Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan metalografi.
Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam dari ikatan unsur
lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga diperoleh jenis logam
atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan Metalografi
adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur,
temperatur dan persentase campuran dari logam tersebut.
(a low magnification)
Benda Uji untuk persiapan metalografi memerlukan persiapan yang baik dan
benar sehingga nantinya struktur logam yang akan dilihat melalui mikroskop
dapat dilihat dengan jelas. Dalam persiapan tersebut memerlukan beberapa
tahapan, yaitu pemotongan, penyalutan, penggerindaan, pemolesan dan
pengetsaan.
2. Pemotongan (Cutting)
Banyak alat atau mesin yang dapat digunakan untuk memotong bahan, tetapi
khusus untuk memotong bahan uji metalografi perlu dipilih alat potong yang tidak
menimbulkan efek sampingan pada bahan tersebut. Pada waktu pemotongan tidak
boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar pada bahan uji serta harus dialiri oleh
cairan pendingin agar tidak timbul panas yang akan mempengaruhi kondisi bahan.
Salah satu alat potong biasa yang digunakan untuk memotong bahan uji adalah
mesin potong khusu, yang pemotongnya berbentuk piringan (abrasive Whell)
terbuat dari bahan karbon silica. Di dalam pemotongan benda uji perlu
diperhatikan ukuran dari bahan tersebut dengan pertimbangan pokok harus dapat
dipegang atau disesuaikan dengan kondisi alat yang ada kaitan proses selanjutnya.
3. Pembingkaian (Mounting)
Bahan uji yang relatif kecil dan sukar untuk dipegang pada waktu akan digerinda
atau dipoles maka bahan tersebut perlu disalut. Untuk penyalutan dipakai alat
penyalut dan bahan penyalut seperti pada tabel . Proses penyalutan ada dua cara
yaitu menggunakan alat pembingkaian untuk bahan yang memerlukan panas dan
penyalutan untuk bahan yang tidak memerlukan panas hanya menggunakan
cetakan saja.
1. Phenolic
4. Penggerindaan
Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari tingkat kasar
sampai tingkat halus. Tingkatan kehalusan kertas ampelas ditentukan oleh ukuran
serbuk silikon karbida pada kertas tersebut. Kertas ampelas tingkat kehalusan 220
berarti serbuk silikonkarbida kertas itu dapat lolos dari ayakan dengan 220 lubang
pada luas 1 inchi2.
a. Digerinda pada tingkat 220 dengan arah tegak lurus pada garis pemotonan
bahan uji.
b. Digerinda pada tingkat 320 tegak lurus pada arah penggerindaan pertama
c. Digerinda pada tingkat 400 tegak lurus pada arah penggerindaan kedua
d. Digerinda pada tingkat 600 tegak lurus pada arah penggerindaan ketiga
Dalam waktu penggerindaan tekanan tangan pada kertas ampelas jangan terlalu
kuat dan bahan uji dialiri air pendingin yang banyak. Fungsi air untuk mencegah
panas yang terjadi pada bahan uji tersebut.
5. Pemolesan (Polishing)
Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji yang telah
digerinda selanjutnya diproses polishing. Mesin poles metalografi terdiri dari
iringan yang berputar dan diatasnya diberi kain poles terbaik namanya kain selvyt
(sejenis kain beludru). Cara pemolesannya yaitu benda uji diletakkan di aas
piringan yang berputar dan kain poles diberi air serta ditambahkan sdikit pasta
poles. Pasta poles yang biasa dipakai adalah jenis Alumina (Al2O3) yang dalam
perdagangan ada yang diberi nama Diamatin atau Gama Alumina atau Pasta Intan.
Selama pemolesan kain poles tersebut harus selalu diberi tetesan air. Putaran
piringan pada mesin poles metalografi anara 100 rpm sampai 300 rpm.
Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir apakah sudah bebas dari garis-garis
pemotongan atau belum maka bahan uji yang sudah dibersihkan dapat dilhat di
bawah mikroskop pada pembesaran 50 kali atau 100 kali. Bila masih terdapat
garis-garis pada permukaan benda maka proses polishing dilanjutkan terus
menerus sampai tidak terdapat garis-garisnya.
6. Pengetsaan (Etching)
Hasil dari proses pemolesan akan berupa permukaan yang mengkilap seperti
cermin. Agar struktur logam terlihat jelas maka permukaan tersebut dietsa.
Berikut ini beberapa larutan etsa untuk pemeriksaan makro dan mikro yang biasa
dipakai dalam metalografi.
a. Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 ml. Pemakaiannya
untuk baja karbon, baja paduan rendah dan baja paduan sedang. Waktu sampai 1
menit
b. Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98 ml. Pemakaiannya
untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan, dikeraskan dan ditemper.
Waktu pengetsaan beberapa detik sampai 1 menit.
C. Tahapan Pengetsaan
b. Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat penjepit
tang kecil waktu pencelupan beberapa detik sesuaikan dengan kebutuhan
c. Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya bersihkan
dengan alkohol
d. Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan dengan
alat pengering khusus (Misalnya Hair Dryer).
D. Pengaruh Etsa
Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah seluruh
permukaan akan nampak seperti garis-garis tidak teratur yang menunjukkan
munculnya atau adanya batas-batas antara butir-butir kristal logam tersebut.
Selama proses pengetsaan, ion ion H+, OH-, Cl- dan sebagainya akan menuju
ketempat tempat yang anodik dan katodikpada permukaan yang di polesdengan
demikian proses etsa dapat memberikan gambaran/konfigurasi batas butir (batas
butir adalah tempat tempat yang berenergi tinggi) atau gambaran/konfigurasi
permukaan.