Anda di halaman 1dari 27

Daftar Isi

A. Identitas Buku ............................................................................................................... 2


B. Deskripsi Buku .............................................................................................................. 2
1. Kata Pengantar .............................................................................................................. 2
2. Daftar Isi........................................................................................................................ 3
3. Deskripsi Bab ............................................................................................................... 7
a. Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................... 7
b. Bab 2. Kerja Dalam Perspektif al-Qur’an .................................................................. 8
c. Bab 3. Etos Kerja Dalam Perspektif al-Qur’an .......................................................... 8
d. Bab 4. Hubungan Kerja Dalam Perspektif al-Qur’an .............................................. 10
e. Bab 5. Kepemimpinan Dalam Perspektf al-Qur’an ................................................. 10
f. Bab 6. Tanggung Jawab Intelektual Dalam Perspektif al-Qur’an ........................... 11
g. Bab 7. Penelitian Pendidik Dalam Perspektif al-Qur’an ........................................ 11
h. Bab 8. Keluarga Dalam Perspektif al-Qur’an .......................................................... 11
i. Bab 9. Harta Dalam Perspektif al-Qur’an ................................................................ 12
j. Bab 10. Wanita Dalam Perspektif al-Qur’an ............................................................. 12
k. Bab 11. Hidup Sehat Dalam Perspektif al-Qur’an ..................................................... 13
l. Bab 12. Generasi Muda Dalam Perspektifal-Qur’an ................................................. 13
m. Bab 13. Problematika Peran Jender Di Tengah Masyarakat Global …………….
n. Bab 14. Makanan Dan Minuman Dalam Perspektif al-Qur’an........
n. Bab 15. Ukhuwah Islamiyah Dalam Perspektif al-Qur’an ........................................ 14
C. Analisis Metode Maudui’ Dalam Buku Kajian Tematik al-Qur’an Tentang
Kemasyarakatan .......................................................................................................... 15
1. Aspek Tujuan .............................................................................................................. 15
2. Aspek Pendekatan ....................................................................................................... 15
4. Aspek Metode ............................................................................................................. 22
5. Aspek Insrumen .......................................................................................................... 22
6. Aspek Sumber ............................................................................................................. 24
D. Kesimpulan ………………………………………………………………………….25

1
A. Identitas Buku
Judul Buku : Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan
Penulis : Suwito, H. Abuddin Nata, Surya A. Jamaroh, Yunasril
Ali, Dede Rosyada, Fauzan, Nasarudin Umar, Atjeng
A. Kusyaeri, Bakri La Katjoeng,
Kata Pengantar : Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.
Editor : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA.
Penerbit : Angkasa Bandung
Email Penerbit : penerbitan@angkasagroup.co.id
Telp/Fax penerbit : 022.7304531, Fax. 7310984
Website penerbit : www.angkasagroup.co.id
Tempat Terbit : Bandung
Cetakan : Cetakan I
Tahun cetakan : 2008
ISBN : 978-979-027-020-6
Total Halaman : 414 halaman

B. Deskripsi Buku
1. Kata Pengantar
a. Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA,
Kata Pengantar pada buku ini disampaikan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA,
ia menyampaikan bahwa buku ini merupakan tambahan pembendaharaan khazanah
intelektual dunia Islam pada masalah aktifitas kemasyarakatan, yang mana memang
selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk dikaji secara lebih intensif dan
komprehensif.
Harus diakui, bahwa Islam datang sebagai rahmat bagi umat manusia. Oleh
karena itu, segala aktifitas manusia pada hakikatnya telah diatur secara rinci dalam
Islam. Dan dalam buku ini telah diungkap berbagai macam aktifias kemasyarakatan

2
dalam bingkai keislaman, sehingga kami berharap buku ini menjadi sumbangan
pemikiran bagi kaum muslimin untuk menciptakan suatu masyarakat seperti yang
telah dicontohkan Nabi Muhammad pada masyarakat Madinah kala kala itu.
a. Editor
Prof. Dr. Abuddin Nata selaku editor pada buku ini, ia menyampaikan bahwa
beliau terdorong untuk turut serta membangun suatu tatanan kehidupan masyarakat
yang lebih dekat kepada apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad Saw. Atau
dengan kata lain ialah suatu tatanan kehidupan masyarakat yang qur’ani, maka
lahirlah buku ini.
Buku ini di dalamnya berisikan tentang kandungan-kandungan al-Qur’an yang
berhubungan dengan aktifitas kemasyarakatan, baik dalam kapasitasnya sebagai
makhluk individu maupun sosial, serta baik dalam hubungannya dengan sesama
manusia, maupun dalam hubungannya dengan Allah Swt sebagai sang pencipta. Dan
kami berharap, buku ini menjadi motivasi bagi lahirnya suatu aktifitas yang lebih
mendekatkan kepada Sang Maha Pencipta dalam mengemban tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi ini.
2. Daftar Isi
Kata Pengantar
Kata Pengantar Editor
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Suwito
A. Pengertian Kerja........................
B. Perintah untuk Kerja .....................
C. Etika Kerja .............................
D. Kerja dan Fungsi Manusia Sebagai Khalifah....
E. Kerja dan Wanita ..........................
F. Penutup
Bab 3 Etos Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an

3
Oleh : H.Abuddin Nata
A. Pengertian Etos Kerja.......................
B. Etos Kerja dalm Al-Qur’an....................
C. Bentuk-bentuk Etos Kerja dalam Al-Qur’an ..................
D. Penutup
Bab 4 Hubungan Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Surya A. Jamaroh
A. Kerja dan Para Pekerja ............
B. Heterogenitas dan Pembagian Kerja..............
C. Tingkatan Kerja ...................
D. Jual Jasa dan Hubungan Kerja ...............
Bab 5 Kepemimpinan Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Yunasril Ali
A. Khalifah .........
B. Imam ...........
C. Uli Al-Amr ................
D. Penutup
Bab 6 Tanggung Jawab Intelektual Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Dede Rosyada
A. Ciri-ciri Intelektual Muslim ...............
B. Peran Intelektual Muslim .................
C. Penutup .............
Bab 7 Penelitian Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Fauzan
A. Pengertian, Langkah, dan Macam Penelitian ...............
B. Penelitian dalam Lintasan Sejarah Islam ...............
C. Pandangan Al-Qur’an Tentang Penelitian ................
D. Ragam dan Prinsip Penelitian dalam Al-Qur’an ..............
E. Penutup ...............

4
Bab 8 keluarga Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : H.Abuddin Nata
A. Pembahasan ...................
B. Harapan dan Kewajiban Suami Istri .............
C. Kesimpulan ...............
Bab 9 Harta Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Surya A. Jamaroh
A. Pengertian Harta .......................
B. Kedudukan Harta ......................
C. Pemilikan Harta ........................
D. Cara Memiliki Harta ......................
E. Cara Mencari Harta ................
F. Pemanfaatan Harta ..............
Bab 10 Wanita Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Nasarudin Umar
A. Asal-usul Kejadian Perempuan ..............
B. Hak dan Kewajiban Perempuan ................
C. Penutup ..........
Bab 11 Hidup Sehat dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Ajeng A. Kusyaeri
A. Pencegahan Penyakit............
B. Jenis Penyakit dan Pengobatannya ............
C. Usaha Pemeliharaan/Rehabilitasi ..............
D. Penutup
Bab 12 Generasi Muda Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Bakri L Katjoeng
A. Al-Qur’an dan Generasi Muda ..............
B. Keberadaan dan Peranan Generasi Muda ............
C. Karakter Pemuda Islam .................

5
D. Pembinaan Generasi Muda ............
E. Penutup ................
Bab 13 Problematika Peran Jender Di Tengah Masyarakat Global
Oleh :Fauzan
A. Sekilas Tentang Jender ............
B. Mengapa Harus ada Ketidakadilan Jender ........
C. Tawaran Solusi Penghilangan Bias Jender ............
D. Penutup .............
Bab 14 Makanan dan Minuman Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh : Suwito
A. Fungsi Makanan dan Minuman Bagi Kehidupan Manusia
B. Jenis-jenis Makanan yang Diungkap al-Qur’an ..................
C. Al-Qur’an Tentang Air dan Minuman .................
D. Berbagai Makanan dan Minuman yang Diharamkan ...............
Bab 15 Ukhuwah Islamiyah Dalam Perspektif Al-Qur’an
Oleh: Yunasril Ali
A. Ayat-ayat Tentang Ukhuwah ................
B. Pengertian Ukhuwah ......................
C. Pengertian Ukhuwah Islamiyah ...............
D. Sendi-sendi Ukhuwah Islamiyah...............
E. Sumber-sumber Keretakan Ukhuwah ................
F. Ukhuwah Islamiyah dalam Sejarah ................
G. Penutup ...............
Catatan-catatan .................................................................................................
Daftar Pustaka ................................................................................

6
3. Deskripsi Bab
a. BAB 1 Pendahuluan
Penjelasan pada Bab I merujuk kepada bagaimana konsep Alquran sebagai
petunjuk dan urgensinya dalam Kemasyarakatan, yang mana manusia sebagai bagian
dari masyarakat yang memiliki sikap dan tingkah laku yang hotorogen ini merupakan
cerminan dari latarbelakang mereka yang beragam, baik itu keberagaman budaya,
pemikiran, gaya hidup, serta status sosial yang telah mewarnai keberagaman mereka.
Namun, dibalik perbedaan pada ragam budaya dan yang lainnya,pada hakikatnya
mereka memiliki persamaan yang kuat, yaitu sikap saling membutuhkan, karena
kapasitas mereka ialah sebagai makhluk sosial. Dan keadaan yang saling
membutuhkan inilahyang menciptakan suatu iklim kehidupan dengan berbagai
norma. Sebagaimana firman Allah Swt, QS. Al-Hujurat [49]: 13;
َّ َّ‫َّللاِ أَتْقَاك ْم ِإن‬
َ‫َّللا‬ َّ ‫ارفوا ِإنَّ أَك َْر َمك ْم ِعن َد‬
َ َ‫ِإنَّا َخلَ ْقنَاكم ِمن ذَك ٍَر َوأنثَى َو َجعَ ْلنَاك ْم شعوبا ً َوقَبَائِ َل ِلتَع‬
ٌ ‫ع ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬ َ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan bersuku-


suku dan berbangsa-bangsa itu untuk saling mengenal. Dan dari beragam aktifitas
manusia itulah yang menjadi wahana untuk tujuan tersebut. Namun, terkadang dari
aktifitas manusia tersebut mereka tidak mau saling mengenal, dan itu dikarenakan
adanya ego dan sikap individualistis mereka yang tidak terkendali.
Pada dewasa ini memang kompetisi aktifitas manusia ini kian tajam, mulai dari
segi sosial, politik, hingga pada hubungan antarindividu. Namun memang, apabila
kita pahami secara mendalam, Islam sendiri telah menganjurkan adanya kompetisi,
yaitu “Fastabiqul Khairat”, berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan. Dan ini

7
merupakan suatu lecutan semangat bagi kaum muslimin untuk selalu menampilkan
suatu aktifitas atau peradaban dalam skala yang lebih luas dengan sebaik-baiknya.
Dari uraian di atas, kita dapat memahami bahwa suatu aktifitas yang mapan dalam
masyarakat itu mutlak diperlukan, karena yang terjadi pada hari esok akan ditentukan
pada hari ini, maka apabila aktifitas seseorang dari aktifitas masyarakat itu terjadi
penyimpangan, maka hari esok merupakan kelanjutan penyimpangan yang terjadi
pada hari ini.
b. Bab 2 Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an
Pada Bab ini menjelaskan mengenai kerja, karya, dan juga amal dalam al-Qur’an.
Di dalam al-Qur’an ditemukan berbagai kata yang menunjukkan pada makna kerja
atau amal, dan kata-kata tersebut mempunyai penekanan makna dalam aspek tertentu,
dan memang pembahasan ini mempunyai aspek yang luas. Al-Qur’an mencakup kerja
dan amal dalam pengertian sempit berupa kerja yang menghasilkan benda dan jasa,
dan kerja atau amal dalam arti luas berupa jerih payah yang dilakukan oleh manusia,
baik bersifat materi maupun maknawi, dalam bentuk pikiran maupun bersifat fisik,
berhubungan dengan urusan dunia maupun urusan akhirat.1
c. Bab 3 Etos Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an
Bab ini memperlihatkan dengan jelas bawa al-Qur’an memiliki wawasan etos
kerja yang khas dan komprehensif, dan al-Qur’an menilai bahwa kerja amatlah
penting, hal ini dapat dibuktikan dari ratusan ayat yang memerintahkan untuk bekerja,
dan kata-kata kerja tersebut dalam al-Qur’an merupakan satu-satunya cara untuk
menunjukkan eksistensi dan fungsi dari keberadaan manusia di tengah-tengah
masyarakat.
Al-Qur’an pun membolehkan bekerja apapun, sepanjang pekerjaannya tidak
melanggart ketentuan Allah atau tidak membawa kerusakan. Dan dalam bekerja, al-

1
Suwito, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan, (Bandung : Penerbit Angkasa
Bandung, 2008), Hlm. 51

8
Qur’an meminta kepada manusia untuk mengerahkan segenap potensi, segala
dayanya secara total dengan penuh semangat, pantang menyerah dan putus asa. 2

2
Abuddin Nata, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan, ..... Hlm. 79.

9
Bab 4 Hubungan Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an
Bahasan pada bab ini mengenai hubungan Kerja dalam al-Qur’an, Islam
mewajibkan bekerja dan memandang seluruh umat manusia sebagai pekerja, dan
untuk memenuhi kebutuhan yang sangat banyak yang tidak mungkin dapat dipenuhi
seluruhnya seorang diri, maka dari itu Islam mengahruskan ummat manusia yang
mempunyai keahlian yang berbeda-beda tersebut agar berusaha dalam bekerja,
gotong royong, dan saling tolong menolong satu sama lainnya.
Dan menurut Islam, usaha itu harus dilakukan dalam hubungan kerjasama atas
dasar kekeluargaan insaniyah, tanpa unsur persaingan yang tidak sehat, saling
menindas dan kezaliman. Dan al-Qur’an hanya memberikan ketentuan dan pedoman
yang bersifat mendasar dan umum, tidak memberikan ketentuan dan penjelasan
mengenai berbagai persoalan yang detail.3
d. Bab 5 Kepemimpinan Dalam Perspektif Al-Qur’an
Pada bab ini terlihat bahwa al-Qur’an tidak berbicara secaradetail dan rinci
menyangkut teori dan teknik kepemimpinan, isyarat-isyarat al-Qur’an lebih banyak
menyangkut nila-nilai etis dalam kepemimpinan. Oleh sebab itu, apapun teori dan
teknik yang diterapkan, al-Qur’an tidaklah mengusikdan melarangnya secara tegas,
selama tidak melanggar nilai-nilai etis yang secara jelas diisyaratkannya.
Dapat pula dipahami bahwa Allah tidak berbicra tentang teori dan teknik
kepemimpinan, karena Ia mengetahui kemampuan manusia tentang hal itu, sebab,
dengan akal pikiran yang diberikan-Nya manusia mampu menguak berbagai
problema dalam hidupnya, tetapi tidak mampu melihat nilai-nilai etis secara rinci
untuk diterapkannya dalam hidup tersebut. Karena itu, Allah memberikan petunjuk-
petunjuk-Nya menyangkut nilai-nilai tersebut.4

3
Surya A. Jamaroh, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan, ..... hlm. 100-101
4
Yunasril Ali, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 126

10
e. Bab 6 Tanggung Jawab Intelektual Dalam Perspektif Al-Qur’an
Sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qur’an, seorang intelektual Muslim itu
mempunyai ciri sebagai orang yang memiliki potensi fikir, dan mampu untuk
melahirkan pemikiran-pemikiran konsepsional, serta memiliki integritas keimanan
yang cukup baik, juga loyal terhadap kepentingan umat. Dan al-Qur’an juga
mengisyaratkan bahwa mereka ada yang harus mempelajari serta memahami norma-
norma hukum Islam tentang tata kehidupan sosial, kemudian juga fenomena alam
semesta khususnya dalam soal daya-guna alam ini bagi kehidupan manusia.5
f. Bab 7 Penelitian Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an
Pada bab ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa al-Qur’an banyak menganjurkan
kepada umat-Nya untuk melakukan satu pembaharuan dan perbaikan melalui jalan
penelitian. Ada beberapa lafadz yang terdapat dalam al-Qur’an yang bisa dijadikan
indkator keseriusan al-Qur’an dalam persoalan penelitian, seperti lafadz yandzuru,
yadzkuru, yudabbiru(mudabbirin), dan yabkhatsu, semua lafadz tersebut memberikan
banyak indikasi akan pentingnya proses penelitian dilaksanakan. Karakteristik yang
dimiliki al-Qur’an dalam menganjurkan proses penelitian ini adalah fleksibilitas, dan
tidak memberatkan.6
g. Bab 8 Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an amat mendambakan adanya suatu keluarga yang ideal, berkualitas dan
siap menghadapi berbagai cobaan dalam hidup. Untuk itu al-Qur’an telah meletakkan
dasar dan prinsip yang amat fundamental bahkan radikal bagi perubahan status dan
martabat kaum wanita sebagi unsur penting dalam keluarga. Prinsip-prinsip tersebut
diawali dengan menempatkan kehidupan keluarga sebagai institusi yang suci,
terhormat dan harus dijunjung tinggi, karena dari keluargalah tatanan kehidupan
masyarakat yang lebih luas akan terbentuk.

5
Dede Rosyada, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 133
6
Fuzan, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 170

11
Untuk menuju ke hal tersebut, al-Qur’an telah meletakkan dasar-dasar yang
kokoh, namun dalam prakteknya masih ada keluarga yang tidak Qur’ani, hal ini
karena rendahnya pengetahuan tentang berkeluarga yang dikehendaki oleh al-
Qur’an.7

h. Bab 9 Harta Dalam Perspektif Al-Qur’an


Islam mengakui urgensi harta bagi hidup dan kehidupan manusia, dan manusia
tidak bisa hidup tanpa harta, manusia membutuhkan harta disepanjang hidupnya,
minimal sekedar memnuhi kebutuhan pokok hidupnya. Secara harfiyah memang al-
Qur’an tidak menyatakan kedudukan harta, namun dari ayat-ayat yang berbicara soal
harta, kita dapat menilai bahwa harta itu memang mempunyai arti penting.8
Pendek kata, manusia dianjurkan agar berusaha mencari rezeki atau harta dengan
menggali, mengolah dan memanfaatkan langsung sumber rezeki alam yang telah
disediakan Allah Swt. Lebih dari itu, al-Qur’an tidak hanya sekedar menganjurkan
tetapi mewajibkan pemanfaatan harta yang bersifat sosial ini melalui ibadah zakat.9

i. Bab 10 Wanita Dalam Perspektif Al-Qur’an


Al-Qur’an memberikan citra yang amat positif terhadap kaum wanita, al-Qur’an
sama sekali tidak pernah memberikan isyarat-isyarat diskriminasif terhadap kaum
wanita. Citra negatif kaum wanita yang sering dihubungkan dengan peristiwa
terusirnya Adam dari surga, seolah-olah kaum wanita yang bertanggungjawa terhadap
“dosa asal” karena atas bujukan dan desakannyalah sehingga peristiwa itu terjadi. Al-
Qur’an tidak mengingkari adanya keterlibatan wanita dalam kasus tersebut, tetapi
Adam pun terlibat bersama-sama di dalamnya.10

7
H. Abuddin Nata, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm.198
8
Surya A. Jamaroh, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 203
9
Surya A. Jamaroh, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 219
10
Nasarudin Umar, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 262

12
j. Bab 11 Hidup Sehat Dalam Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an bukanlah kitab tentang kesehatan. Oleh sebab itu, ia tidak berbicara
tentang petunjuk teknis kesehatan maupun pengobatan. Akan tetapi sebagai kitab suci
(umat Islam) yang menjadi pedoman bagi kehidupan ummat manusia di dunia dan
akhirat, di dalam al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat moral ke arah kesehatan yang
sifatnya umum. Pada dataran ini terdapat banyak ayat-ayat al-Qur’an yang memberi
arahan agar manusia hidup sehat, dan seluruh pelaksanaan ibadah dalam ajaran Islam
wajib dimulai dengan bersuci, yang berarti harus hidup sehat.11
k. Bab 12 Generasi Muda Dalam Perspektif Al-Qur’an
Di dalam al-Qur’an tidak ditemukan pembicaraan secara khusus dan terinci
mengenai generasi muda, initidak berarti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak
menyinggung masalah tersebut. Walaupun al-Qur’an sama sekali tidak menyuguhkan
suatu konsep yang tegas dan rinci, namun setidak-tidaknya dapat dikatakan bahwa al-
Qur’an telah memberikan gambaran atau isyarat secara umum yang dapat digunakan
sebagai pedoman bagi pembinaan generasi muda. 12
Dan al-Qur’an mengakui eksistensi dan peranan penting generasi muda, generasi
muda dalam pananganan al-Qur’an adalah generasi.13
l. Bab 13 Poblematika Peran Jender Di Tengah Masyarakat Global
Islam telah mengakui persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, namun
karena adanya perbedaan fisik kerapkali dipahami sebagai sesuatu yang berbeda.
Apalagi sering didukung oleh tradisi-tradisi masyarakat awam yang tidak paham akan
persoalan yang sebenarnya, karenanya, perbedaan jenis kelamin sering berimplikasi
pada ketidakadilan jender.14

11
Ajeng. A. Kusyaeri, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 288
12
Bakri La Katjoeng, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 291
13
Bakri La Katjoeng, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 312
14
Fauzan, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 313

13
Ada banyak solusi yang ditawarkan para tokoh dalam rangka menghilangkan
ketidakadilan jender, antara lain harus ada kesadaran kolektif, baik dari kaum laki-
laki, ulama, maupun masyarakat pada umunya, serta perempuan itu sendiri. Laki-laki
paling tidak harus memulai untuk menghilangkan kearogansiannya dalam
memandang perempuan. Perempuan tidak lagi harus dipandang sebagai objek
“pamuas nafsu” atau bahkan pelengkap teman hidup berumah tangga, sementara
ulama juga harus berbau jender untuk disesuaikan dengan kondisi kekinian.15
m. Bab 14 Makanan Dan Minuman Dalam Perspektif Al-Qur’an
Setiap Muslim harus punya potensi, kekuatan serta menjaga kesehatan tubu,
karena tanpa kekuatan dan kesehatan tersebut, tugas-tugas yang kita punya tidak
dapat terlaksana dengan baik. Oleh sebab itu Rasulullah menekankan khusus terhadap
pentingnya hidup sehat dan kuat dengan mengaitkan keduanya pada hubungan
manusia dengan Tuhannya.16
Dan untuk dapat hidup sehat, manusia harus memenuhi hak-hak tubuhnya, antara
lain:makan, minum, berolah-raga dan istirahat secukupnya. Makan dan minum
merupakan dua kebutuhan pokok tubuh untuk dapat mempertahankan dan
meningkatkankualitas kesehatan dan kekuatan tubuh. Al-Qur’an memberikan
perhatian yang cukup besar terhadap makanan dan minuman ini, disertai pula dengan
perintah untuk meemilih makanan-makanan yang baik, minuman-minuman yang
baik, dan halal.

15
Fauzan, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 326-327
16
Suwito, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 329

14
n. Bab 15 Ukhuwah Islamiyah Dalam Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an meletakkan keimanan dan ketaqwaan sebagai landasan utama
ukhuwah Islamiah, ini berarti persaudaraan yang di cita-citakan oleh al-Qur’an
bukan semata-mata persaudaraan yang bersifat temporal dan terikat oleh ruang.
Persaudaraan yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan adalah persaudaraan
yang abadi dan universal, dengan kata lain sebenarnya ukuwah Islamiyah itu
selalu hidup dalam sanubari setiap Muslim.17
C. Analisis Metode Maudui’ Dalam Buku Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan(Tafsir
Ayat Al-Tarbawiy)
1. Aspek Tujuan
Tujuan dari penulisan buku Kajian Tematik Al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan
terlihat dari kata pengantarnya Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, mengatakan bahwa
beliau menginginkan adanya buku ini untuk menciptakan suatu masyarakat seperti
yang telah dicontohkan Nabi Muhammad pada masyarakat Madinah.
Selain itu pula diungkapkan pula pada kata pengantar editor, yaitu Prof. Dr. H.
Abuddin Nata, MA. Mengungkapkan bahwa ia terdorong untuk turut serta
membangun suatu tatanan kehidupan masyarakat yang lebih dekat kepadayang telah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW, atau dengan kata lain suatau tatanan kehidupan
masyarakat yang qur’ani.
2. Aspek Pendekatan
Pendekatan tafsir yang dilakukan merujuk kepada bagaimana langkah-langkah
dalam penafsiran dari buku ini, dengan melihat pada cara kerja operasional metode
Maudu’i Al-Farmawi :
Adapun langkah-langkah Penyusunan tafsir dalam metode Maudi’i menurut al-
Farmawi dapat dirinci sebagai berikut :
a. Memilih atau menetapkan masalah Al-Qur’an yang akan dikaji secara Maud{u’i
(tematik).

17
Yunasril Ali, Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 384

15
b. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang
ditetapkan , ayat makiyyah dan madaniyyah.
c. Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa turunnya,
disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya ayat atau Asba>b al-
nuzu>l.
d. Mengetahui korelasi (muna>sabah) ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing
suratnya.
e. Menyusun tema bahasan didalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna, dan
utuh (outline).
f. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadis\, bila dipandang perlu, sehingga
pembahasan menjadi semakin sempurna dan semakin jelas.
g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara
menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan
antara pengertian yang ‘am dan Khas, antara yang muthlaq dan
yang muqayyad, mengsinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kontradiktif,
menjelaskan ayat nasi>kh dan mansu>kh, sehingga semua ayat tersebut bertemu
pada satu muara, tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan
terhadap sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat. 18

Pendekatan yang dilakukan oleh Suwito, H. Abuddin Nata, Surya A Jamaroh,


Yunasril Ali, Dede Rosyada, Fuzan, Nasarudin Umar, Atjeng A. Kusyaeri, Bakri La
Katjong,
a. Menentukan tema yaitu temanya tentang kemasyarakatan yang ditulis dengan
beberapa 15 sub tema : Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an, Etos Kerja Dalam
Perspektif Al-Qur’an, Hubungan Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an,
Kepemimpinan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Tanggung Jawab Intelektual Dalam
Perspektif Al-Qur’an, Penelitian Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an,
Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur’an, Harta Dalam Perspektif Al-Qur’an,
18
Rosihon Anwar, Metode Tafsir Maudhu’i, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2002), hlm51.

16
Wanita Dalam Perspektif Al-Qur’an, Hidup Sehat Dalam Perspektif Al-Qur’an,
Generasi Muda Dalam Perspektif Al-Qur’an, Problematika Peran Jender Di
Tengah Masyarakat Global, Makan Dan Minum Dalam Perspektif Al-Qur’an,
Ukhuwwah Islamiyah Dalam Perspektif Al-Qur’an.
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Dalam buku kajian tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan ini pada tema-
temanya menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan tema yang sedang
dibahas, namun dalam buku ini tidak dijelaskan mengenai asbab al-nuzulnya pada
setiap tema.
c. Menunjukan korelasi (muna>sabah) ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing
suratnya.
Dalam menunjukkan korelasi (munasabah) ayat-ayat, pada setiap tema
ditunjukkan korelasi ayat yang berkaitan pada tema tersebut.
Contoh ayat yang berkaitan dengan Ukhuwwah Islamiyah yang terjadi adanya
konflik, seperti pada firman Allah,
َّ ‫ص ِلحوا بَ ْينَ أ َ َخ َويْك ْم َواتَّقوا‬
َ‫َّللاَ لَعَلَّك ْم ت ْر َحمون‬ ْ َ ‫إِنَّ َما ا ْلم ْؤ ِمنونَ إِ ْخ َوةٌ فَأ‬
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S Al-Hujurat {49}:10)

Kalimat yang terakhir dipahami, bahwa pertentangan dapat saja terjadi antara
sesama Muslim, dan bila hal ini terjadi antara sesama Muslim lain, harus cepet-
cepat turun tangan untuk mendamaikannya. Hal yang sama secara implisit,
tercermin pula pada ayat yang lain, (Q.S Ali Imran {3}: 103)

َ َّ‫علَيْك ْم ِإ ْذ كنت ْم أ َ ْعدَاء فَأ َل‬


َ‫ف بَ ْين‬ َ ِ‫َوا ْعت َ ِصمواْ ِب َح ْب ِل َّللاِ َج ِميعا ً َوالَ تَفَ َّرقواْ َوا ْذكرواْ نِ ْع َمتَ َّللا‬
‫شفَا ح ْف َر ٍة ِمنَ النَّ ِار فَأَنقَذَكم ِم ْن َها َكذَ ِلكَ يبَيِن َّللا‬ َ ‫علَ َى‬َ ‫صبَحْ تم بِنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانا ً َوكنت ْم‬ ْ َ ‫قلو ِبك ْم فَأ‬
َ‫لَك ْم آيَاتِ ِه لَعَلَّك ْم ت َ ْهتَدون‬

17
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara. dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk. (Q.S Ali Imran {3}: 103)

d. Membuat outline di tap sub tema pembahasan

NO Subtema Outline

1 Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an 1. Pengertian Kerja Pengertian


2. Perintah untuk Kerja pokok-
3. Etika Kerja
4. Kerja dan Fungsi Manusia
Sebagai Khalifah
5. Kerja dan Wanita
6. Penutup
2 Etos Kerja Dalam Perspektif Al- 1. Pengertian Etos Kerja
Qur’an 2. Etos Kerja dalm Al-Qur’an
3. Bentuk-bentuk Etos Kerja
dalam Al-Qur’an
4. Penutup
3 Hubungan Kerja Dalam Perspektif 1. Kerja dan Para Pekerja
Al-Qur’an 2. Heterogenitas dan
Pembagian Kerja
3. Tingkatan Kerja
4. Jual Jasa dan Hubungan
Kerja
4 Kepemimpinan Dalam Perspektif 1. Khalifah

18
Al-Qur’an 2. Imam.
3. Uli Al-Amr
4. Penutup
5 Tanggung Jawab Intelektual 1. Ciri-ciri Intelektual Muslim
Dalam Perspektif Al-Qur’an 2. Peran Intelektual Muslim
3. Penutup
6 Penelitian Pendidikan Dalam 1. Pengertian, Langkah, dan
Perspektif Al-Qur’an Macam Penelitian
2. Penelitian dalam Lintasan
Sejarah Islam
3. Pandangan Al-Qur’an
Tentang Penelitian
4. Ragam dan Prinsip
Penelitian dalam Al-Qur’an.
5. Penutup
7 keluarga Dalam Perspektif Al- 1. Pembahasan
Qur’an 2. Harapan dan Kewajiban
Suami Istri
3. Kesimpulan
8 Harta Dalam Perspektif Al-Qur’an 1. Pengertian Harta
2. Kedudukan Harta
3. Pemilikan Harta
4. Cara Memiliki Harta
5. Cara Mencari Harta
6. Pemanfaatan Harta
9 Wanita Dalam Perspektif Al- 1. Asal-usul Kejadian
Qur’an Perempuan
2. Hak dan Kewajiban

19
Perempuan
3. Penutup
10 Hidup Sehat dalam Perspektif Al- 1. Pencegahan Penyakit
Qur’an 2. Jenis Penyakit dan
Pengobatannya
3. Usaha
Pemeliharaan/Rehabilitasi
4. Penutup
11 Generasi Muda Dalam Perspektif 1. Al-Qur’an dan Generasi
Al-Qur’an Muda
2. Keberadaan dan Peranan
Generasi Muda
3. Karakter Pemuda Islam
4. Pembinaan Generasi Muda
5. Penutup
12 Problematika Peran Jender Di 1. Sekilas Tentang Jender
Tengah Masyarakat Global 2. Mengapa Harus ada
Ketidakadilan Jender
3. Tawaran Solusi
Penghilangan Bias Jender
4. Penutup
13 Makanan dan Minuman Dalam 1. Fungsi Makanan dan
Perspektif Al-Qur’an Minuman Bagi Kehidupan
Manusia
2. Jenis-jenis Makanan yang
Diungkap al-Qur’an
3. Al-Qur’an Tentang Air dan
Minuman

20
14 Ukhuwah Islamiyah Dalam 1. Ayat-ayat Tentang
Perspektif Al-Qur’an Ukhuwah
2. Pengertian Ukhuwah
3. Pengertian Ukhuwah
Islamiyah
4. Sendi-sendi Ukhuwah
Islamiyah
5. Sumber-sumber Keretakan
Ukhuwah
6. Ukhuwah Islamiyah dalam
Sejarah
7. Penutup

e. Melengkapi Hadits-Hadits yang relevan dengan pokok bahasan


Dalam buku ini rata-rata pada setiap sub tema yang dibahas, ketika ada
munasabah ayat, pasti ada hadits nya pula yang disebutkan, contohnya ayat yang
berkaitan dengan hal dalam meningkatkan kualitas rumah tangga,seperti berbuat
lembut, manisn dan baik terhadap istri, seperti firman Allah,
ِ ‫شروهنَّ ِبا ْل َم ْعر‬
(Q.S Al-Nisa {4}:19)…… ‫وف‬ ِ ‫…… َوعَا‬..
“.. pergaulilah mereka dengan baik..” (Q.S Al-Nisa{4}: 19).
Dan juga pada ayat lain,
َ ‫… فَ ِإ ْم‬
(Q.S Al-Baqarah {2}:229) ... ٍ‫ساكٌ بِ َم ْعروف‬
“..perlakukanlah mereka dengan baik..” (Q.S Al-Baqarah {2}:229)
Ayat di atas menginformasikan bahwa para suami harus tetap memperlakukan
istrinya dengan baik, sekalipun keadaan tidak suka padai istrinya, Al-Qur’an
menegaskan,

َ ْ‫سى أَن تَك َْرهوا‬


ً ‫شيْئا ً َويَجْ عَ َل َّللا فِي ِه َخيْرا ً َكثِيرا‬ َ َ‫فَ ِإن ك َِر ْهتموهنَّ فَع‬

21
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak. (Q.S Al-Nisa {4}:19.

Dan perlakuan yang baik pada istri juga amat ditekankan pada Hadits Nabi, yakni
‫اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا وخياركم خياركم لنسائكم‬
“Mukmin yang sempurna imannya ialah yang sebaik-baik akhlaknya, dan sebaik-
baik pribadi ialah orang yang sebaik-baiknya terhadap istrinya”. (H.R Ahmad dan
al-Turmudzi).
f. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan
menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama, atau
mengkompromikan antara yang ‘amm dan khas, atau yang pada lahirnya
bertentangan, sehingga semuanya bertemu dalam satu muara, tanpa
perbedaan atau pemaksaan.

Dalam buku ini memang tidak disebutkan mengenai pengkompromian yang


‘amm dan khas (muthlaq muqayyad), namun dalam menghimpun ayat-ayat yang
mempunyai pengertian yang sama, disebutkan sebagian dari beberapa sub tema.
5. Aspek Metode
Telah jelas buku ini menggunakan metode maudui’, rata-rata dalam penjelaan sub
tema nya agak panjang, selalu di awali dengan pengertian tema yang di bahas,
kemudian menghimpun ayat-ayat al-Qur’an, kemudian menyebutkan padanan kata
kata yang dibahas sesuai tema, kemudian jumlah kata nya disebutkan, muhasabah
ayat nya dijelaskan, diiringi hadits Nabi, dan ada pendapat mufassir dari kitab-kitab
tafsirnya.

6. Aspek Insrumen
Instrument yang digunakan dalam buku ini dapat terbagi dua yaitu
a. Instrument pokok (al-‘Adat)

22
Instrument pokok yang digunakan dalam buku ini munasabah ayat dan juga hadits
Nabi, contohnya:
ayat yang berkaitan dengan hal dalam meningkatkan kualitas rumah
tangga,seperti berbuat lembut, manisn dan baik terhadap istri, seperti firman
Allah,
ِ ‫شروهنَّ ِبا ْل َم ْعرو‬
(Q.S Al-Nisa {4}:19)…… ‫ف‬ ِ ‫…… َوعَا‬..
“.. pergaulilah mereka dengan baik..” (Q.S Al-Nisa{4}: 19).
Dan juga pada ayat lain,
َ ‫… فَ ِإ ْم‬
(Q.S Al-Baqarah {2}:229) ... ٍ‫ساكٌ ِب َم ْعروف‬
“..perlakukanlah mereka dengan baik..” (Q.S Al-Baqarah {2}:229)
Ayat di atas menginformasikan bahwa para suami harus tetap memperlakukan
istrinya dengan baik, sekalipun keadaan tidak suka padai istrinya, Al-Qur’an
menegaskan,

َ ْ‫سى أَن تَك َْرهوا‬


ً ‫شيْئا ً َويَجْ َع َل َّللا فِي ِه َخيْرا ً َكثِيرا‬ َ ‫فَ ِإن ك َِر ْهتموهنَّ فَ َع‬
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak. (Q.S Al-Nisa {4}:19.

Dan perlakuan yang baik pada istri juga amat ditekankan pada Hadits Nabi, yakni
‫اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا وخياركم خياركم لنسائكم‬
“Mukmin yang sempurna imannya ialah yang sebaik-baik akhlaknya, dan sebaik-
baik pribadi ialah orang yang sebaik-baiknya terhadap istrinya”. (H.R Ahmad dan
al-Turmudzi).19
b. Instrumen media (Al-Wasilah)
1. Penggunaan bahasa dan akar suatu kata, seperti :

19
.......Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... hlm. 196

23
“ kata ámal dan berbagai kata jadiannya ditemukan 359 kali dalam 319 ayat,
disamping ituterdapat pula beberapa kata lain yang searti atau berhampiran artinya
dengan kata ámal, seperti fi’il, sa’y, dan shan.20
2. Penafsiran dari para Mufasir
Ada beberapa tafsir pada buku ini, salah satunya ialah:
a) Tafsir Al-Mizan (Athaba Thaba’i)
Seperti penafsiran ayat Q.S al-Nahl {16}:9721
b) Tafsir Fi Zilal al-Qur’an (Sayyid Quthb)
Seperti penafsiran ayat Q.S al-Nahl {16}:9722
c) Tafsir Ruh al-Ma’ani (al-Alusi)
Seperti Penafsiran ayat Q.S Al-Hujurat {49}: 11-1223
7. Aspek Sumber
Sumber yang digunakan dalam buku ini dapat terbagi dua yaitu sumber ashliyyah
dan sumber tsanawiyyah.
a. Sumber asliyah yaitu penafsiran Alquran dengan Alquran, Alquran dengan Hadith
Nabi dan Alquran dengan atsar sahabat,dan atsar Tabiin.
b. Sumber Tsanawiyah ialah sumber sekunder atapun tambahan dalam menjelaskan
tafsir tersebut dari segi ilmiah modern, prespektif cendikiawan muslim ataupn
barat.
Diantaranya ialah al-Farmawi, Fakhrudin arrazi dalam Kitab Tafsir al-Razi,
iIhya Ulumuddin Imam Ghazali, Musthafa al-Maraghi, Quraish Shihab Membumikan
al-Qur’an, Ruh al-Ma’ani (al-Alusi), dan lain sebagainya.

20
..... Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... 8
21
...... Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... 40
22
..... Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... 40
23
..... Kajian Tematik al-Qur’an Tentang Kemasyarakatan,..... 379

24
Kesimpulan

Hasil Review terhadap buku Kajian Tematik al-Qur’an Tentang


Kemasyarakatan oleh beberapa penulis, yaitu Suwito, H.Abuddin Nata, Surya A.
Jamaroh, Yunasril Ali, Dede Rosyada, Fauzan, Nasarudin Umar, Atjeng A. Kusyaeri,
dan Bakri La Katjong, buku ini secara umum memang termauk pada prosedur
penafsiran metode Maudhu’i, hanya saja dalam buku ini tidak dilengkapi dengan

25
asbab al-Nuzulnya juga tidak diterangkan mengenai adanya pengkompromian antara
yang ‘amm dan khas nya.

26
27

Anda mungkin juga menyukai