Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hidup sehat merupakan suatu hal yang seharusnya memang diterapkan oleh

setiap orang, mengingat manfaat kesehatan yang sangat penting bagi setiap manusia,

mulai dari konsentrasi dalam belajar, bekerja dan beraktivitas dalam kehidupan

sehari-hari tentu memerlukan kesehatan, baik kesehatan pribadi maupun kesehatan

anak serta keluarga untuk mencapai keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehat

sangatlah mudah serta murah, dibandingkan biaya yang harus kita keluarkan untuk

pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi yang kebanyakan

yang terjadi sudah mengidap penyakit baru mengobati sehingga akan membuat

kerugian tersendiri bagi yang mengalaminya. (SUMBER)

Mentri Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Pedoman Pembinaan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tertuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh

Indonesia dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS mulai dari tahap

pengkajiaan perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya

tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara,

meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan

1
2

mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.

(SUMBER)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di sekolah adalah sekumpulan

perilaku atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah. PHBS tatanan sekolah mempunyai 8 indikator yang

terdiri dari : 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir , 2) mengkonsumsi jajanan

sehat di kantin sekolah, 3) membuang sampah pada tempatnya, 4) berolahraga teratur,

5) menimbang berat badan secara teratur, 6) tidak merokok di sekolah, 7)

memberantas jentik nyamuk, 8) menggunakan jamban yang bersih dan sehat (Dinas

Kesehatan. 2009 ). (daftar pustaka di masukin )

Penerapan PHBS dapat memengaruhi tingkat kesehatan individu maupun

masyarakat. Individu yang memiliki kebiasaan PHBS akan memiliki resiko yang

lebih kecil terkena berbagai penyakit. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan

PHBS diantaranya: diare, penyakit kulit, cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Atas

(ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD) (Solehati. 2014 ). Kebiasaan mencuci

tangan dengan sabun terbukti mampu mengurangi resiko diare pada anak- anak

sebesar 44% (Cahyanto. 2008). Berkaitan dengan perilaku jajan murid sekolah dasar,

ditemukan bahwa kebiasaan mengkonsumsi jajanan sehat dapat melindungi siswa

dari pengaruh bahan makanan yang berbahaya hingga 60% (Suci. 2005) Berdasarkan

beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan tentang


3

PHBS berperan penting dalam mengurangi resiko terkena penyakit yang biasa terjadi

pada anak.

Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai- nilai

PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan PHBS baik di

lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sehingga tercipta sumber daya

manusia yang berkualitas nantinya (Notoatmojo. 2003). Anak dan permainan

merupakan dua pengertian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika berpikir

tentang anak maka akan selalu menimbulkan asosiasi mengenai bermain. Permainan

juga merupakan salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada masa anak-

anak. Pada saat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah untuk

bermain dengan teman-temannya. Dan bagi mereka bermain itu adalah belajar. Dunia

seorang anak adalah bermain, dengan bermain anak akan belajar berbagai hal tentang

kehidupan sehari-hari. Dengan permainan, orang tua atau guru dapat memasukkan

unsur-unsur pendidikan didalamnya.

Data Profil Program Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten

Bandung Barat (2014), dari 887 Sekolah Dasar (SD) yang ada hanya terdapat 429

atau 47,1% SD yang telah melakukan kegiatan promosi kesehatan. Berdasarkan data

tahun 2014 di Kabupaten Bandung Barat terdapat 887 SD, yang terdiri dari 149 SD

swasta dan 730 SD negeri, sangat jauh rasionya bila dibandingkan jumlah tenaga

promosi kesehatan yang hanya berjumlah 32 orang untuk seluruh wilayah Kabupaten

Bandung barat. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun

2007 menyebutkan bahwa sekitar 3% anak- anak mulai merokok sejak kurang dari
4

usia 10 tahun. Persentase perokok tertinggi (64%) berada pada kelompok usia remaja

( 10 – 19 tahun ), dan sebagian besar (82%), penduduk yang berusia 10 tahun ke atas

kurang melakukan aktivitas fisik dengan kategori (73%) kurang bergerak dan (9%)

tidak terbiasa melakukan aktifitas fisik (Badan Pusat statistik. 2007 ).

Permasalahan lainnya adalah ketersediaan media promosi kesehatan di

Kabupaten Bandung Barat yang diperuntukkan bagi siswa SD masih sangat terbatas

baik jumlah maupun jenisnya. Media promosi kesehatan tentang PHBS sekolah di

Kabupaten Bandung Barat hingga 2015 hanya berupa lembar balik sekolah sehat dan

poster PHBS sekolah. Pemberian materi promosi kesehatan lebih mudah

tersampaikan jika menggunakan media yang dapat menarik perhatiaan siswa.

Penggunaan media yang tepat diharapkan membantu siswa dalam memahami pesan

kesehatan yang diajarkan.

Hingga saat ini di Kabupaten Bandung Barat, promosi kesehatan dengan

sasaran siswa sekolah lebih banyak menggunakan metode ceramah di kelas, karena

dianggap paling praktis dalam proses persiapannya. Penyampaian materi pendidikan

akan lebih efektif bila disampaikan dalam suasana yang menyenangkan dan

menggunakan metode yang menarik perhatiaan siswa (Helmi, Zaman. 2014).

Penyuluhan kesehatan dengan permainan edukatif lebih menyenangkan dibandingkan

penyuluhan dengan metode pengajaran di kelas maupun ceramah (Baranowski.

2013).

( masukin dampak tidak melakukan PHBS)


5

Berdasarkan wawancara terhadap 5 siswa SD Advent Parongpong, peneliti

mendapati bahwa PHBS kurang diketahui oleh siswa SD Advent Parongpong.

Sehingga penting untuk menyelidiki tingkat pengetahuan siswa SD Advent

Parongpong tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui penelitian yang

berjudul “ TINGKAT PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT SEBELUM DAN SESUDAH BERMAIN PERMAINAN EDUKATIF

KWARTET DI SD ADVENT PARONGPONG”

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1) Berapakah tingkat pengetahuaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebelum

bermain permainan edukatif kwartet di SD Advent Parongpong

2) Berapakah tingkat pengetahuaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sesudah

bermain permainan edukatif kwartet di SD Advent Parongpong

3) Adakah perbedaan tingkat pengetahuaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

sebelum dan sesudah bermain permainan edukatif kwartet di SD Advent

Parongpong

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian terbagi dua yaitu maksud penelitian dan tujuan

penelitian.
6

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran perbedaan tingkat

pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebelum dan sesudah bermain

permainan edukatif kwartet di SD Advent Parongpong.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebelum

bermain permainan edukatif kwartet di SD Advent Parongpong.

2) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sesudah

bermain permainan edukatif kwartet di SD Advent Parongpong.

3) Menganalisa perbedaan tingkat pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

sebelum dan sesudah bermain permainan edukatif kwartet di SD Advent

Parongpong.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi :

(masukin bermanfaat bagi ilmu keperawatan, praktek keperawatan, riset

keperawatan )

1) Sekolah Dasar Advent Parongpong untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat
7

2) Siswa Sekolah Dasar Advent Parongpong dapat mengerti pentingnya perilaku

hidup bersih dan sehat

3) Peneliti selanjutnya sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian

selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

1.5.1 Ruang Lingkup

Tempat penelitian akan dilakukan di SD Advent Parongpong. Waktu

penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2017

1.5.2 Pembatasan Masalah

Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya pada :

1) Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD Advent Parongpong.

2) Objek yang diteliti adalah pengetahuan siswa kelas 6 SD Advent Parongpong

tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

3) Data diperoleh dari hasil permainan edukatif kwartet.

Anda mungkin juga menyukai