Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

METALOGRAFI KUALITATIF

4.1. Tujuan
1. Mengetahui metode metodemetalografi kuantitatif
2. Mengetahui bentuk fasa dari baja AISI 1045 hasil perlakuan panas dengan
berbagai media pendingin.
3. Mengetahui cara penggunaan mikroskop optik
4. Mengetahui alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian metalografi
kualitatif

4.2. Teori Dasar


Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan metalografi.
Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam dari ikatan unsur lain atau
cara pengolahan logam secara teknis, sehingga diperoleh jenis logam atau logam paduan
yang memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan Metalografi adalah mempelajari tentang
pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur, temperatur dan persentase
campuran dari logam tersebut.
a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan dengan mata kita
langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran rendah
(a low magnification)
Kegunaannya untuk memeriksa permukaan yang terdapat celah-celah, lubang-lubang
pada struktur logam yang sifatnya rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji bekas
pengujian mekanis yang selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam menurut
bentuk dan strukturnya antara satu dengan yang lain menurut kebutuhannya. Angka
pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50 kali. Pemeriksaan secara
makro biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki struktur kristal yang tergolong besar
dan kasar, seperti misal logam hasil coran atau tuangan, serta bahan-bahan yang
termasuk non metal.

36
[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)


Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan logam di mana
bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan angka pembesaran lensa
mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau ebih dengan menggunakan mikroskop
industri.
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN STRUKTUR LOGAM
1. Persiapan Benda Uji
Benda Uji untuk persiapan metalografi memerlukan persiapan yang baik dan benar
sehingga nantinya struktur logam yang akan dilihat melalui mikroskop dapat dilihat
dengan jelas. Dalam persiapan tersebut memerlukan beberapa tahapan, yaitu
pemotongan, penyalutan, penggerindaan, pemolesan dan pengetsaan.
2. Pemotongan (Cutting)
Banyak alat atau mesin yang dapat digunakan untuk memotong bahan, tetapi khusus
untuk memotong bahan uji metalografi perlu dipilih alat potong yang tidak
menimbulkan efek sampingan pada bahan tersebut. Pada waktu pemotongan tidak boleh
terjadi tekanan dan tarikan yang besar pada bahan uji serta harus dialiri oleh cairan
pendingin agar tidak timbul panas yang akan mempengaruhi kondisi bahan. Salah satu
alat potong biasa yang digunakan untuk memotong bahan uji adalah mesin potong
khusu, yang pemotongnya berbentuk piringan (abrasive Whell) terbuat dari bahan
karbon silica. Di dalam pemotongan benda uji perlu diperhatikan ukuran dari bahan
tersebut dengan pertimbangan pokok harus dapat dipegang atau disesuaikan dengan
kondisi alat yang ada kaitan proses selanjutnya.

3. Pembingkaian (Mounting)
Bahan uji yang relatif kecil dan sukar untuk dipegang pada waktu akan digerinda atau
dipoles maka bahan tersebut perlu disalut. Untuk penyalutan dipakai alat penyalut dan
bahan penyalut seperti pada tabel . Proses penyalutan ada dua cara yaitu menggunakan
alat pembingkaian untuk bahan yang memerlukan panas dan penyalutan untuk bahan
yang tidak memerlukan panas hanya menggunakan cetakan saja.
1. Phenolic

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 37


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

Contoh : bakelit Thermosetting Memerlukan pengontrolan panas dan tekanan dengan


secukupnya memberikan bahan pelarut dengan perlahan-lahan
2. Dially Phthalete (prepolimer) Thermosetting Memerlukan pengontrolan panas 1300 –
1400 dan tekanan, penyusunan rendah, karakteristik polishing yang baik
3. Phenolic Thermosetting liquid Untuk pengisian vakum oxide filem (film)
4. Epoxy resin Contoh : Araldite Various Araldite grade D, suatu cairan tuangan resin
memberikan penyaluran yang baik tanpa panas dan tekanan, perlahan-lahan waktu
proses pembingkaian.
5. Polyvinyl Thermoplastic Penyusunan rendah, lamban biasa pelarut-pelarut tetapi
penyelesaian dengan glaciala cetic acid

4. Penggerindaan
Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari tingkat kasar
sampai tingkat halus. Tingkatan kehalusan kertas ampelas ditentukan oleh ukuran
serbuk silikon karbida pada kertas tersebut. Kertas ampelas tingkat kehalusan 220
berarti serbuk silikonkarbida kertas itu dapat lolos dari ayakan dengan 220 lubang pada
luas 1 inchi2.
a. Digerinda pada tingkat 220 dengan arah tegak lurus pada garis pemotonan bahan uji.
b. Digerinda pada tingkat 320 tegak lurus pada arah penggerindaan pertama
c. Digerinda pada tingkat 400 tegak lurus pada arah penggerindaan kedua
d. Digerinda pada tingkat 600 tegak lurus pada arah penggerindaan ketiga
Dalam waktu penggerindaan tekanan tangan pada kertas ampelas jangan terlalu kuat
dan bahan uji dialiri air pendingin yang banyak. Fungsi air untuk mencegah panas yang
terjadi pada bahan uji tersebut.

5. Pemolesan (Polishing)
Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji yang telah
digerinda selanjutnya diproses polishing. Mesin poles metalografi terdiri dari iringan
yang berputar dan diatasnya diberi kain poles terbaik namanya kain selvyt (sejenis kain
beludru). Cara pemolesannya yaitu benda uji diletakkan di aas piringan yang berputar
dan kain poles diberi air serta ditambahkan sdikit pasta poles. Pasta poles yang biasa

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 38


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

dipakai adalah jenis Alumina (Al2O3) yang dalam perdagangan ada yang diberi nama
Diamatin atau Gama Alumina atau Pasta Intan. Selama pemolesan kain poles tersebut
harus selalu diberi tetesan air. Putaran piringan pada mesin poles metalografi anara 100
rpm sampai 300 rpm.
Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir apakah sudah bebas dari garis-garis
pemotongan atau belum maka bahan uji yang sudah dibersihkan dapat dilhat di bawah
mikroskop pada pembesaran 50 kali atau 100 kali. Bila masih terdapat garis-garis pada
permukaan benda maka proses polishing dilanjutkan terus menerus sampai tidak
terdapat garis-garisnya.
6. Pengetsaan (Etching)
Hasil dari proses pemolesan akan berupa permukaan yang mengkilap seperti cermin.
Agar struktur logam terlihat jelas maka permukaan tersebut dietsa. Berikut ini beberapa
larutan etsa untuk pemeriksaan makro dan mikro yang biasa dipakai dalam metalografi.
A. Bahan larutan etsa makro
a. Hidrochloric, komposisinya 50 % asam hidroclhoric dalam air dengan menggunakan
suhu 700-800 sampai 1 jam. Pemakaiannya untuk besi dan baja.
b. Sulphuric, komposisinya 20 % asam sulphuric dalam air dengan menggunakan suhu
80% waktu yang dipakai 10-20 detik. Penggunaannya untuk bahan besi dan baja.
c. Nitric, komposisinya 25 % asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh dingin kalau
cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.

B. Bahan larutan etsa Mikro


a. Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 ml. Pemakaiannya untuk
baja karbon, baja paduan rendah dan baja paduan sedang. Waktu sampai 1 menit
b. Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98 ml. Pemakaiannya untuk
baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan, dikeraskan dan ditemper. Waktu
pengetsaan beberapa detik sampai 1 menit.

C. Tahapan Pengetsaan

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 39


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

Langkah-langkah proses pengetsaan dalam pemeriksaan stryktur logam adalah, sebagai


berikut
a. Siapkan larutan etsa ke dalam cawan
b. Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat penjepit tang
kecil waktu pencelupan beberapa detik sesuaikan dengan kebutuhan
c. Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya bersihkan
dengan alkohol
d. Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan dengan alat
pengering khusus (Misalnya Hair Dryer).
D. Pengaruh Etsa
Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah seluruh
permukaan akan nampak seperti garis-garis tidak teratur yang menunjukkan munculnya
atau adanya batas-batas antara butir-butir kristal logam tersebut.
Selama proses pengetsaan, ion ion H+, OH-, Cl- dan sebagainya akan menuju ketempat
tempat yang anodik dan katodikpada permukaan yang di polesdengan demikian proses
etsa dapat memberikan gambaran/konfigurasi batas butir (batas butir adalah tempat
tempat yang berenergi tinggi) atau gambaran/konfigurasi permukaan.

4.3. Metodologi Praktikum


4.3.1. Skema Proses

Menyiapkan alat dan bahan

Melakukan analisan pendahuluan

Melakukan pemotongan spesimen


B

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 40


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

B
Melakukan pembingkaian pada setiap spesimen

Melakukan pengamplasan spesimen

Melakukan pemolesan pada stiap spesimen

Melakukan pengetsaan pada spesimen

Melakukan pengamatan pada spesimen dengan


mikroskop optik

analisa

kesimpulan

Gambar 4.1. skema proses metalografi kuantitatif

4.3.2. penjelasan skema proses


1. Menyiapkan alat dan bahan yang sudah di informasikan di modul
2. Melakukan analisa pendahuluan memilih bagian yang akan diuji
metalografi.
3. Melakukang pemotongan khusus spesimen yang di annealing harus
dipotong menjadi dua dengan gergaji besi.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 41


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

4. Melakukan pembingkaian pada setiapspesimen dengan resin dan


diinginkan sampai keras
5. Melakukan pengamplasan mulai dari amplas kasar sampai ke amplas
halus.
6. Melakukan pemolesan pertama tama di oleskan larutan etsa lalu di cuci
dengan air setelah itu di lap di semprotkan alkohol lalu dikeringkan
dengan headrayer
7. Melakukan pengamatan. Sebelum di masukan ke mikroskop spesimen
akan di tempel di kaca menggunakan slaim hitam.
8. Menganalisa data yang ada
9. Menarik kesimpulan

4.4. Alat dan Bahan


4.4.1.Alat
1. Gergaji besi 1 buah
2. Tempat cetak resin 4buah
3. Mesin gerinda 1buah
4. Kain beludru 1lembar
5. Headrayer 1buah
6. Mikroskop optik 1buah
4.4.2. Bahan
1. Spesimen baja AISI 1045 4buah
Annealing
Normalizing
Quenching oli
Quenching air garam
2. Air secukupnya
3. Resin secukupnya
4. Amplas 4lembar
5. Salep poles (TiO2) secukupnya
6. Larutan etsa (nital3%) secukupnya

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 42


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

7. Alkohol secukupnya
8. Kapas secukupnya
9. Tisu gulung secukupnya
4.5. Pengolahan dan Pengumpulan Data
4.5.1. Pengumpulan Data
Foto spesimen sebelum di metalografi

Gambar 4.2. Foto spesimen sebelum di metalografi kualitatif

1. Foto spesimen setelah metalografi


a. Annealing

Gambar 4.3. Foto struktur mikro annealing

Spesimen baja AISI 1045


Larutran etsa nital 3%
Referensi ASM metal handbook vol 7 gambar no 242
Halaman 33
White : perit
Black : pearlit

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 43


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

b. Normalizing

Gambar 4.4. Foto struktur mikri normalizing

Spesimen baja AISI 1045


Larutran etsa nital 3%
Referensi ASM metal handbook vol 7 gambar no 273
Halaman 32
White : perit
Black : pearlit
c. Quenching oli

Gambar 4.5. Foto struktur mikro quenching oli

Spesimen baja AISI 1045


Larutran etsa nital 3%
Referensi ASM metal handbook vol 7 gambar no 234
Halaman 32
Black : pearlit
Jarum : martensit

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 44


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

d. Quenching air garam

Gambar 4.6. Foto struktur mikro quenching air garam

Spesimen baja AISI 1045


Larutran etsa nital 3%
Referensi ASM metal handbook vol 7 gambar no 236
Halaman 32
Black : austenit sisa
Jarum : martensit

4.5.2. Pengolahan Data


-
4.6. analisa dan pembahasan
Dalam praktikum ini pertama tama di lakukan analisa pendahuluan yang
berpungsi untuk memilih salah satu bagian dari spesimen yang akan di proses lanjut
untuk bisa di uji metalografi. Tahap berikutnya adalah pemotongan jika kita sudah tahu
bagian apa yang akan di analisa. Pada praktikum ini yang di potong adalah spesimen
yang sudah di beri perlakuan anealing karena kekerasan nya paling kecil diantara yang
lain mak mudah untuk dipotonng. Dalam pemotongan harus di berikan pendingin agar
agar tidak ada panas yang berlebih akibat gesekan dan juga dalam pemotongan harus di
cegah adanya deformasi. Proses berikutnya adalah pembingkaian karena spesimen yang
kita gunakan kecil maka di gunakanlah pembingkaian untuk media penjepit dari
mikroskop optik. Pembingkai menggunakan resin cair. Setelah itu di proses amplas

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 45


[BAB IV METALOGRAFI KUANTITATIF] KELOMPOK 5

sampai permukaan rata dan mengkilap seperti kaca dengan arah 90, 0, 270, 180 derajat.
Pada tahap pengamplasan menggunakan mesin di utamakan tidak ada beberapa dimensi
akibat terlalutertekannya spesimen ke amplas. Proses berikutnya adalah pemolesan,
yang bertujuan untuk menghilangkan goresan hasil pengamplasan. Proses berikutnya
adalah pengetsaan menggunakan nital3%. Pengetsaan berfungsi untuk membuat
gambaran konfigurasi batas butir. Prinsipnya adalah ketika proses etsa ion ion akan
menuju ketempat tempat yang anodik katodik pada permukaan yang di poles. Pada
proses berikutnya adalah pengamatan menggunakan mikroskop dengan mikroskop
optik.
Dan didapatkan hasil bahwa data sesuai dengan standar bahwa pada spesimen yang di
beri perlakuan annealing menghasilkan fasa perit dan pearlit, spesimen yang diberi
perlakuan normalizing menghasilkan fasa perit dan pearlit, spesimen yang diberi
perlakuan quenching oli menghasil fasa pearlit dan martensit. Spesimen yang diberi
perlakuan quenching air garam menghasilkan fasa martensit dan austent sisa.
4.7. Kesimpulan
a. Dalam baja AISI 1045 yang diberi perlakuan annealing memberikan hasil fasa
pearlit dan perit.
b. spesimen yang diberi perlakuan normalizing menghasilkan fasa perit dan pearlit
c. spesimen yang diberi perlakuan quenching oli menghasil fasa pearlit dan
martensit
d. Spesimen yang diberi perlakuan quenching air garam menghasilkan fasa
martensit dan austent sisa.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A 2016/2017 46

Anda mungkin juga menyukai