi

Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah mencapai hasil Anda?

Rata Rata pencapaian Produksi 1 tahun, proyeksi pada rata rata pencapaian produksi per 3 bulan.

Seberapa sering Anda akan meninjau/ Monitoring kemajuan menuju hasilnya?

3 Bulanan

Untuk lebih mempertajam KPI anda, anda dapat menambahkan hal-hal sbb?

Bagaiamana anda akan melakukan Evaluasi terhadap monitoring pencapaian KPI ini?
Apakah ada hal hal lain yang berpotensi mempengaruhi pencapaian KPI ini?

Dimana semua data data ini terdokumentasi ?

Yang tak kalah penting dari proses penyusunan KPI ini adalah komunikasi, baik dari KPI yang ingin di raih
maupun kemajuan dan Progress dari KPI ini,, sehingga semua karyawan, memahami apa yang menjadi
ukuran keberhasilan pekerjaan di departemen/ bagiannya, samapi dimana dan apa kontribusinya

Anda mungkin juga menyukai