Anda di halaman 1dari 28

TIU 1.

Anatomi Makroskopis dan Mikroskopis Lambung


1.1 Menjelaskan Anatomi Makroskopik Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen dibawah diafragma. Semua bagian kecuali sebagian kecil, terletak pada
bagian kiri garis tengah.

Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lain, tergantung :
 Banyaknya isi
 Lanjutnya pencernaan
 Kuatnya otot – otot ventrikulus
 Keadaan usus – usus disekelilingnya

 Dapat dibedakan :
 Curvatura mayor
 Curvatura minor
 Paries ventralis
 Paries dorsalis

 Ventriculus dapat dibagi dalam :


 Cardia, tempat muara oesophagus kedalam lumen
 Fundus, bagian yang menonjol ke kranial disebelah kiri oesophagus
 Corpus, bagian dari tempat muara oesophagus sampai tempat terkaudal
 Pars pylorica, bagian dari tempat terkaudal sampai akhir ventriculus
 Pylorus, tempat terakhir ventrikulus

 Pada batas antara corpus dan pars pylorica, lengkung venriculus lebih membuat
suatu sudut atau angulus dengan incisura yang melintang disebut incisura
angularis.

 Pada pylorus terdapat tempat yang sempit disebut isthmus dengan vena yang
berjalan melintang. Terdapat serabut – serabut yang berjalan melingkar
membentuk m. Sfingter pylori.

1.2 Menjelaskan Anatomi Mikroskopik Lambung


Tunika mukosa lambung :
 Membran mukosa tebal, pada keadaan kosong mengkerut menjadi rugae
 Permukaan mukosa terbagi oleh daerah cekungan dangkal disebut foveola
gastrica, pada setiap foveola terdapat gastric pit, lubang yang berbentuk sumuran
menuju ke bawah
 Epitelnya selapis torak

A. Daerah cardia
 Foveola lebar dan dalam
 Kelenjar amat sedikit, berbentuk tubular simplek bercabang
 Sel kelenjar adalah sel mukosa, mirip sel mukosa pada sel pylorus
 Kelenjar pendek – pendek dan agak bergelung

B. Daerah fundus dan korpus

 Foveola sempit, gastric pit pendek


 Kelenjar fundus menempati 2/3 lambung berupa kelenjar tubulosa panjang lurus
dan bercanggah dua ( bifurcatio )
 Kelenjar tebagi atas bagian isthmus leher dan basis
I. Sel mukosa isthmus
 Pada bagian atas kelenjar
 Merupakan peralihan sel gastric pit dan bagian leher kelenjar
 Sel rendah, granula mukus lebih sedikit, mensekresi mukus netral
II. Sel parietal
 Pada setengah bagian bagian atas kelenjar, jarang pada basis
 Tersisip antara sel mukus leher, berbentuk piramid, inti sferis ditengah,
berwarna eosinofil
 Menghasilkan
o HCl
o Gastric intrinsic factor untuk absorbsi vitamin B12
III. Sel mukosa leher
 Pada leher kelenjar, berupa kelompokan sel maupun tunggal diantara sel
parietal
 Mensekresi mukus asam, kaya glikosaminoglikan, berbeda dengan mukus
permukaan yang netral
 Bentuk tidak teratur, inti pada basis sel, granula ovoid/sferis pada apikal sel
IV. Sel zymogen
 Sel utama, terdapat dalam jumlah besar, terutama di korpus kelenjar
 Sel serosa, berwarna basofil, terdapat granula zymogen pada daerah apikal
sel
 Mensintesa protein, granula berisi enzim pepsinogen dalam bentuk inaktif
 Pada manusia menghasilkan :
o Pepsin ( proteolitik aktif )
o Lipase ( enzim lipolitik )
V. Sel argentaffin
 Terdapat pada dasar kelenjar, terselip diantara chief cell
 Granula padat terdapat di basal sel
 Merupakan kelenjar endokrin uniselular
 Mensekresi serotonin
VI. Sel APUD
 Amine Precursor Uptake and Decarboxylation cell
 Mensintesa polipeptida
 Dengan mikroskop elektron : granula sekresi sangat halus, retikulum
endoplasmik jarang dan aparatus Golgi sedikit
 Sel APUD terdapat pada fundus, anrum pilorikum, duodenum, yeyunum,
ileum dan colon
 Mensekresi : gastrin, sekretin, kolesistokinin, glukagon and somatostatin
like substance

C. Daerah pylorus

 Merupakan 20% dari lambung, berlanjur dengan duodenum


 Gastric pit lebih dalam, bercabang dan bergelung
 Kelenjar pylorus menyerupai kelenjar cardia
 Mensekresi enzim lisosom
 Antara sel mukus terdapat sel gastrin, yang merangsang pengeluaran asam pada
kelenjar lambung

TIU 2 Mengetahui dan memahami fisiologi gaster


2.1 Memahami lambung berdasarkan fungsi
1. Fungsi motorik lambung
Fungsi menampung : menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikt demi
sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan peningkatan volume
tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh nervus vagus dan
dirangsang oleh gastrin.
Fungsi mencampur : memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan
mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi
lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh suatu irama listrik intrinsik dasar.
Fungsi pengosongan lambung : diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang
dipengaruhi viskositas, volume, keasamam, aktivitas osmotik, keadaan fisik, serta
emosi, obat-obatan, dan olahraga. Pengosongan lambung juga diatur oleh faktor
saraf dan hormonal, seperti kolesistokinin.
2. Fungsi pencernaan dan sekresi
Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL dimulai disini : pencernaan karbohidrat
dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil peranannya.
Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan
antrum, alkalinisasi antrum, dan rangsangan vagus.
Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian
distal.
Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi
sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut.
Sekresi bikarbonat, bersama dengan sekresi gel mukus, tampaknya berperan sebagai
barrier dari asam lumen dan pepsin.

2.2 Memahami persyarafan lambung


Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal bergantung pada berbagai
mekanisme yang melunakan makanan, mendorongnya disepanjang saluran cerna , dan
mencampurnya dengan empedu hati yang disimpan di kandung empedu dan enzim
pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva dan pankreas. Beberapa mekanisme ini
bergantung pada sifat intrinsik otot polos usus. Mekanisme lainnya melibatkan kerja
refleks termasuk neuron intrinsik usus, berbagai refleks ssp, efek parakrin messenger
kimiawi, dan hormon saluran cerna.

Terdapat dua jaringan saraf utama intrinsik saluran cerna : pleksus mientrikus (pleksus
Auerbach) di antara lapisan otot longitudinal luar dan sirkular tengah yang berperan pada
kontrol motorik, serta pleksus submukosa (pleksus Meissner) diantara lapisan otot
sirkular tengah dan mukosa yang mensarafi epitel kelenjar, sel endokrin usus, pembuluh
darah submukosa, dan pengaturan berbagai sekresi usus. Secara kolektif, neuron-neuron
ini membentuk sistem saraf usus/enterik. Neurotransmitter di sistem ini meliputi
asetilkolinamin, noreepinefrin, epinefrin, asam amino, gas NO, CO, dll.

Persarafan ektrinsik rangkap dari sistem saraf otonom, berupa baik aktivitas kolinergik
parasimpatis (serabut praganglion) yang meningkatkan kerja otot polos usus mendominasi
pada situasi tenang maupun aktivitas noradrenergik simpatis (serabut pascaganglion) yang
mengurangi kerja otot sambil menimbulkan kontraksi otot sfingter.

Untuk pembuluh darah usus memiliki persarafan rangkap : yaitu meniliki persarafan
noradrenergik ekstrinsik dan persarafan intrinsik melalui serabut sistem saraf enterik.

2.3 Memahami mekanisme pergerakan dan pengaturan sampai pengosongan


lambung
Ada 4 aspek yang motilitas lambung :

1. Pengisian lambung
Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat
mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1000 ml ketika makan.
Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20x lipat tersebut akan
menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan
intra lambung jika tidak terdapat dua faktor ini : (1) plastisitas otot polos lambung
dan (2) relaksasi reseptif lambung pada saat ia terisi.

(1) Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan


konstan dalam rentang panjang yang lebar. Dengan demikian, pada saat serat-
serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat lambung
menyerah (melemas) tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Namun,
peregangan yang melebihi batas akan memicu kontraksi yang dapat menutupi
perilaku plastisitas yang pasif tersebut.
(2) Interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam yang dikenal sebagai rugae.
Selama makan lipatan-lipatan tersebut mengecil dan mendatar pada saat
lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisi, seperti pengembangan
perlahan-lahan kantung es yang semula kolaps lalu terisi. Relaksasi refleks
lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksaksi reseptif.

2. Penyimpanan lambung

Pola depolarisasi spontan ritmik di sepanjang lambung menuju sfingter pylorus


dengan kecepatan tiga gelombang per menit disebut Basic Electrical Rhythm (BER)
lambung, berlangsung secara terus-menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi
lapisan otot polos sirkuler lambung. Salah satu kelompok sel-sel pemacu tersebut
terletak di lambung bagian fundus bagian atas. Di fundus dan korpus gerakan
mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung dari
esophagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus
biasanya tidak menyimpan makanan, tetapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan
secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya
pencampuran makanan.

3. Pencampuran lambung

Kontraksi peristaltic lambung yang kuat merupakan penyebab makanan


bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang
peristaltic antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pylorus. Kontraksi
tonik sfingter pylorus dalam keadaan normal menjaga sfingter hampir tetapi tidak
seluruhnya tertutup rapat. Lubang yang tersedia cukup besar untuk air dan cairan
lain lewat, tetapi terlalu kecil untuk kimus yang kental untuk lewat, kecuali apabila
kimus terdorong oleh kontraksi peristaltic yang kuat. Walaupun demikian, dari 30
ml kimus yang dapat ditampung antrum, hanya beberapa ml isi antrum yang
terdorong ke duodenum oleh setiap gelombang peristaltik. Sebelum lebih banyak
kimus yang dapat diperas keluar, gelombang peristaltic sudah mencapai sfingter
pylorus dan menyebabkan sfingter tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu
keluar dan menghambat aliran kimus lebih lanjut ke dalam duodenum. Gerakan
maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara
merata di antrum.

4. Pengosongan lambung

Kontraksi peristaltic antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung, juga


menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang
lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltic sebelum sfingter pylorus
tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristaltic. Semakin tinggi
eksitabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar
aktifitas peristaltic di antrum dan semakin cepat pengosongan lambung.
Faktor di lambung yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung. Faktor
lambung utama yang mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah kimus di
dalam lambung.

Selain itu, derajat keenceran (fluidity) kimus di dalam lambung juga


mempengaruhi pengosongan lambung. Isi lambung harus diubah menjadi bentuk
cairan kental merata sebelum dikosongkan. Semakin cepat derajat keeenceran
dicapai, semakin cepat isi lambung siap dievakuasi.

Faktor di duodenum yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung.


Walaupun terdapat pengaruh lambung, faktor di duodenum lah yang lebih penting
untuk mengontrol kecepatan pengosongan lambung.

4 faktor duodenum terpenting yang mempengaruhi pengosongan lambung adalah :

1. Lemak
Lemak, dicerna dan diserap lebih lambat dibandingkan dengan nutrien
lain. Selain itu, pencernaan dan penyerapan lemak hanya berlangsung di
dalam lumen usus halus. Oleh karena itu, apabila di duodenum sudah
terdapat lemak, pengosongan isi lambung yang berlemak lebih lanjut ke
dalam duodenum ditunda sampai usus halus selesai mengolah lemak yang
sudah ada disana.

2. Asam
Asam, karena lambung mengeluarkan asam Hidroclorida, kimus yang
sangat asam dikeluarkan ke dalam duodenum, tempat kimus tersebut
mengalami netralisasi oleh natrium bikarbonat (NaHCO3) yang disekresikan
ke dalam lumen duodenum oleh pancreas. Dengan demikian, asam yang
tidak dinetralkan di duodenum menghambat pengosongan isi lambung yang
asam lebih lanjut sampai proses netralisasi selesai.

3. Hipertonisitas
Hipertonisitas dan peregangan maksudnya bergantung pada jumlah dan
tingkat keenceran dari kimus yang nantinya berpengaruh pada kerja
duodenum. Semakin banyak dan semakin pekat maka duodenum akan
semakin ekstra bekerja untuk menyerap makanan dan berusaha
memperlambat pengosongan lambung. Namun sebaliknya, semakin encer
dan sedikit kimus yang ada semakin ringan pula kerja dari duodenum dan
semakin cepat melakukan pengosongan lambung.

4. Peregangan

Adanya satu atau lebih rangsangan tersebut di duodenum mengaktifkan


reseptor duodenum yang sesuai, kemudian memicu respon syaraf atau
hormon untuk mengerem motilitas lambung dan memperlambat
pengosongan lambung dengan menurunkan eksitabilitas otot polos lambung.
Respon syaraf diperantai oleh pleksus syaraf intrinsic (refleks pendek) dan
syaraf otonom (refleks panjang). Secara kolektif, refleks-refleks tersebut
disebut refleks enterogastric.

Refleks hormon melibatkan pengeluaran dari mukosa duodenum beberapa


hormon yang secara kolektif disebut enterogastron. Hormon-hormon itu
diangkut oleh darah ke lambung, tempat mereka menghambat kontraksi
antrum untuk mengurangi pengosongan lambung. 3 dari enterogastron
tersebut sudah diketahui mendalam : sekretin, kolesistokini , dan peptida
inhibitorik lambung.

Juga terdapat faktor diluar sistem pencernaan yang mempengaruhi


pengosongan lambung, yaitu : emosi yang dapat merangsang atau pun
menghambat pengosongan lambung, nyeri hebat yang dapat menghambat
motilitas dan pengosongan, penurunan pemakaian glukosa di hipothalamus
yang dapat merangsang motilitas.

(kimus meninggalkan lambung menuju duodenum)

2.4 Memahami fungsi sekresi mukosa lambung


Mukosa , lapisan dalam lambung, tersusun atas lipatan-lipatan longitudinal
disebut rugae yang memungkinkan terjadinya distensi lambung sewaktu diisi
makanan. Terdapat beberapa tipe kelenjar dan hormon pada lapisan ini dan
dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya, yaitu :
1. Kelenjar kardia
Terletak didekat orifisium kardia dan menyekresikan mukus.
2. Kelenjar fundus atau gastrik
Terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus. Kelenjar gastrik memiliki 3
tipe utama sel, yaitu :
a. Sel-sel zimogenik (chieff cell)
Pepsinogen
b. Sel-sel parietal
HCL
c. Faktor intrinsik
Untuk absorpsi vitamin B12 di dalam usus halus
d. Sel-sel mukus terletak di leher kelanjar fundus
Mukus
3. Sel G
Memproduksi hormon gastrin yang merangsang kelenjar gastrik untuk
menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Terletak pada daerah pilorus
lambung.
4. Substansi lain yang disekresei ke dalam lambung adalah enzim dan berbagai
elektrolit, terutama ion kalium, natrium dan klorida.
Pada periode interdigestif (antar dua waktu pencernaan) sewaktu tidak ada
pencernaan dalam usus, sekresi asam klorida terus berlangsung dalam kecepatan
lambat yaitu 1 sampai 5 mEq/jam. Proses ini disebut pengeluaran asam basal (basal
acid output, BAO). Diukur dengan pemeriksaan sekresi cairan lambung selama
puasa 12 jam. Sekresi lambung normal pada saat ini, terutama terdiri atas mukus dan
hanya sedikit pepsin dan asam. Tetapi, rangsangan emosional dapat meningkatkan
BAO melalui saraf parasimpatis (vagus) dan diduga merupakan salah satu penyebab
terjadinya ulkus peptikum.
2.5 Memahami dan menjelaskan regulasi sekresi lambung
Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjdi fase sefalik, gastrik, dan
intestinal. Fase sefalik sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk lambung,
yaitu akibat melihat, mencium, memikirkan atau mengecap makanan. Fase ini
seluruhnya diperntarai oleh saraf vagus dan dihilangkan dengan vagotomi. Sinyal
neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri atau pusat
nafsu makan. Hal ini mengakibatkan kelenjar gastrik terangsang dan
menyeksresikan HCl, pepsinogen, dan menambah mukus. Fase sefalik menghasilkan
sekitar 10 % dari sekresi lambung normal yang berhubungan dengan makanan.
Fase gastrik dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi antrum
juga menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada
dinding lambung. Impuls tersebut berjalan menuju medula melalui aferen vagus dan
kembali ke lambung melalui eferen vagus. Impuls ini merangsang pelepasangastrin
secara langsung juga merangsang kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin dilepas dari
antrum dan kemudian dibawwa oleh aliran darah menuju kelenjar lambung, untuk
merangsang sekresi. Fase sekresi gastrik menghasilkan lebih dari duapertiga sekresi
lambung total setelah makan.
Fase intestinal dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Fase
sekresi lambung diduga sebagian besar bersifat hormonal. Adanya protein yang
tercerna sebagian dala duodenum tampaknya merangsang pelepasan gastrin usus,
suatu hormon yang menyebabkan lambung terus menerus menyekskresikan
sejumlah kecil cairan lambung. Meskipun demikian, peranan usus kecil sebagai
penghambat sekresi lambung jauh lebih besar.
Distensi usus halus menimbulkan refleks enterogastrik, diperantarai oleh pleksus
mientrikus, saraf simpatis dan vagus, yang menghambat sekresi dan pengosongan
lambung. Adanya asam, lemak dan hasil-hasil pemecahan protein menyebabkan
lepasnya beberapa hormon usus. Sekretin, kolesitokinin, dan peptida pengahambat
gastrik, semuanya memiliki efek inhibisi terhadap sekresi lambung.
2.6 Memahami pembentukan HCL dan liur lambung
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung,
yang kemudian mengalirkannya ke dalam lumen lambung. Ion H dan Cl secara aktif
ditransportasikan oleh pompa yang berada di membran plasma sel parietal. Ion
hidrogen secara aktif dipindahkan melawan gradien konsentrasi yang sangat besar,
dengan konsentrasi H dalam lumen mencapai 3 sampai 4 juta kali lebih besar
daripada konsentrasinya didalam darah. Klorida juga disekresikan secara aktif tetapi
melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil. Ion H yang disekresikan tidak
dipindahkan dari plasma tetapi berasal dari proses metabolisme didalam sel parietal.
Apabila H disekresikan, netralitas interior sel dipertahankan oleh pembentukan H
baru dari asam karbonat untuk menggantikan H yang keluar. Sel-sel parietal
memiliki banyak enzim karbonat anhidrase, dengan adanya sel karbonat anhidrase,
H2O mudah berikatan dengan CO2 yang diproduksi oleh sel parietal melalui proses
metabolisme atau berdifusi masuk dari darah.
Pembentukan liur lambung
Liur lambung mengandung mukus yang disekresikan oleh sel-sel mukosa
permukaan dan leher di korpus dan fundus serta sel-sel serupa di bagian lambung
lain, terdiri dari glikoprotein yang disebut musin. Kandungan elektrolit liur lambung
beragam sesuai kecepatan sekresi. Pada kecepatan sekresi yang rendah, konsentrasi
Na tinggi dan konsentrasi H rendah, tetapi seiring dengan peningkatan sekresi asam,
konsetrasi Na turun.
TIU 3 Mengetahui dan memahami biokimia lambung
Secret lambung :
- Cairan jernih berwarna kuning pucat
- Mengandung hcl 0,2-0,5 %,ph =+1
- Terdiri dari 97-99% air,sisanya musin,garam anorganik,dan enzim pencernaan
3.1 Pencernaan protein dan enzim yang terlibat
1. HCl lambung
Di sekresi oleh sel parietal. Fungsinya untuk mendenaturasi protein dan
membunuh bakteri.
2. Pepsin
a. Di sekresi oleh sel chief dalam bentuk zimogen disebut pepsinogen menjadi
pepsin.pepsin akan mengaktifkan molekul pepsinogen.pepsin memecah
protein jadi proteosa dan pepton.
b. Merupakan enzim endopeptidase yang bersifat spesifik.

3. Rennin (kimosin,rennet) terdapat pada pencernaan bayi. Fungsinya mencegah


susu melintas secara cepat dari dalam lambung, kasein susu menjadi parakasein
aktif. Tidak terdapat pada lambung orang dewasa

3.2 Pencernaan lemak dan enzim yang terlibat


1. Untuk mencairkan lemak dibutuhkan panas lambung dengan bantuan kontraksi
peristaltic
2. Lemak(triasilgliserol) dihidrolisis menjadi asam lemak bebas + 1,2 diasilgliserol
3. Enzim lipase pada ph rendah(hancur)
4. Lemak dapat dicerna dalam waktu 2-4 jam
5. Asam lemak hidrofilik diserap masuk kedalam v.porta
6. Asam lemak hidrofobik(rantai panjang) akan diteruskan ke doedunum

TIU 4 Mengetahui dan memahami sindroma dispepsia


4.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Sindroma Dispepsia
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada.
Yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa
terbakar di perut.
4.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Sindroma Dispepsia
1. Kelainan organik saluran cerna.
a. Saluran cerna bagian atas
- Esofagitis refluks
- Gastritis/duodenitis
- Tukak peptik (esofagus, lambung, duodenum)
- Tukak anastomose Karsinoma gaster
- Dilatasi gaster
- Hipertropi pilorus
- Gastroptosis
- Divertikulum gaster/duodenum
- Duodenal ileus, TBC usus, adhesi usus/mesen terium.
b. Saluran cerna bagian bawah :
- Karsinoma kolon
c. Pankreas :
- Pankreatitis kronis
- Karsinoma pankreas
d. Sistim bilier:
- Kholesistitis
- Batu kandung empedu
e. Hati
- Hepatitis akut/kronis
- Karsinoma hati
Kelainan non organik saluran cerna:
- Gastralgia
- Dispepsia karena asam lambung
- Dispepsia flatulen
- Dispepsia alergik
- Dispepsia essensial
- Pseudoobstruksi intestinal kronik
- Irritable bowel syndrome

2. Diabetes melitus
- Gastroparesis
- Hipertiroid
- Kelainan susunan saraf pusat (CVD, epilepsi).
3. Psikogen : Histeria

4.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Sindroma Dispepsia

1. Menelan udara (aerofagi)


2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
(refluks gastroesofageal)

3. Iritasi lambung (gastritis)


4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistisis)
7. Kelainan gerakan usus
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi

4.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Sindroma Dispepsia


 Sekresi asam lambung .
Peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa
tidak enak diperut.
 Helicobacter pylori (Hp)
Peran infeksi Helicobacter pylori pada dispepsia fungsional belum dapat
diterima,karena Helicobacter pylori pada dipepsia fungsional sekitar 50% dan
tidak berbeda makna dengan angka kekerapan Hp pada orang sehat.
 Dismotilitas gastrointestinal.
Perlambatan pengosongan lambung adanya hipomotilitas antrum.
 Ambang rangsang persepsi.
Hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon digaster dan duodenum.
 Disfungsi otonom.
Disfungsi persyarafan vagal diduga berperan dalam hipersensitivitas
gastrointestinal pada kasus dispepsia fungsional.Adanya neuropati vagal juga
diduga berperan dalam kegagalan relaksasi bagian proximal lambung waktu
menerima makanan,sehingga menimbulkan gangguan akomondasi lambung dan
rasa cepat kenyang.
 Hormonal
Adanya penurunan kadar hormon motilin yang menyebabkan gangguan motilitas
antaroduodenal.Dalam beberapa percobaan progesteron,estradiol,dan prolaktin
mempengaruhi kontraktilitas otot polos dan memperlambat waktu transit
gastrointestinal.

(faktor-faktor penyebab dispepsia fungtional)

Memahami patogenesis sindroma dispepsia

 Helobacter pylori tumbuh pada ph 6.0-7.0 dan mati pada pH lambung.Mukus


lambung relatif tidak tembus asam dan mempunyai kapasitas buffer yang
kuat.Pada epitel pHnya sekitar 7,4 .Helobacter pylori menghasilkan protease yang
memodifikasi mukus lambung dan mengurangi kemampuan asam untuk berdifusi
melalui mukus. H.pylori mampu menembus kepermukaan sel epitel lambung ,tapi
tidak pada epitel usus.Menelan H.pylori dapat menyebabkan gatritis dan
hipoklorhida,juga ulkus duodenum.Toksin dan lipopolisakarida H.pylori dapat
merusak sel mukosa,dan amonia yang dihasilkan dari aktivitas urease dapat
langsng merusak sel.
4.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Sindroma Dispepsia
Terdapat tiga cara dalarn menegakkan diagnosis, yaitu :
1. Gambaran klinis
2. Gambaran lesi mukosa akut di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal
dengan tepi rata pada endoskopi
3. Gambaran radiologi

Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi permukaan yang superfisial,
karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda. Secara umum. peranan endoskopi
saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan akut
lambung.

(kontras didalam lambung)


Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi
respon terhadap pengobatan, atau disetai penurunan berat badan atau gejala lain
yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.

4.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Sindroma Dispepsia


Dispepsia organik
 Ulkus peptik kronik
 Gastroesophangeal reflux disease denagn atau tanpa gejala esofaginitis
 Obat OAINS seperti aspirin
 Kolelitiasis simtomatik
 Pankreatitis kronik
 Gangguan metabolic

Dispepsia fumgsional
 Disfungsi sensorik motorik gastroduodenum
 Gasrtoporesis idiopatik/hipomotilitas antrum
 Disritmia gaster
 Hipersensitifitas gaster/duodenum
 Gastritis H pylori
 Idiopatik

4.7 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Sindroma Dispepsia


 Nyeri perut
 Rasa perih di ulu hati
 Mual kadang-kadang sampai muntah
 Nafsu makan berkurang
 Rasa lekas kenyang
 Perut kembung
 Rasa panas di dada dan perut
 Regurgitasi
 Banyak mengeluarkan gas asam dari dalam mulut .
(rasa terbakar di dada dan perut)

4.8 Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Sindroma Dispepsia


Anamnesis
Riwayat minum obat termasuk minuman yang mengandung alkohol dan jamu
yang dijual bebas di masyarakat perlu ditanyakan dan kalau mungkin harus
dihentikan. Hubungan dengan jenis makanan tertentu perlu diperhatikan.
Gejala (alarm symptom) seperti disfagia, berat badan turun, nyeri menetap dan
hebat, nyeri yang menjalar ke punggung, muntah yang sangat sering, hematemesis,
melena atau jaudice kemungkinan besar adalah merupakan penyakit serius yang
memerlukan pemeriksaan seperti endoskopi dan / atau "USG" atau "CT Scan" untuk
mendeteksi struktur peptik, adenokarsinoma gaster atau esophagus, penyakit ulkus,
pankreatitis kronis atau keganasan pankreas empedu.
Perlu ditanyakan hal-hal yang berhubungan dengan stresor psikososial misalnya:
masalah anak (meninggal, nakal, sakit, tidak punya), hubungan antar manusia (orang
tua, mertua, tetangga, adik ipar, kakak), hubungan suami-istri (istri sibuk, istri muda,
dimadu, bertengkar, cerai), pekerjaan dan pendidikan (kegiatan rutin, penggusuran,
PHK, pindah jabatan, tidak naik pangkat). Hal ini dapat mengakibatkan eksaserbasi
gejala pada beberapa orang.
Harus diingat gambaran khas dari beberapa penyebab dispepsia. Pasien ulkus
peptikum biasanya berumur lebih dari 45 tahun, merokok dan nyeri berkurang
dengan mencerna makanan tertentu atau antasid. Nyeri sering membangunkan
pasien pada malam hari banyak ditemukan pada ulkus duodenum. Gejala esofagitis
sering timbul pada saat berbaring dan membungkuk setelah makan kenyang yaitu
perasan terbakar pada dada, nyeri dada yang tidak spesifik (bedakan dengan pasien
jantung koroner), regurgitasi dengan gejala perasaan asam pada mulut. Bila gejala
dispepsia timbul segera setelah makan biasanya didapatkan pada penyakit esofagus,
gastritis erosif dan karsinoma. Sebaliknya bila muncul setelah beberapa jam setelah
makan sering terjadi pada ulkus duodenum. Pasien DNU lebih sering mengeluhkan
gejala di luar GI, ada tanda kecemasan atau depresi, atau mempunyai riwayat
pemakaian psikotropik
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan adanya organomegali, tumor
abdomen, ascites, untuk menyingkirkan penyakit organik.
Oleh karena dispepsia ini merupakan kumpulan gejala-gejala di mana pada suatu
keadaan satu gejala lebih dominan dari yang lain, sehingga para ahli membagi
gejala-gejala ini dalam beberapa sub-group:
1. Dispepsia tipe refluks yaitu adanya rasa terbakar pada epigastrium, dada atau
regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut.
2. Dispepsia tipe dismotilitas yaitu nyeri epigastrium yang bertambah sakit setelah
makan, disertai kembung, cepat kenyang , rasa penuh setelah makan, mual atau
muntah, bersendawa dan banyak flatus.
3. Dispepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium yang mereda bila makan atau minum
antasid dan nyeri biasanya terjadi sebelum makan dan tengah malam.
4. Dispepsia non-spesifik yaitu dispepsia yang tidak bisa digolongkan dalam satu
kategori di atas.

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang mungkin dikerjakan antara lain: darah lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja serta urin, elektrolit, calcium dan amylase, fungsi
hati, fungsi tyroid dan ECG. Terutama untuk pasien berumur lebih dari 45 tahun dan
umur muda dengan gejala yang sering kambuh. Kita harus selektif dalam
pemeriksaan ini dengan mengingat indikasi klinik dan pertimbangan biaya dan
efektifitas.
Dari hasil pemeriksaan darah bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda
infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung
lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga
menderita dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung (Hadi, 2002). Pada
karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan
karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa
CA 19-9( Vilano et al, 2002).
Pemeriksaan Penunjang
a. Endoskopi segera dikerjakan jika memang ada gejala "peringatan" dan
pasien yang sangat kuatir tentang adanya penyakit serius yang mendasarinya.
Untuk pasien lainnya, para klinisi harus memutuskan antara segera mengetahui
diagnosa definitif dengan endoskopi dan mengetahui dulu hasil terapi
percobaan medis empiris (therapi exjuvantivus).
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau
usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan
lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk
mengetahui. Apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori. Endoskopi
merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus
terapeutik.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah :
 CLO (rapid urea test)
 Patologi anatomi (PA)
 Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringan
 PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam
rangka penelitian

b. Foto seri sinar-X dengan Barium pada GI atas kurang akurat dibanding
endoskopi untuk diagnosis ulkus peptikum dan refluks gastroesofageal.
c. Test non-invasif untuk mendeteksi infeksi HP dengan IgG serologik atau Urea
Breath Test (lihat Algoritma I.) Keduanya mempunyai sensitivitas dan
spesifiksitas > 90% untuk pemeriksaan cancer gaster.
d. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan
kontras ganda. Pemeriksaan radiologis dilakukan terhadap saluran makan
bagian atas dan sebaiknya dengan kontras ganda. Pada refluks
gastroesofageal akan tampak peristaltik di esofagus yang menurun terutama di
bagian distal, tampak anti-peristaltik di antrum yang meninggi, pilorus sering
menutup, sehingga sedikit barium yang masuk ke intestin (Hadi, 2002).
Pada tukak baik di lambung, maupun di duodenum akan terlihat gambar yang
disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi kontras media. Bentuk
niche dari tukak yang jinak umumnya reguler, semisirkuler, dengan dasar licin.
Kanker di lambung secara radiologis, akan tampak massa yang ireguler, tidak
terlihat peristaltik di daerah kanker. Bentuk dari lambung
berubah (Hadi, 2002). Pankreatitis akut perlu dibuat foto polos
abdomen, yang akan terlihat tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cut
off sign), atau tampak dilatasi dari intestinal terutama di jejunum yang disebut
sentina lloops (Hadi, 2002).
e. "USG dan CT Scan" hanya dilakukan bila secara klinis atau laboratoris ada
kecurigaan ke arah penyakit pankreas atau empedu.
f. Pengukuran PH Intraesophagus (monitor 24 jam) dilakukan terhadap pasien
dengan Dispepsia Non Spesifik dan hasil endoskopi yang normal untuk
mendiagnosa kemungkinan refluks gastroesofageal. Tapi bagaimanapun hal ini
tidak praktis, untuk kasus yang dicurigai penyakit refluks gastroesofageal
langsung kita terapi imperik anti refluks.
g. Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus
dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah,
penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk
bila pendertita makan. (Mansjoer, 2007).
h. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi
kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.

4.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Sindroma Dispepsia

Setelah dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang akurat,


prognosis dispepsia adalah baik.

TIU 5. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Dispepsia

5.1. Medikamentosa
Terapi dispepsia sangat bergantung pada penuebab spesifikya dan mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang
jarang, dapat dilakukan pembedahan.
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian
besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau
menetralkan asam lambung, seperti :
1. Antasida.
Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam
lambung dengan cepat. Antasida (antacid, antiacid) merupakan salah satu pilihan
obat dalam mengatasi sakit maag. Antasida diberikan secara oral (diminum)
untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan
cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu
memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan
berbagai mekanisme.
Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme perlindungan
kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asam dan memberikan
gejala bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagai keluhan
saluran cerna lainnya.
Umumnya antasida merupakan basa lemah. Biasanya terdiri dari zat aktif yang
mengandung alumunium hidroksida, madnesium hidroksida, dan kalsium (bisa
anda lihat di kemasan antasida).
Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon yang dapat
mengurangi kelebihan gas.
Efek samping yang utama antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida
adalah konstipasi (sembelit). Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium
hidroksida dapat menyebabkan diare, sehingga kedua zat aktif ini sering
dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir. Seseorang yang
mengalami gangguan ginjal harus berhati-hati dalam menggunakan antasida yang
mengandung magnesium, bahkan bila perlu jangan menggunakannya.
Antasida yang mengandung kalsium dapat mengontrol keasaman di lambung
sekaligus sebagai suplementasi kalsium. Suplemen kalsium sangat penting bagi
wanita postmenopause. Antasida yang mengandung kalsium dapat menyebabkan
sembelit.

2. Penghambat Asam.
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter
kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin
atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

3. Penghambat pompa proton.


Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa
proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang
termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan
esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

4. Cytoprotective agents.
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang
melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate
dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini.
Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga
menghambat aktivitas H pylori. Terapi terhadap H pylori.
Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling
sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa
proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi
untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk
meringankan rasa sakit, mual, menyembuhka inflamasi dan meningkatkan
efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi
dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu
dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.
(Advetorial Indofarma)
5.2. Pencegahan

Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat
karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak
mengganggu fungsi lambung.

(rokok)

(alkohol)
TIU 6 Mengetahui dan memahami tentang israf dan tabdzir
Secara etimologis, boros dalam bahasa Arabnya adalah israf atau tabdzir. Israf
bentukan dari akar kata sarafa, yang artinya melalaikan, mengabaikan, tidak
mengetahui, melewati/melalui, dan memakan daunnya (sarakat as-surfatu as-sajarah).
Dapat pula diartikan melampaui batas (jawadza al-had). Jika disebut asrafa al-mal maka
sama dengan badzarahu yang artinya memboroskan atau membuang-buang. Sedangkan
pelakunya disebut musrifin.
Sinonimnya adalah al-tabdzir, yang berasal dari akar kata badzara. Artinya al-habba
yang berarti menabur (benih), menanam, menumbuhkan, tumbuh-tumbuhan,
menyebarkan, memboroskan dan menghambur-hamburkan harta. Orang yang
menghambur-hamburkan harta disebut al-mubadziru atau al-mubadzriku. Jika kata
tabdzir dipergunakan dalam kalimat badzara al-mal tabdziran (menghambur-hamburkan
harta), maknanya satu akar kata dengan israfan dan badzratan.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia boros dpt diartikan dengan
"berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan alam, pemakaian uang atau pun
barang-barang. Allah memerintahkan kepada kaum muslim untuk menunaikan
kewajiban terkait dengan harta yg dikuasainya yaitu memenuhi hak keluarga dekat, org
miskin dan orang dalam perjalanan. Islam mengajarkan pada umatnya untuk memiliki
kepedulian sosial sebagai dasar ciptanya ketentuan dn kedamaian.
Hanya saja kata israf lebih banyak bermakna infak (membelanjakan harta) untuk
perkara maksiyat. Dengan demikian jika kata israf disebut bersamaan dengan kata
infak, maknanya adalah memberikan harta untuk tindakan maksiyat. Sedangkan al-
tabdzir bermakna tunggal yaitu menghambur-hamburkan harta secara boros.
Dalam al-Quran kata israf dan musrifin disebut sebanyak 23 kali dalam 21 ayat.
Sedangkan al-tabdzir disebut dalam QS. Al-Isra’ [17] ayat 26-27 sebanyak 3 kali. Kata
israf dan musrifin disebutkan dalam al-Quran dalam banyak arti. Al-Quran menyatakan
kata musrifin dengan makna mu’ridin ‘an dzikrillah (melalaikan dzikir kepada Allah,
QS. Yunus [10]:12), orang yang keburukannya melebihi kebaikannya (QS. Al-Mukmin
[40]: 43). Kata musrifin bisa pula diartikan mufsidin (pembuat kerusakan, QS. Asy-
Syuara (151-152)
Allah telah melarang kaum muslimin untk mencari kekayaan dengan cara batil dan
juga melarang membelanjakan harta yg dikuasi secara boros. Boros merupakan perilaku
syaithan yang harus dihindari setiap umat muslim dalam berbagai situasi dan keadaan.
Sikap boros akan menimbulkan kesengsaraan di dunia dan akhirat kelak. Adpn
persamaan syetan dengan pmborosan adalah sama-sama ingkar terhadap nikmat Allah
SWT. Org yg dilmpahkan harta kekayaan, yang kemudian dipergunakn untuk jalan yg
diridhai-Nya dan dengan batas2 yg diridhai pula dlm membelanjakan harta kekayaan
tdk blh boros melebihi kpnntgn yg dprlukn.
Sikap mendambakan kemewahan dunia semata sebagai tabiat buruk harus
ditinggalkan. Seperti Allah memberikan pelajaran kepada qorun dng harta
kekayaannyaa telah dibenam di dalam bmi. Apabila ada orang yang memiliki sikap
berlebihan atau boros maka akan menerima siksa Allah SWT.
"Dan berikan kepada keluarga-keluarga terdekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang berada dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
harta-hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan." (QS Al Isro’ 26-27)
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka
orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah : "Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hambah-hambah-Nya dan siapa
pulakah yang mengharamkan rizki yang baik?" (Al A'raf: 31 - 32).
Sebagian orang menjadikan ayat-ayat di atas sebagai dalil untuk mangharamkan
infaq dalam jumlah banyak sekalipun untuk persoalan-persoalan mubah. Mereka
menyatakan, bahwa israf (berlebih-lebihan) dan tabdzir (penghambur-hamburan) dalam
segala hal hukumnya haram. Sampai-sampai saat seseorang berwudhu dengan air yang
berlebihan adalah perbuatan haram, karena dijumpai larangannya. Kekeliruan pendapat
ini hingga mengharamkan hal-hal yang halal disebabkan ketidakmampuan untuk
membedakan antara kata israf dan tabdzir menurut makna bahasa dengan makna syara'.
Perlu diketahui bahwa kedua kata yaitu israf dan tabdzir memiliki makna bahasa dan
syara'. Adapun makna kata saraf dan israf tersebut menurut makna bahasa adalah
melampaui batas serta i'tidal lawan dari kata qashdu. Sedangkan kata tabdzir dipergu-
nakan dalam kalimat: Badzara Al Mal Tabdziran (Menghamburkan-hamburkan harta)
satu akar kata maknanya dengan israfan dan badzratan. Keduanya, kata israf dan
tabdzir menurut makna syara' berarti menafkahkan harta untuk hal-hal yang telah
dilarang Allah. Sedangkan untuk hal-hal yang diperintahkan, baik sedikit maupun
banyak bukan termasuk israf maupun bukan tabdzir.
Setiap bentuk nafkah (pengeluaran) untuk hal-hal yang dilarang Allah, baik sedikit
maupun banyak adalah israf dan tabdzir (menurut makna syara').
Imam Az Zuhri meriwayatkan bahwa tatkala beliau menyatakan firman Allah:
"Dan janganlah kamu menjadikan tanganmu terbelenggu di atas lehermu, dan janganlah
membukanya lebar-lebar".(Al Isro': 29). Beliau berkomentar : “janganlah kamu
mencegah tanganmu dari kebajikan, serta jangan dipergunakan memberikan nafkah
untuk kebatilan”.
"Dan orang-orang yang apa bila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-
lebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan) itu di tengah-tengah antara
yang demikian". (Al-furqon: 67)
Isrof yang dimaksud dalam ayat ini semata-mata menafkahkan harta untuk
kema'siyatan. Adapun untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka tidak tergolong
israf. Ayat tersebut artinya: "Janganlah kalian menafkahkan harta-harta kalian untuk
kemaksiatan, dan jangalah kalian bakhil (bakhil) terhadap sesuatu yang mubah. Bahkan
nafkahkanlah harta tersebut dalam perkara mubah yaitu keta'atan sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian menafkahkan (harta) untuk selain perkara mubah adalah tindakan
tercela, dan bakhil (kikir) dalam perkara mubah juga tercela. Yang terpuji adalah
memberikan nafah untuk perkara mubah dan keta'atan.
“Begitulah orang-orang yang lalai kepada Allah itu memandang baik apa yang selalu
mereka kerjakan” (QS Yunus : 12)
Jadi kata israf dan musrifin memiliki beberapa makna syara'. Oleh karena itu,
penafsiran menurut makna bahasa tidak diperbolehkan. Bahkan, harus dibatasi hanya
dengan makan syara' saja. Dengan meneliti kata musrifin, israf, mubadzirin dan tabdzir
dalam Al Qur'an yang ada semata-mata hanya satu makna yaitu menafkahkan harta
dalam perkara yang haram.
Israf dalam praktek wudhu, maknanya adalah melebihi tiga kali (guyuran air),
karena hal ini telah melampaui apa yang telah diperintahkan oleh syara'. Praktek
tersebut jelas-jelas tergolong israf, jadi maknanya bukan israf (berlebih-lebihan) dalam
pemakaian air. Seperti halnya menjadikan sholat sunah subuh lebih dari dua rakaat,
padahal sunnahnya dua rakaat. Sama halnya menjadikan bacaan tasbih sebanyak tiga
puluh lima kali, padahal sunahnya tiga puluh tiga kali.
Berdasarkan hal itu, sebenarnya seorang muslim bisa saja menafkahkan hartanya
untuk perkara mubah dan keta'atan sekehendak hatinya, tanpa syarat-syarat mengikat
apapun. Baik karena ia butuhkah, ataupun karena semata-mata pemberian saja,
semuanya adalah mubah. Dan bukan dianggap israf. Penyataan yang menyatakan
bahwa hal itu tergolong israf yang diharamkan adalah tidak benar, sebab itu berarti
mengharamkan sesuatu yang dimubahkan. Sedangkan menyatakan sesuatu yang tidak
dinyatakan oleh syara' termasuk perbuatan dusta atas nama Allah.
Ayat-ayat yang menyatakan tentang israf dan tabdzir amat jelas. Bahwa kesemuanya
memiliki arti membelanjakan harta untuk perbuatan (perkara) yang haram. Padahal,
disamping itu Allah juga tidak mengharamkan idha'atul mal (melenyapkan harta
kekayaan) tanpa ada sebab apapun.
Melampaui batas harus memiliki batasan tertentu. Sedangkan yang dapat
menentukan batasan tersebut adalah syara', bukan akal, adat, kebiasaan, begitu juga
bukan kesederhanaan yang menjadi standar hidup. Syara' sebenarnya telah menjelaskan
bahwa batasannya adalah sesuatu yang dihalalkan Allah. Maka disebut melampaui
batas, apabila melakukan sesuatu yang tidak dihalalkan Allah atau yang
diharamkannya.
Seandainya seseorang ingin mengatakan dan menetapkan batas-batas (ukuran)
tersebut maka untuk menafsirkan kata israf menurut arti bahasa tadi dalam ayat-ayat Al
Qur'an, jelas hal-hal ini tidak mungkin, karena harus kembali kepada makna syara'.
Walhasil penafsiran israf dan tabdzir, menurut makna bahasa tidak dapat dibenarkan.
Dan haram bagi siapapun untuk menafsirkan dengan konteks tersebut. Sebab, hal itu
tidak termaktub di dalamnya. Bahkan harus ditafsirkan berdasarkan makna syara' yang
ada dalam nas-nas Al Qu'an.
Sebagai seorang muslim tentunya kita tidak boleh putus asa atau bahkan lupa untuk
mencari penawar serta obat dari penyakit ini sebab kita tahu bahwa setiap penyakit
pasti ada obatnya, demikian pula tentunya dengan penyakit Israf ini, dan diantara obat
tersebut selain tentunya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan sebab-
sebab diatas, serta dengan cara mencari obat-obat yang lain, dan diantara obat-obat
yang lain itu adalah :

1. Berfikir tentang konsekwensi yang akan ditimbulkan oleh penyakit Israf. Sebab
dengan perfikir kita bisa mengetahui apa pekerjaan yang akan kita lakukan itu
berakibat baik atau buruk, tentunya untuk kita serta untuk orang lain.

2. Berusaha mengekang hawa nafsu dari segala keinginan yang berlebihan atau sesuatu
yang kurang bermanfaat, dengan cara sering solat malam, puasa sunnah,
memperbanyak sedekah, membantu pekerjaan orang lain serta meringankan
bebannya.

3. Sering membaca sunnaah-sunnah Nabi SAW dan sejarah Beliau, sebab dengan
membaca sunnaah-sunnahnya kita akan tahu betapa banyak sunnah-sunnah Nabi
SAW yang mengandung peringatan tentang bahaya penyakit Israf, dan bagaimana
Beliau serta keluarganya berusaha mengekang hawa nafsu dari hal-hal yang
berlebihan.

4. Menengok kembali akan kehidupan para sahabat, salafussoleh, para mujahid dan
ulama. Dalam kehidupan mereka, mereka selalu hidup dalam kesederhanaan dan
mereka tidak pernah mencari harta kecuali untuk tujuan akheratnya. Pernah suatu
hari sahabat Salman al Farisi menemui khalifah Abu Bakar Assidik yang pada saat
itu beliau (Abu Bakar Assidik) sedang sakit, berkatalah Salman kepada beliau:
Wahai Khalifah Rasulullah SAW berilah aku wasiat sebelum anda meninggal, maka
Abu Bakar Assidik berkata kepada Salman "Sesungguhnya Allah SWT telah
membuka pintu rizki didunia untuk kalian semua, maka janganlah engkau pernah
mengambilnya kecuali rizki yang bisa menyampaikan engkau keakhirat nanti.

5. Menjauhkan diri dari teman yang mempunyai sifat boros dan berusaha membiasakan
hal-hal yang terpenting dalam memenuhi kebutuhan jiwa dan raga.

6. Bergaul dengan teman-teman yang hemat (bukan pelit) yang mereka tidak terlalu
terpengaruh dengan silaunya kehidupan dunia, dan yang hanya mengejar dunia demi
meninggikan islam dan untuk tujuan akherat. Teman yang bisa memelihara harta,
kehormatan dan teman yang tahu akan pentingnya sebuah pengorbanan.

7. Bersungguh-sungguh dalam membentuk atau membina keluarga yang bisa


menjauhkan diri dari penyakit Israf Sebab dengan bersungu-sungguh dalam hal yang
demikian dapat mengantarkan keluarga sadar dan mengerti akan jalan yang
sebenarnya harus ditempuh serta memberikan gambaran tentang kehidupan dunia
yang penuh perjuangan dengan segala rintangannya.

8. Selalu berfikir akan kenyataan kehidupan manusia pada umumnya dan kehidupan
seorang muslim pada khususnya. Sebab yang demikian dapat mengantarkan kita
kepada menjauhi sifat Israf dan bahkan dapat menyadarkan kita akan kenikmatan
serta kelezatan dunia yang sementara.
9. Senantiasa mengingat mati dan setelahnya, dan betapa dahsyatnya akan keadaan hari
akhirat nanti, hingga kita bisa mempersiapkan bekal untuk hari nanti.

10. Mengingat akan jalan dan tujuan yang sebenarnya harus kita tempuh serta
mencapai akan tujuan tersebut, dan segala rintangannya. Karena yang demikian
membuat kita sadar bahwa bekal yang sebenarnya adalah bukan dengan cara hidup
mewah dan berfoya-foya, tapi dengan cara meneguhkan hati kita dan berusaha
mengekang hawa nafsu dari hal-hal yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai