Anda di halaman 1dari 14

JURNAL BELAJAR

A. IDENTITAS
Mata Kuliah : Keanekaragaman Tumbuhan I
Topik : Paku
Tanggal Pertemuan : 15 Maret 2018
Nama Mahasiswa : Rias Aldila

B. RANGKUMAN
Pada tanggal 15 Maret 2018, saya melakukan identifikasi tanaman paku, kemudian kami mencocokkan karakter yang terdapat pada
paku dengan kunci dikotom yang kami pinjan di Jurusan Biologi. Penentuan kunci identifikasi dengan hasil sebagai berikut
1. SPESIES A = Equisetum
 sporangia semuanya sama besar
 sporangia tersususn dalam bulir yang terletak di ujung batang
 batang beruas, berlubang, daun pembawa sporangia (sporofil) tersususn dalam bulir yang terletak di ujung batang atau cabang
 sporangia pada permukaan bawah atau tepi daun atau tajuk-tajuk daun, atau tersusun dalam bulir yang axillar/terminal, sering
masing-masing tertutup oleh selaput penutup (indusium)
 batang: beruas, berlubang, daun kecil, berkarang, sporofilum tersusun dalam bulir, terminal
2. SPESIES B = Pteris
 Sporangia pada permukan bawah / tepi dari daun / tajuk daun atau tersusun dalam bulir yang aksilar / terminal , sering masing
masing tertutup oleh selaput penutup atau indisium
 Tidak demikian 5.a Batang : beruas , berlubang: daun kecil berkarang;; sporofilum tersusun dalam bulir terminal
 Bukan paku pohon
 Tumbuhan darat atau paya
 Daun dan sporangia tidak demikian 16.a daun menjari dengan 4 anak daun , sporokarp sebesar biji kacang kacangan dan terletak
pada / didekat pangkal daun
 Sori dan daun tidak demikian 17.a sori terletak pada permukaan bawah daun dan terdiri dari sporangia yang berdinding tebal dan
saling berlekatan (sedikit / banyak ) daun daun dengan dua helai daun penumpu pada pangkalnya
 tidak demikian 20.a sporangia terususn dalam glomeruli dan terletak sepanjang tepi , taju daun juga , kecil , tanpa indisium daun
daun menyirip ganda satu
 Tidak demikian 21a sporangia ditepi atau diujung taju taju daun yang berbentuk garis dan berdiri sendiri sendiri
 Tidak demikian 23.a daun dengan percabangan menggarpu (dikotomis ) sekali atau kebanyakan beberapa kali ; seringkali memanjat
, kadang kadang tegak. Sporangia terletak pada permukaan bawah daun
 Sporangia tidak terususun dalam taju taju daun demikian 24.a sporangia terletak pada taju taju daun yang tersusun dalam malai /
bulir , yang tumbuh dari pangkal, tengah tengah atau tepi daun juga steril
 Tidak demikian 27.a daun serupa selaput tipis. Sori terletak di tepi atau taju taju daun. Indisium bentuk mangkuk , dengan tepi rata/
berbibir bibir dua , atau dengan katup ; sporangia tertanam dalam tiang kecil /besar
 Sporangia terususn dalam sori yang nyata, terpisah pisah. Kadang kadang sangat rapat berbentuk bulat/ garis , tanpa / dengan
indisum atau selubung
 Sori bentuk bulat atau garis , terletak di permukaan bawah atau sepanjang tepi daun, dengan indisium yang nyata atau sedikit
banyak tertutup oleh tepi daun yang melipat
 Sori terletak pada / dekat tepi daun ; pada keadaan yang terakhir indisum terbuka keluar , terletak pada perluasan tepi daun atau
tidak
 Sori tertutup oleh tepi daun yang melipat dan terbuka kearah tengah, atau tersembul pada suatu alur pada atau dekat tepi daun
 Sori tertutup oleh teepi daun yang melipat
 Sporangia terletak pada lembaran daun biasa, hanya tertutup sebagian oleh indisium: tangkai dan tulang daun kebanyakan berwarna
hijau atau serupa jerami: urat daun kadang-kadang teramyam
 Anak daun dari sporofilum tidak atau sedikit lebih kecil dari anak daun yang steril
 Daun majemuk
 Tidak demikian (132.a) anak daun dari cabaang kedua yang paling bawah bergabung, seolah olah merupakan daun penumpu
didekat pangkal daun ; permukaan bangundaun biasanya di selaputi lapisan lilin
 sori dengan tepi-tepinya menyempit, dengan indusium yang tumbuh baik dan lebar
 indusium lebih kecil tidak menutupi sebagian besar tajuk-tajuk daun fertil
 daun sangat berdekatan letaknya pada akar rimpang yang menjalar dan mempunyai ruas-ruas pendek
3. SPESIES C = Adiantum
 Sporangia pada permukaan bawah atau tepi dari daun/tajuk-tajuk daun atau tersusun dalam bulir yang axilar/terminal masing-maing
tertutup oleh selaput penutup (indusium)
 Tanaman tidak demikian (5.a. batang beruas, berlubang daun kecil, berkarang sporofilum tersusun dalam bulir terminal)
 Bukan paku puhon
 Tumbuhan darat atau paja
 Daun dan sporangia tidak demikian (16.a. daun menjari dengan empat anak daun, sporokarp sebesar biji kacang-kacangan, dan
terletak pada/ di sekat pangkal daun)
 Sori dan daun tidak demikian (17.a. sori terletak oada permukaan bawah daun dan terdiri dari sporongia yang berdidnding tebal dan
saling berlekatan (sedikit/banyak) daun dengan dua heli menumpu pada pangkal
 Tidak demikian (20.a. sporongia tersusun dalam glomeruli dan terletak sepanjang tepi tajuk-tajuk daun. kecil, tanpa indusium. Daun
menjari
 Tidak demikian (21.a. sporongia di tepi atau di ujung tajuk daun yang berbentuk garis dan berdiri sendiri-sendiri)
 Tidak demikian (23.a. daun dengan perbatangan menggarpu (dikotomis) sekali atau kebanyakn seringkali memanjang, kadang-
kadang tegak. Sporongia terletak pada permukaan bawah daun
 Sporongia tidak terususun dalam tajuk daun demikian
 Tidak demikian (27.a. daun serupa selaput tipis sori terletak di tepi atau di ujung tajuk-tajuk daun indusium bentuk mangkuk,
dengan tepi rata/berbibir dua, atau dengan katup sporongia tertanam dalam tiang kecil/besar)
 Sporongia tersusun dalam sori yang nyata, terpisah-pisanh kadang-kadang sangat rapat berbentuk bulat/garis tanpa garis miring
dengan indusium atau selubung
 Sori berbentuk bulat atau garis, terletak pada permukaan bawah atau sepanjang tepi daun dengan indusium yang nyata atau sedikit
bnyak tertutup oleh tepi daun yang melipat
 Sori terletak pada/dekat tepi daun pada keadaan yang terakhir indusium terbuka keluar, terletak pada perluaan tepi daun atau tidak
 Sori tertutup oleh tepi daun yang melipt dan terbuka ke arah tengah, atau tersembul pada suatu alur pada atau dekat tepi daun
 Sori tertutup oleh tepi daun yang melipat
 Sporongia terletak pada indusium yang melipat ke dalam, tidak pada lembaran daun biasa tangkai dan tulang daun berwarna coklat
tua, kebanyakan mengkilap urat daun selalu bebas
4. SPESIES D = Asplenium
 sporangia pada permukaan bawah / tepi dari daun/ tajuk2 daun, atau tersusun dalam bulir yang aksilar/ terminal, sering masing2
tertutup olehselaput penutup (indisium)
 Tanaman tidak demikian (5a) batang beruas, berlubang, daun kecil, berkarang, sporofil tersusun dalam bulir, terminal
 Bukan paku pohon
 Tumbuhan darat
 Daun dan sporangia tidak demikian (16a) daun menjari dengan 4 anak daun, sporocarp sebesar biji kacang kacangan, dan terletak
pada / didekat pangkal daun
 Sori dan daun tidak demikian (17a) sori terletak pada permukaan bawah daun dan terdiri dari sporangia yang berdinding tebal dan
saling berlekatan (sedikit/banyak). Daun daun dengan helai daun penumpu pada pangkalnya
 Tidak demikian (20a) sporangia tersusun dalam glomeruli dan terletak sepanjang tepi tajuk tajuk yang kecil, tanpa indisium. Daun
menyirip ganda-satu
 Tidak demikian (21a) sporangia ditepi atau diujung tajuk tajuk daun yang berbentuk garis
 Tidak demikian (23a) daun dengan percabangan menggarpu (dikotomis) sekali atau kebanyakan beberapa kali; seringkali
memanjat, kadang-kadang tegak. Sporangia terletak pada permukaan bawah daun
 Sporangia tidak tersusun dalam tajuk daun demikian (24)a Sporangia terletak pada tajuk-tajuk daun yang tersusun dalam
malai/bulir, yang tumbuh dari pangkal, tengah-tengah atau tepi daun yang steril
 Tidak demikian (27)a daun serupa selaput tipis. Sori terletak ditepi atau diujung tajuk-tajuk daun. Indisium bentuk mangkuk,
dengan tepi rata/berbibir 2, atau dengan katup; sporangia tertanam dalam tiang kecil/besar
 sporangia tersusun dalam sori yang nyata, terpiah-pisah. Kadang-kadang sangat rapat, berbentuk bulat/garis, tanpa/dengan indisium
atau selubung
 Sori bentuk bulat atau garis, tertelak di permukaan bawah atau sepanjang tepi daun, dengan indusium yang nyata atau sedikit
banyak tertutup oleh tepi daun yang melipat
 Sori terletak di permukaan bawah daun, agak dari tepi daun, bentuk garis; indusium bentuk garis, lurus atau bentuknya kadang-
kadang membuka dengan lubang tak teratur
 Sori terletak pada tulang cabang yang berjalan melintang/terhadap rusuk daun
 Sori selalu tunggal, tidak bengkok, sisik-sisik pada akar rimpang biasanya berwarna terang

C. REFLEKSI DIRI
Kesulitan : kesulitan saya alami adalah saya tidak dapat mengikuti mata kuliah, hal ini karena terdapat kepentingan yang harus
dilakukan.
Solusi : saya harus mempeajari sendiri materi yang saya lewatkan, sehingga saya harus mencari literatur untuk mendukung saya
dalam belajar
JURNAL BELAJAR
A. IDENTITAS
Mata Kuliah : Keanekaragaman Tumbuhan I
Topik : Paku
Tanggal Pertemuan : 16 Maret 2018
Nama Mahasiswa : Rias Aldila

B. RANGKUMAN
Tanggal 16 Maret 2018, mata kuliah keanearagaman tumbuhan membahas mengenai siklus hidup dari beberapa tanaman paku yang
dibagi menjadi empat kelompok besar. Dari beberapa siklus hidup tersebut, kemudian kami membandingkan antara siklus hidup yang
satu dengan lain. Saya serta kelompok saya mendapatkan bahasan mengenai siklus hidup Psilotum, siklus hidup Selaginella, siklus
hidup Pteridium aquilenum, siklus hidup Equisetum, perkembangan arkegonium Psilotum nudum, dan perkembangan embrio paku.
Bahasan yang telah kami peroleh, kemudian kami analisis sehingga kami dapat mengetahui perbedaan siklus hidup paku. Setelah
dianalisis, kemudian kami mendiskusikan dengan semua anggota kelompok dan membenahi penjelasan yang salah serta membenahi
perjelasan yang kurang tepat dan tak luput juga kami melengkapi penjelasan yang kurang dengan cara mencari pada literatur yang
terdapat pada internet. Setelah itu setiap anggota kelompok wajib menjelaskan ulang mengenai bahasan yang telah kami analisis, kami
berharap setelah masing-masing anggota menjelaskan mengenai materi dapat benar-benar paham mengenai materi yang dibahas.
Secara umun, siklus hidup pada tanaman paku terdiri dari dua fase antara lain fase sporofit dan fase gametofit. Pada tamanan paku,
fase sporofit lebih dominan daripada fase gametofit. Pada fase sporofit, tanaman paku akan menghasilkan banyak spora yang terdapat
didalam sporangium, selain itu pada fase gametofit tanaman paku melakukan perkembng biakan secara seksual dengan cara membentuk
arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel telur yang nantinya akan dibuahi oleh sel sperma yang dihasilkan oleh
anteridium, setelah dibuahi maka akan terus berkemban menjadi individu baru.
Berikut ini perbandingan antara siklus hidup Psilotum, siklus hidup Selaginella, siklus hidup Pteridium aquilenum, dan siklus hidup
Equisetum:
1. Siklus Hidup Psilotum

Sumber : http://www.svenlandrein.com/systematiccoursepages/firstlandplants.html
2. Siklus Hidup Selaginella

Sumber : http://www.svenlandrein.com/systematiccoursepages/firstlandplants.html
3. Siklus Hidup Pteridium aquilenum

Sumber : http://www.svenlandrein.com/systematiccoursepages/firstlandplants.html
4. Siklus Hidup Equisetum

Sumber : http://www.svenlandrein.com/systematiccoursepages/firstlandplants.html
Dari gambar yang telah ditampilkan menunjukkan bahwa pada Selaginella menghasilkan hetero spora, berbeda dengan tanaman paku
lain, yang mana tanaman paku lain menghasilkan homospora. Setiap tanaman paku yang telah dijelaskan memiliki sel sperma yang
berbeda bentuk, sehingga hal ini dapat dijadikan kunci identifikasi. Selain memiliki sel sperma yang berbeda, pada semua tanaman paku
diatas memiliki bentuk talus yang berbeda-beda pula, sehingga hal ini juga dapat dijadikan kunci identifikasi pada tanaman paku.
Pada perkembangan arkegonium, diawali dengan adanya pembelahan pada sel inisial secara horizontal yang terdiri dari sel pelindung
primer dan sel tengah, terbentuknya sel inisial leher yang akan berkembang menjadi sel kanal primer dan akan berkembang terus
menjadi sel leher pada arkegonium, bersamaan dengan terbentuknya sel kanal primer juga terbentuk sel ventral primer yang nantinya
akan menjadi sel kanal ventral dan telur.

Sumber : www.biologydiscussion.com/botany/pteridophyta/psilotum-features-reproduction-and-phylogeny/46152

Pada perkembangan embrio tanaman paku, terdapat beberapa perbedaan yang dapat dijadikan kunci identiifikasi serta
pengelompokan dalam taksonomi tanaman paku, perbandingan perkembangan ambrio pada tanaman paku ini saya mempelajari dari
literature karena menurut saya gambar yang tersediabelum mewakili bahasan yang telah dibahas pada kelompok kami, sehingga kami
menambahkan gambar dari literature, berikut ini merupakan perkembangan embrio dari Psilotum nudum, Selaginella, Pteris, dan
Equisetum. Beriut ini diagram:
1. Perkembangan embrio Psilotum nudum

Sumber : www.biologydiscussion.com/botany/pteridophyta/psilotum-features-reproduction-and-phylogeny/46152

2. Perkembangan embrio Equisetum

Sumber : http://www.biologydiscussion.com/botany/pteridophyta/equisetum-habitat-structure-and-reproduction/46033
3. Perkembangan embrio Pteris 4. Perkembangan embrio Selaginella

Sumber : http://www.biologydiscussion.com/botany/pteridophyta/pteris- Sumber :


structure-and-reproduction/45952 http://www.biologydiscussion.com/pteridophytes/selaginella-
habitat-reproduction-and-life-cycle/53199
C. REFLEKSI DIRI
Kesulitan : saya kesulitan dalam membaca maksud dari gambar yang ditampilkan
Solusi : solusinya saya mencoba mencari gambar yang mirip dengan gambar yang disediakan pada literatur sehingga saya dapat
memahami maksud dari gambar tersebut

Anda mungkin juga menyukai